In The Time
.
Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Yong Junhyung
Genre : YAOI/Shonen-ai/Fantasi
Pairing : YunJae, (Slight) JunJae
Note : Cerita ini terinspirasi dari salah satu film Korea. Namun saya lupa judulnya. Ini adalah FF dengan genre Fantasy pertama saya. Semoga kalian semua menyukainya.
Warning : Cerita pasaran, alur lamban, typo(s)bertebaran, bahasa tak sesuai EYD, judul yang tidak selaras dengan isi cerita
Chap : 1 (satu)
.
.
.
Jaa, tanoshimi ni oyomi kudasai ^^
.
.
DOUZO
.
.
::
::
In The Time
::
::
SEOUL 2024
Hingar bingar suara alat musik terdengar memekakkan telinga disebuah cafe di daerah Gangnam-gu. Suara gesekan gitar dan gebugan drum terdengar nyaring diselingi suara hentakan bass dan suara sang vokalis yang bernyanyi dengan sangat nyaring pula. Disalah satu cafe bernama Midnight ini, tengah diadakan konser mini dari salah satu band yang tengah naik daun di Korea, Paradise.
Nampak beberapa pengunjung begitu menikmati suguhan musik yang dibawakan oleh band beraliran pop rock itu. Tak jarang pula para pengunjung ikut menggumam mengikuti irama dan lirik lagu yang memang sekarang tengah sering diputar di radio-radio.
Disalah satu sudut, nampak seorng namja dengan balutan kaos v-neck putih dan dilapisi jaket kulit hitam diluarnya tengah duduk sambil menyeruput minuman yang ada dihadapannya. Rambut sebatas bahu yang dicat pirang serta kulit putih pucat yang diterpa sinar lampu membuat penampil namja itu semakin bersinar.
"Khamsahamnida untuk hari ini. Kalian sangat luar biasa!" teriak sang vokalis mengakhiri penampilannya. Segera gemuruh tepuk tangan penonton terdengar menggema dan setelahnya seluruh personel bandpun maju kedepan panggung dan membungkuk sebagai ucapan terimakasih.
"Khamsahamnida. Sampai bertemu dikonser berikutnya." teriak sang vokalis lagi sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan panggung.
Bersamaan dengan menghilangnya seluruh personil band Paradise masuk ke ruang ganti, namja dengan kaos v-neck itupun perlahan bangkit dari duduknya dan berjalan pelan menuju belakang panggung. Iapun melangkahkan kakinya menuju ruang ganti para pemain band. Dan begitu ia sampai di salah satu ruangan, segera ia mengetuk pintu dan memutar knop pintunya.
Ceklekk
"Annyeong!" ucapnya ramah bersamaan dengan ia mendorong pintu itu, dan detik berikutnya pintu itupun terbuka dan menampilkan keempat anggota band Paradise.
"Jaejoongie, masuklah!" ucap salah seorang personel band yang kita ketahui sebagai vokalisnya, dan segera namja yang dipanggil Jaejoongie itu masuk kedalam dan berjalan pelan menuju sang vokalis.
"Kalian sungguh hebat! Daebak untuk konser kali ini!" kata namja itu atau kita bisa memanggilnya Jaejoong, Kim Jaejoong lebih tepatnya, sambil tersenyum memandang keempat personil Paradise band.
"Ne gomawo juga sudah datang!" kata sang namja vokalis sambil balas tersenyum kepada Jaejoong.
"Umm, apa yang tidak buat mu Junie!" jawab Jaejoong lagi dan kini sambil menatap namja vokalis itu, atau lebih tepatnya Junhyung, Yong Junhyung.
Junhyung tertawa ringan sambil mengelus sayang rambut pirang sang kekasih. Ya, benar. Junhyung dan Jaejoong adalah sepasang kekasih, mereka sudah mengenal sejak SMA, dan sekarang hubungan mereka sudah menginjak usia 1 tahun. Walau sering sekali mengalami putus nyambung dalam hubungannya, namun selama ini mereka selalu bisa kembali menyatukan cinta kasih mereka itu. Dan sekarang, tepat 1 tahun setelah mereka memutuskan untuk kembali bersama. Mungkin kekuatan cinta mereka yang besar hingga akhirnya mereka bisa merajut kasih kembali walau sempat mengalami fase putus nyambung.
"Jika kalian ingin bermesraan, sebaiknya jangan disini." ucap seorang namja dengan rambut kemerahan sambil membereskan sebuah gitar listrik dan memasukkannya kedalam box.
Junhyung hanya tertawa pelan sebelum menjawab pertanyaan rekan sebandnya itu. "Katakan saja kalau kau iri Dongwoon-ah! Makanya, kau carilah pacar diluar sana!" jawab Junhyung dan membuat semua namja yang berada diruangan itu tertawa renyah.
