Am I Your Destiny?
.
.
Pair : My Yeoppo Umma Kim Jaejoong and Jung Yunho
Rating : T to M
Genre : Romance
Disclaimer : Kim Jaejoong and Jung Yunho Not Mine, but always pray they belong together.
Chara : JYJ, TVXQ, Super Junior, dll
Warning : YAOI, thypos beterbangan.
.
Aniss' Present
.
"Blind Date?" Jaejoong mengerjap bingung.
"Nde hyung! Hyungie mau kan?"
Jaejoong menghela nafas, "Kau tau kan Suie, aku tidak pernah ikut acara seperti itu! Aku tidak berani Suie! Aku juga juga bukan namja yang menarik. Tidak manis seperti Chulie, Kyunie dan kau. Bagaimana jika tidak ada satupun dari mereka yang menyukaiku? Bagaimana jika mereka…"
Junsu memutar bola matanya jengah, "Kau hanya pergi kencan hyungie! Bukan pergi berperang jadi singkirkan sikap paranoidmu itu!"
Kyuhyun meletakkan PSPnya dan beringsut duduk di samping, "Duck bohay benar hyungie! Lagipula kau itu cantik jika kacamata ini dibuang," Kyuhyun melempar kaca mata kuda itu.
"Sayang jika rambut halus mu ini berbubah menjadi klimis seperti terkena minyak." Kali Heechul yang sedang mengeringkan rambut Jaejoong.
"Hey, kau tidak akan sendiri hyungie. Jika mereka berbuat hal yang aneh padamu. Aku, chullie hyung, dan Kyunie akan menghajar mereka. Otte?"
Jaejoong menghela nafas, "Geure."
Ketiga namja tersebut tersenyum lega.
Kim Jaejoong, Kim Junsu, Kim Heechul, dan Cho Kyuhyun adalah empat sahabat karib yang saling melengkapi dan menjaga sejak kecil.
Memiliki empat sifat yang berbeda, Jaejoong dengan segala sifat pemalu dan tidak percaya diri, Junsu dengan sifat ceria dan ramahnya, Heechul dengan segala sifat galak, dan kata pedasnya serta tidak terbantahnya, dan Kyuhyun sang pecinta game yang memiliki sifas cuek dan usil. Meskipun begitu mereka dapat melengkapi kekurangan masing-masing, dan saling melindungi atau mungkin lebih tepatnya melindungi Jaejoong.
Mereka juga terlahir dari keluarga yang tidak pernah kekurangan atau dengan kata lain mereka terlahir dari keluarga kaya dan tumbuh menjadi anak-anak yang popular disekolah mereka.
Ayah Jaejoong, pemilik pusat perbelanjaan terbesar kedua di korea dan jepang, Kim Corp. Ayah Junsu, pemilik perusahaan yang bergerak dalam dunia hiburan terbesar kedua di Korea dan Jepang, Kim's Enttertaiment. Ayah Heechul, Pemilik perusahaan mobil terbesar kedua setelah Hyundai. Dan Ayah Kyuhyun adalah pemilik pusat pengembangan alat-alat berat terbesar kedua, Cho Company.
Eum? Muda, popular, kaya, dan menarik!
Lalu mengapa harus bersusah payah mengikuti Blind date, jika mereka bisa menunjuk siapapun yang mereka suka?
Jawabannya adalah karena mereka ingin membuat Jaejoong yang terkenal akan pemalu, penakut dan tidak pintar bersosialisasi bisa berubah sedikit demi sedikit. Eum, Oke. Aku juga setuju jika ini adalah rencana yang sedikit aneh. Tapi mengingat ini adalah rencana mereka yang terakhir. Jadi kita lihat saja akhirnya.
.
.
.
Springs..
30 April 2014 at Namsan Café.
"Suie, aku ingin pulang!" Jeaejoong menarik-narik baju Junsu.
"Wae?"
"Setelah ku pikir-pikir, aku tidak bisa ikut acara ini."
Kyuhyun menyela, "Hyungie sudah tidak bisa kembali lagi!"
"Tapi aku tidak bisa berbicara dengan orang yang belum aku kenal."
Heechul berpindah ke samping Jaejoong, "Mungkin Joongie hanya terlalu gugup."
Junsu berbisik, "Hyungie ini kesempatan cari pacar lho!"
