Title : Las Vegas
Author : Raichi KrisTaoKaiSoo Fujoshi
Rated : T to the M
Pairing : Main Pair is KrisTao. All member is Cameo
Genre : Romance, Fantasy, and Drama.
DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent. Saya hanya pinjam mereka untuk membuat fantasy saya menjadi terwujud di FF ini.
Summary : Judi, Sex, dan berbagai hiburan dewasa lainnya. Itulah Las Vegas. Dikota ini, anak polos macam ZiTao. KrisTao.
YAOI, FICTION, ALL MEMBER EXO. DON'T LIKE DON'T READ!
Let's check it out, Chingudeul and Yeorebeun~!
Warning : BL/ BoysLove/Shonen Ai. Miss typo(s), alur terlalu dipaksakan, gaje, bikin mual, EYD yang ngasal. I told you before, if you hate YAOI or IF You HATE me, better if you don't read my fanfic, okay?
NO FLAME, NO BASH CHARA, NO PLAGIAT, NO SILENT READERS XD
Nah, mari kita langsung saja mulai FFnya ^^
tolong tetap beri saya review anda *bow*
.
.
Oke, tanpa banyak bacot, mari kita langsung saja.
.
.
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
I TOLD YOU BEFORE!
.
.
IF YOU HATE YAOI, BETTER IF U NOT READ MY FIC!
.
.
RAICHI
.
.
CERITA INI HANYA FIKSI.
PROLOGUE
Huang Zi Tao hanyalah sosok pemuda berumur 17 tahun yang sekarang duduk di kelas sebelas di sebuah SMA bernama Greg Senior High School. Pemuda manis kelahiran Qingdao ini bisa dikatakan bagai anak berumur 10 tahun dikurung dalam tubuh remaja pria yang sudah beranjak dewasa.
Meski begitu, prestasi Zi Tao taklah bisa dikatakan remeh. Ia peraih medali emas sebanyak 4 kali dalam sebuah pertandingan Wushu. Semasa SMA, dia mendapatkan 4 medali emas, 2 medali perak serta 1 emas ketika ia SMP, dan 2 perak ketika ia duduk di bangku sekolah dasar. Ia juga bukanlah siswa bodoh. Ia selalu masuk ke peringkat 10 besar. Meskipun bukan 5 besar, tapi itu membuktikan ia bukanlah siswa yang bodoh. Ia dikenal cukup pintar, selalu ingin berteman, ramah dan sangat polos untuk remaja pria penerima banyak penghargaan beladiri.
Terlahir dalam keadaan ekonomi keluarga yang tak terlampau buruk. Semuanya berkecukupan meski tak bermewah-mewah. Setidaknya rumah tak terlalu besar dengan dua lantai ini mampu menampung ayah, ibu, dirinya dan seorang kakak perempuannya yang berumur 20 tahun.
Kakak perempuannya bernama Song Xian atau yang biasa disapa Victoria oleh sekitarnya, juga keluarga dan Tao. Victoria sendiri sekarang kuliah di jurusan Psikologis. Dia kakak Zi Tao yang sangat cantik dan anggun. Dia juga dikenal ramah dan sedikit polos. Beberapa kali ia menjadi model untuk majalah amatir. Hasilnya lumayan untuk mencukupi dirinya sendiri. Baginya pribadi, sepertinya lebih baik kalau kuliah ini, kebutuhannya bisa ia bayar sendiri.
Ayahnya hanya pekerja kantoran biasa yang cukup dikenal sebagai pekerja keras, tekun dan sangat penyabar. Ayahnya juga sangat dewasa, berpikiran luas, dan sangat ramah. Tak heran bosnya tak pernah mem-PHK pria itu. Dikarenakan kerjanya yang bagi atasannya sangat memuaskan. Namun, meski cukup memuaskan, ayahnya untuk sementara belum bisa naik pangkat. Yah setidaknya, gaji itu bisa membiayai sekolah Zi Tao, bisa sesekali membayar kuliah Victoria, bisa untuk mereka makan selama sebulan, dan bisa untuk memenuhi kebutuhan lain.