"Ani, lebih baik kau serahkan Jaejoong hyung padaku. Kau tahukan kalau aku sangat menyukainya!" jawab Dongwoon sambil terkekeh dan perlahan menenteng box gitarnya. "Baiklah hyungdeul, sebaiknya aku pulang duluan. Annyeong!" ucapnya lagi dan bergegas keluar dari ruangan itu. Sepeninggal Dongwoon, personel yang lainnya pun satu persatu mulai meninggalkan ruangan itu, hingga akhirnya hanya tersisa Junhyung dan Jaejoong yang terlihat masih sibuk membereskan peralatan.
Oh flower you are so sweet sweet sweet sweet
Oh flower you are so deep deep deep deep
"Junie, ponselmu berbunyi." teriak Jaejoong saat mendengar ponsel Junhyung berbunyi, segera saja ia menyerahkan ponsel itu pada Junhyung tanpa melihat ID sang penelpon.
Junhyung segera mengambil ponselnya dan sedikit terkejut kala melihat ID sang penelpon, iapun segera meminta izin keluar pada Jaejoong untuk menjawab panggilan itu.
"Kenapa ia mesti minta izin begitu? Kenapa tak mengangkatnya disini saja?" gumam Jaejoong saat merasa aneh dengan tingkah sang namjachingu. Sebenarnya akhir-akhir ini ia merasa ada yang berubah pada diri namjachingunya itu. Ia sering melihat Junhyung tersenyum sendiri saat membaca email atau pesan yang masuk keponselnya. Ia sedikit curiga dengan hal itu, namun ia tak mau menuduh. Mungkin saja itu temannya, jadi ia tak pernah menanyakan lebih jauh hal itu.
Ceklek
Pintu terbuka dan menampakkan sosok Junhyung masuk dengan wajah ceria. Jaejoongpun mengernyit bingung dengan keadaan namjachingunya itu.
"Waeyo? Apa ada hal yang menyenangkan?" tanya Jaejoong dan sesaat membuat Junhyung kaget.
"Eoh? Ania, eopseoyo." ucap Junhyung sambil melangkahkan kakinya mengambil box gitar yang berada didekat tubuh Jaejoong. "Kajja kita pulang!" ajak Junhyung dan setelahnya iapun menggandeng Jaeoong keluar dengan box gitar yang tersampir dibahunya.
::
::
In The Time
::
::
Jaejoong mendengus sebal untuk yang kesekian kalinya, karna lagi-lagi Junhyung mebatalkan janji mereka bertemu. Padahal Jaejoong sudah menyiapkan baju terbaik untuk hari ini karna mereka sudah berjanji untuk keluar bersama menikmati malam minggu. Namun lagi-lagi keinginannya harus terkubur karna baru saja Junhyung menelponnya untuk membatalkan kencan mereka hari ini karena ia harus mengadakan latihan bersama bandnya.
Bibir Jaejoong terpout sempurna, tak peduli dengan umurnya yang kini sudah lebih dari seperempat abad-27 tahun-itu, ia tetep saja merasa kesal dan bahkan ia melampiaskannya dengan meninju-ninju kecil boneka gajah yang kini tengah dipangkunya.
"Nunaa~" teriak seorang bocah gembul dengan suara yang kencang sembari berlari dan menenteng sebuah bungkus kripik ditangannya. Langkah kaki bocah gembul itu sangat kencang dan kini sudah bersiap untuk menubruk tubuh kurus Jaejoong.
Brukk
"Yahh, Minie! Hati-hati!" pekik Jaejoong merasa kesakitan disekujur tubuhnya karna sang dongsaeng menubruknya dengan cukup keras. "Dan lagi, berhenti memanggilku nuna! Panggil aku hyung!" teriak Jaejoong lagi merasa bertambah kesal dengan kehadiran sang dongsaeng.
"Hihihi, shireo. Min ga mau panggil nuna, hyung." jawab Changmin-bocah kecil itu-sambil mulai mendudukkan dirinya disamping Jaejoong.
"Ck, kau ini!" gumam Jaejoong merasa kesal, namun detik berikutnya ia sudah menggendong tubuh montok Changmin dan membawanya duduk dipangkuannya.
"Darimana saja kau?" tanya Jaejoong pada sang dongsaeng yang umurnya jauh dibawahnya itu. Changmin sekarang masih berumur 10 tahun dan terpaut 17 tahun dengan Jaejoong.
"Min dari rumah Kyuhyun. Tadi kami bermain game bersama." jawab Changmin sambil terus memasukkan makanan kedalam mulutnya.
