Moshi-moshi minna-san ! Ini adalah FF multichap perdana gw, eemmhh sebenarnya ini terinspirasi dari novelnya mba Lia Hapsari, udah 5kali lebih bolak-balik ngebaca so tiba-tiba kepikiran gitu ajja untuk merubahnya jadi FF kebetulan gw doyan banget baca FF hahahaha :D

Disclaimer

NARUTO

Mashashi Kishimoto

Rated 'T' [SasuXHina]

Romance, Comfort, Violence, Friendship, Family

Warning !

OOC, Typo-typo, suka-suka gw

Gak dibaca juga gapapa, yang penting gw udah nyalurin hasrat kecintaan gw akan FF !

Let's Check It Dot !

ORION FROM SASUKE

[ INTRO]

Chap 1

PROLOG

… Korban kembali berjatuhan lagi di . Seorang mahasiswa menderita luka parah, sementara puluhan lainnya mengalami luka ringan. Para saksi mata menyatakan bahwa kejadian itu berlangsung sekitar pukul dua siang, dimana puluhan mahasiswa teknik mesin terlihat berlarianke arah Barat gedung mereka… (Suara Konoha, Mei 19xx)

… Alasan klasik yang seolah dibenarkan oleh setiap angkatan mereka. Kali ini penyebabnya adalah alasan balas dendam jurusan teknik sipil, atas serangan teknik mesin yang telah beberapa kali terulang… (Media Konohagakure, Maret 20xx)

[INTRO]

I can feel it coming

Burning my soul

Cause baby I believe in

Good Rock and Roll

(Wake of The Storm, Edane)

Dentuman music menggema keras memenuhi udara, seolah mengiringi yang tengah berlangsung di lapangan itu.

Univeritas Konohagakure.

Salah satu kampus swasta termegah dan bergengsi di Tokyo wilayah Barat. Cukup luas untuk ukuran kampus yang berlokasi di pusat ibu kota, bangunannya terbentang di atas lahan kira-kira lima hektar. Setiap fakultasnya memiliki gedungnya sendiri, masing-masing gedung terdiri dari 5-8 lantai, WoOow banget kan tuh untuk ukuran sekolahan gak kalah ama ruko-ruko perkantoran ajja dan itu bagunan masing-masing fakultas. Di antara gedung-gedung tinggi ntu terdapat aula utama universitas, ada deretan taman nan hijau cucok banget dah wat skedar leyeh-leyeh ampe duaan, What ? *plaak!* lupain aja, lalu ada tiga lapangan serbaguna and so pasti lahan parkir entah itu yang terbuka or berada di bawah tanah alias basement.

Salah satu lapangan itu terletak di antara dua gedung milik fakultas teknologi industry, or biasanya disingkat FTI. 'TwinTower', sebutan akrab mereka. Yang sebelah Barat untuk jurusan teknik elektro dan teknik informatika. Sementara gedung kembarannya yang terpojok di sudut Timur and nyaris terisolir dari gedung lainnya itu adalah untuk teknis mesin dan teknik industry. Penempatan ini berkaitan akan citra jurusan teknik mesin yang terkenal 'aktif ', sehingga perlu diberikan lahan paling terpencil di lingkungan kampusnya.

'PLAZA' demikian sebutan mereka untuk lapangan tersebut. "GOOOLLLLL!" teriakan bar-bar dari lapangan itu, menggema dan langsung diikuti umpatan dari para senior yang kesal karena mereka kebobolan lagi, kesal karena ledekan dari benda pengeras suara yang bertengger di tiang pinggir lapangan itu

"Selamat untuk para junior ! Yeah sementara skor menjadi 2-0 ! What the hell ?! Sudah pada ketuaan apa pada kusut mikirin TA ?".

Lalu suara itu lenyap di antara dentuman lagu berikutnya, beberapa senior yang merasa tersindir sontak menyumpahi si pemilik suara itu.

Sore yang hidup seperti biasanya, nafas-nafas Konohagakure menggeliat panas di lapangan itu, sebuah keakraban antara junior dan senior terlihat meski umpatan-umpatan kasar terlontar tapi yah wajar ajja kali yah, toh mereka itu cowok semua dan itu bukanlah umpatan permusuhan.

