SM Food Corporation

Cerita ini sudah lama ada dipikiran, kira-kira lima tahun yang lalu saat penulis masih kuliah, dan memperhatikan teman-teman yang sudah lulus duluan mencari kerja, namun cerita akan disesuaikan dengan setting cerita karena tokoh utamanya Yunjae, kali ini ceritanya akan berseri agak panjang karena intriknya banyak.

Karakter :

Jung Sooman : Presiden Direktur SM Food, orangnya keras, akan menghukum siapa saja yang salah meskipun itu keluarganya, memberi kesempatan yang sama dengan tiap pegawai untuk menunjukkan prestasi mereka.

Kim Heechul : Dia merasa suaminya amat pelit, dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya sebagai sosialita, maka kabur setelah bertemu pria Spanyol bernama Choi Siwon. Namun akhirnya berpisah, lalu dia memaksa tinggal bersama putranya, Yunho.

Jung Yunho : Dia menganggap dirinya pangeran dan pantas menduduki CEO, namun Presiden Sooman tidak begitu saja memberikan jabatan yang Yunho inginkan, maka Yunho ditempatkan sebagai salah satu brand manager,agar Yunho membuktikan kemampuannya di bidang marketing.

Kim Jaejoong : Karena suatu kecelakaan, Jaejoong harus memakai kruk, berulang kali dia ditolak saat melamar kerja karena keterbatasannya, sampai akhirnya tiba-tiba dia menjadi salah satu di brand manager, dan mengetahui pangeran impiannya adalah rekannya sekantornya.

Go Ara : Gadis lemah lembut ini sangat baik dalam menghafal tanggal2 terutama tanggal penting saat dia dan Yunho masih berpacaran, dan memaksa Yunho mengingatnya. Dia asisten manager di salah satu agensi iklan

Dan karakter2 lain yang seenaknya nyelonong saat cerita tengah melaju.

Di Korea Cassie Ramyun adalah makanan wajib saat perut keroncongan tengah malam, merk ini begitu disukai masyarakat walau harganya sedikit lebih mahal dari ramyun instan yang lain. Varian cassie ramyun ada berbagai macam, rasa bulgogi, kimchi shoup, kimbabp dll, dan Jaejoong pun sangat menyukai Cassie Ramyun.

"Umma, aku lapar, aku mau makan ramyun" Celetuk Jaejoong pada Umma Kim yang tengah asyik menonton drama Korea.

"Masaklah sendiri" gumam Umma kim, matanya tetap terpaku menghadap layar kaca.

Jaejoong yang masih harus menggunakan kruk untuk membantunya berjalan, dengan perlahan menuju dapur, ramyun instan disimpan di lemari kabinet paling atas, dengan kakinya yang masih cedera Jaejoong tidak bisa tegak berdiri untuk mengambil ramyun, terpaksa dia minta tolong Ummanya. "Umma, tolong ambilkan ramyun"

"Sebentar, tunggu dramanya iklan dulu" Ummanya tetap diam tak bergeming, dia tidak bisa melewatkan adegan Kimtan mencium Eunsang dalam drama the Heir.

Jaejoong mempoutkan mulutnya, kesal, dia memaksakan kakinya lurus untuk mengambil ramyun kesukaannya. Sakit. Jaejoong sedikit meringis, tak apa harus berkorban sedikit, semua demi semangkok lezat Cassie Ramyun.

Umma Kim menuju dapur setelah mencium aroma Cassie Ramyun, bukannya senang, Umma Kim mengerutkan keningnya, lalu berteriak, "Jaejoong! Sudah berapa kali aku bilang, kalau Cassie Ramyun itu milik Karam, kalau mau masak masaklah Crebeau Ramyun!"

"Kita semua sekeluarga suka Cassie Ramyun, Umma tahu itu, kenapa masih beli Crebeau, dan hanya memperbolehkan Karam yang menikmati Cassie Ramyun!" Jaejoong mendengus kesal, tingkat kenikmatan Cassie ramyun berkurang setengah, setelah perlakuan tak adil ibunya.

"Jatah beli ramyun tak akan cukup, jika aku belikan Cassie ramyun semua, kamu toh sudah memakan Cassie Ramyun lebih lama dari Karam,jumlah bungkus Cassie ramyun yang kamu makan sudah lebih banyak dari Karam " Ibu Jaejoong mengambil sumpit hendak mengambil sedikit ramyun di mangkok Jaejoong.

