To-ge-ther!
Pair : Kray [YAOI]
Cast : EXO member, other kpop idol.
Genre : Romance, Drama, Angst
Author/Artwork : xiaotaki-xo
FF kedua~ Akhirnya nemu ide karena liat sebuah peta XD Ke typo-an sudah pasti.
Suka ga suka kalo udah baca harus review! kalo gak bacok /PLAK/ Bercanda kok.
Kalo ga mau review disini silahkan di deerdragon88 atau kalo mau SR juga ga
apa. Saya juga biasa gtu /DOR/ Okey ga apa deh sr asalkan happy! Enjoy ^^
-
CHAP 1
"Kenapa kita satu kelas lagi?" tanyaku pada Yixing. Seseorang yang bahkan aku
tak mengerti aku harus menganggapnya apa.
"Bukankah menyenangkan? Setidaknya kalau kau kesusahan kau bisa bertanya padaku!"
jawabnya dengan senyuman dimplenya itu. Boleh dibilang bosan aku melihatnya.
"Kita sudah satu kelas tahun lalu. Menurutmu sampai kapan kita akan ada dalam
satu ruang lingkup? Rumahmu juga bersebelahan denganku." ujarku sambil memandangi
nya. Ia memutar bola matanya. Seperti berfikir sejenak. "Kurasa sampai... sampai..
Ah entahlah. Mungkin kita ditakdirkan untuk bersama!" ujarnya sambil tersenyum
lagi.
Aku berjalan cepat meninggalkannya. "Yifan! Hei jangan tinggalkan aku!" teriaknya
padaku. Aku tidak memperdulikannya. Tapi aku tahu dia mengejarku dari belakang.
Oh Tuhan.
.
.
.
.
Singkat saja, namaku Wu Yi Fan. Dan laki-laki yang saat ini duduk di sebelahku
di ruang kelasku yang baru di tahun terakhirku adalah Zhan Yi Xing. Entah takdir
apa yang mempertemukanku dengannya. Aku mengenalnya saat aku berjalan di sekitar
sungai di dekat hutan. Aku melihat ia terjatuh dari sepedanya dan menangis keras.
Tentu itu sangat mengangguku. Akhirnya ku dekati dia dan menolongnya. Ternyata
dia adalah tetanggaku. Rumahnya benar-benar sebelah kanan persis rumahku. Dan
akhirnya kami berteman dekat hingga sekarang.
Tunggu. Teman? Jujur saja aku menganggapnya bukan teman. Sesuatu yang lebih dari
seorang teman tapi tidak bisa aku ungkapkan. Ya dasar aku saja yang bodoh.
Berbicara soal itu, Yixing adalah laki-laki terpintar yang pernah ada. Kurasa.
Dia tak pernah absen dari 5 besar di setiap sekolahnya. Sedangkan aku? Sudah
beruntung masuk 20 besar.
"Yifan!" suara Yixing mengagetkanku. Aku menoleh ke arahnya. Tangannya menunjuk-
nunjuk ke arah depan. Aku melihat kearah yang ditunjuk oleh Yixing dan melihat
Kang In-nim melihatiku dengan tatapan yang lumayan seram.
"Jangan melamun, Wu Yi Fan." ujarnya dengan bahasa mandarin yang agak berantakan.
Maklum saja. Dia orang korea yang baru saja pindah ke sekolahku. Aku menundukkan
kepalaku berulang-ulang. Dan akhirnya ia melanjutkan ocehannya di depan kelas.
.
.
.
.
"Kenapa kau melamun tadi? Apa kau melamuni diriku?" tanya Yixing yang membuatku
tersendak seketika. Mataku menatap tajam wajah polos yang sepertinya tanpa dosa
itu. "Jangan berkata yang aneh-aneh." ujarku padanya. Ia lalu tersenyum kemudian
tertawa sekencang-kencangnya mengalahkan Xi Lu Han. Siswa dari Beijing yang
semester lalu pindah ke sekolahku.
Tanpa sadari, bungkus snack yang baru aku makan isinya beberapa sudah berpindah
tangan ke... Luhan. "Eum kau tertawa sangat keras eum..." ujar Luhan sambil
mengunyah snack yang ia ambil dariku. "Hei Luhan, kembalikan snackku!" ujarku
pada Luhan yang sedang mencoba menghabiskan snackku.
"Eum. Maaf Yifan, tapi sepertinya snackmu sudah habis." Oh ya baguslah dasar.
Aku memandangi Luhan dengan tatapan sebal.
Dan kurasa, Yixing baru saja berhenti tertawa. Tapi tak lama kemudian Ia tertawa
lagi. Dan lebih keras dari sebelumnya. "Yixing! Kau berisik sekali!" seruku gusar.
Yixing langsung membekap mulutnya dan melihat ke arah Luhan. Luhan masih berusaha
mengunyah semua snack yang ada di mulutnya.
"Luhan, aku lapar. Kenapa kau tidak membagi snack Yifan? Padahal aku sudah
menunggunya daritadi." ujar Yixing pada Luhan. Aku melirik tajam pada Yixing.
Jadi Ia menungguku menawari snackku padanya? Oh hebat.
"Eum, sudahlah. Ayo pergi ke kantin. Rasanya aku masih lapar." ajak Luhan. Yixing
yang tadinya duduk di sebelahku akhirnya berdiri mendekati Luhan. "Yifan, ayo!"
ajaknya padaku. Aku bangkit dari dudukku.
