Dont drown too deep,

cause if you do,

you might not return back to the surface and

you fall deeper

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Fault

...

Namja itu segera bangkit dari ranjang dan memungut pakaiannya yang berceceran ketika handphone nya berdering menampilkan id caller yang tak bisa ia abaikan. Ia mendengus karena merasakan kepalanya yang sedikit pusing akibat bangun secara tiba-tiba dan mencoba mengumpulkan kesadarannya. Jarinya bergerak di layar handphone untuk menyentuh tombol berwarna hijau disana. Matanya tak lepas dari namja manis yang tengah tertidur di ranjang yang sama dengannya itu, ia melihat namja itu bergerak karena mendengar suaranya. Namja manis itu perlahan membuka matanya karena mendengar suara gaduh di pagi hari ini. Ia mendudukkan tubuhnya lalu mengambil pakaiannya yang sepertinya di lempar ke sembarangan arah tadi malam oleh namja yang sibuk dengan telpon genggamnya itu, ia pun tersenyum. Ia memasang celana dalamnya serta t-shirt putih yang sedikit kebesaran di tubuhnya. Ia memang menyukai pakaian yang lebih besar dari ukuran tubuhnya, selera fashion yang berbeda dan jarang sekali ditemukan. Ia tak menemukan celana pendek yang ia pakai semalam, akhirnya ia memutuskan mengambil sebuah seragam kebanggan yang tergeletak di lantai lalu memberikannya pada namja yang tengah sibuk dengan telponnya itu. Namja manis itu pun berlalu menuju dapur.

'kau dimana sekarang?'

"apartemen" salah satu tangannya bergerak memasang seragam yang baru saja ia terima

'kau tidak ke kantor?'

"ne aku akan berangkat sekarang"

'aku tau jadwal kerjamu, untuk yang ketiga kalinya kau terlambat aku menyuruh Ji Yong memberi laporan dan kau tidak bisa mengelak'

"ne abeoji, aku harus menutup telponku dulu"

'baiklah, bekerjalah dengan benar'

"baik abeoji"

Setelah mengakhiri panggilannya, namja itu segera berjalan ke arah dapur, mendapati seseorang tengah sibuk dengan mengolesi selai coklat pada roti panggang di tangannya. Ia tersenyum melihat namja dihadapannya itu terlihat sexy dengan pakaian seperti itu.

"cepat pakai seragammu Jungkook, kau tau. . . kau itu polisi yang memalukan" namja itu berjalan mendekati namja bernama Jungkook itu

"ya! Hyung aku terlambat gara-gara kau juga" ucapnya sambil tersenyum

Jari-jari namja yang di panggil hyung oleh Jungkook itu sekarang tengah sibuk mengancingi baju seragam yang dikenakan Jungkook. Jungkook tersenyum melihat seseorang dihadapannya dengan telaten membatunya dan merapikan seragamnya itu. Setelah selesai mengancingi seragam, namja itu beranjak mengambil sepotong roti lalu menyodorkannya ke mulut Jungkook yang tengah memasukkan seragamnya ke dalam celananya. Jungkook menerima potongan roti itu dengan senang hati dan dengan cepat menghabiskannya. Ia melihat jam dinding, sudah terlambat pikirnya, ia segera menghampiri sepatunya yang tergeletak di depan pintu masuk apartemen, namja ber t-shirt putih itu pun mengikutinya. Setelah selesai memasang sepatunya, Jungkook berdiri dan hendak mengucapkan sesuatu. Tetapi tiba-tiba saja mulutnya dibungkam oleh sebuah bibir lembut milik seseorang dan dengan dua buah lengan yang telah bertengger di lehernya. Namja itu seketika melepas tautan bibir mereka ketika Jungkook tak membalas ciumannya.

"mianhe"ucapnya sambil berlalu meninggalkan Jungkook

"hyung. . .terima kasih" ucapnya sedikit menyesal ketika sekilas melihat raut wajah sedih dari namja yang telah menghabiskan malam dengannya itu

.

.

