Mama Baru

By Rakshapurwa

Rate: T

Pair: Temukan dalam cerita

Warning: AU, kemungkinan terdapat typo yang terlewat dan OOC

Disclaimer: Ansatsu Kyoshitsu milik Yuusei Matsui

'Cerita ini dibuat hanya untuk menyalurkan imajinasi semata.'

Enjoy

.


Lagi-lagi Tuan Asano bertingkah boros. Sok mengajak makan malam di restoran dalam hotel bintang lima. Pesan makanan seperti hendak melakukan pesta. Menyewa pemain biola pula! Padahal sama anak sendiri pelit luar biasa. Uang jajan habis tak sudi tuk menambahkan. Tapi ini lihat sendiri—masa sama calon mama barunya bisa bertingkah seperti pejabat tukang penghambur uang.

Asano Junior heran.

Memang seperti apa sih gebetan sang ayah. Cantik kah? Menawan kah? Bohai? Atau apa? Ayahnya kok bisa jadi aneh begini.

Pakai jas paling mahal, jam tangan merk terkenal terus parfum sebotol ikut dihabiskan.

Alasannya sih malam ini spesial. Tuan Asano mau memperkenalkan mereka. itu juga sudah backstreet tiga bulan, dan ketahuan karena bbm di handphone yang tak sengaja terbuka. Pakai kata "Bebeb-bebeb-pan" segala pula. Memang masih muda?

Asano Junior saja enggan memanggil pacar dengan sebutan demikian.

Paling cuma "Darling" atau "Honey", kadang-kadang "Yayang".

Sama saja.

"Papa, kapan orang itu datang?" Ini kali ketiga Asano Junior bertanya. Ayahnya sampai bosan. Kasih piring cantik kalau bisa. Mereka baru menunggu 10 menit astaga!

Apakah ini yang namanya penolakan halus seorang anak? Belum siapkah Asano Junior menerima mama baru? 3 tahun menduda bosan loh. Sepi. Kasur di kamar luas, tapi cuma satu sisi yang terpakai. Sudah lama pula Tuan Asano tidak menerima belaian. Mau lah dia peluk-pelukan juga, cium kening dan pipi—masa cuma Asano Junior saja yang bisa melakukan.

Tuan Asano berdehem ganteng. Matanya tegas, kedua tangan terlipat di depan dada. Pose papah berkuasa. Kalau sudah begitu Asano Junior bisa apa. Mingkem. Cemberut. Bertopang dagu.

Tsk.

Time is money.

Dan makanan dingin terasa tidak nikmat.

"Memang orang itu seperti apa sih?"

Pertanyaan yang sedari tadi mengganjal kini terdengar. Siapa nama mama baru nya? Kenal dimana? Apa hobinya? Pekerjaan? Bisa masak, mengurus rumah, dan dirinya kah?

Asano Junior enggan kalau mama barunya hanya bertingkah sebagai mama tiri dalam sinetron yang tak sengaja ia tonton kemarin.

Malas lah ia berperan sebagai Cinderella. Disuruh mengepel dan menyapu. Seumur-umur Asano Junior belum pernah mencuci di sungai. Mesin cuci ada di rumah sih.

"Baik."

"Arti 'baik' itu luas loh pa."

Baik hatinya. Baik jiwanya. Baik wajahnya. Baik dompetnya. Jadi baik yang dimaksud itu apa?

"Calon mama yang baik."

Terserah. Kalau ia mau, Asano Junior bisa saja membanting meja. Tapi urung. Nanti mejanya bisa rusak, siapa yang mau ganti? Nafkah lahir batin saja masih dari ayah tercinta. Asano Junior masih bocah, baru masuk SMA. Belum punya pekerjaan tetap. Masih menumpang di rumah orang tua.

Pacarnya juga sama saja. Masih tingkah dua, belum lulus kuliahnya.

"Pokoknya kamu tenang saja. Dia orang yang cocok untuk papa dan kamu."

"Serius?"

"Serius."

Iya deh Asano Junior sekarang mingkem. Duduk manis. Meski melihat teman pacarnya berjalan mendekat pun Asano Junior tidak akan heboh. Iya. Itu tuh yang pakai kemeja coklat muda. Kalau tidak salah namanya Isogai. Orangnya kurus, rambutnya hitam, wajahnya tedu. Setiap Asano Junior main ke kos sang pacar, pasti Isogai membaginya makanan.

Isogai orangnya baik. Asano fine-fine saja dekat dengannya.

Baik sih.

Iya baik.

...Baik?

"Lama nunggu ya?"

.

.

.

.

Eh?


.

TAMAT

.


Terima kasih sudah membaca cerita ini, dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows* Ini OOC sangat, jadi tolong maafkan saya.

Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.