Up or Down Game
An EXO Fanfiction©
Disclaimer : Characters are belong to SM Town. The story plot and idea are mine.
Pairing : KrisTao
Warning : Full of Typo, Boys Love, OOC dan segala kejelekan lainnya. Don't like Don't read! No bashing, No flaming chara! Flame has never been accepted, Critique are allowed.
Rate : K+ - T
Wish you like it! ^^
Tepian jalanan Myeong-dong yang tetap ramai pengunjung meskipun hari ini bukanlah hari libur. Dilihat darimanapun hanya sesak yang memenuhi pusat perbelanjaan terkenal di Seoul itu. Mungkin jika mereka orang biasa apalagi pekerja kantoran, mereka akan malas untuk masuk ke tempat ini, melihatnya saja pun enggan. Tapi tidak bagi para pecinta kuliner, maupun produk-produk bermerk Korea.
Tak terkecuali dua namja terkenal yang terlihat seperti shopaholic, tengah membawa beberapa kantung belanjaan. Tetapi sepertinya hanya satu namja yang benar-benar berbelanja, namja satunya hanya menemaninya. Salah satu namja yang lebih tinggi itu pun dikerumuni beberapa yeoja yang mengenalinya. Sepertinya samarannya pun tak mampu menutupi ketampanan alami dan aura pangeran yang menguar di sekelilingnya.
Namja yang lebih tinggi itupun menuntun namja lainnya untuk masuk ke kedai bubble tea yang tak jauh dari mereka.
Setelah mereka memesan, mereka duduk tepat di pojok ruangan. Namja tinggi tadi terlihat sedikit risih namun tetap tersenyum. Ia mengatupkan kedua tangannya seolah meminta maaf pada yeoja-yeoja yang menunggu mereka diluar. Ia pun menutup tirai jendela disebelah mereka, meskipun hanya setengahnya agar cahaya matahari tetap dapat masuk.
"Hmph… Seharusnya kau tidak terlalu lama tadi. Kita jadi ketahuan, Tao-er" ucap namja tampan itu pada pemuda dihadapannya yang menatapnya sebal.
Namja yang dipanggil Tao itu mendesah sambil memainkan sedotan bubble tea nya.
"Kau kenapa?"
"Aku tidak apa-apa Kris-gege" jawabnya singkat tanpa mau menatap namja didepannya. Menatap barang belanjaan nya yang bermerk pun tidak mau.
"Aku sudah menemanimu berbelanja seharian dan kau bersikap begitu padaku?" tanya Kris agak kesal melihat kelakuan namja yang lebih muda darinya itu. Kini Tao mengistirahatkan kepalanya diatas meja.
Ya, mereka berdua adalah anggota rookie boyband yang tengah melejit namanya, EXO. Karena rutinitas belanja yang dimiliki maknae EXO-M itu, akhirnya mereka berdua terperangkap dalam kerumunan fans dan berakhir di kedai bubble tea.
"Kalau ada sesuatu bilang saja padaku, shì?"
Tao terdiam sebelum membuka mulutnya, "Aku heran mengapa setiap kali aku berjalan denganmu, semua mata hanya memandang kepadamu. Kukira mereka melihatku, tapi mereka memandangimu."
Mendengar lirihan dari Tao, Kris tersenyum dan berusaha mengangkat wajah pemuda dihadapannya itu, "Apa kau cemburu?"
"Aish! Diamlah! Aku lebih tampan darimu, gege!" Tao menepis tangan Kris.
"Bukan itu yang aku bicarakan. Maksudku, kau cemburu karena gadis-gadis menatapku padahal aku ini kekasihmu?" tanya Kris tepat pada sasaran. Kini Tao hanya berdecak sebal. Ia tak berniat menjawab pertanyaan itu dan hanya menatap keluar jendela sambil menopang dagunya.
Kris terdiam sejenak, "Sebenarnya mereka juga melihatmu. Kau itu bisa terlihat sangat imut meskipun kau tidak menyadarinya."
"Aku ini manly, tidak imut!" sungutnya.
"Terserah kau sajalah. Yang jelas kau terlihat seperti itu dihadapanku. Bahkan sifat narsis, penakut, dan cengengmu itu membuatmu terlihat seperti itu" ucap Kris. "Bagaimana? Masih mau mengelak?"
Melihat Kris yang tertawa kecil, Tao hanya bisa terdiam. Ia masih marah, meskipun ia tidak tahu pasti mengapa.
"Duì bu qǐ. Mau memaafkanku kan?" tanya Kris tulus. "Aku akan memberikan apapun yang kau mau setelah ini."
Tao terdiam lagi sebelum menjawabnya, "Sebenarnya ada satu hal yang ingin kulakukan."
Kris mendengarkan namja manis di depannya itu dengan seksama, "Aku ingin bermain sebuah permainan denganmu."
