"Niichan! Lihat! Aku berhasil!" terlihat seorang anak berambut kuning dengan mata bewarna biru langit sedang berjalan sambil memegang sebuah botol berisikan cairan bewarna hijau. Sesekali, cairan hijau tersebut tampak seperti mengeluarkan buih-buih yang agak mencurigakan.
"Hn," balas seorang anak laki-laki yang duduk tak jauh dari sang bocah berambut pirang. Matanya yang bewarna hitam kelam tampak sedang membaca sederet huruf dari sebuah buku.
Sedangkan rubah peliharaannya hanya menatapnya dengan tatapn mengejek. Meragukan kemampuan sang rambut kuning sekaligus majkannya.
"Lihat ramuan sihirku ini, niichan! Aku yakin ramuan ini pasti bisa mengubah siapa pun menjadi kodok!" ujar sang bocah berambut kuning sambil mengacung-ngacungkan botol berisi cairan aneh tersebut.
"Hn," balas sang bocah berambut raven tersebut. Dia tak peduli dengan hasil percobaan sang adik. Ya… Dirinya memang tidak tertarik dengan yang namanya sihir atau semacamnya.
"Kalau begitu ayo! Kita cari para sukarelawan!" ujar sang bocah berambut kuning dengan riangnya. Tak mempedulikan deathglare dari sang kakak dan rubah, dia terus saja berlari ke luar dari kamar mereka sambil menarik paksa sang kakak dan rubah. Dia sudah tak sabar ingin mencoba ramuan coretmencurigakancoret tersebut kepada orang-orang, ralat, para calon korban dari sang anak kecil.
Saking riangnya sang bocah berambut kuning dengan ramuan sihirnya, ia tak menyadari adanya keberadaan sebuah balok mainan bertuliskan huruf 'U' sampai akhirnya kaki kecilnya tersandung oleh balok tersebut dan membuatnya jatuh bersama dengan sang kakak dan sang rubah. Kasihan…
Belum sempat untuk berdiri, sebuah cahaya putih sudah mengelilingi mereka. Dan sedetik kemudian, mereka sudah menghilang entah kemana…
Our Children from the Future
Chapter 1: Pertemuan dari masa depan
Disclaimer:
Sampai kiamat tiba pun, Naruto bukan punya saya! Yang punya si MK alias Masashi Kishimoto. Saya? Cuma author bego yang seenak es krim make chara NARUTO. *langsung nyulik chara NARUTO*
Pairs:
All hail SasuNaru! XD Yes! This is SasuNaru!
Genre:
Humor/Romance…
Rated:
Aman… Hanya sekedar T aja kok! Gak pake tambahan lemon ataupun perasan jeruk nipis. Mudah-mudahan… -,-
Warning:
Versi abal lain dari 'You are My rival or My Love ?' BOY LOVE! SHOUNEN-AI! OC! Time Travel! (kayaknya sih iya…) MPREG! Semoga gak ada typo(s), semoga juga gak OOC, abal, gaje, garing, nista, dkk.
YOU ARE ANTI FUJOSHI or SHOUNEN-AI? PLEASE, DON'T READ!
Di sebuah sekolah yang terletak di kota Konoha…
"Teme! Cepat kembalikan PR ku!" teriak seorang remaja berambut pirang sambil mencoba untuk mengambil buku PR nya dari seorang pemuda berambut raven.
Sayang karena tinggi nya tak mencapai tinggi sang raven, dia tak berhasil meraih buku PR nya yang diangkat tinggi-tinggi oleh pemuda berambut raven tersebut.
"Hn, lain kali, jangan mengerjakan PR di sekolah, dobe…" katanya sembari melempar buku tak berdosa tersebut ke luar jendela. Dengan sangat mulus, buku tersebut berhasil mendarat tanah dengan tidak selamat dan tanpa cacat sedikitpun. Poor book…
"AAKH!" pekik sang pemuda berambut pirang. "Apa yang kau lakukan, teme! Beraninya kau melempar buku ku, teme!" dalam sekejap, sang rambut pirang sudah naik darah.
