Again?!
Summary : Jongin hamil anaknya dan Sehun yang ketiga. Tapi bukannya mendapat ucapan selamat Sehun malah dimarahi oleh hyung dan noonanya. Kenapa?
Warn : Gs!Kai, Gs!uke, typo(s), OOC
Pair(s) : Main!Hunkai , Slight!krisho lumin chanbaek
Disclaimer: Cast(s) milik diri mereka sendiri.
.
.
.
.
Tidur Jongin harus terganggu karena tangisan putra bungsunya Taeoh yang menggelegar di pagi buta. Jongin bangkit dari pelukan hangat Sehun untuk menghampiri Taeoh. Kepala Jongin pening sebenarnya. Jujur dia lelah sekali sekarang. Semalam dia menunggu Sehun pulang dari lembur kerjanya tapi sayang saat Sehun sudah datang dan mereka hendak tidur Taeoh rewel dan tidak mau tidur. Terpaksalah dirinya menjaga Taeoh.
Sehun sempat bergerak gusar mendengar tangisan Taeoh dan pergerakan Jongin yang mencoba turun dari tempat tidur. Dengan lembut Jongin mengusak surai berantakan Sehun untuk menenangkan Sehun. Jongin tau Sehun masih lelah. Akhir-akhir ini Sehun selalu lembur. Lihatlah itu matanya sampai berkantung seperti panda-padahal kondisinya tidak jauh lebih baik dari Sehun. Matanya berkantung, bibir merah penuhnya agak pucat, wajahnya pun tak lagi sebersinar dulu.
Setelah dirasa Sehun sudah kembali ke alam mimpinya Jongin segera bangkit untuk ke kamar putranya yang tengah meraung-raung memanggilnya.
"Iya sayang Mommy datang" kata Jongin memasuki kamar putra nya. Dan melihat wajah lucu Taeoh yang dipenuhi air mata.
"Anak Mommy kenapa menangis heum?" tanya Jongin menggendong dan menimang Taeoh sambil menepuk-nepuk punggung bocah yang sekarang menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya.
"Apakah Taeoh lapar?" tanya Jongin lagi.
"Ne" balas Taeoh cepat membuat Jongin tersenyum. Anaknya yang satu ini memang nafsu makannya sangat besar. Tidak salah kalau pipinya gembul seperti ini.
Dengan cekatan Jongin mendudukkan dirinya di sofa khusus menyusui yang disediakan di sana. Membuka kancing piyamanya dan mulai menyusui Taeoh. Taeoh memang sudah berusia 21 bulan tapi Jongin masih tetap memberinya ASI. Jongin memang selalu memberikan ASI pada anak-anaknya sampai usia 2 tahun. Supaya putra-putranya pintar katanya.
Jongin memperhatikan wajah Taeoh yang sedang menyusu. Kalau putra pertamanya Haowen merupakan Oh Sehun junior maka putra bungsunya adalah Oh Jongin junior-versi laki-laki dan versi lebih putih tentu saja. Oh lihatlah wajah Taeoh benar-benar cetakan sempurna wajah Jongin. Dengan senyum yang mengembang dia mengelus wajah Taeoh yang sudah mulai menutup matanya. Ah hilang sudah semua rasa penatnya kalau melihat sang buah hati seperti ini. Jongin jadi merasa menjadi wanita paling bahagia kalau begini, dengan suami yang tampan dan penyayang-dan sedikit mesum. Sedikit sekali. Sangaaat sedikit mesum. Oke Jongin bohong. Hilangkan kata sedikitnya dan jadikan sangaaat mesum- oh dan jangan lupakan kedua putra manisnya ini. Ah hidup Jongin sempurna sekarang.
Tidak.
Tunggu.
Kesempurnaan hidup Jongin terganggu saat perutnya terasa diaduk-aduk. Mual sekali. Ingin rasanya Jongin berlari ke kamar mandi dan menumpahkan semua isi perutnya, tapi dia tidak bisa. Taeoh masih asyik menyusu padanya. Meskipun matanya sudah terpejam tapi Jongin tau Taeoh belum sepenuhnya tertidur terlihat dari bibirnya yang masih tetus menyedot susu paginya. Dengan sekuat tenaga Jongin menahan rasa mualnya sambil menggoyang-goyang badan Taeoh pelan untuk membuatnya cepat tertidur. Setelah mulut Taeoh terlepas dari dadanya Jongin segera menidurkan Taeoh di box bayinya dan berlari secepat kilat ke arah kamar mandi. Mengeluarkan semua makanan yang semalam dimakannya.