Dari arah tower sebelah timur, sesosok mahasiswa melangkah dengan ransel di bahunya menuju sisi pinggir Plaza. Pada bagian depan ransel itu terbaca jelas tulisan 'LFC, You'll Never Walk Alone'. Posturnya kurus, dengan tinggi sekitar 175cm, kulitnya putih, rambut raven biru gelap ciri khasnya, dan wajah maskulin yang datar nyaris tanpa ekspresi. Dia jatuhkan ranselnya seraya duduk bergabung dengan para pria seangkatannya.

"Berapa-berapa ?" sembari mengeluarkan sebungkus rokok putih dari sakunya dan langsung menyulut sebatang isinya.

"Goblok tuh anak-anak, kebobolan dua kali men ! Shiit. Turun gih loe !."

Pria bermata onyx itu menghembuskan asap pertamanya sambil mengamati permainan di lapangan seacara seksama. Awalnya dia tidak berminat mampir ke plaza dan ingin langsung pulang saja. Mengingat fakta akan meningkatnya kemacetan Tokyo dijam-jam sore begini membuatnya mengurungkan niat untuk pulang.

"Gue habis ACC bab 3, men. Gak nyetel untuk bola nih hari." Semabari mengangkat salah satu sepatu hitamnya. Yeah hari ini dia tidak berpenampilan seperti style biasanya, secara dia mati-matian memaksimalkan penampilan hari ini untuk meluluhkan dosen pembimbing TA nya. Sialnya ternyata sia-sia.

"Shiit, sok manis loe. Nyeker ajah !."

"Auk nih, masach dari tadi kita kagak nyetak skor atupun ! Sepatu tuh gak penting yang penting skill nya men !."oceh seseorang di antara mereka, sebelum kemudian meneriakan makian pada temannya yang tengah berlarian di lapangan.

"Hatake no baka !."

Pria itu menjentikkan abu rokoknya dengan tatapan ogah-ogahan. "Penting itu kalo ada Adidas Predator gw, men."sahutnya.

"Yah udah, Predatornya aja dulu yang masuk lapangan, Adidasnya besok-besok nyusul !."salah seorang dari mereka bangkit dan berteriak tanpa persetujuan pria bermata onyx itu.

"Wooyyy ! GANTI ! Hatake no baka minggat loe !."

Pria itu dengan setengah hati membuka kedua sepatunya. "Gila loe pada. Gw lagi gak fit nih. Cih."

"Itung-itung syukuran Bab 3 loe, men."

"Itu dia…" membanting sisa rokoknya seraya bangkit dan mengeluarkan ujung-ujung kemejanya. "…gak di-ACC. Sialan !."

Teman-temannya sontak tertawa tanpa empati mendengar kalimat lesu sahabatnya itu. Seseorang mengenakan masker menutupi sebagian wajah itu lekas menghampiri dan berhigh five dengannya sebelum meninggalkan lapangan.

Di tengah lapangan, pria itu meraih kerikil kecil dan melemparnya hingga membentur dinding kaca lantai dua. Membuat cuap-cuap Will I Am berganti intro Bullet For My Valentine. Penyiar gagal itu sangat memahami perintah tak tertulis kepadanya. Seiring perubahan irama, ritme permainanpun ikut berubah. Sorak-sorakan barbar dan keriuhan lapangan kembali bergema. Kali ini para angkatan tua angkat suara dan nyaris tak ada junior yang berani membalas dan mengangkat muka.

Senja telah berganti gelap. Lampu-lampu lapangan telah dinyalakan dan keriuhan sore tadi telah sepi. Kini hanya tinggal beberapa mahasiswa di pinggaran lapangan.

"Cengeng loe!."salah seorang sahabatnya mencibir "…kagak menghasilkan kemenangan juga."

"Cih. Seenggaknya gw bikin seri. Bocah-bocah aja yang payah semua. Sama junior kok loyo gitu, apalagi lawan sipil !."

Mereka saling menyeringai tanpa kata-kata akan ucapan sahabatnya itu. Tak perlu dijelaskan lagi, betapa konyolnya hubungan keharmonisan teknik mesin dan teknik sipil. Seperti saudara. Tepatnya saudara tiri yang tengah berebut warisan. Perseteruan itu terjadi turun temurun dari setiap level angkatan dengan berbagai alasan. Dari yang klasik seperti perebutan lahan parkir, penggunaan 'plaza' hingga yang eemh… sedikit menyinggung harga diri, soal wanita. Entah kurang kerjaan atau gila, mereka malah dengan nekatnya mengadakan acara pertandingan bola persahabatan. Sekedar usaha mengakrabkan diri dengan dalih-dalih menjalin keharmonisan sebagai sesama warga Konohagakure. Dan inilah yang paling konyol.