"Hn,"
"Kau… Lihat saja nanti, teme! Akan kubalas perbuatanmu berkali-kali lipat!" sang rambut pirang akhirnya langsung bergegas pergi meninggalkan ruang kelas untuk mengambil bukunya kembali.
"Hn," puas dengan hasil perbuatannya, sang rambut kembali duduk di kursinya yang terletak pojok paling belakang dekat dengan jendela. Ia kemudian melirik ke luar jendela –tepatnya kearah sang rambut pirang yang sedang diomeli oleh Yamato-sensei-. Mungkin saja ia sedang diceramahi habis-habisan karena diaangap telah membuang buku ke halaman sekolah.
Sang rambut raven hanya menyeringai melihat pemandangan tersebut.
"Ck, mendokusei." gumam seseorang berambut nanas yang duduk didepan sang rambut raven.
"Apa?" tanya sang rambut raven ketus.
"Ck, Sasuke. Sepertinya kau puas melihat Naruto seperti itu ya?" ucap pemuda berambut nanas tersebut kepada pemuda berambut raven, tepatnya Uchiha Sasuke. Sang ketua kelas VIII-A sekaligus pujaan hati seluruh gadis di konoha High School ini. Ah, tidak semua sih… Tapi hamper seluruh para siswi disini memuja Sasuke. Tidak hanya itu, bahkan ada juga seorang guru berambut hitam dengan kulit putih bagai mayat dikurung dipendingin yang menaksir Uchiha Sasuke ini.
"Ck, tahukah kau Shikamaru? Itu adalah urusanku. Bukan u-ru-san-mu!" kata Sasuke ketus kepada pemuda berambut nanas tersebut. Nara Shikamaru, itulah nama pemuda berambut nanas tersebut.
"Mendokusei," dengusnya lalu kembali pada kegiatannya semula. Tidur…
"Hn," pemuda bernama Sasuke itu pun berbalik melirik halaman sekolah, namun tak didapatinya lagi keberadaan seorang berambut pirang, Uzumaki Naruto.
Sungguh. Ia tak habis pikir, kenapa dirinya sangat senang mengerjai Naruto. Sekian detik ia berpikir, namun jawaban tak kunjung ia dapatkan.
'BRAK!'
Suara debaman pintu membuyarkan lamunan sang bungsu Uchiha tersebut. Tak perlu menoleh, ia sudah tahu siapa gerangan yang membanting pintu tersebut hingga menimbulkan suara dentuman yang keras.
"Teme… akan kubalas perbuatanmu!" teriak Naruto lalu segera berlari kearah Sasuke sambil melayangkan tangan kanannya kearah Sasuke. Ya… tadinya sih mau begitu… Tapi sesuatu yang besar menghentikan gerakan Naruto…
"KETEMU KALIAN DASAR ANAK NAKAL!"
Dan sedetik kemudian, Sasuke dan Naruto berusaha mati-matian untuk menghindari serbuan seseorang yang memakai celemek dan membawa wajan dan sudip…
Didalam gedung kolam renang Konoha High School…
'POOF!'
'BRUKH!
'BYUUUR!'
"Aduduh… Ittai…" seorang anak berusia 5 tahun berambut kuning tiba-tiba saja jatuh dari atas dan mendarat dengan sangat mulus ditepi kolam renang. Dia berusaha berdiri sambil memegang pantatnya yang baru saja berciuman dengan lantai dingin tersebut.
"Hn," muncul seorang bocah lagi dari belakang bocah berambut kuning tersebut. Dia tampak sedang berdiri angkuh. Sepertinya dia berhasil mendarat dengan selamat tanpa harus berbenturan dengan lantai. Mata onyx nya tampak menatap tajam kearah sang adik.
"Hehe… Sepertinya sihirku gagal lag—"
'BLETAK!'
Dalam sekejap, sebuah benjol telah bersarang dikepala sang bocah berambut kuning tersebut. Hanya pasrah, sang bocah berambut kuning menatap kakaknya itu sambil memegangi benjol di kepalanya.
'CIPYAK! CIPYUK!'
