'Fated Room'

Author: Zemma DongWoonique

Genre: ?

Cast : All member Ft Island

Summary : Berawal dari kesalahan masuk kamar yang berakhir seperti ini. Hongki harus menikah dengan Jonghun. Jonghun harus berpura-pura mencintai Hongki hanya sampai anak yang dikandung Hongki lahir. Apa akan terjadi selanjutnya?

Warning : Kalo gak suka sama semua CAST yang Zemma buat mendingan gak usah baca. Bagi yang suka silahkan baca. Zem Cuma pinjam nama mereka aja kok. Zem udh memperingatkan, jadi terserah , YAOI, M-Preg, typo bertebaran disana-sini, gaje, dll

.

.

.

Seorang namja cantik sedang duduk santai sambil membaca majalah dengan perut yang tampak SEDIKIT membesar. 'Mwo Membesar?'. Ya membesar, karena namja itu kini tengah hamil tiga bulan. Sekali lagi kuperjelas, HAMIL TIGA BULAN. Jadi perut namja cantik itu membesar bukan karena penyakit atau apalah. Melainkan ada janin yang nanti setelah keluar akan menjadi seorang baby yang imut.

Pasti binggung kan kenapa namja bisa hamil. Author juga binggung. Tapi biarlah itu jadi rahasia, lebih baik kita lanjutkan saja cerita ini. Sekarang kita ke TKP (?).

"Aarrrggghhh." Teriak namja cantik yang tengah hamil tiga bulan yang tadi author jelaskan diatas.

"Dasar namja sialan. Kalau bukan karena dia menghamili ku seperti ini, aku pasti sedang bersenang-senang dengan teman-temanku." Ucap namja cantik bernama lengkap Lee Hongki. Eittsss salah, sekarang dia bukan Lee Hongki lagi melainkan sudah menjadi Choi Hongki. 'Istri' sah dari Choi Jonghun.

Kenapa author sebut 'istri' sah padahal Hongki adalah namja. Itu karena statusnya sebagai Uke dan sekarang dia tengah mengandung anak Jonghun. (Selain itu agar mempermudah aku membuat ceritanya. Hehe…. *plakk). Jadi jangan ada yang berani mendekati Jonghun kalau tak mau mendapat amukkan dari Hongki. Hehehe…^^ *plakk*

"Aaarrrrggghhhh." Teriak Hongki lagi, namun kali ini sambil melempar majalah yang di bacanya tadi kearah pintu.

Tepat ketika Hongki melempar majalah tersebut, seorang namja tampan membuka pintu. Dan sudah pasti majalah itu mengenai wajah namja tampan tadi. Namja tampan itu tidak lain dan tidak bukan adalah Choi Jonghun yang merupakan 'suami' dari Hongki sekaligus ayah dari janin yang dikandungnya. "Aww…" Jonghun meringis kesakitan karena majalah tebal yang dilempar Hongki tadi. Ingat Majalah TEBAL!*sudah pasti sakit*

Hongki membelalakkan matanya, terkejut karena majalah yang dilemparnya tadi mengenai 'suaminya' sendiri. "JONGHUNNIE!" panggil Hongki lalu berlari dan memeluk erat 'suaminya'. Sementara Jonghun hanya membalas pelukan Hongki, agar Hongki tak terjatuh. Hongki memeluk suaminya sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jonghun.

Sejenak Jonghun melupakan rasa sakit yang didapatnya dari majah tebal yang dilempar Hongki tadi. "Changi!" panggil Jonghun sambil mengelus kepala bagian belakang Hongki dan berusaha melepaskan pelukan Hongki darinya.

Hongki yang merasakan jika Jonghun ingin melepaskan pelukannya pun semakin mempererat pelukannya pada suami sekaligus ayah biologis dari anak yang dikandungnya. "Hn?" balas Hongki.

"Lepaskan!" suruh Jonghun.

"Andwae." dipereratnya pelukannya pada tubuh Jonghun.

"Ayolah Changi lepaskan." Pinta Jonghun.

Hongki menarik wajahnya, menatap kesal Jonghun. "Wae, kau tidak ingin ku peluk eoh?" kesal Hongki, karena sedari tadi Jonghun terus berusaha ingin melepaskan pelukannya. Tapi masih dalam pelukan Jonghun.