"Lalu makanan ini?" tanya Jaejoong karna heran Changmin bisa makan camilan begini, padahal ia tak mempunyai snack dengan jenis seperti itu.
"Dikasih sama umma Kyuhyun." jawab Changmin lagi masih setia memakan snacknya tanpa ada niat untuk membaginya dengan Jaejoong.
"Kau dikasih atau merampoknya?" tanya Jaejoong lagi karna sangat paham dengan kelakuan sang dongsaeng yang gila makan.
"Tadi Min liat makanan ini nggak ada yang makan, ya sudah daripada nggak ada yang makan jadi Min minta dan membawanya pulang." jawab Changmin polos dan membuat Jaejoong memutar matanya malas.
"Itu namanya kau merampoknya, bukan dikasih!" jawab Jaejoong gemas dan mencium gemas pipi gembul sang dongsaeng.
Jaejoong dan Changmin hanya tinggal berdua, mereka adalah anak yatim piatu. Umma mereka meninggal saat melahirkan Changmin, dan appa mereka menyusul sang istri tepat setelah Chanhmin berumur 5 tahun karna penyakitnya. Semenjak itu Jaejoong membesarkan sang dongsaeng seorang diri, ia bekerja sambil berkuliah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untunglah sang dongsaeng mengerti dengan keadaan dirinya dan tak pernah menyusahkan dirinya. Yah, terkecuali untuk urusan perut. Changmin sangat suka makan dan itu menyebabkan kadang kala Jaejoong harus memutar otaknya untuk mencukupi keinginan makan berlebihan sang dongsaeng.
"Nuna, apa nuna mau pergi?" tanya Changmin saat melihat penampilan Jaejoong yang sedikit rapi. Sangat jarang ia melihat 'Nuna'nya itu berpakaian rapi seperti ini. Yah, walaupun Jaejoong bekerja disalah satu perusahaan besar di Seoul, namun tetap saja ia berpenampilan alakadarnya dan jauh dari kata rapi.
"Ne, tapi tak jadi." jawab Jaejoong sambil memasang wajah masam. Kembali ia teringat akan batalnya acara kencannya hari ini.
"Ohh." jawab Chanhmin sok mengerti dengan jawaban Jaejoong. Iapun kemudian turun dari pangkuan Jaejoong sambil berkata, "Min mau main ke rumah Kyuhyun lagi. Kalo nuna mau pergi, jangan lupa kunci pintu dan matikan listriknya ne. Min mungkin mainnya sampe sore, jadi kalo nuna mau makan malam, jangan lupa panggil Min." ucap Changmin dalam satu tarikan nafas, dan detik berikutnya ia sudah berlari kencang keluar rumah sebelum suara Jaejoong terdengar berteriak kencang.
"YAK, KIM CHANGMIN!"
::
::
In The Time
::
::
Jaejoong tengah mendorong sebuah troli dengan berbagai macam bahan makanan kebutuhan pokok sehari-hari. Yah, karena acaranya gagal bersama Junhyung, jadi daripada mengumpat terus menerus di rumah, iapun memutuskan untuk pergi ke supermarket karna melihat persediaan makanan yang semakin menipis. Disinilah sekarang ia, tengah mendorong troli disalah satu rak bahan makanan.
"Apalagi yang kurang ya?" gumam Jaejoong sambil terus memperhatikan bahan-bahan makanan yang ingin dibelinya. Iapun terus mendorong trolinya keberbagai rak makanan dan memasukkan bahan-bahan yang akan dibelinya. Hingga tak terasa trolinya sudah penuh dan iapun akhirnya menyudahi acara belanjanya dan bergegas menuju kasir. Memang jika urusan belanja bahan makanan, ia sering lupa waktu seperti sekarang misalnya.
"Semuanya jadi 45.000 won nona." kata sang kasir sambil memasukkan barang belanjaan Jaejoong kedalam kantung belanja.
"Nona? Mian tapi aku namja." jawab Jaejoong ketus karna kesal dipanggil Nona. "Ini." ucapnya lagi sambil menyerahkan beberapa lembar won.
"O..oh mianhae tuan, saya kira tuan...emmm.." ucap sang kasir lagi merasa tak enak pada Jaejoong. "Ini kembaliannya, dan terimakasih atas kunjungannya."
"Hnn." gumam Jaejoong masih merasa kesal dan iapun mengambil kantung belanjaannya dan segera berlalu masih dengan wajah yang ditekuk masam.
"Nona? Apa dia tak melihat pakaianku!" gumam Jaejoong selama diperjalanan keluar dari supermarket itu. Kini iapun berjalan pelan menyusuri lobi supermarket itu sambil melihat sekelilingnya.