Keluar dari kamar mandi Jongin menyandarkan tubuhnya di tembok dekat pintu kamar mandi. Perutnya kosong, tubuhnya lemas membuat badannya merosot ke lantai karena kakinya tidak kuat menopang berat tubuhnya. Beberapa saat dia hanya berdiam diri disana mencoba mengumpulkan energi sambil memejamkan matanya. Ya ampun ada apa dengan tubuhnya ini akhir-akhir ini Jongin selalu merasa tidak enak badan. Apakah dia sakit?
"Mom?" sebuah suara membuat Jongin membuka matanya.
"Hei sayang kau sudah bangun?" Jongin bangkit dari posisinya dan langsung diserbu pelukan hangat dari Haowen.
"Ne" Jawab Haowen singkat sambil terus memeluk Jongin manja. Jongin tersenyum melihat tingkah manja Haowen. Inilah Oh Haowen. Dihadapan banyak orang dialah benar-benar carbon copy dari ayahnya tidak hanya secara fisik tapi sikap juga. Tampang datar, tatapan mata dingin dan sifat yang cuek benar-benar turunan seorang Oh Sehun. Tapi dihadapan Oh Jongin Haowen hanyalah putranya yang sangat menggemaskan dan agak manja. Ya ya ya Haowen memang anak Mommy.
Cukup lama mereka hanya diam dan berpelukan. Kebiasaan Haowen tiap pagi morning hug. Setiap pagi dia harus menyisihkan waktu setidaknya 5 menit hanya untuk berpelukan dengan Mommynya sambil merasakan kepalanya di elus sayang. Kalau tidak mendapatkan morning hugnya bisa dipastikan Haowen akan badmood dan jadi super grumpy sampai dia mendapatkan pelukan dari Mommynya . Yah sama seperti Daddynya kalau belum mendapat morning kiss dari Mommy.
"Mau menemani Mommy masak sambil menunggu Daddy dan Taeoh bangun?" tanya Jongin.
"Emm" Haowen hanya bergumam dan menganggukkan kepalanya. Jongin menggandeng tangan Haowen tapi yang digandeng malah diam saja.
"Mommy gendong"
"Ne?" Jongin kaget tentu saja. Memang Haowen anaknya agak manja tapi tidak biasanya dia semanja ini.
"Gendong~~" kali ini Haowen merengek. Membuat Jongin dengan terpaksa menurutinya. Ya ampun demi Tuhan Haowen bukanlah bayi lagi dia sudah genap berusia 4 tahun sebulan yang lalu ditambah lagi Haowen yang cukup terbilang tinggi untuk anak seusianya-satu lagi turunan Oh Sehun yang badannya menjulang tinggi- membuat Jongin kelabakan menggendong Haowen menuruni tangga.
Sesampainya di dapur Jongin menurunkan Haowen. Nafasnya ngos-ngosan. Benar-benar deh kenapa Jongin jadi cepat lelah sekarang dimana staminanya saat dulu masih di klub menari dan basket waktu sma.
"Haowen duduk dulu ya. Haowen mau sarapan pakai apa? Atau mau Mommy buatin susu sekarang?" tanya Jongin sambil berkutat dengan isi kulkasnya. Sementara yang ditanya hanya diam saja. Tak kunjung mendapat jawaban Jongin mengerutkan alisnya dan saat itu juga dia merasakan tangan-tangan kecil melingkar di pinggangnya. Tangan siapa? Tangan Haowen tentu saja. Benar-benar deh ada apa sih sebenarnya dengan Haowen.
"Haowen sakit?" tanya Jongin merubah posisinya berlutut untuk mensejajarkan tingginya dengan Haowen. Lalu dengan lembut dia memegang kening Haowen. Normal kok.
"..." Haowen hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Lalu memeluk leher Jongin erat.
"Lalu Haowen kenapa heum? Apakah ada sesuatu? Ceritakan sama Mommy?"
"Haowen tidak tau" jawab Haowen lirih. Oke Jongin khawatir sekarang. Tidak biasanya Haowen seperti ini. Moodnya berantakan dan kadar kemanjaannya meningkat. Biasanya Haowen akan seperti ini kalau sedang sakit dan dulu waktu Jongin hamil Taeoh dan saat baru melahirkan Taeoh. Mungkin saat itu Haowen merasa punya saingan untuk mendapatkan perhatian Mommy jadi dia bertingkah seperti itu. Tapi sekarang ada apa dengan Haowen?