Sementara ibu Zi Tao adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang terkadang juga membantu perekonomian mereka dengan menjual hasil tanaman hiasnya. Di belakang rumah keluarga Huang, ada sebuah pekarangan cukup luas yang sangat asri. Tak hanya itu, pekarangan itu dipenuhi dengan tanaman hias yang begitu cantik. Dari mawar putih, hingga semerah darah.
Ya, keluarga kecil yang sangat bahagia.
Seperti pagi ini. Pagi yang begitu sejuk dan menyenangkan. Siapapun pasti akan terpesona pada nyanyian para burung kecil. Zi Tao sedang sarapan bersama keluarganya.
"Song Xian, apa rencanamu hari ini?" tanya ayah Zi Tao yang tersenyum lembut. Song Xian atau Victoria ini berpikir sejenak.
"Aku tidak tahu…aku akan pikirkan nanti..paling aku hanya akan kuliah. Aku ada kelas nanti. Juga setelah pulang, aku ada kerja sambilan lagi…" pikir Victoria. Ibunya terkekeh.
"Baik, kau boleh kerja sambilan nanti, sekarang makan saja dulu. Peach, apa rencanamu hari ini nak?" tanya ibu mereka. ZiTao berpikir sejenak.
"Ung…aku kurang tahu..aku akan pikirkan itu nanti, bu." Jawab Zi Tao polos. Ibunya selalu gemas dengan anak kedua dari keluarga mereka ini. Polos, manis, dan sangat jujur.
"Baiklah, sekarang habiskan sarapan kalian, tidak mau terlambat, kan?" tanya ayahnya dengan senyum ramah seperti biasa. Victoria sudah selesai sarapan. Dengan telaten, Victoria membersihkan sisa makanan yang ada dibibir ZiTao dengan tissue. Adik lelakinya hanya tertawa kecil.
"Jie-jie, Tao bukan anak kecil lagi…" ucapnya dengan rengekkan khasnya yang sungguh menggemaskan. Victoria tertawa pelan.
"You are still our baby..~ ayo cepat, kau tidak mau terlambat kan, Little Huang?" tanya Victoria. ZiTao hanya tersenyum dan mengangguk.
.
.
.
ZiTao bukanlah sosok yang sangat terkenal disekolahnya, tetapi dikenal sebagai anak yang mudah bergaul, namun sedikit penyendiri. ZiTao terlihat sedang duduk di kelas sambil mendengarkan penjelasan guru. Membosankan memang. Pelajaran Sejarah memang sedikit membuat ngantuk. Apalagi guru yang mengajar sangat menyebalkan. Dan itu cukup membuat 3 orang siswa sukses berlabuh di alam mimpi. Melanjutkan mimpi mereka yang terpotong tadi pagi.
ZiTao melamun. Matanya kosong dan menatap luar. Langitnya biru bersih dengan sedikit awan. Sayang, udaranya tak terlalu sejuk dan bersih. China memang sudah terkenal sebagai kota yang tingkat polusinya sangat tinggi.
Beberapa waktu lalu saja, beredar kabar dari majalah TIME bahwa China adalah salah satu dari kota paling berpolusi didunia. Ini disebabkan oleh kota Linfen yang menurut majalah TIME sangat berpolusi. Kota ini terletak di pusat industri sepanjang 12 mil dengan 50 juta ton batu bara yang ditambang setiap tahun di perbukitan Shanxi.
Dengan udara kota yang dipenuhi oleh pembakaran batu bara, jalan-jalan yang dipenuhi emisi gas buangan kendaraan, kau bisa bayangkan betapa sesaknya kota itu. Penggunaan maskerpun tidak cukup membantu bila kau berada disana.(1)
Helaan nafas keluar dari mulut ZiTao. Syukurlah Qingdao tempatnya tinggal sekarang ini dalam kategori cukup bersih dan nyaman untuk ditinggali. Meski memang ZiTao akui, terkadang ada tangan tak bertanggung jawab yang membuang sampah secara sembarangan.
Apa susahnya kalian membuang sampah pada tempatnya? Sok merasa bersih dengan mengatai orang yang membuang sampah sembarangan itu kurang baik. Padahal, dia mengatai dirinya sendiri.
