Author : Miss Galaxy

.

.

.

Title : BORGOL

Cast :

Kim Jong In a.k.a Jongin

Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo

And other cast

Rate : T

Genre : Romance, Criminal

Pair : KaiSoo wtf EXO OFFICIAL COUPLE

.

.

.

DON'T READ IF YOU NOT LIKE !

WARNING THYPO

AND

HAPPY READING ^^

.

.

.

.

.


DOOR!

DOOR!

SRET!

"Ahk,"

Jongin meringis, memegangi lengan kanannya yang perih memanas akibat gesekan sebuah peluru yang melesat tepat berjarak satu centi dengan kulit lengannya. Beruntung! Jongin masih bersyukur karna Peluru itu hanya meleset mengenai lengannya. Ouh! Dewi Fortuna menyertaimu Jongin. Mengambil nafas panjang menekan adrenalin yang sempat down, Jongin kemudian –tanpa memperdulikan lengan kulitnyanya yang robek, berlari cepat kearah sebuah Dinding yang terlihat cukup kokoh meski warnanya telah mengelupas dimakan waktu, dia menyembunyikan tubuhnya disana. Suara bising dari tembakan pistol dan ledakan granat masih terdengar dimana-mana.

BLAR!

Jongin terkesiap, dinding tempat persembunyiannya terbakar dan runtuh, sepertinya komplotan Mafia tadi mengetahui keberadaannya dan menembak kearahnya. Shit! Jongin buru-buru melompat, melakukan roll depan dan membungkuk bersembunyi dibalik reruntuhan papan yang cukup melindungi tubuhnya. Sementara Anggota Polisi –rekan sekaligus anggota SWAT lainnya– juga tengah melakukan hal yang sama, saling tembak menembak dengan Komplotan Mafia yang tampaknya ingin lari dari jalur hokum itu.

DOOR!

Jongin menyembulkan kepalanya, membidik tepat kearah Pilar besar diarah sebrang yang menjadi tempat persembunyian Mafia sialan tersebut. Lalu pilar berlapis perak itu hancur, reruntuhannya menimbun salah satu Mafia incarannya. Lelaki itu tersenyum sinis, sepuluh dari puluhan Mafia itu jatuh karna tembakannnya. Yeah..Jongin memang anggota Polisi yang ahli dalam hal menembak, itu sebabnya Pemerintah menugaskannya turun langsung dan bergabung bersama SWAT kelapangan untuk menangkap Mafia nakal sekaligus berbahaya dalam transaksinya. Well, sebenarnya saat Jongin dan anggota lain datang, Pemimpin Mafia itu sudah berhasil kabur setelah berhasil mentraksasi barang ke pembeli yang sialnya juga sudah kabur. Dan Jongin sekarang sedang berusaha menangkap si anak buah keparat. Siapa tahu dia bisa mendapatkan salah satu hidup–hidup untuk dijadikan saksi.

TREK!

Jongin mengisi amunisi pelurunya, bersiap-siap menembak lagi, tapi..

"JONGIIINNNN.."

Suara Itu?

Jongin menoleh cepat, dan matanya terbelalak lebar mendapati sosok yang sangat dikenalinya sedang berlari mendekat kearahnya. Ledakan dan baku tempak masih terjadi, dan lelaki mungil yang memanggilnya tadi berlari kencang sambil sesekali memegang kepala kecilnya.

Oh my god!

"KYUNGSOOO?"

"Jongiinn.."

Jongin menepuk jidatnya keras, ingin sekali dia membenturkan kepalanya ketembok jika saja dia tidak menyayangi nyawanya. "Kyungsoo, apa yang kau lakukan disini hah?" Jongin berteriak frustasi menyaingi suara ledakan granat agar Kyungsoo mendengarnya.

Jongin sweat drop! Bagaimana tidak? Kyungsoo! Do Kyungsoo! Pacarnya yang berwajah manis dan bertubuh mungil itu saat ini sedang ada disini, ikut meringkuk disampingnya seperti seorang Polisi. ARGH! Bukankah tadi Jongin sudah menyuruh Kyungsoo untuk menunggu di mobil? Kenapa sekarang dia ada disini? Afahfhsdgfck #!