Kurasakan tangan Yixing mencoba meraih tanganku. Aku melihatinya. Matanya
mengisyaratkan ia bertanya 'Apa'.
Tanpa pikir panjang, Ia memasukan tanganku dan tangannya ke dalam sakunya.
Aku masih melihatinya. "Aku kedinginan, Fan." ujarnya singkat sambil mulai berjalan.
Tentu saja badanku ikut tertarik dan aku berjalan disebelahnya.
Orang ini...
.
.
.
.
Akhir pekan... salah satu waktu yang aku tunggu. Pukul 7 lewat 10 pagi di hari
minggu. Aku membuka tirai jendela kamarku dan ikut membuka jendelanya. Aku
memandang lurus ke arah jalan dan rumah-rumah yang berjajar di depan rumahku.
"YIFAAAN!" teriak seseorang memanggil namaku. Tanpa perlu menoleh suara siapa
itu, aku sudah tahu itu Yixing. Aku memandang malas kearahnya. Aku memasang wajah
yang bertanya 'ada apa'. "Turunlah kebawaaah!" teriaknya keras. Aku menutup
jendela kamarku dan bergegas turun menemui Yixing.
Raut wajah polos Yixing langsung berubah menjadi sangat senang saat aku menghampiri
nya. "Kau lupa ini hari pertama musim semi?" tanya Yixing. Aku melihat keadaan
sekitarku. Salju sudah tidak ada lagi. Tapi udara masih dingin. Bunga yang ditanam
Mama juga sudah mulai mekar. Benar. Ini musim semi. "Kau lupa apa yang kau lakukan
ketika musim semi datang?" tanya Yixing lagi. Kali ini aku baru saja mengingatnya.
Ya... berjalan ke daerah taman untuk melihat bunga yang sedang mekar...
"Hmmm baiklah aku ingat. Tapi aku harus mengambil jaket dulu. Ini masih dingin."
ujarku padanya. Yixing kembali tersenyum dan dimple nya yang manis itu keluar.
"Baiklaaah~ Aku akan menunggumu!" serunya bersemangat.
Aku kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil jaket. Bersiap untuk pergi di hari
pertama musim semi...
.
.
.
.
"Waaaahh~ Lihat bukankah ini indah Yifaan?" tanya Yixing dengan mata berseri-seri.
Aku hanya mengangguk malas. "Eisshhh kau kenapa sih Yifaaan? Kau kan paling suka
musim semi!" protesnya padaku.
Memang aku sangat menyukai musim semi. Tapi aku masih mengantuk bodoh. "Ya ya ya
..." ujarku malas lagi.
"HAAAIII!" tubuhku terdorong. Seseorang mengagetkanku. Itu pasti Luhan.
"LUHAAAN~" seru Yixing tak kalah heboh. Dan pada akhirnya mereka tertawa seperti
orang gila lagi.
"Kau bisa tahu kami disini?" tanya Yixing yang sudah normal kembali. "Ini hanya
kebetulan. Temanku dari Korea baru saja datang kemarin. Ia bilang ingin jalan-jalan
ke Taman~ Akhirnya aku mengajaknya kemari dan bertemu kalian!" jawab Luhan sambil
menebar senyum. "Lalu dimana temanmu?" tanyaku yang menyimak kelakuan mereka berdua.
"Eum... Sehun-ah!" panggil Luhan kepada seseorang. Anak laki-laki yang berwajah
agak sombong itu berlari menuju Luhan. "Gege, aku mencarimu!" ujarnya dengan nada
marah. Kurasa dia lebih muda dari kami. "Ah, maafkan aku. Ngomong-ngomong kenalkan,
ini teman-temanku di China!" ujar Luhan. Anak laki-laki itu memandangku dan Yixing.
Ia akhirnya tersenyum kecil dan menunduk padaku dan Yixing.
"Aku Zhang Yi Xing, dan ini sahabatku Wu Yi Fan! Salam kenal.. am.. Sehun!" Yixing
memperkenalkan dirinya dan aku dengan penuh senyuman.
Sehun membalas senyuman itu tapi agak tidak ikhlas.
"Bagaimana kalau kita pergi makan? Aku lapaarrr!" erang Luhan seperti anak kecil.
Ya begitulah Luhan. Padahal umurnya jelas lebih tua dari aku dan Yixing.
"Baiklah! Aku juga lapar! Hei Yifan kau lapar kan? Kita makan bersama saja ya?
Aku tahu tempat makan enak disini!" ujar Yixing. Aku memutar bola mataku.
Tidak Luhan tidak Yixing mereka selalu tahu dimana ada makanan enak.
"Setujuuu!" seru Luhan bersemangat.
Kami akhirnya pergi meninggalkan taman menuju tempat makan itu. Tapi saat aku
baru melangkah ingin mengikuti mereka, aku merasa seseorang mengawasi kami.
Aku menoleh kebelakang. Ku lihat seseorang dengan coat, topi dan kaca mata hitam
melihatiku. Setelah kupergoki dia, ia langsung berjalan pergi.
"Yifaaaan! Cepatlaaah!" teriak Yixing. Aku menoleh ke arahnya dan berjalan ke arah
nya.
Kurasa... aku tahu pria itu siapa...
#####end of chapter 1#####