'Pacar….'
"Hey! Mereka datang!" Heechul heboh.
Terlihat tiga namja berjalan kearah mereka.
"Dari Toho Senior High School? Perkenalkan sweet namaku Park Yoochun, kau boleh memanggil ku apapun sesukamu asalkan Chunie baby." tanya salah seorang berwajah chubby dan berdahi lebar. Tangannya menarik paksa tangan Junsu.
"Ne! apa kalian yang berasal dari Shinki International High School? Aku Cho Kyuhyun, ini Kim Junsu, ini Kim Jaejoong, dan ini Kim Heechul." Kyuhyun menjawab datar.
"Ne! Nan Shim Changmin Imnida, ini Siwon hyung." Jawab salah satu dari ketiga namja tersebut. Namja yang memiliki tinggi yang tidak wajar.
"Mengapa hanya bertiga? Bukankah kemarin kalian berjanji akan datang berempat?"
Namja berlesung pipit menjawab, "Dia masih berada di belakang."
Tidak lama setelah itu seorang namja memasuki café, semua yeoja yang ada dalam café tersebut terpana padanya. Dia sosok yang sangat tampan, manly, dan berkharisma.
"Nah itu Yunho hyung."
"Hai semua, maaf aku terlambat. Choneun Jung Yunho Imnida." Setelahnya dia pun duduk dan memperhatikan Jaejoong yang masih menundukan kepala. Junsu yang menyadari arah tatapan pemuda bermata musang itu pun menyenggol lengan Jaejoong.
.
.
.
Jaejoong P.O.V
Aku mendongakkan kepalaku setelah Junsu menyenggolku. Aku lalu memperhatkan mereka, dan saat mataku bertemu dengan mata tajam itu.
Degg
Dia tampan sekali, matanya juga tajam, serta auranya yang terkesan sangat manly. Mata kami terus saling memandang.
Deg
Deg
Deg
Aduh ada apa ini? Kenapa jantungku berdebar-debar.
End P.O.V
Setelah saling menatap, Jung Yunho seakan tersentak kemudian dia segera berdiri di samping Jaejoong, meraih tangan namja cantik itu dan menggenggamnya.
"Huh?"
"Akhirnya bertemu,"
Semua mata memandangnya heran tak terkecuali namja bermata doe tersebut. Setelah Jaejoong berdiri Yunho kemudian memeluknya erat.
"My Destiny!"
Yunho melepaskan pelukanya, "Ayo Pergi!" namja bermata musang itu menarik Jaejoong untuk pergi dari tempat itu.
"Hah?" dengan wajah bingung, Jaejoong tetap mengikuti namja yang sedang menarik-mengeret-nya pergi. Masih bisa dia dengar teriakan-teriakan mereka memanggil nama mereka.
.
.
.
Namsan Tower
30 menit letter
"Yunho ssi" Setelah saling terdiam cukup lama Jaejoong berinisiatif bertanya pada namja yang sedang memeluknya dari belakang.
"Umm?" Yunho makin mengeratkan pelukannya pada Jaejoong.
Posisi mereka sekarang, Jaejoong yang sedang memandang view of Seoul dari atas menara tersebut, tangannya yang gemetar karena gugup menggenggam erat besi pembatas. Sedangkan Yunho memeluknya sangat erat dari belakang seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jaejoong.
"Apa tidak apa-apa jika kita meninggalkan mereka?"
"Apa kau lebih suka dengan mereka dan menjadi orang bodoh yang menemani mereka kencan?"
"Tidak sih. Aku lebih suka begini." Lirih Jaejoong.
"Aku juga suka. Bisakah kau tidak memanggilku seformal itu?"
"Nde?"
"Bisakah kau memanggilku dengan sedikit lebih mesra?"
"Eum? A-aku…"
"Begini mulai sekarang aku akan memanggilmu BooJae, dan kau harus memanggilku Yunho! Arraseo!"
"Y-ye."
'Fyuhhhh senang rasanya dengar dia bilang 'sama', Yunho ssi orangnya mudah akrab, aku nyaman berada didekatnya, Jantungku juga sangat berisik sekali.' Jaejoong tersenyum disela lamunannya.
'Lagipula meskipun baru bertemu, rasanya bukan yang pertama kali.'