"Kalau begitu Haowen ingin sarapan apa hari ini?" tanya Jongin berusaha mengalihkan perhatian Haowen dan mancoba menaikkan mood Haowen.
"Mommy inginnya makan apa?" tanya Haowen balik.
"Emm.. Bagaimana kalau pancake dengan saus coklat?"
"Pancake dengan saus coklat?" tanya Haowen melepas pelukannya dan menatap bingung Mommynya.
Sementara Jongin hanya mengangguk penuh antusias sambil tersenyum lebar. Ah entah mengapa membayangkan pancake saus coklat mebuatnya sangat bahagia sekarang.
"Baiklah pancake saus coklat" setuju Haowen. Senyum Jongin makin lebar dia segera bangkit dan kembali berkutat dengan bahan-bahan pancake.
"Haowen mau menunggu di ruang makan atau membantu Mommy?"
"Haowen tidak mau menunggu diruang makan tapi Haowen juga tidak mau membantu Mommy. Haowen maunya diam dan memeluk Mommy" lagi-lagi Haowen memeluk pinggang Jongin erat.
"Mommy susah masak dong kalau gini"
"Biarin. Mommy gak usah masak aja sekalian" jawab Haowen keras kepala.
"Nggak boleh gitu dong. Oke deh oke hari ini Mommy masak sambil dipeluk Haowen" Jongin akhirnya mengalah pada Haowen. Dirinya sudah sibuk mengaduk adonan pancake sambil pinggangnya dipeluk erat oleh Haowen. Sesekali dia mengelus kepala Haowen saat salah satu tangannya menganggur.
Saat sedang asyik-asyiknya memasak Jongin mendengar suara langkah kaki dari tangga dan segera dia membalikkan badannya. Senyumnya langsung mengembang melihat Sehun berjalan dengan mata yang setengah terbuka dengan Taeoh di gendongannya dalam kondisi yang sama juga kepala menyandar di bahu lebar Sehun dengan mata yang juga setengah terbuka sambil mengemut jempolnya. Mereka berdua berjalan mendekati Jongin dan Haowen di dapur.
"Sayang sudah Mommy bilang jangan masukkan jarimu kedalam mulut" Jongin menarik tangan Taeoh dari mulutnya dan mengambil alih Taeoh dari Sehun.
Teringat pada pancakenya Jongin kembali melanjutkan acara memasaknya maaih dengan Taeoh digendongannya dan Haowen memeluk pinggangnya. Tapi tak berapa lama Sehun juga ikut-ikutan, dia melingkarkan tangannya diperut Jongin dan meletakkan kepalanya di bahu Jongin. Berat sih sebenarnya tapi menyenangkan kok.
"Mommy masak apa?" tanya Taeoh dengan pengejaan yang masih belum sepenuhnya fasih. Taeoh memang bisa berlari kencang bahkan memanjat-manjat tapi bicaranya masih agak tertatih kadang. Mungkin karena dia laki-laki.
"Pancake. Apakah Taeoh mau?"
"Ne. Taeoh mau dua" kata Taeoh sambil menunjukkan jari-jari kecilnya yang membentuk huruf V.
"Aigoo lucu sekali anak Mommy. Ne Taeoh boleh makan 2" kata Jongin mengecupi pipi gembul Taeoh gemas. Mereka berdua kembali berceloteh ria sementara Sehun dan Haowen hanya diam saja. Sehun masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum komplit setelah bangun tidur. Sementara Haowen. Well, Haowen memang agak pendiam seperti Daddynya tidak seperti Taeoh yang cerewet seperri Mommy.
"Ah lihatlah sudah jam berapa sekarang. Ayo kalian semua cepatlah mandi nanti terlambat" perintah Jongin setelah melirik sekilas ke arah jam dinding.
"Haowen mau mandi sama Mommy"
"Taeoh juga"
"Daddy juga kalau begitu" kata Sehun sambil tersenyum-menyeringai- mesum. Ah lihatlah Sehun yang sudah sepenuhnya bangun kumat lagi mesumnya.
"Hun jangan mulai" kata Jongin nerengut.
"Tapi Thehun mau mandi thama Mommy" Mulailah Sehun menggunakan logat cadelnya dan memasang wajah sok imut yang dimata Jongin malah terlihat seksi. Seriously Jongin apa yang kau pikirkan.