"Ah, ada es krim. Apa aku belikan Minie es krim saja ya?" gumam Jaejoong saat matanya melihat kedai eskrim didekat pintu keluar. Iapun seketika teringat dengan sang dongsaeng yang sangat menyukai eskrim. Sebagai hyung yang baik, iapun berniat untuk membelikan dongsaengnya itu eskrim. Segera dilangkahkannya kakinya masuk ke dalam kedai itu berniat untuk memesan.
Klenting
Suara lonceng berbunyi saat Jaejoong membuka pintu kedai itu. Segera saja beberapa pelayan menghampirinya dan menanyainya ingin memesan apa.
"Selamat datang nona, apa nona ingin memesan eskrim?" tanya seorang pelayan namja-dengan nametag Gikwang-saat melihat kedatangan Jaejoong.
"Ne aku memang ingin memasan eskrim, tapi aku namja!" ketus Jaejoong lagi yang sungguh merasa kesal karna lagi-lagi ada yang memanggilnya nona.
Gikwang-sang pealayanpun terkejut dengan omelan Jaejoong, iapun segera meminta maaf dan mengantarkan Jaejoong ke meja pesanan.
"Selamat siang, mau pesan a-"
"Aku pesan 2 cup eskrim strwaberry dan 3 cup eskrim coklat." ketus Jaejoong segera memotong ucapan pelayan itu, ia sungguh tak ingin lagi jika pelayan yeoja dihadapannya ini salah memanggil dirinya.
"O..oh, ne. Mohon ditunggu sebentar." jawab pelayan itu-dengan nametag Naeun-sedikit kaget dengan suara ketus Jaejoong. Iapun segera mencatat pesanan Jaejoong dan memberikannya kepada teman disebelahnya.
Sembari menunggu, Jaejoong melihat-lihat keadaan kedai ini. Bisa dilihat beberapa orang tengah menikmati es krim, ada yang bersama keluarga ada pula yang bersama dengan pasangannya. Jaejoong tersenyum masam saat matanya menatap sepasang kekasih yang tengah sibuk saling menyuapi disalah satu meja. Well, sebenarnya ia hanya iri karna ia tak bisa melakukan hal itu juga dengan sang kekasih Yong Jun-
"Junie!" teriak Jaejoong saat menyadari siapa orang yang tengah asik saling menyuapi es krim itu. Iapun membulatkan matanya sempurna saat baru loading kalau orang itu adalah namjachingunya sendiri.
Tanpa pikir panjang, Jaejoongpun melangkahkan kakinya menuju dua orang yang tengah asik saling menyuapi itu. Dengan menahan amarah yang tiba-tiba memenuhi otaknya, segera saja dilangkahkannya lebar kakinya agar bisa segera sampai ke meja itu.
BRAKK
Brukk
Dengan penuh emosi, Jaejoong menggebrak meja tempat Junhyung dan seorang yeoja seksi tengah menikmati eskrimnya, tanpa memperdulikan kantung belanjaannya yang sudah jatuh dari tangannya. Dan dengan aura kelam yang menguar dari tubuhnya iapun berteriak kencang pada Junhyung.
"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI!" teriaknya kencang dihadapan Junhyung. Tak diperdulikannya orang-orang yang kini sudah menatap aneh kearah dirinya.
Junhyung yang sangat tak menyangka akan bertemu Jaejoong ditempat ini hanya mengerjabkan matanya shock, baru setelah ia pulih ia berdeham sebentar.
"Emm, mian. Apa kita saling mengenal?" tanyanya dengan wajah datar sambil menatap Jaejoong.
Jaejoong hanya melongo sambil membuka mulutnya lebar saat mendengar pertanyaan Junhyung. Demi apapun, mengapa juga Junhyung bertanya seperti itu?
"M..mwo?"
"Ah, kau pasti salah satu penggemarku ne. Sini, apa kau mau minta tanda tanganku? Atau mau berfoto denganku?" tanya Junhyung lagi dan kini sambil tersenyum manis seolah-olah Jaejoong benar-benar adalah fansnya.
"MWO?" kali ini Jaejoong berteriak lebih keras saat mendengar perkataan Junhyung, ia benar-benar shock kenapa namjachingunya itu bisa berkata kalau ia adalah fansnya. Otaknya tak bisa berfungsi dengan benar lantaran masih shock, namun segera ia mengendalikan dirinya dan mulai kembali berteriak pada Junhyung.
"Neo miceoseo! Jadi ini alasan kenapa kau membatalkan acara kencan kita, dan sekarang kau malah asik berduaan dengan yeoja ini hah!" sembur Jaejoong tepat dihadapan Junhyung. "Jadi selama ini kau berselingkuh dibelakangku begitu?" lanjutnya masih dengan emosi. Kilat marah, kesal dan kecewa menguar jadi satu dimatanya. Sungguh ia tak pernah menyangka kalau Junhyung akan berbuat seperti ini kepadanya.
