*Prolog

Cahaya matahari masuk menelisik lewat jendela yang-entah sejak kapan- sudah tak bergorden lagi (maksudnya, gorden jendela itu sudah dibuka). Di sebuah ranjang berukuran besar-kelewat besar malah-terbaring dua orang dengan-uhm-kelamin berbeda.

Gadis yang berbaring itu membuka matanya, menguap sebentar dan membelalakkan mata saat melihat seorang pemuda tertidur dengan pulas didepannya. Dia ketakutan, sangat ketakutan.

Karena dia tidak berbalut apapun.

Kecuali SELIMUT!

DIA TELANJANG! DAN ADA LELAKI DI KASUR YANG SAMA, TIDUR DENGANNYA!

"Oh kau sudah bangun?" suara serak itu entah berasal darimana, dari lelaki itu mungkin.

TUNGGU. Dia terbangun! Oh mimpi buruk bagi Byun Baekhyun.

"Tidak usah panik seperti itu, aku sudah melihat semuanya semalam" Oh, pemuda itu berkata dengan mesumnya

"A-ah, i-iya. Ahahaha" Baekhyun tertawa canggung, berusaha terlihat tenang padahal pikirannya berkecamuk.

"Maafkan aku, kita tidak saling mengenal tapi sudah seperti ini, sepertinya aku berada didalam pengaruh alkohol semalam" Baekhyun berkata lirih, sebaliknya pemuda itu malah tersenyum menanggapi perkataan Baekhyun.

"No prob. Dan by the way, aku mengenalmu. Namamu Byun Baekhyun 'kan? Aku Park Chanyeol, stalkermu sejak kau masuk ke Universitas. Oh aku bahkan sudah tahu alamat rumahmu, tapi tidak dengan apartemenmu. Dan aku juga senior yang pernah menghukummu saat ospek dulu" Jawab pemuda-yang ternyata bernama Chanyeol-itu.

Oh, orang menyebalkan itu toh.

Yang pernah menghukumnya membersihkan toilet seminggu penuh, dan juga menghukumnya untuk menjadi maid pribadinya selama sehari.

Baekhyun jadi ingat saat dia disangka baby sitter Chanyeol karena pernah kepergok menyuapi Chanyeol.

Ugh, dia jadi ingat 'kan.

"Apakah kau tidak panik?" tanya Baekhyun ragu-ragu

"Untuk apa?" Chanyeol mengerutkan alis sambil menatap Baekhyun bingung.

"Bagaimana jika dua hari atau seminggu setelah ini aku tiba-tiba datang ke rumahmu, atau lebih parah ke rumahmu! Dengan membawa alat test kehamilan dan berkata 'Tuan, aku hamil'?" Baekhyun bertanya sampai-sampai dia mendekatkan wajahnya ke wajah Chanyeol. "A-ah, maaf. Kelepasan" Chanyeol hanya terkekeh.

"Kalau kejadiannya seperti itu, uhm sebentar" Chanyeol menarik nafas. Baekhyun curiga, sepertinya orang ini tipe orang yang lepas tanggung jawab.

"Kalau dikantor, banyak karyawan, mungkin nanti kau akan langsung kunikahi" jawabnya sarkastik

"N-nikahi?" tanya Baekhyun ragu. Namun si raksasa itu hanya mengangguk.

"Kalau dirumah, nanti orang tuaku pasti histeris ya, dengan begitu aku akan menjelaskan semuanya, kita menikah lalu hidup bahagia. Tamat" jawab Chanyeol riang.

"Oh, begitu ya. Ahahaha, hidup bahagia" Baekhyun tertawa garing.

BAGAIMANA CARANYA HIDUP BAHAGIA DENGAN ORANG YANG TIDAK KAU CINTAI?!

Baekhyun rasanya ingin mati. Dia menyesal pergi ke pesta pantai milik Xi Luhan, dan dia menyesal karena berjalan-jalan dipantai saat itu.

Penyesalan selalu datang di akhir Baek, itulah hidup.

Seminggu setelah kejadian pesta pantai, dan di apartemennya, Park Chanyeol bekerja sebagai CEO seperti biasa. Tapi, didalam hatinya dia menunggu seseorang yang waktu itu tidur seranjang bersamanya

Oh, serius Park Chanyeol, kenapa kau menunggunya? Bukannya lelaki lain malah memilih untuk tidak mengingatnya?

Oh, yeah Park Chanyeol memang idiot. Dan juga, abnormal. Dia begitu karena cinta

Cinta memang merubah segalanya, sobat

Terdengar suara ketukan pintu saat Chanyeol sedang menandatangani berkas yang barusan diberikan sekretarisnya.

"Masuk" ucapnya tanpa mengalihkan pandangan. Terlihat seorang wanita-sepertinya respsionis-berdiri di depan pintu sambil membungkuk

"Direktur, ada yang mencari anda" ucap resepsionis itu sambil membungkuk. Chanyeol? Oh jantungnya berdetak dengan sangat cepat

Jangan-jangan itu Byun Baekhyun

"Siapa?" Tanya Chanyeol singkat. Wajahnya memang menampilkan mimik santai, namun jantungnya, itu beda cerita

"Saya lupa namanya. Tapi badannya mungil, sepertinya murid menengah pertama" jawab resepsionis itu

Betubuh mungil, itu pasti Baekhyun. Tapi murid menengah pertama? Oh ayolah, Baekhyun sudah kuliah semester 5, dan umurnya juga 21 tahun, Mana mungkin itu dia.

Harapan Chanyeol sudah musnah.

