Amicizia, Amare , Amante
~Friendship, Love, Lover~
Fiction Rate : T
Language : Indonesian
Genre : Romance/General
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto-sama
Amicizia, Amare, Amante © Neshi Uzunami
Pairing : Sasu X femNaru
Pairing lainnya nambah sendiri nanti…
A / N :
Ini chapter masih sekedar perkenalan aja..
Yak..ni fic pertama jadi harap maklum yah~
Gak suka pairing atau yang lainnya gak usah baca deh..
Saya menerima saran, asal sopan dan bahasanya gak membuat saya menjadi
,saia tidak terima FLAME.
Wanings!!Gender Bending, AU and a little OOC
Yak! Selamat membaca! ^.^
I hope you like it!
Minna-san tanoshiku hajimemashou!!!
---------------------------------------------- neshiya--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Every time I look up this sky
Filled by tears
I remember your eyes
If it's my destiny that there's no you in this world
So I'll fight until the end of my life
To protect those eyes that filled with love
As long as still have my live
I want to protect it
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Chapter 1
~ The New Beginning~
"Ah Temari!Temari!" itu suara riang Naru Uzumaki. Cewek yang biasa dipanggil Naru ini memang baru hari ini menjadi murid kelas satu SMA Konoha. Dia memiliki sifat yang sangat ceria. Rambut pirang panjangnya dikucir dua dengan rapi menggunakan pita berwarna biru muda, seperti warna matanya yang seperti langit musim panas.
"Dasar norak! Manggil cukup sekali! Memangnya aku tuli??" suara ketus itu milik Temari. Cewek blak-blakan ini juga berambut pirang seperti Naru, hanya saja rambut Naru sedikit lebih terang. Temari selalu berbicara tanpa memperdulikan perasaan lawan bicaranya. Tidak heran kalau dulu ketika SMP ia dijuluki 'si mulut pedas'.
"Ih Temari jangan kaya gitu dong! Hei, Sakura! Beritahu dia dong!" kata Naru pada cewek lain didekatnya. Cewek itu cuma tersenyum melihat mereka seperti itu.
Sakura Haruno,cewek itu. Ia berambut pink. Penampilannya sangat feminim sehingga banyak anak cowok yang suka padanya. Yah walaupun dalamnya tidak seperti itu. Sakura teman akrab Naru dan Temari. Dia sering membantu Naru kalau mulut Temari usil. Yah tidak terlalu sering juga sih.
"Kamu jangan begitu sama teman sendiri, Temari!" kata Sakura. Temari hanya cemberut mendengar itu. Tapi walaupun Naru dan Temari selalu seperti ini, mereka saling menyayangi. Maka dari itu Naru menganggap Sakura dan Temari seperti kakak sendiri.
Naru yang enerjik, Temari yang ketus serta Sakura yang (sedikit) kalem. Sekilas mereka tampak tak cocok jika dilihat dari nyatanya mereka sangat kompak sejak SD. Tapi begitu masuk SMA mereka pisah kelas. Temari di kelas 1-9, Sakura di 1-6 sedangkan Naru sendiri di 1-3.
Teng..Teng..Teng..
"Wah sudah bel masuk! Temari, Sakura..Jaa~mata!!" teriak Naru dengan semangat melambai-lambaikan tangannya seraya berlari menuju kelasnya.
"Haha..anak itu…" gumam Sakura sambil membalas lambaian tangan Naru.
"Hati-hati Naru! Kalau jatuh bangun sendiri ya!!" canda Temari. Tentu saja Naru tak mendengarnya. Kemudian Temari dan Sakura berpisah untuk menuju kelas masing-masing begitu sosok Naru tidak tampak lagi dalam pandangan mereka.
Kelas 1-3….