"Ck, dengarkan aku nona. Aku tak mengenalmu dan jangan seenaknya berkata hal-hal yang aneh." jawab Junhyung sambil menatap kesal kearah Jaejoong. "Dan apa? Selingkuh? Dengar nona, kau terlalu terobsesi denganku." jawab Junhyung lagi dan semakin menambah kadar marah di hati Jaejoong.
Byuurrr
"Ne, aku memang terlalu terobsesi denganmu, Yong Junhyung-ssi!" geram Jaejoong setelah sebelumnya menyiram segelas airputih pada Junhyung. Dan tanpa berkata-kata iapun melangkah pergi dari sana, dengan hati yang sangat perih, dan tak lupa sebelumnya mengambil kembali kantung belanjaannya yang tercecer. Ah, walaupun dalam keadaan emosi, ia masih ingat dengan belanjaannya.
"YAK! Neo-" umpat Junhyung sungguh kesal karna Jaejoong menyiramnya, namun segera ia menghentikan umpatannya kala matanya tak sengaja melihat mata Jaejoong yang memerah menahan air mata yang mendesak ingin keluar.
"Mianhae." lirih Junhyung pelan hampir tak terdengar sambil menatap pungguh Jaejoong yang semakin menjauh.
::
::
In The Time
::
::
Duk
Duk
Duk
Jaejoong menendang-nendang kasar dinding kokoh dihadapannya. Meluapkan segala emosi yang bersarang dihatinya. Kejadian tadi benar-benar mengguncangnya. Junhyung, namjachingu yang sangat dicintainya itu tega berselingkuh dibelakangnya. Ditambah ia yang berpura-pura seakan tak mengenali dirinya dan bersikap sangat menyebalkan.
"Argghhhhh! Kau menyebalkan!" teriaknya lagi dan setelahnya kembali meluapkan emosinya pada dinding tak bersalah dihadapannya. Sungguh, ia benar-benar merasa kesal dan butuh pelampiasan.
"Hei, apa yang kau lakukan! Kau bisa merusak itu nona!" hardik seorang security saat melihat Jaejoong menendang dinding dengan brutal. "Yak hentikan!" teriak security itu lagi dan beranjak mendekat kearah Jaejoong.
"Apa hah! Kau tak lihat kalau akau namja! Kau taruh dimana matamu hah!" semprot Jaejoong pada security itu karna menambah kekesalannya dengan memanggil dirinya nona. Sungguh, suasana hatinya sangat amat buruk dan sekarang ditambah dengan security yang memanggilnya nona.
"Yak, terserah aku mau memanggilmu apa! Dan kau, jangan menendang sembarangan! Apa kau bisa menggantinya jika dinding ini rusak hah!" jawab ketus sang security-dengan nametag Dujun diseragamnya-sambil mendelik tajam kepada Jaejoong.
"Cih, kau pikir aku tak punya uang hah!" lagi, Jaejoong berteriak kencang pada security itu, emosinya benar-benar tak terkontrol, alhasil iapun melampiaskannya pada security yang sebenarnya tak mempunyai salaha apapun, oke, terlepas dari ia salah mengira genre dari Jaejoong.
"Nona, sebaiknya kau pergi dari sini, sebelum anda benar-benat merusak dinding ini, atau anda akan saya bawa ke kantor untuk di proses karena merusak fasilitas gedung ini." ancam security itu sambil mengacungkan telunjuknya pada Jaejoong.
Jaejoong mendecih pelan mendengar itu, iapun melengoskan wajahnya dan mulai berjalan menuruti perintah security itu. Bagaimanapun ia tak ingin membuat masalah dengan pihak kepolisian, "Cerewet!" pekiknya keras dan segera berlalu dari hadapan Dujun-sang security.
Dujun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Jaejoong itu, iapun hanya bisa menggerutu dalam hati atas sikap Jaejoong itu.
Kembali lagi pada Jaejoong, kini ia tengah berjalan dengan wajah ditekuk masam, masih merasa kesal. Iapun menghentak-hentakkan kakinya sepanjang perjalanan, dengan bibir tepout sempurna.
"Yong Junhyung sialan!" makinya lagi dan mengundang tatapan heran dari orang-orang sekitarnya.
"Apa?" hardiknya kencang karena orang-orang menatapnya aneh, "Kalian tak pernah melihat orang tengah kesal hah!" bentaknya lagi dan memasang wajah sangar. Dipelototinya orang-orang yang menatapnya itu dengan mata bulatnya, segera saja orang-orang itu berpencar karna merasa kalau Jaejoong itu sangat aneh.