Pertandingan-bola-persahabatan.

Mungkin yang bener tuh kata 'pertandingan'nya doang, mengingat yang terjadi bukan hanya pertandingan sepak bola saja pada akhirnya. Paling banter ampe babak pertama atau pertengahan babak kedua. Lalu tema nya berubah. Dari yang tadinya berusaha mencetak gol berganti jadi saling berusaha menghajar wajah lawannya.

Uchiha mansion – 10.30AM

Pria bernama Uchiha Sasuke itu duduk di balkon kamarnya sembari menikmati asap yang dihembuskan dari rokoknya, menerawang, mengingat dia dan rekan-rekannya dimaki, didorong, dipukul, dan dicuci otaknya dengan dogma yang sama dari tahun ke tahun angkatan. "SIPIL ITU MUSUH LOE SAMPAI KAPANPUN !."

Slogan tolol itu benar adanya, walaupun dia tidak berminat menjadi bagian dari tradisi yang telah mendarah daging itu. Predikat mahasiswa teknik mesin yang melekapat pada dirinya tak urung membuatnya mengalami rentetan peristiwa kurang menyenangkan. Mulai dari tatapan tak bersahabat kala melintasi kerumunan mahasiswa teknik lainnya , nyaris patah tulang karena pertandingan bola sialan yang katanya persahabatan, sampai pada puncak pecahnya spion Pajero kesayangannya karena dia salah parkir.

Itu udah cukup untuk membangkitkan iblis emosinya.

Dia datangi salah satu gedung bertingkat 8 di antara kampus itu sendirian. Menghampiri salah satu kerumunan yang nampak pertama kali di mata onyx nya telah berubah menjadi kemerahan.

"Bilangin sama yang mecahin spion Pajero gw, gw tunggu dia di belakang Plaza!."

Dan sore itu ketika yang dia tunggu datang, dia langsung melontarkan satu pernyataan tanpa peduli kalo yang ditunggu gak datang sendirian.

"Loe ganti spion gw atau kita selesaiin di sini !." lawan bicaranya itu mendengus sinis tanpa menghiraukan tatapan kematian dari si pemilik onyx itu, tanpa babibu Sasuke langsung menerjang lawannya itu dengan sekali pukul terhempas jatuh. Tidak terima dipukul, lawannya itu langsung menerjang balik Sasuke dan tidak tanggung-tanggung Sasuke menghajarnya hingga terkapar berdarah, beberapa detik kemudian teman-teman lawannya mulai menerjang Sasuke. Dikeroyok. Para senior mesin yang melihatnya segera terjun ke lapangan dan ikut membabibuta menghajar si pengeroyok itu.

Sialnya tidak sampai di situ, teknik sipil lantang meneriakan pertempuran lagi. Dan Sasuke harus menerima pengadilan dari para seniornya.

"Yang rusak mobil gw, yang bonyok muka gw, gw gak bawa-bawa nama jurusan !." tapi para seniornya tidak sudi menerima fakta bahwa Sasuke menempuh langkahnya sendiri, yang dianggap sok aksi. Nyaris dua jam perdebatan panas itu terjadi bukan hanya makian yang Sasuke terima, tak elak juga sentuhan-sentuhan panas mampir di wajahnya yah walo tidak sedikit juga yang membela dan memberikannya pujian. Pada akhirnya Sasuke diangkat menjadi ketua angkatan. Sejak itulah namanya bergema di Plaza dan jurusan teknik.

Berbulan-bulan berikutnya Sasuke merutuki persidangan itu, ia tahu persis apa tugas ketua angkatan sebenarnya. Bukan hanya sekedar mengumpulkan lembaran-lembaran tugas atau data teman-temannya dan diserahkan kepada dosen, ia tidak akan berurusan dengan hal remeh temeh yang seperti itu. Tapi urusan major kritis yang menunggunya di lapangan.

Konohagakure Univercity – 09.00 PM

"Eh kemaren gw ngeliat Saku-Chan di Hot Spot !." Gaara mendadak menepuk Naruto.

"Gilaaaa men, muluussss bangettt …"pekiknya ala om-om hentai.

"Saku-chan ?" heran Naruto mengeryitkan alisnya.