"Iya iya teruslah begitu dan lihatlah malam jumat nanti kita nggak usah-" ucapan Jongin diputus oleh protes Sehun.
"Eh sayang jangan gitu dong"
"Makanya jangan mulai"
"Iya iya maaf. Aku mandi deh. Tapi..." Sehun menggantung ucapannya lalu
"..Morning kiss dulu dong" Sehun memonyongkan bibirnya ke arah Jongin.
"Sikat gigi dulu Hun" Jongin memutar matanya tapi sebenarnya dia geli juga melihat Sehun begitu. Tapi Sehunnya tetap ngeyel di maalh memajukan wajahnya menuju bibir Jongin sementara Jonginnya terus menggeleng-gelengkan kepalanya menghindar.
"Sehun sudaaah~" rengek Jongin masih terus menghindar.
"Ayolah sayang sekalii saja" rengek Sehun balik.
Ah benar-benar tingkah mereka berdua seperti pasangan muda yang baru menikah saja. Mereka memang pasangan muda usia Sehun baru saja menginjak 28 tahun sementara Jongin 27 tahun tapi yang membedakan mereka dengan pasangan muda lainnya adalah mereka sudah memiliki 2 ekor-Haowen dan Taeoh.
Sebal dengan Jongin yang terus menolak akhirnya Sehun memegang kedua pipi Jongin lalu mengecup bibir Jongin mesra dan err.. intim?
Jongin membelalak kaget. Dasar Oh-mesum-Sehun beraninya dia mencium bibirnya bahkan ini hampir french kiss. Tidak sadarkah dia dengan keberadaan Taeoh yang hanya berkedip-kedip bingung dan Haowen yang memutar bola matanya bosan dan mulai merengek.
"Sudah hentikan" rengek Haowen membuat kedua orang tuanya sadar dan melepaskan ciuman mereka.
"Ah maaf Haowen. Sudahlah kalian mandilah dulu" kata Jongin.
"Sama Mommy" Haowen ternyata masih keras kepala.
"Haowen jangan mulai. Ayo mandi sama Daddy" kata Sehun memaang wajah datarnya.
"Nggak mau" kata Haowen juga tegas dengan wajah datarnya juga ditambah tatapan dinginnya.
"Hoo berani ya sama Daddy" kata Sehun mendekati Haowen. Jongin sudah panik sendiri. Apa Sehun marah?
"Sehun" Jongin semakin takut melihat Sehun yang sudah tepat di depan Haowen. Sehun bukanlah pria emosional dan suka memukul. Tapi bukan tidak mungkin kan kalau Sehun akan memukul Haowen atau setidaknya membentak Haowen. Karena Sehun pernah bilang kalau punya anak laki-laki akan di didik dengan tegas supaya tidak nakal. Tapi ternyata dugaan Jongin salah, Sehun ternyata malah menggendong dan menggelitiki perut Haowen.
"Sudah berani melototin Daddy ya. Siapa yang ngajarin heum?" kata Sehun menggelitiki Haowen membuat Haowen tertawa terbahak-bahak.
"Daddy yang ngajarin" balas Haowen setelah berhasil berhenti tertawa.
"Baiklah jagoan ayo kita mandi" kata Sehun menggendong Haowen di tangan kanannnya dan Taeoh di tangan kirinya.
Sepeninggal mereka bertiga ke kamar mandi, Jongin melanjutkan acara memasaknya dengan senyum lebar di wajahnya.
Mereka berempat menikmati sarapan mereka dengan semangat terutama Jongin dan Taeoh. Kalau Taeoh tidak usah ditanya dia akan selalu semangat makan apapun. Tapi kalau Jongin tidak biasanya wanita itu akan makan sesemangat ini.
"Sayang kau baik-baik saja kan?" tanya Sehun kepada Jongin yang sibuk menghabiskan pancake ke enamnya.
"Tentu saya sayang"
"Makanmu banyak sekali. Dan ini lagi, tidak biasanya kau mengijinkan anak-anak makan coklat di pagi hari"
"Entahlah Hun. Tiba-tiba saja aku ingin makan ini" jawab Jongin santai menambah pancake ke tujuhnya.
"Tapi kau benar-benar baik-baik saja kan?"
"Tentu saja Sehun. Tenanglah sayang"
"Baiklah jadi apa acaramu hari ini? Apakah kau akan ke cafemu dan mengecek kesana?" Ya Jongin memang memiliki sebuah cafe yang di didirikan dengan sahabatnya Taemin. Bukan cafe besar memang. Tapi cukup menghasilkanlah. Hal ini bukan karena Sehun tidak mampu membiayainya dengan anaknya.