Memang betul kata orang, berkacalah lebih dahulu sebelum kau mengatai orang lain. Apa kau sudah benar?
Kenapa ZiTao menjadi kesal sendiri?
KRIIIIIIIIING….!
Bel berbunyi dan menandakan jam pelajaran pertama sudah berakhir. ZiTao merasa cukup lega karena rasa bosan sudah mulai terbang meninggalkan dirinya. ZiTao membereskan seluruh bukunya dan memasukkannya kembali kedalam tasnya.
"ZiTao, ayo kita makan bersama..!" ajak temannya yang sangat mengenal dirinya, namanya adalah Henry Lau. ZiTao tersenyum.
"Tentu, aku sudah lapar Karena pelajaran tadi." ZiTao menyetujui ajakan temannya itu. Keduanya berjalan keluar kelas dan menuju kantin bersama.
.
.
.
Keduanya makan berdua di cafeteria sekolah mereka. Aroma-aroma masakan bercampur dengan aroma kebun yang sudah disirami menjadi sangat nyaman. entah sedang bergabung dengan sang harmoni cafeteria, cuaca saat itu cukup sejuk dan matahari tak menampakkan sinarnya secara berlebihan.
"ZiTao, apa kau tahu kalau Zhoumi-ge akan mengajakku ke Beijing liburan minggu depan?" tanya Henry dengan wajahnya yang tersipu. Tao membelakkan matanya.
"Apa kau serius?!" tanya ZiTao dengan semangat. Henry hanya tersenyum. Henry Lau memang terkenal berpacaran dengan pangeran musik sekolah, Zhoumi.
Betapa beruntungnya Henry. Selain karena Zhoumi sangat pintar, dia juga sangat ramah dan baik hati. Ekonomi keluarganya juga sangat baik. Ayahnya adalah seorang musisi juga seorang CEO. Perusahaannya ada di Beijing. Sementara ibunya adalah seorang dokter anak.
Zhoumi terkenal bisa memainkan beberapa alat musik. Gitar, Biola, Piano, Flute dan Cello. Ia juga terkenal memiliki suara yang cukup bagus. Tak heran ia selalu menjadi perwakilan sekolah untuk lomba sejenis musik. Dan selalu pulang dengan membawa penghargaan bergengsi yang semakin mengharumkan Greg Senior High School. Memang dari kecil, keluarganya sudah mendidiknya untuk menjadi seorang pemusik. Karena itu, Zhoumi pandai memainkan alat music. Tidak semuanya, tapi apa yang ia bisa mainkan sekarang jarang dimiliki anak seumurannya.
Meski sebenarnya Henry juga bukan dari kalangan biasa. Ia juga terlahir di keluarga berkecukupan. Ayahnya adalah wakil Direktur disebuah perusahaan, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang sangat suka ikut acara kebaktian sosial. Kakak laki-lakinya, adalah seorang model terkenal di Amerika. Berawal dari debut di Las Vegas.
"Um… ya…bagaimana denganmu? Minggu depan akan liburan, kan?" tanya Henry. ZiTao mengulum sumpitnya dan membiarkan ramen miliknya yang sudah habis setengah menjadi tidak disentuh sejenak olehnya.
Mungkin belum dijelaskan. Beberapa waktu yang lalu, sekolah mereka mengadakan Ujian Semester 1, dan itu artinya setelah Ujian semester 1, akan adanya liburan selama 2 minggu penuh. ZiTao sudah dikelas XII sekarang, dan itu artinya dia akan mengalami Ujian kelulusan sebentar lagi.(2)
"Aku belum memikirkannya.." jawab ZiTao. Henry mengernyit.
"Kenapa bisa begitu?"
"Aku belum memikirkannya, Henry. Nanti saja aku pikirkan.." jawabnya. Henry mulai menyeruput kembali ramen miliknya dan tersadar sesuatu.
"Aku dengar, kau punya sepupu berkebangsaan Korea yang tinggal di Las Vegas, kan?" tanya Henry semangat. ZiTao mengangguk. "Kenapa kau tidak kesana saja?" tanya Henry. ZiTao mulai menimbang-nimbang keputusan di otaknya.