"Itu loh Sakura Haruno, the most top model tahun ini" Gaara merangkul pundak Naruto "…She's really Konohagakure flower now, bahkan anak hukum aja enggak ada yang bisa nyaingin. Dia udah kayak…"mendadak Gaara diam seraya melirik Sasuke, yang termenung sedari tadi. Naruto pun medehem penuh arti, membuat Shika, Kiba, dan Kakashi tak saling berkomentar lagi.

Sepi.

Tiba-tiba Sasuke beranjak bangkit dari duduk dan membuang sisa rokoknya.

"Gw cabut, ah. Capek. Jaa !."

Kelima kawannya melirik sekilas tanpa bantahan lalu mengikutinya dari belakang.

Auditorium FKG -11.30PM

"Omedetou, Hina-chan"

"Arigatou gozaimasu, minna-san"

"Semoga sukses, ini tantangan untuk kamu'

"Ha'i. Ganbate-ne!."

Hinata Hyuuga si gadis bersurai indigo itu tersenyum penuh arti, sesuai harapannya dia terpilih menjadi ketua panitia Dentistry Sound yang akan diadakan awal tahun depan. Selesai rapat dan pembagian tugas segera dia meminta laporan yang didata oleh kawan-kawannya.

"Hn ?"sambil mengernyitka sebelah alis dia keheranan akan lembaran kertas yang dia pegang "…gak salah nih cowoknya cuman 7 doang ?!."

"Hei, hei… Kau lupa Hina-chan kita ini FKG bukan fakultas teknik, itu pun udah gw sharing dari 30an cowok di fakultas kita yang bener-bener niat ikut Dentistry." Balas si gadis pirang temannya itu, Ino Yamanaka.

"Fine. Now is power of girl, right ?!." serunya dengan bersemangat.

Parkiran – 08.00PM

Pagi yang cerah di kawasan Konohagakure.

And Now I see. It's you that's tearing me
Ensnaring me
This is me dying in your arms…

Hinata bersenandung mengikuti salah satu lagu Trivium favoritnya sambil sesekali menepuk-nepuk setir. Mobilnya mulai memasuki gerbang kampus, di sini dia berharap akan kembali bertemu dengan seseorang yang dulu menghiasi hari-harinya. Dia nyalakan sign in kiri dan mulai mengantri di belakang deretan mobil yang akan memasuki gerbang kampus. Ponselnya berdering. Sambil tetap menjaga kestabilan mobilnya dia meraih ponsel dan mengenakan handsfree untuk menerima panggilan itu.

"Hina-chan, Ohayou… gw ada jeda kuliah di jam 9. Wanna meet where ? and so lu jangan jauh-jauh-jauh parkirnya, deket plaza aja. Okay ?."

Itu adalah sepupunya, si gadis musim semi Sakura Haruno sepupu tersayang dan bak sosok angel di dalam keluarga besarnya. Hinata mengernyitkan alisnya, "Plaza? Where is that ?" tanpa pikir lama dia segera mendial nomor lain "Ohayou, Lee. Lu tau ga plaza di mana ?" Sakura memindahkan porsnelingnya dan menyetir dengan sebelah tangan, mobilnya mulai memasuki gerbang utama.

Setelah mendapat penjelasan dari temannya segera dia mencari lokasi yang dijadikan tempat ketemuannya dengan Hinata."Eeemh, masuk gerbang belok kiri and then ada gedung sipil trus deretan kantin so ikutin panah ke FTI. Alright. Ketemu ! Arigatou."gumamnya sembari konsen menyetir.

Tengak-tengok cari parkiran akhirnya dia dapatkan spot parkir yang strategis di dekat plaza, tak berapa lama pun ponselnya kembali berdering "Hn. Gw dah di deket plaza. Let's come here okay. GPL." Baru saja dia matikan teleponnya tiba-tiba dari arah depan ada tubrukan keras ke mobilnya hingga ponselnya terpental. Hinata masih tercengang mencoba menelaah apa yang barusan terjadi, hingga dia tersadar dengan kembalinya tubrukan ke arah depan mobilnya itu.

"Goblok!"

"Turun loe !"umpatan dari 2 sosok pria yang sekarang di depan mobilnya.

Di dalam mobil Hinata menggerutu "Brengsek ! Kusso ! Gw emang mahasiswi baru di sini tapi gw gak sudi diperlakuin macam sekarang nih. Shiit!." Tanpa pikir panjang dia meraih kunci setir di kolong joknya dan mendorong pintu mobilnya dengan kesal.

TBC

Thanks minna yang sudi baca ff ini, please R&R nya. Mungkin ff ini kepanjangan kali yah.