Ansatsu Kyoushitsu (c) Matsui Yuusei
.
Doa untuk Karma
.
Warning! Indo!AU, gaje, OOC.
.
"Loh, jadi Mas Karma udah meninggal?"
Begitu tanya Rio kecil pada Maehara, teman sekampus Karma. Karma yang barusan disebutnya adalah sepupu yang tinggal di rumahnya untuk sementara waktu karena berkuliah di daerah sekitar rumahnya.
"I-Iya..." Maehara agak kaget dengan pertanyaan polos Rio kecil. "Sekarang Karma sudah di surga."
"Ooooh..." Rio bergumam pelan. "Jadi Rio enggak bisa ngobrol sama Mas Karma lagi, dong?"
Maehara mengangguk pelan, kemudian berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Rio. "Kalau kamu mau mengobrol sama Karma, bisanya lewat Tuhan, dek," ucapnya sambil menepuk kepala Rio.
"Haah?" Rio justru memasang wajah kebingungan. "Gimana caranya, Mas? Kan Rio juga enggak bisa ngeliat Tuhan? Gimana mau ngobrol? Apalagi ngomong ke Mas Karma."
Maehara terdiam untuk sesaat. Pertanyaan gadis kecil semacam Rio tak bisa diremehkan. Bahkan Maehara ingat, dulu, waktu ia masih seumuran dengan Rio, ia pernah bertanya pada tetangganya; "Boleh pinjem PS enggak, Mas?" begitu. Ia tidak pernah bertanya hal-hal semacam itu, bahkan ketika kakeknya meninggal.
"Ah- umm... Bagaimana, ya?" Maehara menerawang, mencoba mencari jawaban yang tepat untuk perempuan berumur lima tahun ini. "Kamu tahu apa itu do'a?"
Rio mengangguk. Maehara tersenyum, berarti ia tidak perlu menjelaskan panjang lebar padanya. "Coba nanti adek ke kamar, terus duduk yang rapi. Terus nanti, tangannya ditangkupkan kayak gini," Maehara menggerakkan tangannya untuk mengajari Rio, menautkan jari-jari tangannya.
"Ooooh, begini... Terus?"
"Kamu bilang ke Tuhan, 'Terima Mas Karma di sisi-Mu, Ya Tuhan. Berkatilah—"
"Ooooh iya Rio paham, Rio paham! Makasih Mas!" Belum selesai Maehara menjelaskan, Rio sudah melesat pergi, melewati banyak orang yang sedang duduk, menangis dalam duka di ruang tamu. Orang tua Rio menatap Maehara bingung.
'Ada apa?' Isyarat Ayah Rio dengan ekspresi bingungnya.
Maehara mengangkat bahunya, kemudian ia melihat Mama Rio mulai berjalan meninggalkan kerabat-kerabat Karma, dan mengikuti Rio yang masuk ke dalam kamarnya.
.
.
"Ya Tuhan, ampuni dosa-dosa Mas Karma, ya? Soalnya Mas Karma itu nakal, suka ngambil permennya Rio enggak bilang-bilang. Oh iya, terima Mas Karma di surga juga, ya... Soalnya kata guru Rio di surga itu enak, makanannya banyak. Katanya banyak bidadari cantiknya juga, siapa tahu Mas Karma bisa punya pacar.
"Jangan masukin Mas Karma ke neraka, Ya Tuhan, soalnya kasian kalo Mas Karma kena api neraka. Meski rambutnya merah nyala kayak begitu dia enggak tahan api. Mas Karma juga enggak punya baju yang bahannya kayak pancinya Mama, nanti gosong, dong. Enggak ganteng lagi."
"Kalo Tuhan nerima Mas Karma di surga, Rio janji enggak bakal ngambil uang Mama lagi buat beli lolipop. Atau mencet bel mobil Ayah kalo Ayah lagi enggak di rumah. Atau nyemplungin cacing di halaman ke kolam ikan. Pokoknya terima Mas Karma di surga Ya Tuhan, amin."
Mama Rio ingin tertawa, namun air mata masih harus ditampung di pelupuk matanya. Entahlah, namun doa tulus nan polos yang keluar dari mulut gadis kecil itu berhasil menyentuh hatinya.
"Nanti kuberi uang untuk beli lolipop saja, mungkin, ya?" ucapnya dalam hati, sambil berjalan kembali ke ruang tamu.
.
~END~
.
Mau nyampah karuri selama seminggu. Ada yang mau nemenin? #inibukanajaransesat
Tertanda,
Maicchi