"ya! Kim Taehyung, kenapa kau tak menjawab telponku semalam, eoh?" sebuah teriakan masuk begitu saja ke dalam apartement sederhana itu

Suara itu menyadarkan sosok bernama 'Kim Taehyung' itu dari lamunannya.

"memangnya ada urusan apa kau menelpon hyung?" ucapnya dengan suara yang lemah

"aku hanya ingin memberikan ini" namja itu mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang baru saja di bawanya

"wine?" namja itu sama sekali tak tertarik walaupun ia adalah penggemar berat wine

"Kosta Browne Pinot Noir Sonoma Coast 2009," ucapnya dengan aksen Korea nya

" temanku baru pulang dari Paris, dan memberi oleh oleh ini padaku, dia memberikannya 2 botol, karena aku tak punya teman untuk minum jadi satu untukmu saja, kau bisa menikmatinya dengan seseorang, . . . mungkin?" namja itu terus mengoceh menuju dapur dan mengambil roti panggang yang terdapat di atas meja

"hmm terima kasih hyung" tapi namja ini tersadar dari sesuatu "ya! kenapa kau selalu masuk begitu saja ke apartemenku? Dan memakan makananku tanpa ijin"

"aku sudah menekan belnya, tapi kau tak membukakan pintunya, siapa suruh memberikan passwordmu padaku,... mianhe aku lapar" ucap namja itu sambil terus menikmati roti panggang gratis di pagi hari yang cerah ini

"kau kenapa? Kau sakit? Sama sekali tak bersemangat" namja itu terus memperhatikan Taehyung yang terlihat murung

Ia terus mengamati Taehyung beberapa detik, ia menemukan sesuatu. Ia tak memakai celananya sama sekali hanya celana dalam yang menutupi bagian terpentingnya dan t-shirt putih kebesaran yang menutupi tubuhnya, namja itu terus menelisik tiap inchi tubuh Taehyung, ia menemukan bercak merah memenuhi lehernya. Matanya membulat seketika.

"ya! Kau membawa orang ke apartement eoh?"

Taehyung tersentak, lagi-lagi namja ini berteriak. Apa memang hobinya berteriak, kadang Taehyung ingin menanyakan hal itu.

"kau membawa pelangganmu ke apartement?"

"kau melakukannya lagi?"

"ya!, Hoseok hyung" suara tinggi itu keluar begitu saja

"atau kau sudah punya pacar?"

Taehyung meringis mendengar setiap kata yang keluar dari namja yang telah masuk ke apartemennya tanpa permisi itu. Ia melangkahkan kakinya mendekati Hoseok dan menarik lengannya membawanya ke pintu keluar, dan membiarkan namja itu menatap pintu apartemen Taehyung yang sudah tertutup sesaat sebelum sebuah suara menembus telinganya 'aku benci diriku'.

Continued to Chapter 3

.

.

.

Seoul, 2010

Seperti hari hari sebelumnya, seperti ratusan hari yang telah ia lewati dan ia tak tau akan sampai kapan, Taehyung menghabiskan waktu malamnya di club malam, bukan untuk bersenang-senang dengan teman sebayanya ataupun menikmati minuman tetapi untuk bekerja sebagai bartender terkadang ia risih dengan tatapan manusia kelaparan ketika melihat wajah manisnya. Sebuah pemikiran sempat terlintas di benaknya ketika melihat namja-namja kelaparan itu dan pekerjaan yang seperti itulah tak pernah ia harapkan, tak akan pernah ia lakukan. Yang ia inginkan hanyalah menjadi bartender selagi ia mencari pekerjaan yang lain. Tetapi seseorang telah menjerumuskannya dalam dunia gelap hingga ia terlena mencari kekayaan dengan cara yang tidak semestinya saat ia bertemu dengan namja kaya yang terlihat baik hati tapi angkuh. Bukan. . .ia tak pernah bermaksud mencari pundi-pundi kekayaan dan hidup glamor, ia hanya ingin mencari uang untuk menghidupi dirinya.

Seorang namja terus memperhatikan Taehyung bekerja di balik meja bar itu. Pandangannya tak pernah lepas dari sosok Taehyung, senyuman selalu muncul ketika Taehyung memberikan minuman pada orang-orang di bar itu, Taehyung hanya akan tersenyum kaku ketika beberapa pengunjung menggodanya.