"ARGGHHHHH! Ku bunuh kau Yong Junhyung!" teriak Jaejoong lagi saat matanya tak sengaja melihat poster dengan foto Junhyung didepan sebuah dinding. Segera saja ia berlari kencang kearah poster itu sambil berteriak seperti orang kesurupan.
Duk
Duk
Duk
"Mati saja kau Yong Junhyung! Tega sekali kau padaku!" teriak Jaejoong lagi sambil memukul kencang poster itu, melampiaskan semua emosi yang menumpuk didadanya. Dibiarkannya kantung belanjaannya berceceran disekitarnya.
"Hiks..hiks..kau..benar-benar tega..hiks..apa salahku padamu hah!" akhirnya airmata yang sedari tadi ditahannya, keluar bersamaan dengan makian darinya. Ia benar-benar sakit hati atas perlakuan Junhyung padanya, dan masih tak terima jika cintanya dikhianati.
"Jadi selama ini..hiks..kau menduakanku? Hiks..tega sekali kau..hiks..pabo..pabo!" kembali Jaejoong terisak sambil masih memukul-mukul poster itu.
"Hiks..Baiklah! Kalau kau bisa berbuat begitu, kau kira aku juga tak bisa hah!" kali ini Jaejoong berteriak sambil menatap wajah Junhyung yang tersenyum cerah. "Cih, kenapa kau tersenyum begitu hah? Kau mengejekku?!" kesal Jaejoong karena merasa kalau Junhyung sedang mengejeknya dengan senyumannya di poster itu. Astaga, bahkan itu poster, kenapa Jaejoong jadi marah-marah dan malah semakin membuatnya terlihat aneh.
"Aku akan mencari yang lain! Yang lebih hebat dan lebih baik darimu! Hah, kau dengar itu! teriak Jaejoong lagi didepan poster itu, sambil menghapus lelehan airmata dipipinya.
"Aku akan mendapatkan yang lebih baik darimu."
Plok
Dan sebuah telurpun dengan sukses mendarat diatas poster itu. Siapa lagi kalau bukan Jaejoong yang melakukannya, darimana ia mendapagkan telur? Jelas itu dari kantung belanjaannya sendiri.
"YAK, NONA! APA YANG KAU LAKUKAN!"
Segera setelah Jaejoong melemparkan telur itu, sebuah lengkingan suara keras terdengar dari arah belakangnya. Jaejoongpun terkesiap saat mendengar lengkingan suara itu, ditolehkannya wajahnya kearah belakang dimana asal suara itu, dan seketika matanya membulat sempurna saat melihat kini seorang security tengah berjalan cepat kearahnya sambil mengacungkan sebuah tongkat kearahnya.
"IGE MWOYA!" teriak security itu lagi-yang ternyata Dujun-sambil menatap horor poster dihadapannya. "NEO-" tunjuk Dujun lagi saat melihat wajah Jaejoong.
"Ck, tadi kau menendang dinding dan sekarang kau melempar poster dengan telur? CK, APA YANG ADA DIOTAKMU NONA!" sembur Dujun lagi sungguh merasa kesal atas tingkah Jaejoong. Mimpi apa ia semalam hingga bertemu dengan tamu seperti Jaejoong.
"Aku sedang kesal, dan jangan menambah kekesalanku tuan security!" kata Jaejoong tak kalah merasa kesal.
"Neo, sekarang ikut aku ke kantor. Perbuatanmu sudah tak bisa ditolerir!" jawab Dujun dan dengan sedikkt paksaan menarik Jaejoong dan menyeretnya menuju post keamanan.
"Yah, yah! Apa yang kau lakuakan, lepaskan aku! Yak! Akh, belanjaanku-!" pekik Jaejoong kencang merasa kesakitan dengan tarikan Dujun.
::
::
In The Time
::
::
Jaejoong menutup telinganya malas saat mendengar suara lengkingan seorang namja imut disebelahnya, dan membuat telinganya iritasi jika terus menerus mendengar ocehan namja itu yang sedari tadi tak pernah diam. Satu jam yang lalu ia digiring paksa ke post keamanan oleh seorang security-Dujun-karena melakukan perusakan fasilitas umum. Akibatnya ia ditahan sementara dipost itu, sebelum ada yang menjemputnya dan memberikan jaminan kalau ia tak akan berprilaku seperti tadi.
"Kau ini! Bisa tidak jangan membuat masalah. Kau mengotori fasilitas umum dengan melempar telur? Oh, ayolah Jaejoongie, kau itu sudah besar. Setidaknya kau bisa kontrol emosimu itu kan!" ceramah panjang-pendek dari Junsu-namja imut itu-menasehati sang sahabat. Yah, ia adalah Kim Junsu, sahabat sekaligus tetangga apartement Jaejoong.