"Andwae Changi, bukan beg-" ucapan Jonghun terpotong ucapan Hongki.

Emosi orang hamil memang sensitive, dan itu yang sekarang lagi dialami oleh Hongki. Tadinya marah sekarang berubah menjadi menangis. "Aku memelukmu … hiks… karena anakmu… hiks… yang ada dalam… hiks …. perut ku ini… hiks … pabo." Kata Hongki terisak dan melepaskan pelukanya pada Jonghun. Jonghun pun panik ketika melihat Hongki menangis. Sebisa mungkin dia menenangkan Hongki agar tak menangis lagi.

Jonghun mendekati dan memeluk tubuh Hongki. "Bukan Beg-" ucapan Jonghun terpotong Hongki lagi.

"Shiro… Hiks…" ucap Hongki melepaskan pelukan Jonghun padanya.

"Aegya… uri appa … hiks …. Tidak mau kau peluk …. Hiks … aegya …." Kata Hongki terisak sambil mengelus perutnya yang sudah nampak sedikit membesar. "Aegya … hiks … sepertinya appa… hiks… sudah tidak sayang lagi denganmu aegya… hiks. Padahal appa penyebab kau ada di dalam perut umma sekarang.. hiks …. HWAAAA….." Kata Hongki kali ini lebih mengeraskan tangisannya.

"HIKS… Aegya app- mmpfftt." Ucapan Hongki terpotong oleh ciuman hangat dari Jonghun.

Jonghun yang tidak tahan melihat Hongki menangis semakin keras dan tidak diberi kesepatan untuk bicara akhirnya mencium bibir seksi Hongki agar 'istri' cantiknya itu berhenti menangis. Sementara Hongki hanya membelalakan matanya, terkejut dengan apa yang dilakukan oleh 'suaminya' itu.

Hongki memejamkan matanya saat Jonghun melumat pelan bibir atasnya. Menikmati pelakuan Jonghun. Dirasa Jonghun, Hongki sudah tidak menangis lagi, Jonghun melepaskan ciuman hangat penuh cinta tanpa napsu tadi. "Sekarang giliranaku yang bicara, arra!" pinta Jonghun pada Hongki. Hongki hanya menganggukan kepala tanda menyetujui permintaan 'suaminya' tersebut.

Jonghun menangkupkan kedua tangan besar miliknya di wajah cantik. "Kata siapa aku sudah tidak sayang lagi dengan aegya kita eoh?" Ucap Jonghun sambil membelai perut Hongki penuh kasih sayang.

"Aku berusaha melepaskan pelukanmu tadi bukan karena aku tidak ingin kau peluk. Aku hanya tidak ingin jika aegya yang ada di dalam perutmu terjepit dan merasakan sakit, jika aegya merasakan sakit maka kau pun akan merasaknya juga. Itulah alasan ku, jadi bukan karena aku tidak suka kau peluk, bahkan aku sangat senang jika kau memeluk ku." Ucap Jonghun.

"Tapi kan perutku masih rata. Ya… walau sudah sedikit membesar sekarang."

"Tetap saja aku tidak ingin dia tersakiti. Sudahlah, lebih baik sekarang kita makan. Aku yakin uri aegya sudah lapar." Ucap Jonghun sambil mengandeng erat tangan Hongki menuju dapur.

Hongki hanya pasrah dan diam saat dibawa Jonghun kedapur. Dia merasa sedikit bersalah sudah menuduh Jonghun yang bukan-bukan. "Mian…." Gumam Hongki pelan, namun masih dapat didengar oleh Jonghun.

Jonghun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Hongki yang menundukkan kepalanya. Diraihnya dagu Hongki agar 'istrinya' itu menatap wajahnya. Jonghun dapat melihat air mata kembali jatuh dari mata indah Hongki. "Ssshhh….. gwenchana changi. Sudah jangan mengis lagi, jika kau sedih Uri aegya juga ikut sedih." Jonghun tersenyum dan menghapus air mata yang mengaliri pipi mulus Hongki. "Aku mengerti jika orang yang sedang hamil emosinya pasti lebih labil dari pada orang pada umumnya. Dan aku tau jika orang yang sedang hamil ingin selalu dimanja, terutama dimanja oleh 'suaminya'." Ucap Jonghun yang membuat pipi Hongki bersemu merah.