"apa boleh aku berkenalan dengan anda?"

Taehyung melihat namja yang ada di hadapannya itu setelah meletakkan segelas wine pesanan namja yang baru saja mengajaknya berkenalan. Namja dengan senyuman yang membuat hati wanita bergetar, dan namja itu membuat Taehyung sedikit terpaku.

"ne?" Taehyung menunjuk dirinya sendiri meyakinkah bahwa orang itu sedang mengajaknya berbicara

"aku Oh Sehun" namja itu memperkenalkan dirinya tanpa basa basi lalu meneguk wine dengan wajah angkuhnya itu

Taehyung masih terdiam, tak benar-benar yakin kalau namja di hadapannya ini sedang memperkenalkan diri padanya. Namja itu menunggu sesuatu dari Taehyung, menatap setiap lekukan di wajahnya sambil sesekali meneguk wine nya.

"aku. . .Kim Taehyung"

Namja bermarga Oh itu menarik sisi bibirnya setelah mendengar suara Taehyung.

.

.

Setiap kali Sehun mengunjungi club malam dimana Taehyung bekerja, ia selalu mengajak namja manis itu berbincang-bincang tentang semua hal, terkadang ia membuat lelucon yang membuat Taehyung terbahak. Dan sejak perkenalan malam itu mereka semakin dekat dan Taehyung merasa nyaman didekatnya. Taehyung menyukai namja yang terlihat 'angkuh' ini, menyukai senyumannya, menyukai cara ia berbicara, menyukai setiap lelucon yang ia lontarkan. Hingga suatu malam Sehun mengubah pemikiran Taehyung tersebut, mengubah dirinya, hidupnya.

"kenapa mengajakku menginap disini?" tanya Taehyung sambil meduduki ranjang besar di sana

"kenapa, kau tidak suka sweety?" ucap Sehun sambil mendekat ke arah Taehyung

Ia berlutut di depan Taehyung untuk menyamakan posisinya agar dapat melihat Taehyung dengan jelas di bawah lampu kamar hotel yang remang itu. Taehyung tersenyum. Tak mengetahui apa yang harus ia katakan. Yang ia pikirkan adalah kenapa Sehun selalu manis terhadapnya?, apa Sehun menyukainya?, kalaupun benar begitu kenapa Sehun tak pernah menyatakan perasannya?, hal itu membuat Taehyung benar-benar bingung.

Ia tersadar dari aktivitas berpikirnya itu ketika Sehun tiba-tiba melumat bibirnya. Melumatnya dengan lembut hingga membuat Taehyung melayang, ia dapat merasakan sentuhan lembut yang mulai menjalar di tubuhnya dari jari milik Sehun. Kancing kemeja milik Taehyung mulai di terlepas dari kaitannya, ketika jari panjang milik Sehun terus beraktivitas disana. Taehyung menyadari sesuatu hingga membuat ia mendorong Sehun untuk menjauh. Tatapan kesal Sehun lemparkan pada Taehyung karena mengganggu aktivitasnya itu. Taehyung tak mengerti dengan wajah kesal itu, tapi tiba-tiba senyuman manis mulai muncul di wajah angkuh itu membuat otak Taehyung berhenti bekerja dan membiarkan Sehun melakukan hal yang ia ingin lakukan.

.

Anggapan tentang diri Sehun yang cukup baik itu membuat Taehyung menyesal, sangat menyesal. Ia terbangun di pagi hari tanpa Sehun di sampingnya. Ia ditinggal begitu saja di kamar hotel dengan sejumlah uang yang di letakkan di atas nakas di samping ranjang yang telah ia tempati bersama Sehun sebelumnya. Tubuh polosnya mencoba meraih sebuah note kecil di atas lembaran uang tersebut, rasa sakit pada bagian bawahnya membuatnya sedikit meringis. 'sweety, just one night stand, never expect something', satu hal yang begitu Taehyung harapkan pupus begitu ketika membaca tulisan rapi itu. Ia benar-benar tak mau berakhir seperti ini lagi, ia tak akan pernah percaya pada siapapun lagi, harapan yang ia bangun sendiri hancur begitu saja dalam semalam.

