A/N : Konnichiwa! Hajimashite minna-san watshi wa Upan desu, yoroshiku onegaishimasu. Ini fict pertama Upan, sebelum membaca fic ini harap readers baca warning dulu ya, supaya tidak terjadi kesalah pahaman. Dan Upan membuat fict ini tanpa maksud apapun kecuali untuk menghibur para readers. Hope you like n enjoy.
Warning : I will pour my wild imagination on my story.
EYD parah, AU, Sho-ai, Yaoi, BL, SasuNaru, Typo(s), Non-Canon.
Rated : T
Genre : Humor / Romance / Friendship / General
: Disclaimer :
NARUTO by Masashi Kishimoto
Okay! Yes I'm jealeous! by Upan no Kitsune
Arigatoo (-/\-)
Warning : This is the remake (adaptation) of novel HEY! YOU! I read the works of Pelangi Tri Saki –senpai which I edited in such a maner and her character I replace it with anime character NARUTO belongs to Masashi kishimoto-sensei. Hope you enjoy what I have proposed in this ficton. Arigatoo (-/\-)
Suara bising itu mengusik tidur seorang pemuda raven yang kini merengut kesal di balik selimutnya. Bantal yang ia kenakan untuk mereadam suara kaleng rombeng sialan itu tak memberi efek apa-apa. Suara itu tetap memekakkan telinga. Ia menggulung selimut yang menutupi tubuhnya, meninju benda itu berkali dengan tingkat kekesalan yang siap meledak. Bantal yang semula ia gunakan untuk menutup telinga, kini ia gigit demi melampiaskan kekesalannya.
Suara itu…
Suara itu memang sudah sering di dengarnya setiap pagi, bahkan sebelum ayam berkokok sekalipun.
"SASUKE.. SASUKE AYO BANGUN! NANTI TELAT SEKOLAHNYA LHO!"
Suara itu terdengar lagi entah untuk yang keberapa kalinya pagi ini. Pemuda itu pun bangkit dari tempat tidurnya. Ia melempar bantal sembarangan dan menendang sisi tempat tidur.
"ARRRGHHHHH!"
Melangkah ke balkon kamarnya. Mata Sasuke terbuka sempurna. Hilang sudah kantuk yang masih menyergap beberapa saat lalu. Ia menatap tajam sosok pemuda yang mengusik tidur nyenyaknya. Rumah mereka dipisahkan oleh jalan utama kompleks, bukan gang atau jalan kecil. Tapi jalan dengan ukuran lima sampai enam meter. Dengan sedemikian luas jalan utama itu, tetap saja tidak dapat merendam suara cempreng pemuda tan yang kini tersenyum lebar di sebrang balkon. Edan.
"AKHIRNYA KAU BANGUN JUGA TEME.."
"Kau menggangu ku saat sedang mimpi indah, Baka!"
"Aihhh,, pagi-pagi udah dapet panggilan sayang aja."
'Sintingg' Sasuke mendengus, menatap pemuda blonde itu dengan aura yang sama sekali tidak bisa di bilang ramah.
"Dobe. Bisa tidak berhenti membuat hidup ku suram!? Cukup dengan tingkah baka aniki dan Sai yang membuat ku pusing! Dan harus di tambah lagi dengan kau? Kepala ku bisa pecah, Usuratonkachi."
Alih-alih takut atau jera, pemuda dibalkon sebrang malah menunjukan ekspresi yang memanggil firasat buruk Sasuke.
"Benarkah? Siapa yang merengek meminta menyusul ku saat camp musim panas kemarin sampai rela tidak mau keluar kamar karena keinginan nya tidak di turuti? Bahkan saat mendengar aku pulang baru mau keluar dari kandang nya."
Checkmate.
"TERSERAH!" lantas Sasuke kembali masuk ke kamarnya dengan semburat tipis sambil terus bersumpah serapah.
Sedangkan yang ada di balkon sebrang tertawa terpingka-pingkal sampai air mata menggenang di sudut matanya.
"Sampaikan salam ku untuk Bibi Mikoto, Sasuke!" Sebelum-
BLAMMM.
-pintu balkon di banting oleh pemiliknya.
Sasuke langsung menjatuhkan diri ke kasur dan menenggelamkan kepalanya di bantal. 'Baka! Siapa yang memberi tahunya perihal masalah musim panas kemarin padanya!?' Sasuke terus mengumpat sampai ia menyadari kalau ia harus berangkat sekolah.
Sasuke benci, tapi ia harus tetap mengakui nya. Meski berisik ia harus berterima kasih pada suara sahabat pirangnya, dengan begitu itu bisa menghemat uang tanpa membeli jam weaker yang selalu bernasib sama setelah di lempar atau di banting secara refleks oleh Sasuke karena berbunyi di pagi buta. Memang sih Sasuke orang kaya, sangat kaya malah. Tapi tidak ada salah nya menghemat kan?
\(-.-)/\(-.-)/\(-.-)/
"Pagi-pagi pacar mu udah semangat aja, Sas?" ucap pemuda yang setahun lebih tua darinya. Sai. Lebih tepat nya Uchiha Sai.