"Suruh dia masuk" ucap Chanyeol akhirnya, dan juga dengan nada lemas

"Baik, direktur" wanita itu membungkuk, menutup pintu lalu pergi untuk memanggil wanita-atau gadis?- yang dikatakannya tadi

Setelah kepergiaan resepsionis tadi, Chanyeol terus sibuk dengan berkas-berkas yang ada di depannya, dan tiba-tiba saja repsionis tadi kembali lagi, terlihat juga ada seseorang memakai mini dress dibelakangnya

Seberapa cepat resepsionisnya berjalan?

"Ini orangnya, direktur" ucap wanita itu sambil membungkuk

"Oh ya, kau bisa keluar sekarang. Terima kasih" ucap Chanyeol sambil tersenyum, lalu resepsionis itu segera keluar

"Ada perlu apa, nona?" Tanya Chanyeol dengan senyuman. Tapi percuma, gadis itu tetap menunduk

"Kau ingat aku?" tanyanya misterius. Oh, jangan bilang kalau gadis ini adalah mantan Chanyeol yang posesif, lalu sekarang dia minta balikan dengan berbohong dan mengatakan 'Park Chanyeol, aku hamil! Anak dalam kandungan ini adalah darah dagingmu!'

Oh, itu akan jadi kebohongan yang gagal. Karena jujur saja, Chanyeol baru tidur dan menyerahkan tubuhnya pada seorang Byun Baekhyun seminggu lalu

Dan ngomong-ngomong, mantan Chanyeol yang posesif itu tinggi, tidak mungil

"Maaf, tapi aku tidak mengenalimu" ucap Chanyeol hati-hati. Jelas saja Chanyeol tidak mengenali gadis ini, wajahnya saja ditundukkan, bagaimana cara melihatnya?

Dari tubuhnya? Oh Chanyeol punya banyak teman bertubuh mungil seperti dia

Tiba-tiba terdengar suara isakan entah darimana

Mungkin gadis itu?

Oh, masalah besar tuan Park

Gadis itu perlahan mengangkat kepalanya, namun tetap saja, sebagian dari wajahnya tertutup poni. Tapi tunggu, wajahnya memerah. Apakah dia tersipu? Atau dia mimisan?

Mimisan karena apa tuan Park?

"Aku Byun Baekhyun, bodoh" jawab gadis itu pelan. Dia mengangkat kepalanya, dan terlihat segenangan air ada di pelupuk matanya

"Byun Baekhyun? Gadis yang itu?" Tanya Chanyeol sarkastik. "Ada apa?" lanjutnya

"Aku kesini hanya ingin bilang kalau-" Baekhyun menelan ludahnya. Dia tidak siap, bagaimana kalau setelah mengatakannya Chanyeol malah melupakan janji yang seminggu lalu dibuatnya? OH TIDAK ITU MIMPI BURUK!

"-tuan Park, aku-" perkataannya tercekat di tenggorokan. Chanyeol semakin tidak mengerti, apalagi setelah melihat Baekhyun maju dan sedikit berjinjit untuk menyamakan tingginya dengan Chanyeol

"-aku, mengandung darah dagingmu " bisik Baekhyun tepat ditelinga Chanyeol. Baekhyun ragu, dia mengira setelah mengatakannya Chanyeol malah pergi, atau lebih parah menyuruhnya untuk membuang yang ada di rahimnya. Oh dia sungguh tidak siap. Sangat tidak siap!

Beda dengan Baekhyun yang pesimis, beda lagi dengan Tuan Park Idiot Chanyeol kita

Oh, bisakah sekarang Chanyeol memeluk ibunya? Atau mencium ayahnya kalau boleh?

Dia sangat senang. Amat sangat senang. Amat amat sangat senang!

Menurut Chanyeol, rasanya itu seperti meluncur bersama paus akrobatis, menembus atmosfer berlapis-lapis dan pergi menuju rasi bintang paling manis.

"Benarkah itu?" Tanya Chanyeol pelan. Baekhyun hanya mengangguk takut. Takut Chanyeol akan lepas tanggung jawab, dan segalanya

"I-iya" jawab Baekhyun ragu. Lihatlah, dia sedang memainkan kukunya-kebiasaan Baekhyun saat sedang grogi-dan juga menggigit bibirnya

"Kalau begitu, aku akan secepatnya mengurus pernikahan kita" seru Chanyeol lalu menerjang tubuh mungil Baekhyun dan memeluknya

Dia serius dengan perkataannya seminggu yang lalu?

Benarkah ini?

Baek, kau adalah gadis paling beruntung di dunia

"Omong-omong, perutmu tidak buncit ya," Ucap Chanyeol sambil menatap perut Baekhyun yang rata itu

"Oh, itu karena usia kandunganku baru seminggu. Jadi, janinnya masih berupa gumpalan darah" jawab Baekhyun pelan

"Oh begitu, kalau begitu mari kita besarkan anak ini bersama" jawab Chanyeol sambil merengkuh tubuh mungil Baekhyun

Well Baek, selamat menikmati sisa hidupmu dengan tuan Park si raksasa idiot itu.

—TBC—

A/N: Hey! Aku author baru disini. salam kenal ya buat kalian hehehe^_^ sebenernya, aku ini sedikit pemalu, tapi kalo udah kenal aku pasti tetep malu(malu-maluin, maksudnya.) Dan btw, ini first story aku, gimana? jelek ya? maaf ya, aku cuma author mini abal-abal yang sok-sokan pengen nyoba nulis.

tapi, kalo misalnya kalian bilang ff abal—sebenernya bukan ffnya yang abal, tapi authornya—ini bagus, aku bakal sangat-sangat-sangat-sangat-sangat berterimakasih sama kalian. Dan... aku juga rada kudet di ffn ini, maklum ya masih kecil/gak jadi, buat para senior-seniro ffn, aku mohon bantuannya ya.

PS : Adegan di prolog ini sebenernya muncul ntar di chapter 3. hueheheh XD