"BooJae lihatlah!" Yunho membuyarkan lamunannya dengan memperlihatkan ratusan kembang api yang sedang memenuhi langit malam kota Seoul.
Doe eyes berbinar-binar, "Yeoppotta!"
Yunho tersenyum memandang wajah Jaejoong yang sedang menunjukan wajah kagum. "Waktu menemukan tempat ini, aku sudah putuskan untuk menunjukanya padamu."
Jaejoong mengerjap bingung, "Huh?"
Yunho mengarahkan namja cantik itu berbalik kepadanya, tangan kirinya merapikan poni Jaejoong yang jatuh diwajahnya dan menyelipkan kebelakang telinga namja cantik itu.
Cup….
Kim Jaejoong memejamkan matanya saat namja di hadapannya mencium keningnya.
Yunho tersenyum, "Boo, apa kau tidak ingat sama sekali denganku?"
Jaejoong terlihat berfikir keras namun dia menyerah ketika dia tetap tidak bisa mengingat siapa namja dihadapannya, "Mianhae…."
Yunho terlihat sangat sedih, "Gwaenchana…"
"Tapi suatu saat aku pasti bisa mengingat!" Jawab Jaejoong bersungguh-sungguh.
"Jinja? Umm. Bagaimana jika ini menjadi pekerjaan rumahmu saja." Yunho meraih jari telunjuk Jaejoong kearah bibirnya dan menggigitnya.
"Akkhh, kenapa kau menggigitnya?"
"Supaya jodohku ini cepat ingat!"
"Huh?"
"Aishh. Apa kau masih tetap lamban eoh?"
Yunho perlahan-lahan mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan, tapi sedikit lagi bibir mereka bersentuhan Jaejoong menundukan wajahnya.
"Jangan kaku seperti itu Boo, aku takkan memperkosamu. Aku hanya ingin menciummu!"
'Kenapa namja ini harus blak-blakan eoh?'
Yunho mengangkat dagu Jaejoong dan….
Cup….
"Mmppphhhhmmmppp"
Jung Yunho menjilat dan menghisap bibir merah yang terasa sangat manis itu.
"Mmmnnnccppphhh"
Perlahan tangan kanannya merambat menarik tengkuk Jaejoong, sedangkan tangan kanannya menerobos masuk dalam blouse Jaejoong guna mengelus pinggang ramping bak yeoja itu.
Dapat dirasakannya Jaejoong menegang, dan shit dia menginginkan lebih dari sekedar melumat bibir merah delima tersebut.
"Mmmbuukkkahhhh….Mmmulluuutmu…Babbyyyhhhh"
Sayangnya namja cantik itu tidak memberikan respon apapun, jadi dia berinisiatif membuatnya membuka mulut dengan sedikit meraba perut rata Jaejoong.
"Akhhhh…hmmmmppppp"
Yunho semakin bersemangat di tengah ciumannya.
.
.
.
One weeks letter in Toho Senior High School.
Jaejoong Pov
Sudah satu minggu sejak malam itu, aku lagi-lagi melihat jari telunjukku yang di gigit oleh Yunho malam itu. Walaupun bekasnya sudah hilang tapi semua yang terjadi malam itu tidak bisa terlupakan.
Ciuman dan tatapannya seperti sudah merebut hatiku.
Ini seperti bukan diriku saja.
Apakah aku jatuh cinta?
"Hyungie..." Suie dan Kyunie berlari manja kearah ku, sedangkan Chullie hyung tersenyum kearahku.
Aku memang tidak sekelas dengan mereka, aku berada di tingkat tiga A, Suie di tingkat tiga C bersama Heechul hyung, sedangkan Kyunie berada di tingkat dua, karena memang Kyunie adalah yang paling muda diantara kami.
"Joongie sedang apa?"
"Eopseo hyung. Apa kalian sudah makan?"
"Belum." Jawab mereka serempak. Aku tersenyum dan mengeluarkan empat bekal, dan memakanya bersama mereka. Setiap hari aku memang bertugas memabawa bekal untuk kami makan bersama.
"Hyungie tau tidak ibu tiri ini sedang jatuh cinta lho dengan Siwon hyung," Jelas Kyunie santai tanpa memperdulikan tatapan tajam Chullie hyung. Ku beri tahu satu hal, bahwa tidak akan ada yang rahasia yang selamat diantara kami berempat jika ada Kyunie.