Awalnya pikiran Kris melayang setelah mendengar kata-kata permainan. Ia memikirkan beberapa adegan yang hanya sesuai untuk orang-orang berumur 17 tahun keatas. Tapi, mengingat otak polos kekasihnya, ia mengurungkan semua pikiran anehnya.
"Apa itu?"
"Kita bisa menyebutnya Up or Down. Sebenarnya ada kepanjangannya, tapi aku lupa. Ini permainan kejujuran yang hampir sama dengan Truth or Dare tapi berbeda."
Kris tersenyum melihat ekspresi kekanakan Tao, "Bagaimana cara kerjanya?"
"Eum, masing-masing dari kita menebak satu kalimat yang dapat membuat lawan main kita senang dan sedih, jadi totalnya dua kalimat. Meskipun kau menebak, setiap kata yang keluar dari bibirmu adalah tulus dari hatimu, termasuk kalimat ejekannya. Bagaimana?"
"Baiklah. Aku sih tidak masalah, aku hanya mengkhawatirkanmu" sindir Kris mengingat betapa rapuhnya dongsaeng nya itu. "Lalu bagaimana penentuan pemenangnya dan apa hukumannya?"
"Pemenangnya adalah yang paling kuat menahan berbagai ejekannya. Dan yang kalah harus mengabulkan semua permintaan pemenangnya" jelas Tao yang langsung disetujui oleh Kris.
"Silakan mulai duluan" ucap Kris pada Tao.
"Baiklah, aku akan menebak kalimat yang membuatmu senang gege." Tao terlihat berpikir sejenak, "Kau tampan?"
"Aku sudah tahu itu."
"Kau yang paling dibutuhkan di EXO?"
Kris lagi-lagi menggeleng. "Kau melakukan semuanya dengan baik?"
"Bukan."
"Oppa joahae!"
"Apa-apaan itu?!"
Tao terkikik, "Bagaimana kalau, kau sangat manly?"
"Aku tahu."
"Model Kris!"
"Bukan itu juga!" Kris memijit pelan pelipisnya seiring komentar asal dari Tao.
"Aku tidak bisa hidup tanpamu!"
Kris tersenyum kecil menanggapinya. Ia tak mampu menyembunyikan rasa senangnya saat Tao mengatakan hal itu dengan mata polosnya. "Hmm… Itu agak membuatku senang, tapi bukan itu."
"Kau imut?"
"Hei! Kenapa kau semakin asal-asalan?" protes Kris.
"Lalu apa? Beri aku petunjuk sedikit!" Tao menyahut kembali.
"… Ini ada hubungannya denganmu."
Tao terlihat berpikir sejenak. "Bbuing! Bbuing!" Ia melakukan pose imut yang tak pernah ia lakukan. Ia menopang dagunya dan mendekatkan wajahnya pada Kris. Ia mengerucutkan bibir shape M sempurnanya dan tersenyum. Lingkaran hitam di bawah matanya menambah kental kesan imutnya, dan semakin membuat Tao terlihat seperti panda. Beruntung tak ada seorangpun disekitar mereka, jadi hal ini eksklusif untuk Kris.
"A–Ah! Itu bagus! Tapi bukan itu" ucap Kris sedikit terbata-bata. Ia memasang poker face super dingin andalannya.
Tao memundurkan tubuhnya dan menatap gege nya intens, "Saranghaeyo."
Ucapan terakhirnya itu sukses membuat Kris terdiam dengan bibir yang agak terbuka, saking terpesonanya. Tak lupa Tao menyuguhkan senyum termanisnya, sebelum akhirnya berteriak senang. "Yay!"
"Baiklah kali ini kau menang. Sekarang tebak kalimat yang membuatku sangat sedih."
"Tiang listrik!"
"Kau juga!" sahut Kris kesal dan Tao hanya tertawa.
"Aku tidak mencintaimu!"
Kris terdiam dan menatap Tao dingin. 'Sial!' ringisnya dalam hati.
"Kau ini tidak bisa apa-apa."
"Hei! Apa kau serius?!"
Tao mengangguk sekaligus tersenyum mengejeknya.
"Kau tidak sebaik dugaanku" ujar Tao enteng.
"Kris menyebalkan!"
"… Model apanya?"
"… Dia memberi guna-guna pada setiap gadis!"
Kalimat demi kalimat terasa seperti hantaman batu bagi Kris. Meskipun Tao mengatakannya secara asal-asalan dan tidak serius, tetap saja. Kalau semua itu keluar dari bibir kekasihmu, apa itu tidak sakit?
"Kau ini mau menebak atau membalas dendam?"
Tao tersenyum jahil, "Playboy kelas ikan Lohan!"
"Apa ada yang seperti itu?" komentar Kris. "Sebentar Tao-er, kau agak keterlaluan."