"Su-ie, kau sudah mengulang kalimat itu lebih dari seratus enampuluh lima kali, apa kau tak ada kalimat yang lain eoh?" sahut Jaejoong terlihat sangat malas dan sedikit..errr..berlebihan.
"Kau ini! Sudahlah, tak usah membahas itu lagi." kata Junsu dan mulai mendudukkan pantatnya disofa sebelah Jaejoong. "Minie eodiya?" tanya Junsu lagi karna tak melihat keberadaan evil cilik dongsaeng sahabatnya itu.
"Dia ada dirumah Kyuhyun. Sedari siang ia bermain disana." jawab Jaejoong dan mulai beranjak dari sofa dan duduk didepan komputer.
"Ah ya, kau ingat bukan minggu depan ada reuni dengan teman-teman SMA? Apa kau berencana datang?" tanya Junsu saat melihat Jaejoong asik dengan komputernya.
"Mollayo. Aku malas pergi kesana." jawab Jaejoong cepat, 'Aku malas jika bertemu dengan Junhyung' lanjut dalam hati. Masih ingat bukan jika Jaejoong dan Junhyung sudah saling mengenal sejak SMA.
"Sayang sekali, padahal kita bisa bertemu teman-teman lama. Aku sangat merindukan mereka semua. Apa mereka sudah menjadi orang sukses yah?" gumam Junsu sambil menerawang mengingat masa-masa mereka SMA. Junsu memang tak mengetahui ada hubungan special antara Jaejoong dan Junhyung, karna dulu ia beda kelas dengan Jaejoong dan juga karna Jaejoong tak pernah menceritakan hubungannya dengan Junhyung pada Junsu. Namun Junsu tau kalau Jaejoong sebenarnya menyukai namja itu.
"Ah iya, si Junhyung itu, si maniak lagu. Bukankah sekarang ia sudah menjadi artis yang tengah naik daun eoh? Ck, tak kusangka ada diantara kita yang akan bisa sukses menjadi artis. Yah, memang kuakui, kalau ia sangat pintar dalam bidang musik. Ia sering tampil bersama bandnya bukan dipentas sekolah? Ah dan-"
"Bisakah kau diam sebentar saja Kim Junsu! Aku tak bisa konsentrasi dengan pekerjaanku!" geram Jaejoong yang sudah gerah mendengar Junsu menyebut-nyebut nama Junhyung. Itu hanya akan membuatnya mengingat kejadian tadi sore.
"Ups, mianhae." ucap Junsu sambil nyengir kuda. "Baiklah, sebaiknya aku pulang. Kabari aku jika kau berubah pikiran dan mau datang ke reuni itu." lanjut Junsu dan perlahan bangkit dari duduknya, "Dan satu lagi! Jangan membuat onar lagi."
"Hmm." gumam Jaejoong malas dan tetap dengan kegiatannya.
"Baiklah, aku pulang~" ucap Junsu lagi sebelum benar-benar pergi dari apartement Jaejoong.
Tik
Tok
Tik
Tok
Sepeninggal Junsu, keadaan apartement Jaejoong kembali sepi. Hanya terdengar suara detak jarum jam yang membuat suasana sedikit mencekam. Jaejoongpun sedikit merasakan hawa dingin yang menyentuh tengkuknya, diusapnya pelan tengkuknya dan menolehkan wajahnya ke jam dinding bentuk kepala gajah diatas kepalanya.
"Sudah malam, sebaiknya aku menjemput Changmin." gumam Jaejoong saat melihat jam yang menunjukkan angka 7 dijarum panjangnya. Iapun sekarang berniat untuk mematikan komputer dihadapannya, namun seketika ia terlonjak kaget saat melihat layar komputer yang berubah warna menjadi putih total.
"M..mwoya?" pekik Jaejoong, segera saja ia memencet asal tombol-tombol yang ada dikomputer itu, berharap kalau komputernya segera kembali seperti semula.
"Yah, waeyo-!" geramnya frustasi karsna layar komputernya masih tetap dalam keadaan yang sama, padahal ia sudah menekan tombol power dikomputernya itu.
Ting
Tiba-tiba sebuah dentingan terdengar bersamaan dengan keluarnya sebuah popup dilayar komputer itu, membuat Jaejoong mengernyit bingung. "Ige mwoya?" tanyanya dan kembali mendekatkan wajahnya kearah layar komputer, dan bisa dilihatnya sebuah layar popup dengan deretan hangeul terhidang(?)dilayar komputernya.