Tidak, tentu saja tidak.
Penghasilan Sehun sebagai CEO di perusahan ayahnya lebih dari cukup. Hanya saja Jongin bukanlah tipe orang yang terlalu bergantung pada uang suami. Dia juga ingin bekerja. Tapi karena tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu dari 2 orang anak dia memilih pekerjaan yang mudah saja. Jadilah ia memiliki cafe.
"Tidak. Hari ini aku sudah berjanji alan mengantar Minseok eonni ke rumah sakit memeriksakan kandungannya. Masalah cafe aku akan suruh Taemin yang urus" jawab Jongin.
"Ah Minseok noona. Anak keduanya dengan Luhan hyung ya?" tanya Sehun.
"Iya sudah 7 bulan kehamilannya. Oh iya setelah itu aku akan ke rumah Junmyeon eonni, biasa kau tau kan acara kumpul-kumpul rutin kita"
"Tentu nanti aku usahakan pulang lebih cepat dan menjemputmu disana" kata Sehun menyesap kopinya lalu bangkit dari duduknya diikuti Jongin yang kini memasangkan dasi Sehun.
"Oke. Hati-hati di jalan" kata Jongin setelah selesai memakaikan dasi Sehun laku mengecup singkat bibir suaminya.
"Haowen baik-baik ya disekolah. Nanti Mommy akan menjemputmu dengan Bibi Minseok" kata Jongin juga mengecup bibir Haowen singkat.
Mereka berempat berjalan menuju pintu depan. Mengantarkan kepergian Sehun dan Haowen. Sehun mencium puncak kepala Jongin dan Taeoh lalu berjalan menuju mobilnya.
"Haowen jangan nakal ya. Sehun juga jangan nakal aku dengar ada pegawai wanita baru dikantormu" kata Jongin yang berubah menjadi agak ketus di bagian akhirnya.
"Iya sayang iya. Aku mencintaimu" kata Sehun terkekeh melihat istrinya cemburu.
"Aku juga mencintaimu"
"Taeoh bye-bye" teriak Sehun melambaikan tangannya ke Taeoh.
"Bye-bye" balah Taeoh.
Sepeninggal suami dan anak sulungnya Jongin segera membereskan bekas sarapan dan rumah mereka. Lalu segera menyiapkan dirinya menunggu jemputan Minseok.
Saat sedang asyik bercengkrama dengan Taeoh di ruang tamu dia mendengar klakson mobil. Pasti Minseok. Dengan segera dia menggendong Taeoh dan membawa tas berisi baju ganti Taeoh dan Haowen dan perlengkapan Taeoh lainnya.
"Astaga Minseok eonni kau menyetir sendiri" pekik Jongin kaget melihat Minseok duduk dibalik kemudi.
"Hehe iya ternyata supirku nggak masuk hari. Jadinya terpaksa nyetir sendiri"
"Astaga eonni. Ayo minggirlah biar aku yang mengemudi" perintah Jongin membukakan pintu untuk Minseok dan membantunya berpindah ke kursi penumpang.
"Maafkan aku merepotkanmu nyonya Oh" kata Minseok.
"Ah jangan begitu nyonya Xi aku senang membantumu" kata Jongin balik. Sekarang membantu Taeoh duduk di kursi belakang.
"Hai Taeoh sayang. Aigoo kau tambah lucu saja" Taeoh yang dipuji hanya tersenyum lebar sambil memakan biskuitnya.
"Baiklah pemberhentian berikutnya rumah sakit" kata Jongin lalu mengemudi mobil Minseok menuju rumah sakit.
Sesampainya disana mereka langsung menuju ke dokter kandungan langganan mereka. Dokter Kyungsoo yang kebetulan juga teman mereka.
Saat sedang menunggu giliran Minseok, Minseok izin ke kamar mandi meninggalkan Jongin sendiri dengan Taeoh. Mencium bau obat-obatan di rumah sakit ternyata buruk bagi Jongin. Entah kenapa hidungnya jadi lebih sensitif mencium bau-bauan obat khas rumah sakit. Membuat perutnya terasa diaduk-aduk dan ingin memuntahkan 7 buah pancake yang dimakannya tadi pagi. Dengan kedua tangannya dia menutup mulutnya menahan muntahannya.