"KYUNGSOO, APA YANG KAU LAKUKAN?" Jongin berteriak dengan frustasi diantara suara-suara yang terdengar, mendekap tubuh mungil kekasihnya agar menunduk, salah satu Mafia itu melempar granat 10 Meter didepannya dan dalam hitungan detik granat itu meledak, menerbangkan apapun yang terbawa oleh sapuannya. Jongin mengerang, memeluk Kyungsoo lebih erat karna dia tak ingin kekasih cerewetnya itu terluka.

"Jongin.." Lelaki mungil itu memberontak menyembulkan kepalanya dan seketika itu mata bulatnya terbelalak melihat luka gores dilengan Jongin, buru-buru ia melepas dasi yang sebelumnya tersimpul rapi dilehernya dan membalut lengan Jongin dengan itu.

"Kyungsoo,"

"Jongin kau terluka," Panik Kyungsoo. Lelaki tan itu menggeram! Sekarang bukan saatnya mencemaskan luka kecil itu, yang perlu dikhawatirkan adalah keadaan Kyungsoo yang kapan saja bisa membahayakan! Aduh, kapan sih Kyungsoo mau mengerti? Frustasi, Jongin memegang kedua bahu Kyungsoo erat dan menatapnya serius.

"Kau harus pergi dari sini, tempat ini tak aman untukmu Soo,"

"Tapi aku kan Detektif, aku juga berhak ada disini," Sangkal Kyungsoo dengan wajah kuekueh seperti biasa.

"Tapi ini tugasku Soo, disini terlalu berbahaya," Ledakan granat terdengar lagi, Kai mendekap tubuh Kyungsoo lagi dan membawa Kyungsoo bersembunyi di tempat yang lebih aman. Lelaki tan itu menatap kekasihnya serius dan tegas.

"Kau tak boleh disini, kau harus pergi!"

"Tapi aku ingin bersama Jongin,"

"Ini terlalu berbahaya Soo, aku tak mau kau terluka," Meski ucapan itu diucapkan dengan nada tinggi, tapi Jongin tidak bisa menutupi bahwa dia melakukan ini karna tak mau melihat Kyungsoo terluka. Kyungsoo tahu, Jongin pasti khawatir padanya.

"Tapi kan ada Jongin yang melindungiku," Ucap Kyungsoo polos, membuat Jongin semakin mengeram frustasi. Ya Tuhan! Bunuh saja aku! Jongin memekik dalam hati dengan urat leher menonjol. Sadar melihat ekspresi pacarnya, Kyungsoo tersenyum kecil, lalu dia meraih sebuah borgol yang ada di Ikat pinggang milik Jongin. Gerak–gerik itu cukup membuat Jongin menatapnya bingung.

"Jika begitu, borgol aku.."

"Apa?"

Kyungsoo memasukkan tangan kirinya kesalah satu lubang borgol, kemudian memborgol tangan kanan Jongin dengan lubang satunya. Setelah menguncinya, Kyungsoo membuang jauh-jauh kunci itu. Jadilah kini kedua tangannya terbogol bersama. Jongin menatapnya Cengo.

"Berikan satu Pistolmu,"

"Apa?"

Aish! Kyungsoo merenguti kelambanan Jongin, lalu dia meraih satu pistol yang terletak dipinggang Jongin sebelah kanan, memeriksa amunisinya dan tersenyum senang saat mendapati ada beberapa butir peluru tersimpan disana.

"Wuusshh!"

Kyungsoo meniup ujung pistolnya dengan gaya sok cool seperti actor, kemudian menatap Jongin yang masih terdiam bak patung itu dengan senyuman manis. Kyungsoo mengangkat tangan kirinya dan otomatis tangan kanan Jongin juga terangkat.

"Jika begini, aku akan selalu bersamamu dan kau bisa melindungiku. Ayoo! Kita tangkap Mafia itu," Semangat Kyungsoo. Jongin butuh beberapa detik untuk menetralisir dirinya, mencerna semuanya dan menerima apa yang terjadi. Hingga detik setelahnya dia tersenyum, membantu tubuh kecil Kyungsoo agar berdiri.

"Aku berjanji akan melindungimu. Ayo!"

.

.

.

DOOR!

DOOR!

