A Sunflower
Rated: T
Genre: Romance
Pairing:.U & Hinata.H
Naruto by Masashi Kishimoto
A Sunflower by Haruchii-Yazumi
Enjoy reading
Di malam yang dingin terdengar suara teriakan seperti orang yang sedang memarahi seseorang. Suara itu berasal dari sebuah gang yang sempit, kotor dan bau karena banyak sampah yang menumpuk seperti gunung.
"Kalian ini tuli ya?! Kan tadi aku sudah minta contekan pada kalian saat ulangan tadi tapi kenapa kalian gak kasih, hah?!" Bentak seorang gadis berambut merah dan berkacamata.
"Ma-maaf kan ka-kami, Karin..." Ucap salah satu siswi yang sekelas dengan orang bernama Karin. Karin adalah seorang siswi SMA Konoha, ia sering berbuat pem-bullyan di sekolah nya. Karin pun hanya menatap kesal ke arah kedua siswi yang sekelas dengannya.
"Panggil aku 'Karin-sama'!" Bentak Karin sambil menarik rambut kedua siswi itu dengan kasar.
"Akh! Ba-baik, Ka-Karin-sama... Ampuni kami..." Pinta kedua siswi itu sambil menahan rasa sakit, Karin hanya menyeringai kejam terhadap mereka. Karin pun melepaskan rambut kedua siswi tersebut. Ia pergi meninggalkan siswi-siswi tersebut. Tepat pukul 12 malam, Karin pulang menuju apartement nya sambil membawa motor dengan kecepatan 180 km/jam. Tiba-tiba seorang gadis berambut indigo panjang berada di hadapan Karin. Karin pun terkejut ia pun segera menghindari gadis tersebut dan meng-rem motor nya. Karin membuka helm nya dan memaki-maki gadis tersebut.
"Hey, kau tak waras ya? Jangan berdiri di tengah jalan! Kau mau kutabrak, hah?" Tanya Karin sambil marah-marah sedangkan orang yang ditanya hanya diam sambil berdiri membelakangi Karin.
"Hei, kau itu bisu ya? Aku sedang bertanya tahu!" Bentak Karin, Karin pun turun dari motor nya lalu berjalan menuju arah gadis berambut indigo tersebut sambil bersiap memukul nya. Saat kepalan tangan Karin sudah mengarah ke gadis itu pergelangan tangan Karin digenggam oleh gadis itu dengan cepat , tanpa disadari gadis itu sudah berada di belakang Karin.
"Di-dia cepat sekali!" Batin Karin ketika menyadari gadis itu sudah berada di belakang nya. Gadis itu pun mengeraskan genggaman nya yang sukses membuat Karin kesakitan. Beberapa menit kemudian gadis itu melepaskan genggaman tangan nya. Terlihat tangan Karin kini memerah karena efek dari genggaman gadis tersebut.
"Dia kuat sekali, padahal tubuh nya kecil!" Pikir Karin.
Karin pun segera kembali menyerang gadis tersebut berkali-kali tapi gadis tersebut selalu berhasil menghindari serangan Karin. Setelah beberapa kali Karin menyerang gadis itu dan selalu saja gadis berambut indigo panjang itu dapat menghindari nya. Karin yang sudah kehabisan tenaga sekarang hanya bisa terdiam sambil mengatur napas nya. Dia sudah siap jika orang yang ia serang terus menerus itu akan membalas nya.
"Siapa nama mu?" , bukan nya menjawab pertanyaan Karin gadis itu membuka payung berwarna hitam bercampur merah yang dari tadi ia pegang dan memakai nya.
"A-apa maksud nya dia memakai payung?" Pikir Karin ketika melihat gadis itu memakai sebuah payung hitam dan tak lama kemudian Karin merasakan turun nya sebuah gumpalan putih kecil yang dingin...
Salju, kata itu lah yang terbesit di kepala Karin. Gadis itu masih berdiri pada tempat nya. Beberapa menit kemudian gadis berambut indigo itu pun pergi meninggalkan karin.