"tentu saja, itu karena umurku lebih tua dari Karam" Balas Jaejoong sambil menyingkirkan mangkok dari Jangkauan Ibunya. "Kalau Umma mau ramyun, akan kubuatkan, tapi Crebeu ramyun ya?" Jaejoong tersenyum simpul melihat giliran ummanya yang mendecih, tak suka.

"Tak usah, aku tak lapar, nikmati saja makananmu" Umma Kim ngeloyor pergi ke kamarnya.

Kembali duduk menikmati ramyun, Jaejoong mendesah, sekedar beli ramyun kesukaan saja Jaejoong tak bisa, seandainya dia punya uang, seandainya ia dapat pekerjaan, seandainya kecelakaan itu tak terjadi...

Flashback

Waktu itu Jaejoong bertekad, setelah lulus kuliah ia harus mendapatkan pekerjaan tetap, dan meninggalkan kerja paruh waktunya. Walaupun boleh dikata telat, Jaejoong luar biasa bahagia dapat lulus kuliah. Selama kuliah dia sudah magang di beberapa perusahaan, menjadi sales atau sekadar bersih-bersih untuk membiayai kuliahnya, dia yakin sekali segera mendapatkan pekerjaan, apalagi mantan-mantan atasannya memberikan referensi cukup baik. Maka dengan hati ringan dia menulis resume dan surat lamaran, namun dia harus mengkopi ijazahnya. Maka saat Junsu hendak pergi keluar belanja, Jaejoong memintanya tolong "Junsu-ah .."

"ada apa hyung, kau perlu sesuatu?"

"tolong kopikan, ijasahku, bolak-balik rangkap 10, terima kasih" Jaejoong menyerahkan ijasahnya dan lembaran uang.

Junsu menerimanya, namun berpikir sebentar, merasa ada sesuatu yang mengganjal "Baiklah, tapi agak lama ya, belanjaanku banyak"

"Tak apa, lamaranku baru dikirim besok" jawab Jaejoong enteng.

Jaejoong melanjutkan pekerjaannya, sambil bersenandung riang, dia merasa dirinya beruntung, walau orang tuanya hidup sangat sederhana bahkan masih dapat jatah bantuan beras dari pemerintah namun dia dapat sekolah sampai jadi sarjana. Dia tidak perlu kos, bahkan menempati rumah di kawasan perumahan elit milik salah satu saudaranya, dia tinggal bersama Yoochun dan Junsu yang menyewa kamar di rumah itu.

Setelah beberapa lama, Junsu kembali dengan berbagai macam tas kresek, tawa eu kyang kyang membahana , begitu meletakkan plastik-plastik di lantai, junsu tampak sibuk mengobok-obok tasnya, lalu dia memamerkan sebuah botol bertuliskan, "Hwaitinggon, air kelapa dalam kemasan". "Hyung aku tidak pecaya, di supermarket aku menemukan ini! "

"Lihat ini, air kelapa, air kelapa murni hyung" seru Junsu dengan antusias.

"Kau beli berapa?" Tanya Jaejoong dengan mata tak kalah berbinar berharap Junsu akan membaginya sebotol Hwaitinggon.

"Aku beli 10 krat, minuman ini sangat cocok untukku yang tak minum (minuman keras maksudnya)"Timpal Junsu tak bermaksud membagi botol minuman berharganya pada Jaejoong.

"Jadi kamu belikan aku beer sebagai ganti Hwaitinggon?" Jaejoong berharap dogsaengnya itu pengertian.

"Yah, Hyung uangmu hanya cukup untuk fotokopi" Junsu menenggak hwaitinggonnya, lalu memberikan sisanya pada Jaejoong, "Hyung, cobalah, rasanya segar sekali, serasa di Hawai"
Jaejoong cemberut, namun tetap menerima botol Hwaitinggon, dan menegukknya sampai habis.

"Rasanya memang enak, tapi kau menyisakannku sedikit sekali" Jaejoong memeriksa label kemasan minuman itu, warnanya biru seperti air mineral.

"Kau menemukannya saat mau membeli air mineral kan? sudah kubilang air kran di rumah ini aman diminum, kenapa masih cari air bening botolan, dasar boros" Maki jaejoong .

Junsu menggaruk rambutnya yang tak gatal, "Maaf Hyung, tapi untungnya, aku jadi membeli hwaitinggon kan?" Namja suara lumba-lumba yang ceria itu kemudian mencari folder berisi fotokopian ijasah di dalam kresek-kresek belanjaannya. Junsu mengernyitkan dahi tatkala tak menemukan barang yang dimaksud.