"Semuanya duduk!"seru adalah wali kelas 1-3. Seluruh siswa langsung duduk dengan tempat duduk pun sesuai nomor absen. Naru duduk di dekat jendela. Diluar jendela, angin musim semi yang sepoi-sepoi membuat Naru sedikit mengantuk. Apalagi ditambah dengan ceramah Kakashi-sensei yang tidak jelas.'Ngomong apa sih ini guru? Mulutnya aja ditutup sama masker! Pantes aja gak jelas!' batin Naru sambil melihat wali kelasnya itu. Kakashi-sensei guru yang berpostur tubuh tinggi dan gagah, rambutnya perak. Di sakunya terdapat buku orange yang sepertinya (memang) mesum.
'Sepertinya kelas ini akan menjadi kelas yang asik!!' batin Naru senang. Dilihatnya semua penghuni kelas yang akan menjadi teman-teman barunya. Di pojok belakang ada cowok berambut nanas yang sedang tidur pulas. Lalu di bangku paling depan ada cowok gemuk yang sedang enak makan potato chips tanpa memperdulikan Kakashi-sensei yang sudah masuk kelas. Semuanya diperhatikan Naru baik-baik, hingga Naru menemukan teman baiknya ketika di SMP di baris ketiga dekat tembok.
"Ah, Kiba!" panggil Naru pelan-pelan kepada seorang cowok bertato (?) segitiga merah di masing-masing pipinya. Cowok yang dipanggilnya Kiba pun menoleh kearahnya.
"Ara, Naru! Ternyata kita sekelas ya?" balas Kiba seraya memberikan sedikit lambaian tangan. Naru mengangguk senang.
Kemudian Naru melirik teman sebangkunya dilihatnya adalah cowok berambut hitam bermodel pantat bebek yang sedang menopang dagu dengan tangan kanannya. Wajah yang tampan dan kulit putih bersih tanpa bekas luka sedikitpun. Sempurna. Naru tertegun melihat cowok itu. Sampai-sampai cowok yang dilihatnya itu risih karena Naru melihatnya terus menerus.
"Heh! Apaan liat-liat?" kata cowok itu ketus.
"E-eh nggak kok. A-aku Naru Uzumaki. Salam kenal!" Naru memperkenalkan diri dengan fox grinnya. Tangannya terulur meminta sebuah jabatan tangan perkenalan.
Bukannya membalas uluran tangan Naru, cowok itu malah membuang muka. Dengan singkat, ia menjawab," Hn". Sangat singkat malah.
"Hei! Siapa namamu? Kau belum memberitahu aku!" tanya Naru lagi.
"Sasuke Uchiha." Jawab cowok yang mengaku bernama Sasuke cepat.
"Sa…sa..siapa? Bisa kau ulangi? Kau terlalu cepat!" protes Naru yang merasa tidak mendengar ucapan cowok itu. Bisa dibilang itu juga karena sifat Naru yang telmi.
"Sasuke Uchiha. Dasar Dobe." jawab Sasuke sekaligus mengejek dengan diakhiri dengusan kesal.
………… Naru hanya diam.
1…2...3...detik barulah perkataan Sasuke disampaikan ke otak Naru.
"A-APA?? DASAR TEME!" balas Naru langsung berdiri dengan teriak membalas perkataan Sasuke. Sasuke hanya tutup telinga saja, takut jika gendang telinganya akan robek.
Karena suara Naru yang begitu keras, maka guru berambut perak itu pun menoleh kearahnya."Hei,ada apa? Kau yang disana kenapa teriak-teriak?" tanya Kakashi-sensei, sambil menatap Naru tajam dengan matanya yang tak tertutup masker. Seluruh siswa memandang ke arah Naru. Merasa malu di pandang seperti itu, Naru segera berdiri.
"Ma-maaf sensei! Tidak ada apa-apa." jawab Naru gugup sambil buru-buru menundukan kepala tanda minta maaf.
"Baru juga masuk. Kalian akrab sekali." Kata Kakashi-sensei. Bukannya ingin menyindir, tetapi memang dimata guru bemasker itu terlihat seperti itu.
"Ap-" belum selesai Naru ingin menyangkal Kakashi-sensei, Sasuke menyahut.
"Siapa juga yang mau akrab dengan cewek bodoh berkuping panci seperti dia."