"Hei, tunggu! Aku masih menanyakan nama kau!" Teriak Karin ketika sadar gadis itu sudah berjalan meninggalkan nya. Seolah tak mendengar perkataan Karin, gadis itu terus berjalan. Karin pun menyusul gadis itu dan menarik nya. Saat melihat mata gadis itu, Karin pun langsung pingsan. Sebuah mata lavender tanpa pupil yang sangat indah tapi mampu membuat orang pingsan. Sebelum pergi gadis itu mengatakan sesuatu pada Karin tapi sayang nya Karin tak bisa mendengar nya.
.
.
.
"Kira-kira begitulah cerita nya." Ucap seorang gadis berambut merah muda dengan mata emerald nya kepada sahabat-sahabat nya.
"Apa itu benar, Sakura-chan? Kurasa itu tidak mungkin!" Ujar seorang gadis berambut pirang, Ino Yamanaka, kepada teman nya yang bernama Sakura Haruno.
"Cih, kau tidak percaya sekali sih, Ino-chan!" Ucap Sakura sambil berdecih.
"Tapi aku juga pernah mendengar cerita tersebut deh dari teman kakak ku yang sudah lulus," Kata seorang gadis berambut coklat dicepol ala cina, Tenten.
"Kata teman kakak ku, ia dulu mempunyai teman bernama Karin tapi sayangnya Karin-san sudah meninggal dunia..." Lanjut Tenten. Ino dan Sakura hanya terdiam.
"Ia ditemukan di jalanan pada pagi hari, tubuh nya tertimbun oleh salju. Sebenarnya ia selamat sih, cuman..." Ucap Tenten menggantung, membuat kedua sahabat nya penasaran dengan kelanjutan kata-kata Tenten.
"Cuman?" Tanya Sakura dan Ino berbarengan .
"Dia ditemukan di dalam kamar mandi apartement nya dengan keadaan sudah tak bernyawa..." Lanjut Tenten, tiba-tiba suasana kelas yang ramai menjadi sepi entah karena apa.
"Di duga ia bunuh diri karena dia depresi, soalnya setelah kejadian itu keluarga nya terbunuh, rumah nya terbakar dan ia dikeluarkan dari sekolah." Ujar Tenten mengakhiri cerita nya. Tak lama bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi, semua murid duduk di tempat masing-masing, menunggu sang guru datang. Tak lama sang guru yang ditunggu pun datang.
"Selamat pagi, anak-anak." Sapa guru itu.
"Selamat pagi, Iruka-sensei!" Sapa murid-murid.
"Hari ini kita mendapat murid baru, bertemanlah dengan baik dengan dia, ya." Ujar Iruka kepada murid-murid nya.
"Hyuuga-san, silahkan masuk!" Ucap Iruka lalu tak lama muncul lah seorang gadis berkulit putih, berambut indigo panjang dan bermata lavender. Semua anak dikelas terutama Sakura, Ino dan Tenten pun kaget melihat ciri-ciri murid baru itu. Murid baru itu sangat mirip dengan cerita yang sedang menjadi perbincangan hangat di Konoha.
"Selamat pagi semua nya. Perkenalkan namaku Hinata Hyuuga, aku murid baru disini. Salam kenal dan mohon bantuan nya, ya!" Ucap gadis yang diketahui bernama Hinata itu sambil tersenyum.
"Nah, Hinata, sekarang kamu duduk di sebelah Naruto, ya" Ujar Iruka, lalu pemuda berambut pirang dengan mata biru laut mengangkat tangan nya untuk memberitahukan bahwa ia orang yang bernama Naruto. Hinata pun mengangguk, ia pun berjalan menuju tempat duduk Naruto yang terletak di pojok belakang. Saat berjalan pun semua mata para murid menuju ke arah Hinata, mereka menatap Hinata dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Akhirnya Hinata sampai dan duduk di sebelah Naruto yang dari tadi terus memandang ke arah jendela.
"Selamat pagi, Naruto-kun! Nama ku Hyu— " Ucapan Hinata terpotong ketika melihat mata biru laut Naruto menatap diri nya dengan tajam. Melihat mata biru laut Naruto membuat Hinata mengingat seseorang yang sangat ia cintai dari kecil. Melihat Naruto bagaikan melihat orang yang ia rindukan.
"Kau sudah memperkenalkan dirimu tadi di depan, Hyuuga-san." Ucap Naruto dengan nada dingin. Hinata pun hanya tersenyum simpul. Ia pun langsung duduk dan mengikuti pelajaran yang mulai diajarkan oleh Iruka.