.

.

Tak ada Taehyung yang hanya seorang bartender lagi, tapi Taehyung si bartender manis yang juga menjajakan cinta semalam. Bukankah Sehun berpikir dirinya seperti itu dan bukankah orang-orang disini juga mempunyai pemikiran yang sama dengan Sehun?. Pekerjaan yang ia lakoni hampir setahun itu mulai membuatnya melupakan Sehun, namja yang sempat membuatnya jatuh cinta, namja yang mengubah dirinya hingga seperti ini. Mengumpulkan uang dengan cara yang tak pernah ia bayangkan hingga melupakan tujuan awalnya, menjadi bartender, hanya bartender hingga ia mendapat pekerjaan yang lebih baik.

"Tae-ya~" suara itu terdengar tak beraturan di telinga Taehyung

"Tae~" namja itu mendekat dengan langkah tak tentu dan tersenyum, aroma alkohol menyeruak dari tubuhnya

"Yoongi hyung. . ., kapan kau disini?"

"Tae-yahhh~"namja itu duduk di kursi dekat bartender dan mengacungkan telunjuknya pada Taehyung

"aku . . .sudah. . . menyelesaikannya. . . .hhhh" ia tertawa keras hingga semua orang di bar itu memandangnya aneh

Lalu namja itu menatap Taehyung dengan raut muka yang menyedihkan tapi senyuman diwajahnya berusaha ia pertahankan "jadi berhentilah sekarang" . . . "dongsaengku yang manis" ia mengusap lembut kepala Taehyung

Taehyung tak mengerti dengan ucapan namja yang berstatus sebagai sahabatnya itu sekaligus tetangganya sewaktu ia kecil. Taehyung menatap namja di hadapannya itu yang semakin menjauh dan hilang dibalik pintu bar. Taehyung segera berlari menuju namja yang ia panggil Yoongi itu, ia menyadari suatu hal bahwa Yoongi tak akan di sini di Korea kecuali dia memang ada urusan pekerjaan. Taehyung terengah ketika sudah berada di luar bangunan bar, ia sudah tak menemukan namja berkulit pucat itu, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah tapi sosok itu sudah hilang di telan gelapnya malam. Sedangkan di seberang sana seorang namja yang Taehyung cari tengah memandangnya dengan senyuman mirisnya dan mengatakan sesuatu 'selamat tinggal, jaga dirimu baik-baik, aku akan datang lagi lain kali'.

.

.

Seminggu setelah itu Yoongi tak pernah datang lagi ke bar tempat Taehyung bekerja. Taehyung sangat berharap bertemu dengan Yoongi lagi sekedar mengobrol bukan untuk bertanya tentang hal yang Yoongi katakan malam itu. Ia sangat merindukan Yoongi.

"Kim Taehyung?"

Seorang namja menghampiri Taehyung, Taehyung yakin namja tersebut adalah pelanggan di club ini karena ia sering sekali melihatnya dengan teman-temannya.

"ne"

"apa kau hari ini ada janji dengan . . ." namja itu sedikit berpikir kata-kata apa yang tepat untuk menggantikan kata 'klien'

"tidak" Taehyung segera menjawab pertanyaan yang ia pasti tau apa yang ada di pikiran namja dihadapannya ini

Namja itu tersenyum kaku "maaf"

"kenapa minta maaf, itu memang pekerjaanku"

Namja itu tak tau harus berkata apa lagi "apa setelah kerja aku bisa bertemu denganmu?"

Taehyung berpikir sejenak "tentu"

"baiklah, aku akan menunggumu di depan nanti"

"ne"

"maaf, tapi jadwalmu sampai jam berapa?"

"1 jam lagi aku selesai"

"baiklah" namja itu berbalik hendak kembali kemejanya tetapi ia berbalik lagi "aku Jung Hoseok, panggil aku Hoseok"

Taehyung hanya menggangguk sebagai jawaban.

.

.

