Teriakan-teriakan menggema begitu memekikkan, kemustahilan memaksaku tuk menekuk lutut dalam semua kepasrahan. Guncangan demi guncangan yang terasa hanya semakin meluluh lantahkan keyakinan bahwa diriku akan baik-baik saja dalam sekejap mata. Hitam. Gelap. Sunyi. Hanya itulah yang mampu terjangkau dalam sudut pandang mata ini. Namun, apakah kau tau ketika kenangan indah bersamamu terlintas pada keadaanku yang sekarat? Apakah kau tau ketika senyum manis dan suara tawa tulusmu terdengar begitu nyata? Apakah kau tau kasih jika semua itu mampu menguatkanku saat ini?

Aku tau, kasih. Aku telah berjanji untuk segera kembali, aku pun tau aku telah berjanji untuk memulai pagi yang baru denganmu lagi. Kau pun mengetahui bahwa aku pun bersungguh-sungguh ingin berjumpa denganmu lagi.

Kau pun tau kasih, betapa aku ingin untuk selalu mendekapmu. Kau pun juga mengetahui bahwa sesungguhnya aku tak ingin pengorbananku untukmu berakhir hanya sampai disini. Kau pun tau setiap waktu berdenting aku akan selalu memperjuangkan yang kumiliki hanya untuk dirimu. Namun, maafkan aku kasih, ketika takdir bukanlah aku yang menentu. Ketika kepergian tak lagi bebas berada digenggam tanganku. Aku meminta maaf padamu, kasih. Bukan inginku tuk pergi melangkah menjauh darimu ketika hatimu kembali luruh dan menungguku kembali.

Ku mohon kepadamu jangan bersedih. Ku mohon padamu lepaskan genggam tangamu yang semakin memutih. Aku mencintaimu, kasih. Sungguh aku mencintaimu

"Kau butuh beristirahat sejenak, B. Pikirkan juga kesehatanmu dan kandunganmu." Usapan yang sesungguhnya hangat itu bahkan seakan semakin menusuk dalam tubuh lemah wanita yang saat ini berdiri tanpa kata di pinggir dermaga.

"Besok, ketika matahari mulai bersinar, kau bisa kembali lagi untuk melihat dan menunggu. Ku mohon, B. Chanyeol juga tidak akan suka melihatmu seperti ini."

"C..chan..yeol.." isak lirih itu kembali terdengar meratap dengan begitu kesakitan hingga membuat siapapun yang mendengar semakin memahami betapa besar rasa kehilangan seorang Baekhyun, termasuk Kyungsoo—sahabat yang mengerti bagaimana perjuangan Baekhyun dengan sang suami hingga detik ini, ketika nama dari orang yang sangat Baekhyun cintai terdengar begitu menyayat.

"C..chan..yeol..hiks…c..chan..yeol.." Tubuh Baekhyun semakin lemah ketika deru tangis semakin menyesakkan dada. Bagai puluhan pasak menusuk dalam relung hati ketika kenyataan telak menghantam pemikiran Baekhyun jika hari-hari selanjutnya tak akan ada lagi seorang pria yang akan memberikan seluruh pengorbanan, cinta, dan tenaga hanya untuk dirinya. Yakinkah dirinya kuat menghadapi kehidupan yang berubah dalam sekejap ini? yakinkah dia sanggup menjalani kehidupan tanpa seorang yang sangat ia cintai?

Kasih, jika hanya jiwa tanpa raga yang mampu menyaksikan kesedihanmu, aku pun semakin pilu dalam kegelapan yang begitu menyakitkan. Bukan inginku untuk membuatmu semakin pilu, kasih. Ku mohon, percayalah mesekipun raga ini telah terhambur namun hati ini tetap menyatu untuk menyatakan aku mencintaimu.

Uhm, hai?

Aku ingin meminta maaf untuk kalian yang menunggu AF dan Spouse karena kedua cerita tersebut belum aku lanjut. Banyak hal yang harus di selesaikan di kehidupan nyata. Maafkan aku.

Short ff ini untuk menyapa kalian. Terimakasih untuk kalian yang menunggu ff ku.