"Che, urusai." secara gratis Sasuke memberi kan deathglare andalan nya.
"Aihhhh.. Sasuke jimayu tuh. Sudah lah Sasuke. Kalau sayang ya sayang aja, kalau di ambil orang aja baru tau. Nanti merajuk lagi kayak musim panas lalu." Sai semakin senang mengompori Sasuke selaku kakak sepupu Sasuke sendiri, yang kebetulan tinggal bersama keluarga Fugaku dan Mikoto. Ibu dan ayah nya berada di Oto karena tuntutan perkerjaan. Meski begitu Sai harus tetap di konoha sebab ini tahun terakhir Sai di KHS dan jika ia pindah itu nanggung.
Itachi tertawa mendengar kata-kata terakhir pada kalimat Sai. Sasuke mendelik pada spupet kesayangan nya.
"Jadi kau yang memberitahu kan itu pada nya!" jawabnya sarkastis.
Sai langsung berlari ke belakang Fugaku yang sedang meminum kopi nya.
"Paman tolong aku, ada lemari es berjalan yang akan mengamuk!"
"Hn."
"Bukan lemari es, Sai. Tapi bongkahan batu es!"
"Kalian..."
"Hwaaa! Ayah tolong batu es itu mengamuk! Selamatkan diri kaliannn!"
Terkadang Sasuke bingung pada Kakak dan sepupet laki-laki nya itu. Kenapa saat berada di rumah tingkah mereka sangat tidak Uchiha, sedangkan saat mereka keluar atau berada di luar zona gila saat bersama keluarga maka mereka akan berubah 180 derajat. Mereka akan menjadi seorang Uchiha berharga diri tinggi yang menjunjung tinggi nama baik keluarga.
"Semoga saja Uchiha bisa berbesan dengan Namikaze." gumam Mikoto saat sarapan setelah 'pertempuran' tiga -tidak termasuk Fugaku- Uchiha tadi selesai yang berakhir dengan terdapat nya benjolan cinta dari Sasuke di kepala Sai dan Itachi.
Ukhuk.. ukhuk.. ukhuk..
"Ibu.." Sasuke tersedak susu yang sedang di minumnya, menatap horror sang ibu.
"Ada apa, Sasuke?"
"Ibu tidak bersungguh-sungguh kan?"
"Tentang apa?"
"Yang barusan ibu katakan."
"Ibu tidak mengatakan apa-apa, Sasuke."
"Aku yakin aku tak salah dengar."
"Memang apa yang ibu katakan?"
"Tentang berbesan dengan.. Namikaze."
"Iya. Lalu kenapa?"
"Jadi maksud ibu, ibu ingin aku menikah dengan si Dobe itu?"
"Namikaze di dunia ini tidak hanya tetangga sebrang, Sasuke."
Sasuke menghela napas lega mendengar jawaban ibu nya.
"Hn."
"Tapi kalau yang kau mau Naruto juga ibu tidak keberatan. Sangat senang malah."
"Hn."
"Hmphhh.. pffttt.."
"..."
"A-aku ke kamar dulu ibu, barang ku ada yang tertinggal di kamar." suara Itachi terdengar bergetar.
"Aku akan memanaskan mobil dan motor dulu." Sai langsung lari sebelum Sasuke sadar.
"Aku mau mandi." Fugaku bangkit dan meletakan koran yang sedari tadi di bacanya di atas meja.
"..."
"Sasuke cepat habiskan susu mu."
"..."
1
2
3
"A-APA?! BUKAN ITU MAKSUD KU IBUUUUUUU!"
"Bwahahahahahahaha.. Hahahahahaahahhah" yang terdengar terakhir adalah tawa Itachi yang membuat Sasuke mengamuk menggedor-gedor pintu kamar dan berteriak agar Itachi menghentikan tawanya.
\(-.-)/\(-.-)/\(-.-)/
TBC
.
.
.
A/N:
Fuahh selesai juga akhilnyahh :v Hweee.. Bang Itachi maap yaw kau Upan nistakan di sini T-T padahal kan Bang Itachi fav. Chara Upan nomer wahid :'v gomen bang jangan depak Upan dari FC mu! Oke, Upan mau kasih tau. Sebenernya fict ini udah pernah di publish beberapa bulan lalu xD tapi pas Upan mau lanjutkan cerita ini dan baca ulang, Upan jadi malu sendiri baca cerita Upan yang behasanya berantakan gitu /
Emang sih perubahan alur dan gaya bahasanya gak bakal jauh dari yang Upan buat dulu, tapi masih mending lah dari pada yang sebelum nya -3- jadi Upan putus kan untuk merombak lalu hapus dan re-publish cerita ini yeee! *clap-clap*
Oh iya, untuk yang gak tau apa itu jimayu dan spupet. Nih upan kasih tau
Jimayu = Jadi malu
Spupet = Sepupu
Aneh ya? Wkwk, itu biasanya Upan pake pas ngbrol sama teman2 sebangsa Upan yang sama sedeng nya sama Upan :v jadi mohon dimaslumi ya –"-
See you in the next chapter :3
\
\
\
\
\
MIND TO RIVIEW OR FLAME ?