"Jinja hyung?" aku bahagia jika ini benar.
Chullie hyung terlihat gugup, "A-anyo Joongie. Magnae ini hanya berbohong."
"Berbohong? Aku? Jeongmal? Lalu siapa yang kemarin menginap dirumahku lalu mengigau begini 'Wonie…Wonie ya… aku mau kok menjadi kekasihmu. Wonie-ya kajja ciummmpppphhttt"
Chullie hyung dengan beringas membekap mulut Kyunie. Kekeke wajahnya merah sekali.
"Kyunie benar hyungie! Bahkan kemarin ibu tiri rela seharian berada dirumahku. Hanya untuk meminjam telepon rumahku dan bertelepon ria dengan kuda Shinki itu. Memangnya dia pikir rumahku wartel atau telepon umum apa?"
Junsu pun tak kalah semangat dengan Kyunie, "Jeongmalyo Suie?"
"Ne hyung, ada lagi…." Belum sempat Suie menceritakan hal lain tentang Chullie hyung, Chullie hyung lebih dulu berteriak kepadanya.
"YA! Kenapa kau juga jadi ikut-ikutan menindasku eoh?"
Aku sudah tidak dapat menahan tawaku melihat mereka.
"Umm hyungie lalu bagaimana hubunganmu dengan namja tampan itu?"
"Omo!"
"Wae?" tanya mereka kompak
"Aku bahkan lupa meminta nomor ponselnya. Kami bahkan tidak memiliki janji untuk bertemu lagi. Eotteokae?"
"Aigoo…" mereka semua menghela nafas pasrah.
Bagaimana ini karena terlalu focus aku jadi tidak berfikir sampai kesitu.
Jaejoong Pov end.
.
.
.
Kim Jaejoong berjalan lunglai dikoridor, dia masih memikirkan tentang pemuda Jung itu.
"Mungkin tidak akan bertemu lagi!"
Drrt drrttt
"Nomor siapa ini?" Jaejoong mengernyit heran melihat sebuah nomor yang dia tidak kenal namun dia putuskan untuk tetap mengangkatnya.
"Yeoboseyo.." Jawab Jaejoong dengan suara serak.
"Kau sakit?"
"Nuguya?"
Greeppp
Seseorang memeluk Jaejoong dari belakang.
"Bogoshippeo!"
"Yunho!"
Yunho membalikan tubuh Jaejoong dan memeluknya erat, "Kenapa kau menangis?"
"Aku.. hisks.. kira.. hiks.. kita tidak bisa bertemu lagi."
"Itu tidak akan terjadi Boo!" Namja tampan maximal itu membawa Jaejoong kesebuah ruangan musik. Kemudian dia duduk disebuah meja dan menarik Jaejoong untuk berdiri dihadapannya.
Jaejoong sangat terlihat malu, namun dia sudah bertekad untuk tidak meninggalkan kesan buruk di depan namja tampan ini. Dengan jarak sedekat ini Jaejoong bisa mencium wangi Parfum yang Yunho kenakan. Dia juga memperhatikan seragam yang namja bermata musang itu kenakan.
"Oh ini seragam Shinki. Kau tau, sebenarnya aku ingin masuk ke Shinki tapi sayang aku tidak lulus."
Jung Yunho menarik Jaejoong kedalam pelukannya, dan mencium dahi yang ditutupi poni itu.
Cuppp
Karena kaca ruangan yang transparan dan seragam Yunho yang mencolok sehingga banyak dari mereka yang memperhatikan mereka.
"Yu-yun, semua melihat kita!"
Jung Yunho mengarahkan ibu jarinya untuk mengusap bibir merah itu, "Aku memang ingin memperlihatkan pada semua orang bahwa kau sudah menjadi milikku."
Chup
Baru saja Yunho ingin melumat bibir merah itu, teriakan seorang guru membuat dia harus membatalkan niatnya.
"YA! Kau dari sekolah mana?"
"Yunho! Ayo pergi!" Jaejoong menarik Jung Yunho untuk segera kabur meninggalkan ruangan itu melalui pintu penghubung sebelum guru itu menangkap mereka.
Setelah sampai ditempat parkir namja pemilik mata rubah itu mengajak Jaejoong untuk pulang bersama dengannya.