"Argghh!!TEMEEE!!!" Naru sangat kesal dengan si 'Teme' itu sehingga baru sadar Kakashi-sensei memperhatikannya dengan tatapan mata setan.
"A-ah Kakashi-sensei..sa-saya minta ma-"
"Jam istirahat pertama kau kutunggu di kantor guru."
'Apa??? Masa aku harus mendengar ceramah sensei itu lagi??' batin Naru kesal.
"Te-teme..ah maksud saya Sa-sasuke juga kan, Kakashi-sensei?" Naru bertanya kepada Kakashi-sensei dengan terbata-bata, takut akan dihukum berat.
"Uchiha-san tidak ribut sepertimu, Uzumaki-san."
"Ta-tapi sen-sensei.."
"Diam atau kuberi hukuman yang berat."
'Apaaaaa?? Jadi aku mendengar ocehan itu sendirian?! Oh tidaaaak!!' suara hati Naru menjerit kesal sekaligus pasrah.
Sasuke menyeringai puas. Sedikit ia melirikkan matanya ke arah Naru yang sedang melongo. Kemudian Sasuke terkekeh pelan. Naru benar-benar seperti patung. Matanya membulat sempurna. Auranya suram. Ia tak menyangka hari pertamanya di sekolah akan dihiasi oleh omelan Kakashi-sensei di ruang guru yang pengap.
Tetapi sayang sekali hari pertama Naru tidak diisi oleh omelan Kakashi-sensei saja, akan tetapi juga diakhiri oleh 'hadiah' dari Kakashi-sensei yaitu membersihkan kamar kecil sekolah yang berada di lantai tiga yang jelas saja terkenal akan bau 'sedap' yang begitu menyengat karena jarang dibersihkan.
"Huuuh!! Kenapa hanya aku saja yang dihukum?" keluh Naru kesal sambil menyikat bagian kamar kecil yang dipenuhi lumut.
"Kenapa si Teme jahat itu tidak dihukum?? Mana nanti aku pulang sendirian!! Graah!!" sebegitu kesalnya Naru mengacak-acak rambut pirangnya sehingga sedikit berantakan.
"A-aduh bagaimana nih? Di sini sepi...Gara-gara Temari ngomong gitu sih jadinya aku jadi sedikit takut…"
~Flash Back : on~
Ketika bel pertanda pulang sekolah dibunyikan, seluruh murid kelas 1-3 bersorak riang dan segera berlari keluar kelas. Tetapi hanya ada satu murid saja yang tetap tidak bergeming dari tempat duduknya. Ya benar. Naru orangnya. Ia cemberut kesal. Siapa yang suka kalau tahu akan dihukum?
"Naru!!! Ayo pulang!!" panggil Temari ketika masuk ke kelas Naru, di belakangnya ada Sakura yang juga ikut masuk. Mereka kemudian menghampiri ke meja tempat Naru duduk.
"Hei, Naru? Kenapa cemberut begitu?" tanya Sakura khawatir.
"…" tetapi yang ditanyai hanya diam saja. Malah tambah memajukan mulutnya.
"Oi, ditanyain kok diam saja sih?" sahut Temari agak kesal karena yang diajak bicara tidak menyahut.
"Maaf. Kalian pulang dulu saja..." jawab Naru akhirnya.
"He? Memangnya kenapa? Kau ada acara?" tanya Temari lagi. 'Tidak seperti biasanya Naru tidak bisa pulang bareng' batin Temari.
"Bukan begitu. Aku tadi dipanggil ke ruang guru." Jawab Naru. Terlihat sekali wajahnya lemas seperti kehilangan semangat hidup saja (?).
"Kau buat masalah ya?" Sakura menebak. Dan itu benar. Tapi menurut Naru itu salah.
"Ini bukan salahku!! Ini gara-gara si Teme itu!!" sangkal Naru keras, Ia terlihat tambah kesal.
"Teme? Siapa itu?" tanya Temari penasaran.