"Pasien selan- eh Jongin?" Jongin menoleh dan mendapati Jongdae disana. Jongdae atau Chen yang bekerja sebagai suster Kyungsoo ini memang juga salah satu temannya. Chen yang melihat Jongin mual-mual langsung memekik heboh.
"Dokter Kyungsoo lihatlah pasiennya Jongin. Dia hamil lagi" teriak Chen tidak tau aturan. Benar-benar Chen ini memang kadang mulutnya nggak ada remnya sama seperti Baekhyun. Tapi tunggu bukan dia bukan kesini karena hamil. Ingin protes tapi dia masih sibuk menahan muntahnya.
"Aigoo Jongin. Cepatlah masuk aku lupa kalau bau-bauan obat pasti membuatmu mual" kata Kyungsoo yang mengintip keluar dari ruangannya lalu menuntun Jongin masuk kedalam ruangannya.
"Chen bawalah Taeoh" perintah Kyungsoo.
"Ne. Ayo Taeoh ikut bibi Chen"
"Ne" kata Taeoh menurut saja.
Sesampainya didalam Kyungsoo langsung memberikan obat untuk mengurangi mual Jongin. Jongin hanya pasrah saja dan menelan obat itu. Dan benar saja mualnya berangsur-angsur menghilang.
"Jadi sudah berapa minggu?" tanya Kyungsoo yang entah kenapa terdengar sangat bersemangat.
"Tapi aku tidak-"
"Kau tidak tau usianya berapa? atau jangan-jangan kau kesini untuk memastikan kau sedang hamil atau tidak ya? Aigoo langsung di usg saja dok" kata Chen.
"Baiklah ayo Jong ikut aku" peribtah Kyungsoo. Jongin hendak memprotes lagi samoai pertanyaan-pertanyaan Kyungso membuatnya terdiam.
"Kapan kau terakhir kali haid Jong?"
Deg.
Oh iya kapan ya terakhir kali dia haid?
"Aku.. tidak tau" kata Jongin lirih.
"Aish kau ini selalu saja melupakan tanggal haidmu. Kalau begitu sejak kapan kau mual-mual?"
Oh iya lagi. Dia sering mual kan akhir-akhir ini.
Tapi bukan berarti dia hamil kan?
Iya kan?
Kan?
"Sudah seminggu yang lalu mungkin" jawab Jongin masih dengan suara lirih. Dia masih terllau larut dalam pikirannya sampai tidak sadar kalau Kyungsoo sudah mulai melakukan proses usg nya.
"Uwah Jongin usia kandunganmu mungkin sudah 6 minggu" kata Kyungsoo langsung menyadarkan Jongin.
"N-ne? 6 minggu? A-aku beneran hamil?" tanya Jongin kaget lalu menoleh kan kepalanya ke monitor disampingnya.
Dan benar saja disana ada daging kecil yang sedang tumbuh di dalam perutnya. Jadi selama ini dia yang dia alami itu morning sickness. Astaga. Astaga. Astaga.
Dia hamil lagi.
JONGIN HAMIL LAGI.
"Jongin kau kenapa? kau tidak senang?" tanya Kyungsoo yang melihat ekspresi Jongin yang kosong.
"Tidak. Tidak bukan begitu. Aku senang tentu saja. Aku hanya kaget. Bukankah ini terlalu cepat. Maksudku Taeoh bahkan belum genap berusia 2 tahun" kata Jongin bangun dari tempat tidur dan mengambil alih Taeoh dari gendongan Chen.
"Terlalu cepat sih sebenarnya. Wah suamimu benar-benar ganas heum. Produktif sekali kalian berdua. Baru 5 tahun menikah sudah mau punya anak yang ketiga" kata Chen setengah berteriak saking semangatnya.
"Apakah Mommy sakit? Kenapa perut Mommy tadi digitukan?" tanya Taeoh.
"Mommymu tidak sakit sayang. Tadi kita hanya melihat adik bayi yang ada di perut Mommy" kata Chen menjawab pertanyaan Taeoh.
"Didalam perut Mommy ada adik bayi?" tanya Taeoh ke Jongin.
"Ne sayang" Jongin menjawab gugup. Dia takut pada reaksi Taeoh karena dulu saat dia memberi tau Haowen kalau dirinya sedang hamil Taeoh Haowen sempat menolak sampai menangis-nangis karena tidak mau punya adik.
"Taeoh akan menjadi oppa?"