Dalam perjalan pulang tak hentinya Jaejoong tersenyum apalagi ketika melihat sebelah tanganya yang digenggam erat oleh Yunho dan sesekali namja Jung itu menciumnya.
"Oya boo, bagaimana dengan pekerjaan rumahmu? Sudah kau kerjakan?"
Jaejoong tercekat, inilah pertanyaan yang ingin dia hindari sejak tadi. "Umm… i-itu aku masih belum bisa mengingatnya."
Mata Yunho meredup, "Begitu ya? Ternyata hanya aku yang terlalu berharap."
Jaejoong panik terlebih ketika Yunho melepas genggaman tangannya dan memilih focus menyetir mobil.
"Padahal aku sudah mencarimu kemana-mana, berharap bisa bertemu denganmu. Sayangnya sepertinya mungkin hanya aku yang menyukaimu." Jelas Jung Yunho dengan raut wajah datar.
Deg
Jantung Jaejoong bergetar menyakitkan.
"Aku juga menyukaimu." Lirih namja cantik itu dengan wajah memerah.
"Tidak usah dipaksakan!"
'Padahal aku benar-benar menyukainya. Mengapa dia tidak percaya? Mungkin salahku juga yang tidak bisa mengingatnya.' Lirih Jaejoong dalam hati.
Suasana diantara mereka menjadi sangat hening. Namja pemilik mata doe yang indah itu sibuk memikirkan bagaimana caranya agar namja di sebelahnya itu tidak marah dan tidak meninggalkanya.
"Yunho jangan marah! Biarkan aku membuktikan bahwa aku serius menyukaimu."
"…."
"Bawa aku ke apartmentmu sekarang!" Yunho memandangnya bingung.
.
.
.
"Kau gemetar." ucap Yunho yang tengah memluk Jaejoong dari berlakang.
Saat ini mereka sedang berada didalam Lift apartment Jung Yunho. Dan tidak lama kemudian mereka sudah sampai di lanta dua puluh tempat apartment Jung Yunho berada.
Dengan lembut namja Jung itu mengajak Jaejoong masuk dan langsung menuju kamarnya. Dia duduk di kasur mewah tu dengan Jaejoong yang berada di pangkuannya.
"Jantungmu berdebar keras. Bagaimana jika kita batalkan saja?"
"A-ani. Aku sudah bilangkan aku ingin membuktikanya padamu."
"Tapi aku tidak ingin memaksamu!"
"Ini keinginanku. Aku ingin menjadi milikmu."
"Aku juga sangat ingin memilikimu seutuhnya baby!"
"…."
"Saranghae baby boo!"
"Nado. Nado saranghae bear! Emmppphhhh…"
Ya begitulah selanjutnya kamar itu pun dipenuhi dengan desahan dari keduanya. Bersama-sama mencari dan meraih surga cinta mereka. #kipas_kipas
.
.
.
Setelah menghabiskan siang yang cukup menggairahkan saat ini pasangan baru nan mesra itu menikmati sore intim mereka di sebuah restorant Jepang untuk mengisi perut mereka yang lapar.
"Jangan berpouty baby! Aku tidak ingin mereka tergiur dengan bibir merahmu itu!"
"Jangan berbicara padaku! Aku sedang kesal padamu!"
"Hahaha mian – mian. Aku tau itu yang pertama untukmu tapi bukan salahku jika kau jadi susah berjalan seperti ini. Kau sangat menggoda untuk dilewatkan, jadi bukan salah ku juga jika aku kelepasan hingga 3 atau 4 ronmmpppppttt"
Dengan beringas pecinta gajah itu membekap mulut Yunho, "Jangan keras-keras pabo!"
Sepertinya Jaejoong sudah mulai berani menunjukan ekspresinya di hadapan namja tampan itu.
"Kau mau kemana boo?"
"Toilet!"
"Perlu ku antar?"
"Ani." Dengan ketus dan tertatih-tatih Jaejoong berjalan menuju toilet.
"Dia sensitive sekali, aku kan hanya ingin sedikit membantunya walaupun dengan sedikit meremas dada montoknya itu. Kekeke." #astage -_-appa
.
.
At toilet
"Jongie?"
"Chullie hyung?"
"Kau disini juga? Kau dengan siapa kemari?"
"Ne. Kalau aku dengan Yunho. Hyungie dengan siapa?"
"Hehehe dengan Siwonie," lalu dua uke itu tertawa bersama.