"Teman eh musuh sebangkuku, Sasuke Uchiha. Dia itu cowok yang sangat menyebalkan!!" geram Naru penuh kemarahan.
"Apa? Kau duduk dengan Sasuke-kun, Naru?" tanya Sakura. Matanya terlihat berbinar-binar. Background di belakangnya juga sudah berganti menjadi bunga-bunga.
"Iya. Kenapa memangnya, Sakura?" Naru merasa ada gelagat yang tak seperti biasanya pada Sakura.
"Sasuke-kun kan sangat terkenal di Konoha!! Masa kamu nggak tahu, Naru? Sasuke-kun itu pintar dan tampan!!" Sakura memuji-muji Sasuke dengan bangganya.
"Ah masa bodoh dia terkenal atau nggak. Gara-gara dia aku jadi dihukum membersihkan kamar kecil di lantai tiga tahu!!" sahut Naru keras. Tak disangkanya temannya sendiri (sudah) menjadi seperti Fans Girl cowok yang dibencinya itu.
"Ap-apa?? Dihukum membersihkan toilet?? Hahahahaha.." Temari menertawai Naru karena ia tak menyangka Naru akan dihukum seperti itu.
'Sepertinya guru itu akan terus mengincar Naru sampai kenaikan kelas. Hahaha' kata Temari dalam hati.
"Temari!! Bukannya kasihan liat teman sendiri dihukum malah tertawa!!" teriak Naru pada Temari. Alisnya bertaut pertanda marah. Tangannya pun disilangkan di depan dada.
"Maaf uph..hahaha..bukan maksudku, Naru…" kata Temari sambil menahan tawanya.
"Naru, seharusnya kamu bersyukur bisa sekelas apalagi sebangku sama Sasuke-kun." sambung Sakura yang lagi-lagi membangga-banggakan cowok berambut pantat bebek itu.
"Arghh!! Kalian ini menyebalkan!! Teman sendiri dihukum membersihkan toilet tua yang bau dan lumutan kalian malah nggak simpati!!" marah Naru. Mukanya merah menahan marah.
"Ah..Naru. Nggak cuma itu. Toilet sekolah ini juga terkenal serem loh. Apalagi yang di lantai tiga itu." Ujar Temari. Wajahnya dibikin agak sedikit horor. Naru merinding. Air mukanya berubah drastis dari merah menjadi sedikit putih pucat.
"Te-Temari!! Jangan me-menakutiku begitu ah!" kata Naru tidak percaya.
"Naru, Temari benar. Temanku juga pernah ada yang memberitahuku seperti itu." Sakura ikut-ikutan bermuka horor, terbawa omongan Temari.
"Katanya dulu ada anak yang gantung diri disitu karena depresi berat." sambung Temari.
"Uwaah!! Su-sudah hen-hentikan!!!" pinta Naru yang terlihat (benar-benar) takut.
"Ya sudahlah. Sakura ayo pulang." ajak Temari dan beranjak dari duduknya. Seringai kecil terpampang di wajahnya.
"Yuk Temari. Naru, kami pulang duluan ya! Dah.." pamit Sakura.
"E-eh tung-"
"Hati-hati juga ya Naru pulangnya!!" tambah Temari. Kemudian ia dan Sakura keluar dari kelas Naru. Setelah beberapa langkah mereka mendengar jeritan,
"UWAAAAA!!!!"
Dan mereka pun pulang dengan terkikih pelan.
~Flash Back : off~
Naru's POV
"Aduuuh bagaimana ini? Ah pokoknya aku harus cepat-cepat menyelesaikan ini!" kataku seraya terus menggosok lantai keramik berwarna putih yang berhiaskan lumut hijau itu.
Kulirikkan mataku kepada jam tangan berwarna kuning yang terpampang di pergelangan tangan kiriku. Jam 16.30. Astaga. Ternyata sudah selama itu aku membersihkan kamar kecil ini sendirian. Dari jam pulang sekolah tadi sampai sekarang belum juga selesai. Apalagi kakiku sudah mulai semutan karena terlalu lama berjongkok. Pelan-pelan kuhapus peluh yang menetes di dahi menggunakan tangan kanan. Ingin rasanya aku kabur pulang ke rumah lalu tidur. Tapi bagaimana kalau ketahuan dan diberi hukuman yang lebih berat? Sungguh tak bisa kubayangkan kakiku yang membengkak karenanya.