"Henry, aku akan pikirkan. Bisa saja aku pergi, bisa saja tidak." Ujarnya agar Henry merasa puas dengan ucapannya. Pada kenyataannya, Henry tidak terlalu merasa puas. Henry mengangguk. "Lagi pula, sebentar lagi kita akan ada Ujian Kelulusan Sekolah, apa masih mau liburan? Aku ingin masuk ke Unitasiver tujuanku." ucap ZiTao cukup serius dan kembali menikmati ramen miliknya. Henry tersenyum sedikit.
"ZiTao, kau bisa istirahat dulu. Jangan terlalu paksakan dirimu belajar." Ucap Henry. Henry bukanlah pemegang juara satu seperti ZiTao, tapi sesekali dia masuk ke sepuluh besar layaknya ZiTao. Bedanya, ZiTao selalu masuk 10 besar, sementara Henry hanya beberapa kali.
Makanan keduanya telah habis. ZiTao meminum minumannya lalu memandang pria manis berpipi chubby dan mata sipit didepannya.
"Aku hanya ingin lulus dengan nilai yang baik.." ucapnya. Henry menghela nafas.
"Memangnya, kalau nilaimu bagus sekali, kau akan jadi kaya raya? Aku rasa tidak. Di dunia ini, kau hanya perlu keberuntungan dan sedikit kerja keras. Percuma kau sejenius Einstein kalau kau selalu tidak mujur." Ucap Henry yang sepertinya heboh sekali daritadi. ZiTao terkekeh mendengar penuturan sahabatnya ini.
"Kau ini, sudahlah. 5 menit lagi akan masuk kelas, itu artinya kita harus bergegas. Aku yakin kau tidak ingin ditegur oleh Guru Ling." ZiTao dan Henry terkekeh lalu berlari kecil untuk keluar dari cafeteria dan menuju kelas mereka.
.
.
Sore hari yang cerah, ZiTao sudah pulang ke rumahnya yang tenang. ZiTao duduk di tempat tidurnya yang nyaman.
Kamarnya bukanlah kamar mewah. Hanya sebuah kamar biasa berwarna cream, sebuah single bed yang agak besar yang menempel di dekat dinding. Disampingnya, ada sebuah meja kecil dengan lampu dan sebuah bingkai foto keluarganya. Ada lemari pakaian dua pintu berwarna cokelat gelap, meja belajar berwarna cream, dan sebuah penghangat ruangan dan pendingin ruangan otomatis yang terpasang di dinding kamarnya.
ZiTao membaca sebuah novel dengan genre Fantasy. Cukup serius seolah ia tenggelam pada alur cerita itu.
Setelah agak lama, akhirnya buku yang cukup tebal dengan judul The Sea of Trolls karya Nancy Farmer sudah selesai ia baca. Sebelumnya, ia menghabiskan buku karya Greg Iles dengan judul Dead Sleep. Sebuah novel yang agak seram. Tao harus membacanya siang hari agar ia tak merasa ketakutan.
Setelah selesai dengan buku itu, ZiTao melanjutkan pada buku selanjutnya, yaitu berjudul Mitsuko karya Kara Dalkey(3).
Ia terhanyut pada kata-kata yang dirangkai oleh penulis tersebut. Ditambah lagi, petualangan imajinasi yang menyangkut pautkan Tengu(4) dan sejenisnya membuatnya semakin penasaran.
"ZiTao, ayo turun. Makan malam sudah siap..~!" panggil ibunya dari lantai bawah. ZiTao menoleh dan melirik jam yang ada dimejanya.
"Iya, aku turun sebentar lagi bu..!" jawab ZiTao. Setelah menandai batas yang ia baca, ZiTao bergegas turun untuk bergabung dengan keluarganya.
Semuanya sudah ada disana, bahkan Victoria sudah bergabung. Rambutnya masih agak basah. Sepertinya ia baru pulang dan baru saja selesai mandi.
Semuanya makan dengan suasana hangat yang nyaman dan semuanya begitu menyenangkan.