"Apa kau ingin mengubah kisah hidupmu?" ucap Jaejoong membaca tulisan hangeul itu. "Hah, apa maksudnya?" gumamnya lagi tak mengerti maksud dari tulisan itu.
Ting
Kembali terdengar suara dentingan dari komputer dan sebuah popup kembali terlihat menggantikan popup sebelumnya.
"Tekan enter dan kau bisa mengubah kehidupanmu." ucap Jaejoong lagi membaca tulisan hangeul itu, dan kembali Jaejoong mengernyitkan keningnya bingung.
"Apa maksudnya?"
Tik
Tok
Tik
Tok
"Apa kau ingin mengubah-"
Deg
"-Kisah hidupmu?"
Deg
Jantung Jaejoong segera berdetak kencang saat kembali membaca hangeul itu, dan iapun sekarang mengerti maksud dari popup itu.
"Mengubah kisah hidup?" ulang Jaejoong dengan wajah berbinar, "Itu artinya-"
'Aku bisa kembali ke masa lalu dan mengubah kisahku dengan-'
"YATTA!" pekik Jaejoong girang dengan pikirannya. Senyumpun segera menghiasi wajahnya saat berbagai pikiran mulai berlanjut dengan fantasi-fantasi liarnya.
"Kurasa tak buruk." lanjutnya lagi sambil menatap layar komputernya intens, sekali lagi dibacanya hangeul dipopup itu dan detik berikutnya, ia sudah mantap dengan keputusannya.
"Minie-ah, mian. Tapi hyung janji, hyung akan segera kembali." gumam Jaejoong lagi dan perlahan bersiap dan memposisikan dirinya didepan komputer.
Srett
Iapun mengambil ponselnya dan tak lupa membawa serta dompetnya, berjaga-jaga saat dirinya tiba disana nanti.
Glupp
Iapun menelan saliva gugup sambil terus menatap layar komputernya, perlahan tangannyapun terulur mendekat kearah tombol enter di keyboard komputer itu.
Deg
Deg
Deg
Jantung Jaejoong berdetak cepat seiring dengan tangannya yang semakin dekat mencapai tombol enter itu, matanya terus menatap popup itu tanpa berkedip. Semakin lama tangannyapun semakin dekat menekan tombol enter itu, dan-
Klik
Splasshhhhh
Suara tombol ditekanpun terdengar, dan detik berikutnya, sinar putih yang sangat terangpun segera muncul dan menyilaukan mata, membuat Jaejoong refleks menutup matanya dan menghalau sinar itu dengan kedua tangannya yang diletakkan didepan matanya.
.
.
.
Brummm brummmm
Tet tettt
Suara bising kendaraan bermotor segera menyapa telinga Jaejoong, perlahan iapun membuka matanya dan sinar matahari yang sedikit menyilaukan segera menyerang matanya.
"Eughh." lenguh Jaejoong merasakan perih dimatanya akibat sinar matahari itu, dan setelah mengerjabkan matanya beberapa kali, iapun kini sudah terbiasa dengan keadaan sekitarnya.
Iapun mengamati keadaan sekelilingnya, orang-orang ramai berlalu lalang, kendaraan bermotor yang juga tengah lalu lalang dijalanan. Ia memutar-mutar badannya guna memastikan sekelilingnya, dan setelah ia sadar iapun segera begumam-
"Ini-"
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Hayolohh,, Jaejoong ada dimana tuh? Hehe ^^
Minnasan, konnichiwa.. Hisashiburi desu ne, ogenki desuka? ^^
Haha, saya kembali dengan cerita baru~~ Yeayyyyy #apadah gajekah ceritanya? Kriikk kriikk
Ada yang merindukan tulisan saya, atau merindukan saya? #readers : aniooo #minjem toa dan teriak kencang
Gimana dengan cerita baru saya? Apa kalian suka dengan ceritanya? #minta pendapatnya boleh yaa~~Saya ga ngambil cerita berat, saya juga memasukkan sedikit humor, entah humornya sampai atau tidak.
Disini saya buat pairingnya slaight JunJae alias Junhyung dan Jaejoong.. Entah kenapa tapi saya lumayan suka dengan mereka. Dan juga saya memerlukan karakter Junhyung yang cool disini, jadi menurut saya dia cocok dengan peran ini, dan juga peran anak band yang cocok dengan pembawaan Junhyung itu #mian kenapa jadi cerita(?)
Yasudah, daripada banyak omong, lebih baik saya lanjutkan membuat chap selanjutnya. Tapi saya juga minta masukan dan dukungannya ne dari kalian semua, supaya saya lebih semangat dalam mengerjakannya.
Minnasan, review onegaisimasu~~
.
Denpasar, 21 Februari 2014