"Eh?" Jongin kaget tentu saja. Dia tidak mengira kalau Taeoh tenang-tenang saja menyikapi kehamilannya.
"Taeoh ingin menjadi oppa? Taeoh ingin adik perempuan?" tanya Kyungso.
"Ne dokter. Taeoh ingin adik yang cantik seperti Mommy. Juga sebentar lagi Taeoh akan sekolah seperti Hyung. Nangi kalau Taeoh sekolha biar adik bayi yang menemani Mommy" jujur Jongin terharu sekarang
"Kalau adik bayinya laki-laki bagaimana?" tanya Chen.
"Taeoh akan menjadi hyung dan mengajaknya main bola bersama Daddy dan Hyung" jawab Taeoh tersenyum lebar. Membuat Jongin jadi ikutan tersenyum lebar.
"Akhirnya kau tersenyum heum. Aku sempat takut kau tidak senang kalau hamil" kata Kyungsoo.
"Aku senang tentu saja"
"Baiklah kalau begitu jaga kandunganmu baik baik oke?" nasihat Kyungsoo pada Jongin sambil menyerahkan hasil usg Jongin
"Tentu saja dokter" kata Jongin pamit.
"Jaga Mommy dan adik bayi baik-baik ya Taeoh oppa" kata Chen pada Taeoh.
"Oke" balas Taeoh.
Sekeluarnya dari ruangan Kyungsoo Jongin melihat Minseok yang tengah mondar-mandir bingung.
"Astaga Jongin demi Tuhan kau membuatku takut. Kau tiba-tiba menghilang aku hampir saja menelpon Sehun" Omel Minseok.
"Hehe maaf eonni tadi terjadi kesalah pahaman. Chen dan Kyungsoo kira akulah pasiennya"
"Lalu kenapa lama sekali heum?"
"Karena aku habis usg"
"Apa?" Minseok mengerutkan alisnya bingung.
"Aku hamil lagi eonni" kata Jongin tersenyum sambil mengelus-elus perutnya.
"Uapaaa?! Kau hamil lagi? Lagii?" teriak Minseok heboh.
"Eonni tenanglah. Jangan berteriak begitu kasihan bayimu. Dan cepatlah masuk mereka sedang menunggumu" menghela nafas pasrah akhirnya Minseok memasuki ruang periksa sambil mengumpati Sehun dalam hati. 'Awas saja kau Oh-mesum-Sehun kau pikir hamil gampang hah?!'
Jongin, Taeoh dan Minseok sekarang sedang menunggu didepan tk tempat Haowen dan Ziyu-anak Minseok dan Luhan- bersekolah. Minseok akhirnya berhenti mengomeli Sehun setelah diancam oleh Jongin 'Eonni jangan begitu. Kalau sedang hamil lalu tidak suka pada seseorang katanya anakmu akan menjadi seperti orang yang tidak kau sukai. Kau mau anakmu mirip Sehun' sontak saja Minseok langsung diam.
Mereka hanya diam sambil sesekali menjawab pertanyaan Taeoh yang bertubi-tubi seperti
"Mommy kenapa adik bayi ada di dalam perut?"
"Bukankah di dalam perut gelap?"
"Adik bayi kalau lapar makan lewat mana?"
"Apakah perut Mommy nanti akan gendut seperti bibi Minseok?"
"Kapan adik bayi keluar?"
"Adik bayi laki-laki atau perempuan?"
"Taeoh akan jadi hyung atau oppa?"
"Taeoh ingin main sama adik bayi" dan semacamnya.
"Aku tidak menyangka respon Taeoh sangat baik saat tau dia akan punya adik. Maksudku Ziyu bahkan menangis dan tidak mau jadi kakak" kata Minseok
"Entahlah aku juga kaget eonni. Haowen juga dulu begitu. Makanya aku agak takut sekarang menunggu respon Haowen" kata Jongin cemas.
"Hei tenanglah Jong. Aku yakin Haowen akan senang. Mungkin dulu dia masih belum siap karena dia masih kecil tapi sekarang aku rasa dia sudah cukup dewasa untuk menerima adik baru" kata Minseok bersamaan dengan bel yang berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar di tk itu selesai.
Tak beberapa lama muncul lah Haowen dan Ziyu yang berlari ke arah mereka. Haowen langsung saja memeluk Jongin erat.
"Apakah anak Mommy nakal?" tanya Jongin mengelus keoala Haowen.