Hongki mengangguk mendengar ucapan Jonghun tadi. "Aku lapar ingin makan." Ucap hongki sambil memanyunkan bibirnya lucu, sepertinya moodnya kembali berubah. "Aku ingin makan masakanmu."

Mendengar permintaan 'ibu' dari anaknya nanti, Jonghun tersenyum dan kembali membawa Hongki kedapur untuk mengisi perut Hongki yang sudah terasa kosong. Saat sudah tiba diruang makan Jonghun mendudukkan Hongki dikursi yang biasa digunakannya saat mereka makan. "Kau ingin makan apa?" tanya Jonghun.

Hongki tampak berpikir. "Terserah kau saja." Ucap Hongki manja pada suaminya.

Jonghun tersenyum. "Ne, tunggulah sebentar aku akan membuatkan sesuatu untuk mu!"

Setelahnya Jonghun mulai berkutat dengan beberapa bahan masakan dan beberapa peralatan dapur untuk membuatkan makanan untuk 'istrinya'. Sementara itu Hongki hanya tersenyum melihat 'suaminya' yang sedang memasak makanan untuknya. Tak berselang lama, makanan yang akan dimakan Hongki sudah selesai dimasak Jonghun.

Jonghun membawa sepiring nasi goreng yang dibuatnya, dia kembali ke ruang makan dimana Hongki menunggu. "Ini, hanya nasi goreng. Tak apa kan?" tanya Jonghun meletakkan nasi goreng dihadapan Hongki.

Hongki menatap Jonghun yang tersnyum padanya. "Kanapa hanya satu piring saja? Kau tidak makan?" tanya Hongki.

Jonghun menggeleng. "Ani, aku sudah makan saat dikantor tadi." Ucap Jonghun.

Sepertinya ucapan Jonghun tadi kembali membuat Hongki sedih. 'Astaga, apa aku salah berkata lagi?' batin Jonghun melihat Hongki menangis lagi. "Wae changi, kenapa kau menangis lagi? Apa kau tidak menyukai nasi goreng buatanku?" Jonghun ingin membelai wajah Hongki, namun 'istrinya' itu langsung menepis tangan Jonghun yang ingin menyentuhnya.

Jonghun menatap heran pada Hongki. "Kenapa kau tidak ingin makan dengan ku eoh? Apa karena kau sudah makan dengan yeoja atau namja lain sehingga kau tidak mau makan denganku?" tanya Hongki ditemani dengan airmata yang membuat Jonghun panik.

Jonghun memijat kepalanya karena sifat Hongki yang berubah sangat manja setelah dia mengandung anaknya. Jonghun menghela napas lalu beranjak dari duduknya dan duduk disamping Hongki. "Andwae changi, kenapa kau selalu menuduhku yang bukan-bukan. Apa kau tidak mempercayaiku?" tanya Jonghun yang sambil membawa Hongki dalam pelukannya. "Saat aku dikantor tadi aku tidak makan dengan yeoja atau namja lain. Aku makan bersama 'suami' sahabatmu Jaejin, si Seunghyun." Ucap Jonghun yang membuat Hongki tertunduk merasa bersalah karena kembali menuduh Jonghun yang bukan-bukan.

"Mian…" gumam Hongki.

Jonghun melepaskan pelukannya dan menatap Hongki. "Sudahlah, sekarang lebih baik kau makan. Aku tidak ingin terjadi sesuatu denganmu atau aegya."

Hongki tersenyum dan mengangguk dalam pelukan 'suaminya'. "Suapi…" ucap Hongki manja.

Jonghun terkekeh pelan mendengar permintaan manja dari Hongki. Diambilnya piring yang berisikan nasi goreng yang dibuatnya tadi. Lalu disupkannya pada 'istrinya'.

Selang berapa waktu, Hongki sudah selesai memakan nasi goreng buatan suaminya. "Nasi gorengmu enak, aku menyukainya. Sering-seringlah membuat makan untukku." Ucap Hongki.

Jonghun tersenyum. "Ne."jawabnya lalu beranjak menuju dapur lagi dan membuatkan Hongki susu untuk ibu hamil. Setelah selesai dia kembali menghampiri Hongki dimeja makan. "Ini, minumlah!" suruh Jonghun menyerahkan segelas susu pada Hongki.

"Andwae, aku benci rasa susu itu…" Hongki mengerucutkan bibirnya memandang segelas susu yang ada dihadapannya.