"Ayah, liburan minggu depan, kemana kita akan berlibur?" tanya Victoria. Ayahnya tersenyum.
"Kebetulan, ada yang ingin ayah sampaikan. Kalian tahu sepupu kalian Kyungsoo? Ia mendapat penghargaan musik pelajar disana, nah, keluarganya mengundang kita untuk menghabiskan liburan disana. Kita akan ke Las Vegas liburan nanti." ungkap ayahnya. Seluruh keluarganya terlihat bersemangat.
"UWAAAAHH…! Aku tidak sabar..!" ucap Victoria dengan semangat. Ibu ZiTao mulai terlihat senang.
"Kalau begitu, ibu harus menyiapkan oleh-oleh untuk keluarga disana." Ucap ibunya yang juga tak kalah semangat.
"Tapi…" semua menatap ZiTao. "Aku sudah kelas duabelas sekarang ini, liburan dua minggu itu bukankah bisa aku jadikan sebagai waktu belajar?" tanya ZiTao. Ayahnya tersenyum.
"ZiTao, saat liburan, maka saatnya kau istirahat. Kalau kau paksakan belajar terus, yang ada malah kau akan sakit. Kau tidak mau sakit, kan?" tanya ayahnya. ZiTao mengangguk. Sumpitnya diletakkan dibibirnya. Sebenarnya, hal itu membuat ibu ZiTao dan Victoria ingin sekali mencubiti pipinya. Ia begitu menggemaskan.
"Aku mengerti ayah..tapi, bukankah tiket kesana sangat mahal? Apa tidak memberatkan?" tanya ZiTao lagi. Victoria menatap ayahnya. Seolah ia setuju dengan pertanyaan adiknya itu.
"Kalian tidak usah khawatir. Berhubung ayah mendapat hadiah dari bos karena pekerjaan ayah sudah selesai tepat waktu, ayah diberi hadiah tiket kesana, juga uang saku. Ayah sudah bilang kalau kita tinggal dirumah keluarga Kyungsoo, jadi kita bisa berbelanja dan benar-benar menikmati liburan disana." Jelas ayah ZiTao. Semuanya menjadi begitu bersemangat.
"Sepertinya, aku harus memperlancar bahasa Inggrisku.." Victoria berujar semangat. Tentu saja, ini pertama kalinya mereka kesana. Selama ini, ia mengenal sosok Kyungsoo dan keluarganya lewat Video Call yang sesekali dilakukan.
Makan malam saat itu menjadi begitu bersemangat. Semuanya hanyut dalam pembicaraan dan apa yang akan dilakukan disana.
"Tapi…" Victoria menatap keluarganya yang baru selesai makan. Mereka sedang menikmati kudapan yang disediakan ibunya.
"Hm?" tanya ibunya. Victoria menghela nafas.
"Bukankah kita semua pertama kali kesana? Las Vegas itu.. untuk ZiTao…" kakak perempuan ZiTao itu ragu untuk melanjutkan ucapannya. Ayahnya tersenyum.
"Karena itu kau harus jadi kakak yang baik untuk menuntun ZiTao." Ujar ayahnya. Semuanya mengangguk dan membiarkan malam itu menjadi penuh aura semangat.
.
.
.
TBC
.
.
Rai pernah dapet artikel ini. Dan Rai kayaknya setuju karena kondisi sungai di China udah makin parah dan sampah disana gak karuan. Dan penuturan majalah TIME ini pernah Rai baca, tapi lupa situsnya -_-
Bukannya biasanya begitu? Tolong koreksi kalau salah. ^^
Rai punya dan udah baca berulang kali novelnya. Novelnya bagus! :D kalau yang ingin belajar kata-kata, bisa loh baca novel itu. Agak rumit memang, yang susah paham atau cepat bosan, pasti belum apa-apa sudah bosan. Tapi kalau sudah diteruskan, seru kok!
Tengu itu manusia gagak dalam legenda Jepang ^^. Tapi pada dasarnya, Tengu di Jepang itu beda sama yang di China ^^
MIND TO REVIEW? ^^
Please no silent readers and no flame.