Tao tidak menggubris perkataan Kris. Ia terlihat berpikir sebelum membuat mimik wajah serius, "Kau jelek!"
DANG!
Bagai dihantam batu paling besar, Kris sontak terdiam. Ia merasakan seolah Tao benar-benar bermaksud mengatakannya, dan kalimat terakhirnya sukses membuat hatinya sangat sakit setelah sebelumnya dihantam kata-kata hinaan yang tak sengaja keluar dari bibir namja panda di depannya.
Kris menatap Tao dingin. Ia bermaksud ingin marah, tapi melihat Tao yang kembali tersenyum tulus padanya, membuatnya mengurungkan niatnya. "Jangan marah ya gege. Duì bu qǐ!"
Tao menepuk pelan pundak namja tampan di depannya yang tengah menghela nafas berat. "Nah, sekarang giliran gege. Silakan tebak hal yang membuatku senang."
"Apa? Kau tampan?"
"Hoho! Aku sudah tahu itu!"
"Kungfu panda oppa yang romantis?"
Tao mengibaskan tangannya, "Itu sudah biasa."
"Wǒ ài ni?"
"Itu tidak mempan lagi" ucapnya.
Kris mengernyit heran, "Benarkah? Kata-kata seperti itu pun tak mempan lagi bagimu?"
"Shì! Memang gege yang lemah terhadap hal-hal seperti itu? Lagipula kau terlalu sering mengatakannya." Tao berujar bangga atas pencapaiannya yang entah penting atau tidak itu. "Kembali ke game nya gege!"
"Kau yang paling tampan di EXO!"
"Atau, kau yang paling terkenal!"
"Bukan itu!"
Kris terdiam seraya berpikir, "Aku akan membelikanmu tas Gucci terbaru."
"Benarkah?"
"Tentu saja tidak" ucap Kris singkat. Tao mengerucutkan bibirnya kesal. Pupus sudah harapannya untuk memanfaatkan kartu kredit gege nya itu.
"Aku beri petunjuk ya, ge? Kau tidak pernah mengatakan kalimat ini padaku."
Namja tampan yang terlihat seperti pangeran pada komik-komik perempuan itu pun terlihat serius memikirkan jawabannya. Ia memutar kembali ingatannya dari pertama kali bertemu Tao hingga sekarang.
Kris tersenyum penuh arti pada Tao. Ia menatap namja bermata panda dengan surai hitam kelam yang sangat berbeda dengan helaian rambut blonde nya itu dalam-dalam. Ia hanya terdiam namun sukses membuat sang maknae itu tersipu malu. Dapat dilihat dari kedua pipinya yang bersemu merah.
"Kau menggemaskan." Kris mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Senyumannya sangat hangat, seperti seorang pangeran yang tengah melamar seorang gadis biasa yang mengubah hidupnya di dalam cerita dongeng.
Tao menutup setengah bagian wajahnya dengan kedua tangannya, karena malu. Ia menggigit bibirnya untuk menahan senyuman yang tiba-tiba muncul dan tak mau hilang.
Kris menarik tangan yang menutupi senyuman indah Tao itu, "Jadi seperti ini wajah termanis mu? Aku akan lebih sering mengatakannya."
"Aish! Sudah diamlah!" sahut Tao seraya menepis tangan Kris yang masih menggenggam erat pergelangan tangannya. "Langsung saja ke bagian buruknya."
"Apa boleh aku tidak melakukannya?"
"Tidak!" jawab Tao cepat. "Lakukan saja, aku tidak apa-apa." Tao tersenyum lembut.
"Baiklah, kalau kau memaksa. Maafkan aku sebelumnya" ucap Kris. "Kau kekanakan."
"Bukan itu."
"Kau membawa kesialan pada grup?"
"Benarkah? Ah, baiklah lanjutkan menebaknya" ujar Tao sedikit terkejut.
Kris tidak menjawab pertanyaannya, "Kata orang kau menyebalkan."
Tao hanya memandangi Kris dalam diam. Kris menghela nafasnya berat, "Bisakah kau beri aku petunjuk? Aku tidak mau kau sakit karena kata-kataku."
"Petunjuknya adalah, ini berkaitan denganmu. Aku akan sangat sedih jika orang-orang mengatakan hal ini padaku."
Kris mencoba menebaknya asal, "Aku akan meninggalkanmu?"
"Kau hampir menebaknya. Ganti kata 'Aku' menjadi 'Kris' dan tambahkan beberapa kalimat umum yang sangat menyakitkan." Wajah Tao perlahan semakin terlihat sedih. Ia tersenyum, namun bukanlah senyuman kekanakan yang biasanya ia tunjukkan.
Namja tampan itu terdiam. Ia pun merasa sakit melihat namja yang disayanginya itu bersedih. Ia mengambil nafas dan berusaha menenangkan perasaannya.