"Ani, kau harus tetap meminum susu itu. Ini untuk kesehatanmu dan uri aegya yang ada dalam perutmu. Kau ingin uri aegya sakit?" kata Jonghun yang langsung mendapat gelengan kepala dari Hongki. "Nah sekarang minum!"

Walau dia tidak suka dengan rasa susu yang dibuat oleh Jonghun. Hongki tetap meminum susu itu. Dia tidak ingin janin yang ada dalam perutnya kenapa-kenapa. Biarlah dia meminum susu yang rasanya tidak enak asalkan anak yang dikandungnya tetap sehat. "Hoek…" Hongki merasa mual setelah meminum susu tadi.

Melihat Hongki yang ingin muntah Jonghun menjadi panik. "Gwenchanayo?" tanya Jonghun.

"Aku benci rasa susu ini." Ucap Hongki.

"Ne, tapi kau harus tetap minum agar aegya sehat." Ucap Jonghun lalu mengambil gelas susu dan mencucinya bersama dengan piring yang digunakan Hongki untuk makan tadi.

"Arra, tadi kau sudah mengucapkannya." Ucap Hongki ketus.

"Ah~ aku hampir lupa. Saat dikantor tadi Seunghyun bilang jika dia, Jaejin dan Won bin akan kemari. Katanya Won bin meridukanmu." Ucap Jonghun.

"Jinjja? Kapan mereka akan datang?"

"Ne." ucap Jonghun sambil melihat jam tangan yang bertengger ditangan kanannya. "Mungkin sebentar lagi."

"Ah~aku juga merindukan Won bin." Ucap Hongki.

Setelah selesai mencuci piring dan gelas yang digunakan Hongki tadi, Jonghun menghampiri Hongki lalu membawanya keruang tengah. Mereka mendudukkan diri disofa empuk yang ada disana. Jonghun membelai lembut surai milik Hongki. Menikmati kebersamaan yang tercipta. "Jonghunnie, kau ingin anak yang ada dalam perutku ini seorang namja atau yeoja?" tanya Hongki.

Jonghun tampak berpikir sejanak, lalu menjawab pertanyaan dari Hongki. "Jika boleh jujur aku ingin anak yang ada dalam perutmu ini seorang Namja." Ucap Jonghun sambil membelai lembut perut Hongki.

"Wae?" tanya Hongki mendongakkan kepalanya menatap Jonghun.

"Agar dia bisa menjagamu dan adiknya nanti, ya… jika kau mau memberi anak ini adik." Ucap Jonghun kali ini sambil mencium perut Hongki yang membuat wajah Hongki dihiasi rona merah yang disukai Jonghun. "Tapi jika anak ini adalah yeoja nantinya aku akan tetap menyayanginya. Bagiku namja atau yeoja tak masalah, asalkan anak ini dan kau sehat. Ya… walau sebenarnya aku menginginkan seorang namja."

Hongki memeluk erat Jonghun. Cukup lama mereka berpelukan, sampai suara bel yang menghentikan acara pelukan mereka. "Kurasa itu mereka." Ucap Jonghun melepaskan pelukan Hongki pada tubuhnya. Lalu beranjak menuju pintu.

Saat membukakan pintu, Jonghun dapat melihat ada tiga orang namja yang ada dihadapannya. Dua namja dewasa dan satu namja kecil. "Hyung." Ucap dua namja dewasa yang ada dihadapan Jonghun.

"Jonghun ajuchi." Ucap seorang namja kecil berwajah imut bergerak ingin memeluk Jonghun.

Mengerti maksud dari si namja kecil, Jonghun mensejajarkan tubuhnya dan menggendong namja kecil tadi. "Masuk!" Suruhnya pada dua namja yang merupakan orang tua dari namja kecil yang ada dalam gendongannya.

Jonghun dan dua namja yang menjadi tamu masuk dan menuju ruang tengah dimana Hongki sudah menunggu kedatangan mereka. Hongki tersenyum saat melihat seorang namja yang sudah menjadi temanya sejak dia kecil datang mengunjunginya bersama 'suami' dan anaknya yang ada dalam gendongan Jonghun.

"Hongki acumma…" ucap namja kecil yang ada dalam gendongan Jonghun. Namja kecil pasangan Song Seonghyun dan Lee Jaejin itu berusaha melepaskan gendongan Jonghun padanya saat dia melihat Hongki.