Terdengar suara dari kolam renang. Refleks, semuanya langsung menoleh ke sumber suara. Dan kemudian mata meeka mendapati sesosok rubah berekor sembilan itu sedang berenang ke tepi kolam renang.
"Gyahahaha!" sang bocah berambut kuning itu hanya menertawakan rubah peliharaannya sedang mengeringkan badannya yang basah kuyup akibat air dari kolam renang.
"Gyahaha—GRAUP!" tiba-tiba saja rubah tersebut langsung menggigit lengan sang majikan. "Ittai…" ringis sang bocah berambut kuning. Dia hanya bisa menggenggam lengannya dan menatap tajam kearah sang rubah yang sedang bersenandung kecil. Karena kesal, dia pun hanya cemberut sambil berjalan meninggalkan bocah raven dan rubah.
"Mau kemana kau?" tanya bocah berambut raven begitu melihat adik satu-satunya sedang berjalan menjauh.
"Pulang!" jawab bocah berambut kuning tersebut dengan ketus. Dia terus saja berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya. Saat sampai di pintu dan membukanya, ia terdiam. Cukup lama sampai mendapat tatapan aneh dari sang kakak dan rubah.
"Ini… Dimana….?" katanya pelan sambil menatap sekeliling. "Niichan… Kita ada dimana sekarang?" bocah berambut kuning tersebut membalikkan badannya menghadap sang kakak dengan mata berkaca-kaca seakan mau menangis.
Dengan santainya, sang bocah berambut raven tersebut berjalan ke luar gedung. Sesampainya diluar, ia langsung melihat ke sekeliling dan mendapati pemandangan asing baginya.
"Nii…" panggil sang adik. Tapi tak dihiraukan sang rambut raven.
"Baka aniki!" panggil sang adik lagi. Tapi tetap saja, tak dihiraukan oleh sang kakak yang terus saja melihat ke sekeliling.
"KUSO ANIKI!" kali ini, sang adik memilih jalan terakhir. Berteriak didepan telinga sang kakak.
Mendengar teriakan cempreng dari sang adik, dia pun langsung mendelik tajam kearah bocah berambut kuning tersebut yang dengan santainya malah bersenandung kecil.
Sang kakak menatap bocah tersebut. Mata onyxnya menyiratkan suatu pesan, kenapa-kau-berteriak-di-telinga-ku-adik-idot?
Yang ditatap seperti itu hanya membalas, "Si Kyuu menghilang, niichan…" katanya sambil menunjuk udara dibelakangnya. Kini sosok seekor rubah yang sedari tadi bersama mereka telah menghilang entah kemana.
Bocah berambut raven itu hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan hewan peliharaan adiknya yang satu ini. Kemudian dia berjalan keluar dengan diikuti sang adik dibelakangnya.
.
.
.
"Huf… Kyuu kemana ya?" gumam bocah berambut kuning tersebut sambil melihat sekeliling. Mungkin saja dapat menemukan keberadaan sang rubah yang hilang.
Sedangkan disampingnya, kakaknya sedang berjalan dengan angkuhnya, ralat, memang terlihat seperti angkuh –apalagi dengan ditambah oleh jubahnya yang agak berkibar, tapi tidak diketahui apakah sang pemilik rambut raven tersebut memang sengaja berjalan angkuh. Ya entahlah… hanya Tuhan yang tahu.
"Nii… Sepertinya ini sebuah sekolah ya…?" tanya sang adik sambil melirik para siswa-siswi yang sedang sibuk mendengarkan sang guru berbicara. Walau ada yang malah asik tidur dengan berpangku pada tangan.
"Hn," balas bocah rambut tersebut. Sedangkan sang adik hanya bias manyun mendengar tanggapan kakaknya ini. 'Ya ampun… Niichan benar-benar mirip tousan!' katanya dalam hati.
"Nii! Kita coba masuk ruangan ini ya!" ujar sang adik sambil membuka sebuah pintu besar yang ada dihadapannya sekarang. Tercium bau sedap begitu pintu dibuka. Dapur sekolah? Mungkin kata itu tepat untuk ruangan yang berisi makanan ini.