Karena capek, aku berhenti sejenak. Duduk di bagian lantai yang kering dengan berlendehkan tembok. Huuh capeknya. Kupandangi bagian atas kamar mandi. Di ujungnya dipenuhi sarang laba-laba dan debu. Cat temboknya pun mengelupas. Aku heran, kenapa di sekolah yang terbaik di Konoha masih ada juga tempat yang jarang disentuh para cleaning service? Memang sih lantai tiga jarang dijamah oleh siswa dan guru karena tidak ada ruang kelas. Hanya gudang, beberapa ruang klub dan kamar mandi ini. Seketika lamunanku buyar ketika kurasa ada sesuatu yang menyentuh kakiku.
Deg deg deg..
Jantungku berdebar sangat kencang serasa ingin lepas. Kupejamkan mata, tak berani melihat langsung apa yang baru saja menyentuh kakiku. Badanku kaku, sungguh baru kali ini aku merasa setakut ini. Perlahan-lahan, kutolehkan kepalaku. Lalu aku merasa 'sesuatu' itu merangkak naik ke atas kakiku. Kaget. Ku segera berdiri, kubuka mataku dan ketika menemukan 'sesuatu'itu hampir masuk ke dalam rokku.
"GYAAAAAA!!!! TIKUUUSSS!!!!" teriakku seraya menghentak-hentakkan kakiku agar tikus itu jatuh dari kakiku. Karena sebegitu kerasnya menghentakkan kaki, tak sadar aku menendang ember berisi air yang akan kugunakan untuk mengepel lantai.
Air yang berada dalam ember pun mengalir keluar. Begitu sadar kalau ember itu jatuh ketika keseimbanganku goyah karena licinnya lantai keramik yang dibasahi air.
BRUUKK!!!!
"ADUUUUHH!!!" jeritku ketika merasakan ada rasa sakit dan pegal pada bagian belakang tubuhku, terutama pantat.
"Aduuuuh…pantatku sakit sekali.."
"Kau bodoh."
"Habisnya tikus itu hampir masuk ke rokku!!"
Aku terdiam. Eh? Tunggu dulu. Tidakkah tadi ada suara lain selain suaraku? Bukankah aku sendirian di sini? Lalu…tadi suara siapa?
"Katanya dulu ada anak yang gantung diri disitu karena depresi berat."
Kenapa disaat seperti ini yang teringat hanya omongan Temari?
Seketika suasana menjadi sedikit suram, serasa sedang berada dalam film horor. Bulu kudukku berdiri. Kupejamkan mata. Apakah aku akan mati disini? Ya Tuhan setidaknya jangan biarkan aku mati karena dibunuh hantu.
Plok.
Uwaaaa!!! Tangan hantu itu menyentuh pundakku!! Ingin rasanya aku berdiri lalu berlari sekencang-kencangnya, tapi apa daya kakiku tak bisa digerakkan, entah karena terjatuh tadi atau karena saking takutnya. Jadi yang bisa kulakukan hanyalah…
"WAAAA!!!! TOLOONG JANGAN GANGGU AKU TUAN HANTUU!! AKU MASIH INGIN HIDUP!!"
"Enak saja kau bilang aku hantu, Dobe."
He? Suara ini…
"Te-teme?"
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE
Yaaa!!!! Akhirnya chapter pertama selesai!! Gomenasai buat para reader yang baru saja membaca fic Neshi ini kalau fic ini jelek dan nggak menarik atau fic ini belum ada konflik atau apa masih datar. Yak Neshi bakal terus usaha supaya ficnya lebih bagus lagiii dan cepet-cepet update!!!! Makanya tolong ya di review!! Arigatou gozaimasu!! XDD
With Love,
Neshi Uzunami