Jongin menunduk, tangan kirinya menekan bahu Kyungsoo agar kekasihnya itu menunduk, tiga orang Mafia kini tengah mengawasi mereka. Jongin berdecak, hanya tersisa tiga orang lagi, dan ini akan menjadi sulit baginya. Bagaimana tidak? Meskipun dia penembak professional, tangan kanannya tak berfungsi dengan baik, belum lagi sesekali untuk melindungi kekasihnya, Jongin jadi mengutuk sifat keras kepala yang Kyungsoo miliki itu.

"Jongin..Kim Jongin.."

Jongin menekan sebuah benda hitam kecil ditelinga kirinya, matanya masih sibuk mengawasi tiga Mafia yang sedang mengisi senjata itu dari balik dinding yang lumayan tinggi, sementara Kyungsoo masih dengan setia berdiri dibelakangnya. Kalian bertanya apa yang lelaki mungil itu lakukan? Jawabannya adalah, Kyungsoo sedari tadi hanya tersenyum sendiri melihat Jongin yang tampak keren dimatanya. Rambut Jongin berantakan, keringat yang membasahi wajah serta nafasnya yang terengah-engah sexy. Kyungsoo sangat menyukainya, bahkan ia sampai lupa bagaimana cara menggunakan pistol ditangan kirinya saking kagum, lelaki mungil itu terlalu sibuk memandangi wajah kekasihnya.

"Jongin disini, ada apa Komandan?"

"Kembali ke tempat awal Jongin, biarkan tiga orang itu lepas. Kita sudah mendapat sebagian dari mereka, sebagian Polisi juga sudah kembali."

Jongin mendengus, dia paling tidak suka menyelesaikan masalah setengah-setengah. Dia akan menangkap sisa tiga orang itu meski seorang diri, Oh jangan lupakan satu orang dibelakangnya itu. Jongin mulai berlari mendekat, satu tembakan melumpuhkan satu dari ketiganya, dan sisanya mulai berlari menuju ke gerbang belakang. Jongin semakin mempercepat larinya, namun tiba-tiba larinya terasa sangat berat dan terseret–seret. Oh! Ayolah Do Kyungsoo.

"Jongin..Jongin.."

"Ada apa Soo? Kita harus mengejarnya cepat,"

"Jongin tunggu sebentar."

"Ada apa sih?"

"Jongiinn..Aku ingin Pipis," Matanya melebar dan langkahnya sontak terhenti, membuat Kyungsoo meringis kecil karna gerakan itu membuat hidungnya menabrak cukup keras bahu Jongin. Lelaki yang lebih tinggi itu melongo, kemudian menoleh cepat kearah Kyungsoo yang kini tengah memegang 'Sesuatunya' sambil memasang muka kebelet, Jongin kembali mengutuk. Apa Kyungsoo bercanda? Ini keadaan genting, Oh.

.

.

.

"S..Su..Sudah belum?" Jongin bicara gugup. Jika bertanya kenapa, dia sedang tidak berani bergerak meski hanya sekedar memutar lehernya. Oh! Jangan sampai Kyuubi yang sedang dia 'Segel' terbangun karna melihat Sesuatu milik Kyungsoo itu. Jongin menelan salivanya kasar. Sial! Sial! Sial!

Bagaimana Kyungsoo bisa melakukan ini? Argh! Dasar bocah!

"Sudah," Ada suara resleting yang kembali diangkat naik, lalu Kyungsoo berdiri didepan kekasihnya itu dengan wajah ceria tanpa dosa. Tidak menyadari bahwa jakun Jongin masih naik turun tidak stabil.

"Ayo." Ajaknya kembali semangat menyeret Jongin yang kini mulai merasa stress.

.

.

.

"Sial!"

Jongin menembakkan Pistolnya kearah gerbang, namun sayangnya dua orang itu sudah berhasil melompati pagar dan kabur. Jongin mengerang frustasi dengan umpatan kecil, baru kali ini dia tidak menyelesaikan tugasnya sampai tuntas. Karna apa? Yeah, Karna Kyungsoo mengacaukan segalanya. Jongin jadi tidak konsentrasi kan.

"Mereka lari?" Tanya Kyungsoo dengan polosnya tanpa menyadari situasi, Jongin menoleh dan mencoba memasang wajah yang sebiasanya. Well, meski semua ini salah Kyungsoo. Tapi Jongin tidak bisa menyalahkannya, Kyungsoo itu pacarnya.

"Humh, begitulah. Sepertinya Kita harus kembali, mana kuncinya?" Jongin bertanya dengan muka kusut yang lelah.