Tau dengan keinginan namja kecil itu, Jonghun pun melepaskan gendongannya. Namja kecil itu langsung berlari dan memeluk Hongki dengan erat. "Hongki acumma, Won bin lindu dengan acumma dan baby yang ada dalam pelut acumma." Ucap namja kecil yang bernama lengkap Song Won Bin, anak pasangan Song Seonghyun dan Lee Jaejin.

Hongki melepaskan sejenak pelukkannya pada Won Bin dan menatap anak tersebut. "Nado, ajumma juga merindukanmu." Ucap Hongki sambil membawa Won Bin dalam pengkuannya.

"Acumma, kenapa baby yang ada dalam pelut acumma belum kelual. Won Bin kan pingin belmain dengan baby acumma." Ucap Won Bin yang membuat orang tuanya, Hongki dan Jonghun yang mendengar tersenyum.

"Sabarlah sedikit, nanti baby ajumma juga akan keluar." Ucap Hongki sambil mencubit pipit menggemaskan milik Won Bin pelan. Tentu dia tidak ingin bocah imut tadi kesakitan dan menangis.

Jonghun yang sejak tadi hanya memperhatikan kedekatan antara Hongki dan Won Bin kini beralih pada dua orang tua Won Bin yang juga ikut memperhatikan tingkah laku dari Hongki dan Won Bin. "Kenapa kalian datang kemari selarut ini. Kan kasihan Won Bin." Tanya Jonghun pada orang tua Won Bin.

Mendengar pertanyaan dari Jonghun, sontak kedua orang tua Won Bin menatap pada namja yang memberikan pertanyaan pada mereka berdua tadi. Song Seonghyun dan Lee Jaejin dua namja yang menjadi orang tua dari Won Bin.

Aneh memang jika mendengar seorang namja bisa hamil. Dan rasanya itu semua mustahil mengingat seorang namja tidak memiliki rahim seperti seorang yeoja. Namun hal tersebut tidak berlaku pada dua namja cantik yang sudah berteman sejak mereka kecil. Dua namja itu adalah Lee Hongki yang sekarang menjadi Choi Hongki dan Lee Jaejin yang sekarang menjadi Song Jaejin. Tidak seperti para namja yang tidak memiliki rahim, mereka berdua memilki rahim seperti seorang yeoja. Sehingga tidak aneh jika sekarang Jaejin memiliki seorang anak hasil buah cintanya bersama Song Seonghyun, anak itu bernama Song Won Bin. Dan Hongki tengah mengandung anak dari Choi Jonghun yang masih belum diketahui apakah bayi itu namja atau yeoja, karena kandungan Hongki yang baru tiga bulan. Cukup! Mengenai penjelasan kenapa Jaejin memiliki Won Bin dan Hongki hamil. Sekarang kita kembali keruang tengah rumah Jonghun dan Hongki.

Seonghyun menatap 'istrinya' Jaejin sebelum menjawab pertanyaan dari Jonghun tadi. "Setelah aku pulang dari kantor, kami langsung pergi kemari. Karena Won Bin yang terus merengek ingin bertemu dengan Hongki hyung. Tapi saat diperjalan tadi terjadi kecelakan yang cukup membuat jalanan macet panjang. Kami terjebak mecet itu, dan jadilah kami datangnya sekarang." Ucap Seonghyun menjelaskan.

Jonghun menganggukkan kepala mendengar jawaban dari Seonghyun tadi. Tepat setelah Seonghyun menjawab pertanyaan dari Jonghun terdengar suara seorang namja kecil yang menguap tanda jika namja kecil itu mulai mengantuk. "Huam…." Won Bin yang ada dalam pelukan Hongki menguap karena kantuk. "Acumma, Won Bin pingin tidul dengan acumma. Won Bin pingin dekat cama baby acumma."

Hongki tersenyum mendengar permintaan dari Won Bin tadi. "Ne, ayo sekarang kita kekamar." Ucap Hongki beranjak dari duduknya sambil membawa Won Bin yang ada dalam gendongannya ke kamar.

Jaejin yang sejak tadi hanya diam memutuskan untuk ikut bersama dengan sabahabat kecilnya, Hongki. Sekalian untuk melepas rindu setelah cukup lama mereka tidak bertemu. "Umma juga ikut!" ucap Jaejin sambil mengikuti anaknya yang ada dalam gendongan Hongki dari belakang.