Seketika Heechul menghentikan tawanya ketika melihat beberapa tanda merah keunguan di leher putih namja yang sudah di anggapnya dongsaeng itu.
"Coba kau jalan Jongie?"
"W-wae?" waaupun dengan bingung Jaejoong tetap berjalan sedikit.
Mata Heechul kian menyipit ketika melihat keanehan yang kentara pada cara berjalan Jaejoong.
Heechul menepuk dahinya, dia merasa gagal menjaga namja terpolos diantara mereka. "Jawab aku dengan jujur. Kau sudah melakukanya kan Joongie?"
"Hah? Ti-tidak…."
"…."
"O-ok, aku emang sudah melakukanya dengan dia," lirih Jaejoong, dia tidak akan memiliki rahasia sedkitpun dengan tatapan tajam Heechul.
"Kenapa harus dengan dia?"
"Huh?"
"Dengar nae dongsaeng! Jung Yunho dari Shinki itu sangat terkenal. Dia adalah King of Blind Date!"
"M-mwo?"
"Sejak masuk sekolah SMA dia sudah sering mengikuti Blind date. Mendekati semua teman kencannya bahkan sudah berkali-kali menyentuh mereka."
"Ti-tidak mungkin!"
"Jaejoongie!"
Kim Jaejoong berlari keluar toilet menuju mejanya dan Yunho, dan sedkit lagi dia sampai dia malah mendengar sesuatu yang menyakitkan hatinya.
"Jung Yunho! Akhir-akhir ini kau jarang sekali hangout bersama."
"Aku Sibuk panda."
"Kau kali ini benar-benar tidak ingin ikut Blind Date?"
"Ani. Kang Daesung."
"Ck. Bahkan ini pertama kalinya kau menolak acara kencan buta ini. Biasanya kau yang sangat bersemangat."
"Because I was taken! Aku sudah bertemu dengan jodohku!"
"Ckck. Sudah berapa orang yang kau sebut jodoh, huh?"
"Itu…."
Plakkk
"Boojae…." Lirih Yunho dengan memegang ppipinya yang terasa panas.
"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu lagi. Aku membencimu Jung!" bentak Jaejoong dengan air mata yang terus menetes.
Jung Yunho berdiri berinisiatif menghapus air mata itu tapi Jaejoong menepisnya, "Ada apa denganmu baby?"
"Jadi gossip itu benar? Jadi selama ini kau hanya mempermainkanku?"
"Boo kau salah paham! Aku bisa menjelaskan se…." Yunho berusaha meraih Jaejoong yang menjauh darinya.
"Jangan mendekat! Mulai sekarang lupakan semuanya seperti kau melupakan kencan-kencanmu sebelumnya. Karena aku juga akan melupakanmu!"
"Boo! Baby dengarkan aku!"
Bougghhh
"Aku mengenalkanya padamu bukan untuk kau permainkan bodoh! Mulai sekaranng jangan menemuinya lagi! Ayo Jongie kita pulang!"
"Kim Jaejoong! Arrrggghhhhhhh!"
.
.
.
Enaknya End atau Continue?
Hello Everyone!
Aniss is back!
FF ini Aniss tulis dengan perasaan sakit hati karena Aniss jadi korban BULLY dan TERORR selama dua minggu lamanya mereka-mereka yang benci Yunjae.
Sumpah ya, Aniss gak pernah ngerasa neror, ganggu, atau bully shippers lain. Dan Aniss juga gak pernah ngerasa untuk maksa kalian cinta YUNJAE. Karena Aniss menghargai pilihan dan karya mereka. Tapi Aniss kecewa dengan tindakan mereka.
Aniss bukan shipper yang baru lahir dan baru mengenal YUNJAE dan TVXQ. Sejak 2006 lalu Aniss udah jatuh cinta dan mencintai mereka dengan semua yang mereka miliki. Para Cassieopia dan Bigeast lahir bukan karena 2, 3 tapi 5. Aniss dan Cassieopia yang lain tumbuh bersama-sama dengan mereka berlima. Dan bisa dibilang semua kenangan udah kita lalui bareng-bareng.
Oke. Aniss hargai pilihan kalian saat ini. Tapi tolong hargai juga pilihan kami. Berfikirlah sedikit dewasa!
Live is Choice, Isn't it?