"Hyung, fotokopiannya..." Junsu berkata lirih, dia menggigit bibirnya merasa bersalah.

"Kau lupa?" Jaejoong was-was dengan perubahan raut muka Junsu yang mendadak jadi suram.

"Sudah kufotokopi, tapi, tapi... folder ijazahnya tidak ada" Junsu bergumam, menunduk dalam-dalam, bersiap menerima amukan Jaejoong.

"Mwo...!Ya..dimana ijasahku, dimana?!" teriak jaejoong sambil menggungcang-guncang tubuh Junsu yang gemetar.

Mereka berdua kembali ke tempat fotokopi, namun pelayannya mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan ijasah aslinya, sambil menangis Jaejoong dan Junsu kembali menyusuri rute belanja Junsu, berharap menemukan selembar ijasah hasil 5 tahun kerja keras dan belajar giat Jaejoong.

...

Jung Yunho, putra mahkota SM Food Corporation, sedang mengadakan supervisi marketing kampannye di salah satu pusat belanja. Dia memperhatikan ramyun-ramyun instan yang ditata di berderet di gang khusus mie instan. Ramyun-ramyun instan saingannya di pajang dengan aneka rupa bonus dan potongan harga, dia sangat bangga Cassie Ramyun tak pernah harus memberikan promosi seperti itu, lalu dia bertanya dengan Sales promotion girl yang menjaga stand ramyun, dengan yakin gadis itu menjawab, Cassie Ramyunlah yang paling dicari di supermarket itu. Yunho mengangguk dengan puas.

Kemudian dia mencari Cassie Ramyun di stand Mie Ramyun, alangkah kesalnya saat dia menghabiskan waktu 10 menit untuk mencari Cassie Ramyun, baby kesayangannya, sampai akhirnya dia harus bertanya lagi pada nona SPG. SPG itu menunjukkan Cassie Ramyun, ramyun itu terletak di rak paling bawah di sudut bersebelahan dengan bumbu masak. "Yah! kenapa diletakkan disini?!" Yunho memelototi wanita bertubuh mungil itu. "VIP mie, membayar semua spot di rak tengah, jadi Cassie terpaksa pindah". Pantas saja Cassie ramyun yang paling dicari, itu karena mereka mengusir ramyun kesayangannya dari tahta rak tengah. Yunho kemudian memanggil marketing eksekutif yang bertugas di supermarket itu.

Dengan langkah tegap dan anggun Yunho keluar dari Supermarket, "Aku menunggumu di J cafe, cepat kemari, kamu harus mempertanggungjawabkannya!" perintahnya pada si Marketing Eksekutif, Yunho geram sekali, dia sudah menyiapkan omelan yang akan dia teriakkan pada pekerjanya yang tak becus itu.

Yunho mondar-mandir di depan cafe, dia memang tidak berniat memarahi orang di dalam ruangan, dia perlu menjaga gengsinya sebagai pria gentle. Lama namja tampan ini menunggu, dia menghentak-hentakkan kakinya.

Seorang pria tambun datang tergesa-gesa dengan folder di tangan, dia membungkukan badan begitu sampai di hadapan bosnya. " Maaf Tuan, tadi ada orang menjatuhkan ini, namun saya tak sempat memanggilnya "

"Sindong-shi! Yang kamu urus harusnya Cassie Ramyun, hanya Cassie Ramyun, buang barang tak berguna itu! Harusnya kamu biarkan saja itu jatuh!" Yunho berkata dengan keras, nampak orang disekitarnya memailingkan muka mencari arah suara.

"Tapi, Tuan barang ini pasti sangat berharga bagi pemiliknya" Ucap pria chubby itu menatap folder di tangannya.

"Apa itu berharga bagimu?" Yunho memicingkan mata pada folder ditangan Shindong

Shindong menggeleng

"Kalau begitu cepat buang barang itu"

"Jangan Tuan, saya tidak bisa membuangnya, saya pamit sebentar menitipkan ini di bagaian informasi"

"Kau menyuruhku menungguku lagi? Apa kau sudah bosan kerja di SM Food Corporation?
"Maaf Tuan, maaf, saya masih ingin bekerja" Shindong menyerahkan folder itu ke Yunho.

"Kau malah memberikan sampah ini padaku, apa maksudmu?" Mata musangnya seperti hendak menerkam Shindong.