'Walaupun ini hanya game, tapi kenapa semuanya terjadi seolah kenyataan?' batinnya.
"Kris membencimu. Ia akan meninggalkanmu tak lama lagi."
Suasana disekitar mereka terasa hening seketika. Tak lama kemudian Tao menunduk dan terdengar isakan dari bibirnya. Ia memang mengatakan kalau ia baik-baik saja, tapi ia tidak menyangka akan sesakit ini rasanya mendengar kalimat itu langsung dari bibir Kris.
Ia semakin terisak saat merasakan pelukan seseorang disampingnya. Pelukan hangat yang menenangkannya. "Sudah kubilang kan? Aku takut kau akan seperti ini."
"Maafkan aku" lirih Tao masih dengan isakannya.
"Kalau boleh, aku ingin tahu darimana kau dengar hal-hal seperti itu?"
Namja panda itu kembali terisak sebelum mengatakan hal-hal yang ia pikirkan, "Se–Sebenarnya, belum lama ini aku sering bermimpi kau akan meninggalkanku. Lalu semua orang disekitarku akan berkata seperti itu padaku. Belum lagi kau selalu jadi pusat perhatian yeoja. Aku yakin kau pun akan mudah menemukan seseorang yang lebih baik dari aku, yang tidak punya mata panda yang menyeramkan, yang tidak menyebalkan, tidak penakut, tidak narsis―"
"Ssst! Kau tidak perlu bilang semuanya, aku sudah mengerti." Kris memotong ucapan Tao dan mengangkat wajah namja imut itu. Ia mengusap air mata yang terus berjatuhan dari pelupuk matanya. "Kau itu sempurna untukku. Apa adanya dirimu. Apa aku pernah memintamu merubah sesuatu darimu? Meskipun aku pernah mengomentari kelemahanmu, tapi yang ada aku lebih menjagamu kan?"
"A–Aku hanya takut."
"Aku tak akan meninggalkanmu. Tak akan pernah." Kris mengecup pelan puncak kepala Tao. Ia membelai lembut helaian rambut Tao sebelum memeluknya kembali dan memberi kehangatan pada dongsaeng tersayangnya itu.
Beberapa saat setelah Tao tenang, Kris segera menggenggam tangannya dan mengajaknya pulang. Ia tersenyum lembut yang tentunya dibalas oleh Tao, "Terima kasih sudah mengajakku bermain permainan itu. Paling tidak aku sekarang tahu hal yang kau suka dan yang tidak kau suka."
"Ya, gege. Aku senang kau menemaniku bermain."
Kris berdeham kecil seiring mengeratkan genggamannya pada tangan lembut Tao, "Lain kali kalau kau mau jujur padaku, tak usah mengajakku bermain game segala. Kau bisa langsung bilang kan?"
"Lebih seru seperti ini!" ucap Tao seraya tersenyum jahil. "Jadi apa gege akan membelikanku koleksi Gucci yang terbaru?"
"Tidak!"
"Bbuing! Bbuing!"
Kris mendesah pelan, "Akan kupikirkan nanti."
"Gege! Ayo cepat jalannya! Nanti fans mu mengerubungimu lagi!"
"Kau tidak perlu sebegitu cemburu, kan?"
Mereka terus memperdebatkan hal-hal kecil hingga suara mereka perlahan menghilang seiring sepasang kekasih itu menjauh dari tempat mereka semula.
Kedua orang itu tidak menyadari, masing-masing dari mereka menyisakan sepasang bubble di dasar gelas yang mereka minum tadi. Anehnya masing-masing dari bubble itu membentuk lengkungan yang terlihat seperti hati. Mungkin kebetulan? Ataukah itu pertanda bahwa keajaiban akan selalu menyatukan mereka?
Tentu saja Tuhan pun tak mau melihat mereka berpisah. Lewat sebuah permainan konyol pun keajaiban bisa datang. Siapa yang tahu?
TBC/END?
Author Cuap-Cuap :
Annyeonghaseyo! Terima kasih udah mau mampir untuk baca fanfic abal ini, ne?
FF ini terinspirasi pertama kali dari game yang dimainin anggota Barefoot Friends bareng Lee Hyori. Harusnya dimainin rame-rame, tapi biar agak romantis dan privasi jadi dibuat berdua aja
Mianhae kalau FF ini abal, gaje, dan singkat ya. Namanya juga penulis gadungan XD
Rencananya FF ini mau dibuat versi lain untuk couple lain, tapi karena saya sadar saya lemah (malas) dalam pembuatan FF berchapter jadi saya tanya reader nya dulu heheh!
Nah, untuk penghargaan bagi authornya cukup tekan tombol di bawah dan me REVIEW oke?
Saya terima secara sukarela, meskipun saya agak maksa juga XD
Jia you!