Mobil yang sedang Taehyung tumpangi memasuki sebuah bangunan apartemen sederhana itu. Hoseok sang pengembudi memarkirkannya dengan hati-hati, karena itu adalah mobil pertamanya dan ia tak mau sampai lecet sedikitpun. Setelah mematikan mesin mobilnya, Hoseok mengajak Taehyung keluar dari parkiran. Namja itu membawa Taehyung ke salah satu apartement yang Taehyung yakin adalah milik namja yang sedang berjalan didepannya ini. Ia berhenti di salah satu pintu, menekan tombol password di sana dan membukanya. Namja itu masih berdiri di luar pintu memandng Taehyung yang masih berdiri agak jauh darinya. Ia memanggil Taehyung agar mendekat dan menyuruhnya masuk terlebih dahulu, Taehyung pun mengikutinya.

Namja itu masih berdiri di luar dan Taehyung sudah berjalan memasuki ruang tengah yang terdapat sebuah sofa berwarna putih bersih. Taehyung terus memandang ke sekelilingnya, semuanya terlihat baru, sofa, meja makan dan apartemen ini tampak begitu bersih, seperti belum pernah ditinggali. Taehyung menoleh pada Hoseok yang masih berdiri di ambang pintu, Hoseok pun tersenyum melihat wajah bingung Taehyung.

"kau suka?"

"maksudnya?"

"apartemennya?"

Taehyung mengangguk. Ia tak tau apakah jawabannya akan mempengaruhinya ataupun namja bernama Hoseok itu.

"apartement ini milikmu sekarang" Hoseok tersenyum

Taehyung tak yakin dengan apa yang diucapkan namja didepannya ini, kenapa ia tiba-tiba . . . 'apartement?!". Yang benar saja seseorang yang tak ia kenal memberinya sebuah apartemen. Sebenarnya apa yang diinginkan namja ini. Tapi Taehyung sadar bahwa harus ada bayaran dari apartement ini, dia cukup mengerti apa yang orang-orang inginkan darinya yaitu tubuhnya, ia merasa tak perlu terlalu sopan atau sebagainya, ia pun bertanya pada namja itu langsung pada poinnya.

"jadi berapa kali saya harus melayani anda dalam seminggu?"

Hoseok tertawa dengan pertanyaan yang di lontarkan Taehyung, sekarang ia tau bahwa Taehyung menganggap sama semua orang yang mendekatinya, hanya menginginkan tubuhnya. Walaupun Hoseok pernah mempunyai niat yang sama dengan orang-orang yang pernah melakukannya pada Taehyung, tapi suatu ketika niat itu pergi begitu saja ketika seseorang membuatnya berpikir bahwa dunia ini penuh kebetulan.

"ini semua untukmu, kau tak harus melakukan apapun padaku"

"ini tidak mungkin"

"ini bisa saja terjadi dalam hidupmu Taehyung-ssi"

"kenapa. . . kenapa anda memberikannya ?"

"bukan aku"

"lalu. . .? siapa"

Hoseok melangkah ke dalam mengajak Taehyung untuk duduk sambil mendengarkan penjelasannya.

"Min Yoongi. . ."

"Yoongi hyung, anda mengenalnya?" ucap Taehyung memotong pembicaraan Hoseok

"ne, kami saling mengenal, waktu itu kami sempat beberapa kali bertemu karena urusan pekerjaan, perusahaan tempat dimana ia bekerja menjalin kerja sama dengan perusahaan tempatku bekerja"

"lalu Yoongi hyung masih di Jepang sekarang?"lagi-lagi Taehyung memotong pembicaraan Hoseok

"tidak sama sekali, dia tak akan kembali keJepang"

Taehyung merasa senang dan tersenyum akan hal itu. Tapi manik mata Hoseok menyiratkan kesedihan dan kekhawatiran.

"dengarkan aku dulu, ada hal penting yang harus kau tau, kau bertanya setelah aku selesai, oke?"

Taehyung mengangguk, tiba-tiba saja rasa takut menjalar di tubuhnya ketika Hoseok memulai menggerakkan bibirnya memulai cerita yang mungkin Taehyung tak akan pernah sangka.

.

.

.

Tbc