"Huh? Kunci Apa?"

"Kunci Borgol ini.." Jongin mengangkat tangan kanannya.

"Kuncinya sudah kubuang," Jawab Kyungsoo nyengir.

"APA?"

Jongin lemas seketika, rasanya dia hampir mati saja. Kenapa Kyungsoo bisa membuang kunci penting itu tanpa berfikir? Dan, artinya tangannya akan terus terbogol sampai dia kembali ke markas dan mengambil kunci duplikat? Oh! Jangan katakan, Lelaki tan itu kini mengerang frustasi. Lelah, kesal, marah dan pusing menjadi satu.

.

.

.

Jongin tak kembali kemarkas, hari sudah cukup malam dan dia memutuskan untuk langsung pulang saja ke rumahnya. Dia sangat lelah, jangankan kembali ke markas, untuk sekedar membersihkan diripun dia lelah, belum lagi dengan keadaan tangannya, dia tak mau mengambil resiko mandi bersama Kyungsoo dan kebablasan, Jongin ingin menahan fikiran mesumnya sementara. Lagipula tubuhnya benar–benar lelah.

"Jongin..aku ingin mandi," Kyungsoo meregek, lelaki mungil itu kemudian membuka kancing kemejanya satu persatu, membuat Jongin membulatkan matanya.

"Tidakk! Tak usah mandi, kita langsung tidur saja." Tolaknya keras.

Jongin menarik tangannya, membawa tubuh Kyungsoo menuju ranjang. Lelaki itu kemudian mengambil remote AC dan mengatur suhunya agar menjadi nyaman.

"Tak mandi?" Kyungsoo bertanya sambil merengut protes. Hei, bagaimana mereka bisa mandi dengan keadaan seperti ini?

"Tidak,"

Kyungsoo merajuk dan kali ini Jongin mencoba untuk tak peduli, dia merebahkan tubuhnya terlentang dan otomatis Kyungsoo juga melakukan hal yang sama. Ranjangnya besar dan cukup ditiduri dengan Kyungsoo. Jongin memejamkan matanya mengatur nafas, bersiap tidur sebelum suara manis Kyungsoo terdengar.

"Jongin..Jongin.."

"Hmm?"

"Peluk aku,"

Jongin mendesah, dia seharusnya bertanya berapa umur Kyungsoo. Kenapa sangat kelewat manja sih?

"Jongin.."

Jongin menyerah. Berbalik dan merengkuh tubuh mungil Kyungsoo kepelukannya meski posisi ini sedikit menyusahkan, namun sebisa mungkin Jongin menyamankan diri sampai terlelap. Dia lelah, dan menit setelahnya dia tak mengingat apa-apa lagi, Jongin mengarungi alam mimpinya.

"Jongin..Jongin.."

Kyungsoo mengguncang tubuh Kekasihnya pelan, tak ada respon. Kyungsoo yakin Jongin sudah terlelap.

"Jongin.."

Kyungsoo mengusap wajah Jongin, ia terpesona, saat tidurpun Jongin akan terlihat tampan, sebuah senyuman tercetak dibibir tebalnya.

"Aku Mencintaimu Jongin.."

Kyungsoo memberikan satu kecupan pada bibir kekasihnya, kemudian tatapannya turun pada tangannya yang terborgol. Kyungsoo meluruskan tangannya, lalu dengan satu tarikan saja tangannya sudah terbebas. Kyungsoo terkikik, kalian lupa jika jemari yang Kyungsoo miliki itu sangat kecil? Tanpa Kuncipun ia mampu melepasnya. Tapi kenapa ia baru melepasnya sekarang?

Kyungsoo menyamankan tubuhnya pada pelukan hangat Kekasihnya.

'Karna ia tak mau melepaskan Jongin..'


.

.

.

.

Tbc or END ?

.

.

.

Spesial buat readers yang waktu itu reques ^^

Ps : Ini adaah shortfic chapter(s) yang pernah dishare di fb sampe end. Dan karna ada salah satu readers yang ingin agar shorfict ini dishare disini, jadi yea…

Laxy nunggu respon apakah ini mau dilanjut atau tidak dari readers semua ^^

Karna ini shortfict, jadi setiap chapter tidak terlalu panjang!

Oke,

Laxy tunggu responnya ^^