Melihat Uke mereka menghilang dari balik pintu yang beberapa saat lalu ditutup Jaejin. Suasana diruang tengah yang terdapat dua seme mendadak berubah sedikit tegang.

Seonghyun menarik nafasnya sebelum berkata. "Hyung ada yang ingin aku sampaikan." Ucap Seonghyun yang manatap Jonghun.

Jonghun yang menyadari ada keseriusan dari balik kalimat yang terlontar dari Seonghyun dan tatapan namja itu maka dia juga balas menatap Seonghyun. "Wae?" tanya Jonghun serius.

Seonghyun berhenti menatap Jonghun dan sekarang memandang lurus kedepan. "Dia kembali, dan dia mencarimu hyung. Tadi saat kau pulang dia datang kekantor dan mencarimu, namun karena tidak menemukanmu dia memutuskan untuk pergi." Seonghyun Berhenti sejenak. "dan mungkin dia akan kembali lagi besok." Seonghyun melanjutkan kalimatnya dan menatap kearah Jonghun lagi. Tepat ketika itu Seonghyun dapat melihat dengan jelas jika Jonghun membelalakkan matanya karena terkejut.

Hening.

"Hyung, kuharap kau sudah melupakannya. Aku tidak ingin kau meninggalkan Hongki hyung dan anak yang sedang dikandungnya kerena kau masih mencintai dia." Ucap Seonghyun memecah keheningan yang tadi melanda.

Jonghun meremas rambutnya pelan, entah mengapa saat ini kepala terasa sakit setelah mendengar ucapan dari Seonghyun tadi. "Molla." Ucap Jonghun pelan.

"Aku tau jika kau masih mencintainya hyung. Tapi sekarang kau harus bertanggung jawab dengan janin yang ada dalam kandungan Hongki hyung. Walau kau melakukannya tidak sengaja dengan Hongki hyung kau harus tetap bertanggung jawab." Song Seonghyun menghela nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya. "Dan aku juga sangat tau jika kau menikahi Hongki hyung karena terpaksa, karena ancaman dan desakan dari orang tuamu. Bukan karena kau benar-benar mencintai dia dan mau bertanggung jawab dengan kehamilannya. Bahkan kau sempat memikirkan cara untuk melenyapkan janin itu… " ucap Seonghyun yang bagai pukulan telak yang mengenai hatinya.

Apa yang diucapkan Seonghyun tadi memang benar. Jika dia sama sekali tidak menyukai apalagi mencintai Hongki. Dia bahkan berencana untuk melenyapkan bayi yang Hongki kandung. Namun semuanya tidak terlakasana karena itu hanya rencana, dia bukanlah orang jahat yang tega membunuh darah dagingnya sendiri. Jadi dia memutuskan untuk bersikap seolah mencintai Hongki sampai anaknya lahir. Jika anak itu lahir maka dia akan pergi meninggalkan Hongki dan anaknya.

"Itu kan dulu, saat aku baru mengetahui jika Hongki hamil. Aku berusaha melenyapkan bayi itu karena pada saat itu aku masih bersama dengan 'dia'." Ucap Jonghun.

"Tapi tetap saja kau ingin menghilangkan bayi itu." Kesal Seonghyun saat dia teringat dimana Jonghun bersikeras ingin Hongki melenyapkan kandungannya.

"Sudahlah yang pentingkan sekarang aku bertanggung jawab dengan kehamilannya." Ucap Jonghun fustasi.

"Iya, tapi setelah bayi itu lahir kau akan meningalkannya beserta ibunya bukan." Geram Seonghyun.

Tanpa mereka—Jonghun&Seonghyun—sadari seorang namja cantik mendengar semua yang mereka bicarakan. "Kau…" geram namja cantik tadi, nampak kekesalan, kekecewaan, dan kedihan dibalik geramannya.

.

_TBC_

.

.

Gaje ya, aneh ya, gpp lah hehehe … *plakkk*

Akhirnya ni ff bisa dipublish juga, ni ff sbnrnya adlh proyek lama yang berbarengan dgn ff Always Beside You nya Kangteuk. Tapi karena ideku melayang entah kemana, barulah ni ff publishnya skrng….

Saya tidak pernah bosan untuk berkata Mind To Review?