Aku mencintaimu dalam diam. Melihatmu dari jauh adalah kebiasaanku. Mengagumi mu dari jauh adalah kesanggupanku.

"Aku menyukainya—tidak, aku mencintainya. Tapi, aku bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah Xi Luhan yang tak pernah bisa menyatakan perasaan." —Xi Luhan, 18 y.o

"Aku tau, kamu menyukaiku. Aku tau, kamu mengagumiku. Dan aku pun juga, aku menyukai—bukan, aku mencintaimu. Tapi, aku hanyalah si pengecut Oh Sehun yang tak mengungkapkan apa yang ku rasa. Karena pengecut ini, dirimu harus menahan rasa sakit terlalu lama. Hingga kamu menyerah, dan aku menyesal. Maafkan aku," —Oh Sehun, 18 y.o

PROLOG

Luhan terdiam. Dirinya menatap seorang pemuda pujaannya sedang bermain basket di lapangan sekolah. Tampan, hanya itulah yang bisa Luhan katakan ketika Oh Sehun berlari-lari mengejar bola dari tim lawan nya.

"Yes!" Oh Sehun melompat, merasa senang karena telah mencetak angka. Luhan tersenyum tipis. Pemuda itu benar-benar menjadi sumber kebahagiaan Luhan selama 5 tahun terakhir ini. Luhan tak pernah bosan melihat wajah tampan itu barang sekalipun.

"Luhan!" Baekhyun merangkul pundak sempit gadis itu tiba-tiba. Membuat Luhan yang sedang menatap Oh Sehun seketika terkejut hingga mengelus dada, "Luhan, kau kenapa?" tanya Baekhyun tak merasa bersalah.

"Berhenti mengagetiku, Baekhyun! Aku bisa jantungan!" maki Luhan.

Baekhyun menyengir sambil menggaruk tengkuk "Mian, aku tak tau kalau kau sedang menatap pujaan hatimu."

"YA!" gadis berambut sebahu itu memekik. Ia menoleh kesana-kemari, memastikan bahwa tidak ada yang mendengar perkataan Baekhyun yang lumayan keras itu.

"Kenapa sih, Lu? Semua orang sudah tau kalau kau menyukai Oh—mphh!" Luhan langsung membungkam bibir tipis Baekhyun kasar. Menekan bibir itu dengan telapak tangannya. Menatap tajam Baekhyun yang tak pernah bisa mengontrol mulut cerewetnya.

Sungguh, Luhan membenci Baekhyun! Benar-benar mulut lebar ini.

"Baby Byun!" seseorang memanggil Baekhyun dengan lantang. Dia, Park Chanyeol—teman Sehun, kekasih Baekhyun.

"Chanyeol-ie! Ayo, Lu! Kita kesana! Jangan terlalu jauh dengan lapangan! Kamu hanya duduk di pojok lapangan dan itu tidak seru!" tanpa aba-aba, Baekhyun langsung menarik Luhan ke bangku penonton bagian tengah. Benar-benar tengah.

Dan, Luhan dapat melihat Sehun lebih dekat. Lebih terang. Lebih jelas. Dan tentu saja, Luhan menahan nafas melihat Sehun yang sedang mengatur nafasnya yang tak beraturan.

Luhan terpesona! Astaga, tidak ada yang bisa membuat Luhan seperti ini, kecuali Oh Sehun. Pesona pemuda itu benar-benar mematikan!

"Hai, Lu." Sapa Chanyeol saat dirinya sudah berada di depan kedua gadis itu.

"Hai, Chan. Bisakah kamu melatih bibir kekasih mu ini? Mulut dia benar-benar lebar! Dia sangat cerewet dan berkata apa saja! Dia benar-benar tipe bermulut ember!" keluh Luhan yang mendapat jitakan sayang dari Baekhyun.

Chanyeol hanya tertawa mendengar hal itu. Pemuda tinggi itu langsung mengusak rambut-rambut kekasih cantiknya, "Baek, jangan seperti itu. Kamu tau kan kalau Luhan benar-benar pemalu?"

Baekhyun cemberut, "Aku hanya kesal, Yeol-ie! Bagaimana dia bisa MENDAPATKAN PUJAAN HATINYA kalau dia hanya diam seperti ini?!" gadis itu benar-benar menekankan kata 'mendapatkan pujaan hatinya' dan berkata lantang.

"YA! MULUT MU! DIAM!" Luhan menjerit. Dia melirik pelan, melihat apakah Oh Sehun mendengar perkataan Baekhyun yang sangat tidak terkontrol itu.

DEG

Luhan terbelalak. Oh Sehun—menatapnya! Menatapnya dalam.

Gadis bermata berkilauan itu langsung membuang muka. Mencari apapun yang bisa ia gunakan untuk mengisi kegugupannya, "Baekhyun-ah!"

Baekhyun menoleh, "Kenapa, Lu?"

Luhan—menarik blouse biru nya pelan. Menatap Baekhyun dengan pandangan 'ayo-pergi-dari-sini-Sehun-menatap-ke-kita'.

"Apa?" tanya Baekhyun tak mengerti. Tentu saja dia tak mengerti. Daritadi Luhan hanya menatapnya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Oi, Sehun! Kesini!"

DEG

Luhan menoleh ragu-ragu. Matanya terbelalak. Sehun—menuju kearahnya. Luhan tidak siap! Luhan tidak siap!

"Ada apa?" suara lembut itu. Luhan menyukainya.

"Bisakah kamu menemani Luhan sebentar? Aku dan Baekhyun ada urusan. Mau ke kelas sebentar. Bisa?"

WHAT—Luhan langsung menoleh kearah sepasang kekasih itu. Melotot lucu pada keduanya—terutama Baekhyun yang sedang terkekeh pelan.

Pasangan ini benar-benar!

"O-oh? Tentu saja. Luhan, ayo ke tengah lapangan." Jari pemuda itu menyentuh jari Luhan. Membawanya pada genggaman hangat dan menyejukkan hati.

"Hangat," lirih Luhan. Sehun yang mendegarnya hanya bisa tersenyum tipis. Membawa Luhan ke tengah lapangan. Menyisakan Baekhyun dan Chanyeol yang terkekeh geli.

"Astaga, mereka itu benar-benar. Gengsi nya besar sekali." Ini suara Chanyeol.

Baekhyun menggangguk cepat, "Mereka saling jatuh cinta. Mereka saling mengagumi satu sama lain. Tetapi, ego dan gengsi mengalahkan siapapun. Mereka, bodoh."

PROLOG END.

Review? Likes? Thank you, sweetheart.

Pretty sign,

huneeekr.