'SkyLark'

oleh Majah

diterjemahkan oleh Ilie

Link ke versi original: (ganti # dengan titik)

www#fanfiction#net/s/2126570/1/Incorporated

Disclaimer:

Saya tidak memiliki CCS, dan Majah yang memiliki cerita dan segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan CCS dalam cerita ini. Semua tempat, peristiwa sejarah dan hal-hal lain yang disebutkan, dimana Anda mungkin tidak tahu IRL, adalah hasil imajinasi Majah. Segala kemiripan dengan dunia nyata hanyalah kebetulan semata.

Ringkasan:

Genre: Roman/Misteri

Sebuah realita dimana orang-orang dapat hidup dalam dua dunia yang berbeda; cyberspace dan dunia nyata...

Dimana apapun yang terjadi di dunia komputer menurut hukum, juga sah di dunia nyata...

Walaupun menjalani sebuah "kehidupan yang sempurna", Sakura mendapati dirinya bersekutu dengan Li Syaoran (pengusaha elit yang menghasilkan uang dengan membuat berbagai rencana di NET) dalam sebuah game online bernama "InterVEST". Identitas di dunia nyata tidak diketahui satu sama lain, apa yang terjadi ketika mereka mengetahui bahwa sekutunya adalah anggota keluarga yang bermusuhan dengan keluarganya sendiri. Lihat bagaimana Sakura, seorang nona muda manis sebagaimana harusnya ia, terlibat dalam sesuatu yang ayahnya tidak pernah mimpikan yaitu menandatangani sebuah kontrak online yang mengikat dan akan menjadi sah di dunia nyata. Hingga, membuat segalanya menjadi kacau.

Cyberspace, Permainan, Kontrak, Mimpi, Warisan...

...masa lalu yang lama terkubur muncul untuk menyatukan kedua keluarga yang sedang berperang... apakah cinta akan menjadi bagian dari hal tersebut? Atau segalanya hanyalah sebuah permainan?


Prolog:

Tiga layar monitor yang besar menerangi ruangan gelap dengan tirai beludru merah tua yang menghiasi dinding dan jendela. Hanya monitor-monitor itulah yang menerangi ruangan berukuran sedang itu dengan bara rokok yang dipegang jari-jari tua yang kurus kering.

"Anak muda... aku pikir... sudah waktunya untuk menginstal patch terakhir," sebuah suara terdengar dari kursi empuk di depan layar. Tubuhnya tersembunyi di balik kursi. Seekor anjing hitam yang besar bersantai di sampingnya, telinganya berdiri ketika pria itu berbicara.

"Menurut Anda begitu?" Seorang pria menjawab dari belakang. Wajahnya tersembunyi di balik bayangan tapi kau bisa menebak dari suaranya bahwa pria itu masih muda.

"Ya...," pria di balik kursi menjawab pelan. Kesulitannya dalam berbicara menunjukkan kemajuan besar dalam bertahun-tahun.

Pemuda itu melangkah maju sedikit, kacamata yang dipakainya terlihat tetapi wajahnya tetap sulit untuk dilihat. Pria itu mengetik sesuatu di keyboard dan tampilan ketiga layar monitor itu berubah. Monitor kiri dan kanan menampilkan gambar sesuatu-yang-mirip-pohon. Nama orang-orang dari atas sampai bawah pohon terlihat. Tetapi di atas kedua pohon tersebut terdapat dua puncak yang berbeda. Pohon di sebelah kiri membawa simbol matahari yang dikelilingi bintang memberi kesan kuat dengan kata-kata dalam bahasa asing. Pohon di sebelah kanan mempunyai simbol bulan, juga dikelilingi bintang, tetapi lebih menegaskan keeleganan dibanding kekuatan. Dalam pohon itu juga terdapat kata-kata yang sama dalam bahasa asing.

"Apa Anda yakin?" si pemuda memastikan.

"Sa-ngat yakin...," kata si kakek. Dia mengelus kepala anjingnya. "Sekarang atau tidak sama sekali... Aku tidak lagi muda, anakku. Dan orang terakhir dalam garis keturunan keluargaku. Ini kesempatan terakhir untuk mencapai perdamaian karena sesuatu yang seharusnya tidak terjadi di masa lalu."

"Saya mengerti, Tuan" pemuda itu memulai. "Tapi apa Anda tidak merasa bahwa hal ini terlalu ambisius?...rencana Anda ini?"

"Anak muda, kau mengecewakanku!" si kakek berbicara dengan sedikit nada tinggi yang menyebabkan dirinya terbatuk-batuk. Pemuda itu segera mendekati kakek itu. "Bah!" Sembari terbatuk-batuk, "Jangan cemaskan aku, aku baik-baik saja..." Ia menepis tangan pemuda itu. Dengan suara batuk terakhir ia melanjutkan, "Seperti yang telah aku katakan, kau mengecewakanku, anakku. Anak-anak muda zaman sekarang harusnya nekat."

Si pemuda menyeringai sembari kembali ke posisinya semula. "Tuan, beberapa dari kami tumbuh menjadi orang yang bertanggung jawab sesuai dengan kebutuhan. Anda harus lebih yakin akan 'masa depan' negeri ini."

"Ha! Yakin kau bilang? Tentu saja aku yakin. Jika tidak aku tak akan merencanakan hal ini." Dia tersenyum dan menunjuk dengan jarinya ke keyboard komputer. "Ayo, anak muda. Tunjukkan padaku. Tunjukkan buah dari hasil jerih payahku."

Pemuda itu menekan tombol load pada keyboard, "Buahnya belum matang, Tuanku yang terhormat."

"Jangan khawatir," sang kakek berkata dengan penuh percaya diri. Monitor tengah menyala ketika sebuah program mulai bekerja. "Ketika waktunya tiba..."

Sebuah nada selamat datang terdengar ketika tampilan dari program muncul di layar.

"...buah itu akan matang."

Ruangan itu sedikit terang ketika monitor tengah menampilkan nama dari program yang sedang bekerja.

'InterVEST', kata itu terpampang di layar.


A/N

Review, kritik, saran, dan salam ditunggu. Kalau ingin mereview, sebisa mungkin pakai ID kalian, jadi bisa saya balas langsung ke ID kalian. Untuk yang mereview tanpa ID (anonim), dengan sangat menyesal gak bisa saya balas. Mohon pengertiannya :)

Have a nice read~