Naruto pemuda tampan nan menyenangkan bertemu dengan wanita yang cantik, anggun, pendiam. Berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Ia ingin memilikinya, tapi setelah mengetahui segudang rahasia kelam yang wanita itu miliki, akan kah Naruto bertahan?


.

.

.

"Lavender Flower"

.

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

.

Story © Hyuugadevit-Cherry

.

pairing: Naruto Uzumaki & Hinata Hyuuga

.

AU, OOC, Plot rush, Gaje, Typo(s), badfic, etc.

.

If You don't like' don't ever try to read

.

Enjoy Okay' ^_^

.

.

.


Universitas Konoha pagi ini sangat ramai. Terlebih di lingkungan kawasan kantin. Di sana banyak sekali mahasiswa-mahasiswi yang tengah menyantap hidangan mereka. Mereka datang tidak hanya untuk makan, tapi mereka juga melakukan ritual makan itu dengan bercakap-cakap ria.

Terutama pemuda dengan rambut blonde jabrik yang tengah berkoar-koar menyuara kan isi hatinya pada seorang pemuda dengan helaian raven dan gadis yang memiliki helaian merah muda.

"Naruto stop! Dari tadi kau sudah menceritakan kisah kandasnya cintamu akibat siapa wanita itu? Luna? Lina? Ahh bodoh amat, benar begitu Sasuke-kun?" Ujar gadis berhelaian merah muda pada pemuda bernama Naruto.

"Hei Sakura! Jangan seperti itu.. kau itu sahabatku bukan sih" gerutu Naruto.

"Hn, Dobe jelek! Lebih baik sekarang kau makan saja ramenmu!" Ujar Sasuke.

"Ahh sial! Aku benar-benar sedang patah hati dan kalian sama sekali tidak membantuku!" Keluh Naruto yang langsung kembali memakan ramennya.

Naruto sedikit mengambil makanan dari piring Sakura dan mendapat jitakan dari Sasuke. Sedangkan Sakura langsung menengahi.

"Hah, minta sedikit saja masa tidak boleh Teme! Pelit sekali kau itu" Naruto memasang wajah memelasnya.

"Baiklah, aku sudah selesai! Dari pada bersama kalian lebih baik aku pergi"

"Hei Naruto, kau mau kemana?" Tanya Sakura.

"Ke kelas, aku ada mata kuliah filsafat.. hah, menyebalkan! Tapi lebih menyebalkan bersama sahabat sekaligus sepasang kekasih yang mengerikan seperti kalian"

Sakura tertawa melihat Naruto yang sepertinya pundung.

"Pergi saja sana" kata Sasuke sambil menyeringai dan kembali makan.


.


Akibat pundung karena sahabatnya yang memang sedikit protektif pada pacarnya yang sekaligus sahabatnya juga menyebabkan mood Naruto buruk.

Ia buru-buru meninggalkan kantin dan berjalan di koridor kampus dengan sedikit tebar pesona kesana-kemari. Banyak gadis-gadis yang meliriknya dan terpesona karena ketampanannya.

Ya siapa dulu, ayahnya adalah gubernur di daerah ini- Konoha. Dan terkenal akan ketampanannya yang diturunkan pada putranya yaitu Naruto. Tentu saja itu suatu kebahagiaan untuk pemuda dengan marga Uzumaki ini.

Sibuk tebar pesona, Naruto justru menabrak seorang wanita yang menyebabkan buku-buku wanita itu berjatuhan. Lembaran kertas berupa fotocopyan bertebaran di mana-mana.

Wanita itu segera memunguti buku serta kertas miliknya itu tanpa menatap siapa si pelaku.

"Ehh, gomen.., gomen..," ujar Naruto sambil membantu wanita itu.

Tidak ada respon.

Wanita itu hanya menunduk sambil terus memunguti buku-bukunya.

Setelah itu, wanita itu berdiri diikuti Naruto.

Pemuda Uzumaki itu menatapnya.

Wanita itu memiliki rambut hitam panjang sepunggung. Matanya berwarna lavender yang menatap dingin. Wajahnya bagaikan pahatan mahakarya Tuhan yang terindah.

Naruto tertegun.

Gilaaa... cantik sekali!. Batinnya berteriak.

"Aku baru melihatmu"

Senyum sinis tercetak di wajah wanita yang bagaikan Dewi Yunani itu.

"Itu karena kau hanya melihat mereka yang mencolok. Terimakasih telah membantu. Permisi"

Jawaban bernada menyindir itu membuat Naruto terkejut. Ia rasa ia bukan pemuda yang seperti itu. Ahh, atau mungkin ia tak begitu peka dengan lingkungannya.

Karena meskipun ia ramah pada setiap orang, ia lebih cenderung hanya dekat dengan Sakura dan Sasuke saja. Dan yah mungkin beberapa gadis yang ia jadikan gadisnya.

Wanita berhelaian hitam itu melengos pergi meninggalkannya yang masih belum sadar penuh dari keterkejutannya.

Menyadari si wanita telah pergi, Naruto lekas mengejarnya.

"Hey.. hey.. tunggu" Naruto memegang tangannya. "Perkenalkan namaku Naruto. Naruto Uzumaki. Siapa namamu?"

Mata lavender itu menatapnya dingin dan meneliti setiap gerak-geriknya. Seolah mencari sesuatu yang tak ingin ia temukan.

Tapi Naruto terus menampakkan wajah sumringahnya. Ia memang selalu seperti ini, orang yang ceria.

Karena tak menemukan apapun yang ia cari, ia memantapkan hatinya untuk menjawab pertanyaan pemuda dihadapannya ini.

"Hinata" balasnya datar.

"Masa iya hanya itu! Marga.. apa nama margamu?"

"Sebenarnya apa arti dari nama? Nama seseorang tak akan menentukan kebahagiaan seseorang!"

"Eyy,.. kau negatif terus ya" Naruto menaik turunkan alisnya dengan gaya jenaka. Membuat wanita bernama Hinata itu mau tak mau merasa geli.

"Hyuuga" katanya "Namaku Hinata Hyuuga" tambahnya sambil menahan keinginannya untuk tertawa.

"Sudah puas? Jadi jangan ganggu aku lagi!"

Hinata kembali melangkahkan kakinya menjauhi pemuda yang menurutnya harus ia waspadai.

"Kita akan bertemu lagi Hinata" teriak Naruto yang masih bisa di dengar Hinata.

Ya Tuhan, Hinata tak bisa berdekatan dengannya. Dengan pemuda itu atau dengan siapapun. Karena, sekali ia membuka diri pada orang-orang.., maka semuanya akan berakhir menyedihkan.

Sementara itu, Naruto menatap kepergian gadis itu dengan mata biru sebiru langitnya.

Dengan langkah sedikit meloncat-loncat ia bersenandung.

"Aku harus mendapatkannya!" Senandungnya "Ya, harus!"


.

.

.

.

.


-TBC-


A/N:

Hay NaruHina Loverss *lambai-lambai tangan* salam kenal, Hyuugadevit-Cherry disini. Panggil aja "Dhe-chan" ^_^ *gapenting* Ini adalah story NaruHina kedua dhe-chan. Emm, entah kenapa dhe-chan punya ide membuat cerita untuk couple yang satu ini ^^ masih banyak sekali kekurangan (tentu saja), terutama FEEL aduhh! untuk itu sangat diharapkan kritik dan sarannya ^^ saya berencana buat MC NaruHina dengan adegan unsur dewasa.


*So... Next or No?