" Itu ijazah seseorang, sepertinya nilainya bagus, seperti yang Tuan ketahui, di Seoul hanya sayalah marketing eksekutifnya, karena itu jadwal saya untuk mengunjungi satu toko cukup lama selang waktunya, saya belum sempat datang kesini lagi"

"Jadi maksudmu, aku harus menggantikanmu dengan orang ceroboh yang meninggalkan ijasah di sembarang tempat?"

"Bukan diganti, tapi ditambah" jawab Shindong.

"itu bukan wewenangmu menentukan seberapa banyak karyawan perusahaan, kamu memang lelet dan malas, kalau kamu lincah, aku yakin jadwalnya bisa dipadatkan." Tandas Yunho sambil membuka folder lalu mengamati ijasah yang ditemukan. Matanya tertuju pada pas foto ijasah, hmm cantik sekali, namun ceroboh, masa depannya akan suram tanpa ijasah ini. Lebih baik dikembalikan. Ada nomor telpon di dalamnya.

"Yobseo, Apakah ini Kim Jaejoong?" Yunho segera menghubungi nomor telpon yang ada di folder.

"Ye" Dada Jaejoong berdebar-debar, semoga orang ini bermaksud baik pikirnya.

"Saya menemukan barang anda yang hilang" Ucap Yunho datar.

"Anda menemukan ijasah saya?" Jaejoong melonjak-lonjak saking senangnya.

"Datanglah ke Sawol Supermarket, minta ke pusat informasi untuk mengambil ijasahmu"

"Terima kasih, tuan, Gomawoyo, rasanya secara lesan saja tak cukup, ijinkan saya bertemu anda"

Yunho melihat jam tangannya, masih ada waktu, ia juga masih belum puas memarahi Shindong. "baiklah saya tunggu di J cafe, halaman parkir Shawol Supermarket"

"Saya segera kesana, kami sudah di seberang jalan, kami berada di sekitar Shawol, tolong lambaikan tangan anda, agar kami mengenali" Ucap Jaejoong dengan antusias. "Sekali lagi terima kasih, Tuan"

Jalanan saat itu sangat ramai, dengan adrenalin terpacu cepat ingin segera mendapatkan ijasahnya kembali Jaejoong dengan tergesa-gesa menyeberang dia tak melihat kiri kanan, pandangannya terfokus pada pria yang melambaikan tangan memegang ijasahnya. Junsu tak mampu mengikuti langkah Jaejoong, saat Jaejoong hendak menyebrang Junsu hanya bisa berteriak saat sebuah mobil tiba-tiba melaju kencang ke arahnya. "Jaejoong Hyung, awas...!" Jaejoong tak sempat menghindar, ia terhempas saat kereta besi itu menubruknya. Darah mengalir menggenangi tempat Jaejoong tergeletak. Yunho dan Junsu berlari ke tempat kejadian, "Hyung..hyung...kenapa jadi begini...hik..hik..K" Junsu tak bisa membendung air matanya menatap Jaejoong terkulai di aspal. Sementara Yunho mengangkat tubuh Jaejoong, menyingkirkan tubuh lemah itu dari jalan. Jaejoong masih sadar ketika berada dalam gendongan Yunho, kepalanya berat sekali, lututnya sakit, perih, apakah malaikat yang membopongnya ini akan membawaku ke surga? Dia tampan sekali, Dimana Junsu? Junsu?

"Kau bukan hanya ceroboh, tapi juga bodoh, kenapa bisa sampai tertabrak?" Bisik Yunho mengamati kondisi Jaejoong yang penuh luka. Miris dan memperihatinkan. Yunho berharap setelah ini dia tak akan bertemu dengan orang bernasib semenyedihkan ini lagi.

Di dalam ambulan, Junsu terus memegangi tangan Jaejoong, sambil menangis, sementara Jaejoong terus memandangi wajah malaikat penolongnya yang sedang duduk melamun. Yunho tidak mengerti, mengapa dia harus berada di situasi genting dan baju berlumuran darah, dan tampaknya pemuda yang ditolongnya juga miskin, paling tidak dia harus menalangi biaya administrasi rumah sakit terlebih dulu dan Shindong yang dengan bebas ngeloyor pergi sebelum diberi cukup ceramah.

Flashback end

Sampai saat ini dia belum pernah bertemu lagi dengan pemuda tampan yang menolongnya. Walau Jaejoong tak mengingatnya persis karena saat itu menahan sakit, Jaejoong berharap bertemu lagi suatu saat nanti, mengantarkan kue dan makanan lalu mengucapkan terima kasih. Junsu bilang setelah dia masuk UGD, namja keren itu menghilang begitu saja..

TBC