-Skip time-
Saat istirahat keadaan kelas pun tampak sepi, semua murid kini sedang berada di kantin sekolah atau taman sekolah untuk makan dan berbincang- bincang bersama teman-teman mereka. Lain hal nya dengan Hinata yang kini entah pergi kemana dan Naruto yang sedang bersantai di atap sekolah sambil menikmati angin segar hari ini . Tanpa disadari ada seseorang yang menatap ke arah Naruto dengan pandangan tajam.
Beralih ke kantin, yang terdapat Sakura, Ino dan tenten yang sedang makan sambil berbincang-bincang sama seperti para murid lain nya. Mereka membicarakan topik yang sama yaitu tentang 'Legenda gadis bermata lavender' yang sedang menjadi berita utama di Konoha.
"Hei, Hinata sangat mirip dengan ciri-ciri 'legenda gadis bermata lavender' ya?" Kata Ino.
"Iya, aku jadi takut, nih! Mana kabar nya gadis bermata lavender itu kejam lagi!" Ucap Sakura.
"Tapi Hinata tidak seperti orang jahat, deh. Dia selalu tersenyum ramah pada siapa pun." Ujar tenten.
"Bisa saja itu hanya kedok untuk menutupi bahwa dirinya adalah sang gadis yang menjadi pembunuh Karin-san!" Ujar Ino. Tanpa mereka sadari orang yang mereka bicarakan berada di ruangan tersebut.
"..." Hinata hanya terdiam, lalu pergi untuk mencari Naruto.
Kembali ke atap sekolah, kini pemuda berambut pirang, berkulit tan dan bermata sapphire tengah tertidur sambil menikmati angin siang ini, sayang nya tidur nya terganggu ketika sebuah benda tajam berwarna hitam yang bisa disebut kunai menancap tepat di tempat yang ia pakai untuk tidur. Bisa diyakinkan jika orang tersebut tidak bangun dan menyingkir pasti ia sudah tidak ada di dunia ini. Tak lama pemuda itu dihujani banyak kunai, untung nya pemuda itu dengan gesit nya menghindari kunai-kunai tersebut.
"Apa mau mu, hah?" Tanya Naruto sambil berdiri diatas ujung pagar pembatas yang berfungsi untuk membuat para murid tidak terjatuh kebawah . Kedua pria tersebut segera berdiri di pagar yang sama dengan Naruto jarak mereka hanya 1 meter.
"Mauku? Mau ku adalah mengambil Kurama dari diri mu." Ucap pria dengan rambut hitam kelam yang panjang. Naruto pun hanya terdiam dan Hinata yang melihatnya juga menjadi terdiam di tempat.
"Tidak akan kuberikan." Ucap Naruto datar.
"Kau akan menyesal, Naruto Uzumaki." Ucap pria berkacamata.
DEGH.
Hinata terkejut mendengar nama keluarga Naruto. Nama keluarga itu adalah nama keluarga orang yang sangat ia cintai dari dulu. Naruto pun terkejut dengan orang yang menyebut lengkap nya tersebut.
"Dari mana ia tahu nama keluarga ku?"Pikir Naruto, seingat nya saat ia masuk sekolah ini dia tidak pernah memberitahukan data diri nya dengan jelas.
"Nama mu Naruto Uzumaki, anak dari Minato Namikaze dan Kushina Uzumaki. Kau memiliki Kurama karena kau adalah keturunan Uzumaki yang tersisa sampai sekarang. Ayah dan Ibu mu sudah meninggal beberapa ratus tahun yang lalu dan kau menyegel dirimu sendiri untuk tidur di hutan terlarang sampai keadaan membaik bukan?" Ucap pria berkacamata dengan jelas. Naruto dan Hinata membulatkan matanya.
"Siapa kau sebenar nya?" Tanya Naruto.
.
.
.
To Be Continue
A/N: Hai, hai semua! Perkenalkan saya Haruchii-Yazumi, seorang author baru di dunia fanfic. Ini juga fic pertama ku jadi maap jika banyak kesalahan dan typo yang bertebaran dimana-mana dan jika para readers berkenan silahkan me-review first fic saya :). Tolong kritik dan saran nya ya para senpai!
Sampai jumpa di chapter selanjut nya .