"Tidak Haowen anak baik"
"Hyung hyung hyung tadi kita kedokter. Dan kata dokter di dalam perut Momny ada adik bayi" celoteh Taeoh penuh semangat. Aduh kenapa Taeoh bilang sekarang. Jongin kan belum siap. Tapi bukan salah Taeoh juga sih Taeoh memang sangat bersemangat untuk menjadi Kakak.
"Mommy hamil lagi?" tanya Haowen.
"Ne"
"Apakah Mommy senang?" tanya Haowen lagi.
"Tentu saja sayang"
"Kalau begitu Haowen juga senang" kata Haowen akhirnya tersenyum. Jongin langsung bernafas lega. Ah ternyata benar Haowen sudah besar.
Dengan perasaan senang Jongin mengemudikan mobil Minseok kerumah Junmyeon sambil mendengarkan putranya berceloteh.
"Taeoh memang benar-benar siap jadi kakak?" tanya Haowen.
"Tentu saja hyung"
"Kau sudah siap memberikan mainanmu pada adik kalau dia memintanya?"
"Kenapa aku harus memberikan mainanku pada adik?" protes Taeoh.
"Karena itulah tugas kakak. Kau tau kan hyung selalu memberikan mainan hyung padamu kalau kau memintanya" Taeoh mengangguk. Benar juga sih. Tapi kan..
"Mommy apakah itu benar?" rengek Taeoh.
"Tentu saja Taeoh sayang. Kakak harus mengalah pada adiknya. Dan selalu menjaga adiknya. Bukankah Haowen hyung selalu begitu pada Taeoh?" tanya Minseok.
"Ne bibi"
"Maka dari itu Taeoh juga nanti begitu. Ziyu juga begitu ya habis ini kan adik lahir" kata Minseok pada putranya.
"Ne. Ziyu akan menjaga adik" jawab Ziyu.
Tak terasa mereka sampai dirumah Junmyeon disana sudah ada sang pemilik rumah Junmyeon dengan putrinya Yixing dan putranya Tao dan Baekhyun dengan kedua putranya Jesper dan Jackson.
"Selamat datang nyonya Xi dan nyonya Oh. Kami sudah menunggumu" sambut Junmyeon pada tamunya.
"Aw terima kasih nyonya Wu. Yaa nyonya Park kau tidak mau menyambut kami" kata Minseok pada Baekhyun.
"Diamlah dulu eonni. Jackson sedang rewel" kata Baekhyun yang ternyata sedang menyusui Jackson. Junmyeon mempersilahkan mereka masuk. Para bocah-bocah langsung saja sibuk bermain bahkan Jackson sampai menghentikan acara menyusunya dan lebih memilih bermain.
"Aduh dadaku sakit sekali. Akhir-akhir ini Jackson sering sekali menyusu" curhat Baekhyun.
"Kau yakin hanya karena Jackson. Bukan karena ayahnya yang ikut menyusu" goda Junmyeon pada Baekhyun membuat mata Baekhyun membelalak. Dan Jongin juga Minseok terkekeh.
"Eonni! Chanyeol tidak begitu! well, kadang sih. Tapi tidak waktu aku sedang dalam masa menyusui" protes Baekhyun.
"Hahaha sepertinya setelah ini Sehun akan bisa kembali menyusu karena Taeoh sudah hampir berusia 2 tahun. Dan Luhan oppa yang akan berhenti menyusu untuk sementara" canda Junmyeon lagi.
"Haha iya biar kapok itu rusa mesum" tambah Baekhyun membuat mereka tertawa seperti ibu-ibu rumpi.
"Tapi sepertinya Sehun cuma bisa menyusu sebentar deh. Setelah itu harus puasa lagi selama 2 tahun" kata Minseok membuat Junmyeon dan Baekhyun bingung.
"Apa? Kenapa?" tanya mereka.
"Aku hamil lagi eonni hehe" jawab Jongin cengengesan.
"UAPAAAAA?!"
.
.
.
TBC
A/N :
Ya ampooon ini apaa?! disaat saya harusnya menulis replace eh malah publish ff baru /sungkem/ ;-;
Jadi sebenarnya ini ff cuma buat selingan aja mumpung weekend, dan karena masih dalam masa uts jadi saya masih belum siap nulis replace. Yang nunggu replace harap sabar ya mungkin saya akan mulai nulis habis uts hari kamis depan.
Ini sebenenya mau dibuat oneshot tapi ternyata gagal dan mungkin akan jadi twoshot.
Ah sudahlah RnR ya~