Ah! Mungkin akan lebih tepat kalau disebut sudah tak berisi makanan lagi.
Tidak. Bukan karena makanan tersebut sudah diberikan kepada seluruh murid di sekolah ini. Lagipula sekarang masih pagi. Belum jamnya untuk makan siang.
Tapi akan lebih tepat jika dibilang bahwa makanan tersebut telah dihabiskan oleh seorang, ralat, tepatnya seekor rubah yang memiliki ekor Sembilan dengan warna bulu oranye kemerah-merahan.
"KYUUBI!"
Merasa dipanggil, sang rubah tersebut langsung menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah sang majikan.
"Aung?" dengan wajah tak berdosa, dia menatap sang majikan dan kemudian melanjutkan acara makannya lagi tanpa menyadari wajah sang majikan yang kesal karena tidak dihiraukan.
Belum sempat bocah berambut kuning tersebut meneriakan kata protes, tiba-tiba saja ada seorang wanita berbadan besar –dalam artian agak kekar—dan menggunakan celemek masuk kedalam dapur tersebut dan mendapati 2 anak manusia dan seekor rubah yang tengah asik dengan santapannya –makan siang anak-anak—.
Hening…
Bocah berambut kuning tersebut memandang wanita tersebut…
Masih hening…
Hening…
…
…
…
"DASAR ANAK-ANAK NAKAL!"
Dalam sekejap, ruangan tersebut telah menjadi medan tempur. Suara-suara seperti benda logam berbenturan pun mulai terdengar. Kejaran-kejaran pun tak dapat dielakan.
"O cecidit farina!" ucap bocah berambut kuning tersebut dengan panik sambil mengarahkan tangannya kearah tepung terigu. Benda yang awalnya duduk manis didalam lemari tersebut kini sukses terjatuh tepat mengenai sang wanita berbadan besar tersebut.
"Ayo lari!" teriaknya sambil menarik rubahnya yang masih asik menyantap makannya. Bocah berambut raven itupun turut berlari mengikuti arah lari sang adik. Tak mau jadi santapan bagi tante-tante berbadan besar yang sedang ngamuk.
.
"Fuah! Dasar anak-anak nakal!" ujar sang wanita berbadan besar tersebut setelah membersihkan bekas tepung dari wajah dan rambutnya. "Akan kuhajar mereka kalau ketemu" katanya sambil meninggalkan kamar mandi dengan wajah dongkol. Dengan berbekal sebuah wajan penggorengan dan sudip, ia pun kembali mencari keberadaan anak-anak tersebut.
Beberapa menit setelah bel masuk sekolah…
Dia masih saja berjalan menyelusuri lorong sekolah dengan seksama. Berharap akan menemukan 2 anak dan 1 rubah tersebut. Kelas demi kelas pun ia cek satu persatu hingga mendapat tatapan heran dari para penghuni didalamnya. Sayangnya ia tak menyadari tatapan tersebut karena terlalu asik mencari sosok-sosok yang telah menghabiskan makanan.
Sampai akhirnya ia tiba di kelas VIII-A dan langsung membuka pintu tersebut secara kasar. Matanya menatap dua sosok remaja yang asik bertengkar.
Hening…
"DASAR ANAK-ANAK NAKAL!"
Yep! Kejar-kejaran pun terulang kembali. Hanya saja, objek yang ia kejar kali ini ukurannya jauh lebih besar dari sebelumnya. Tapi sayangnya, ia tak menyadari hal itu –atau memang mengabaikannya karena terlalu kesal?
Saat mendapat celah, Sasuke dan Naruto langsung berlari keluar kelas.
"JANGAN KABUR ANAK NAKAL!" teriaknya sambil berlari menyusul Sasuke dan Naruto.
Sedangkan para siswa-siswi yang lain hanya menatap cengok terhadap acara live barusan. Termasuk Kakashi yang baru saja masuk kedalam kelas.
"Dasar anak muda…" gumam Kakashi sambil geleng-geleng kepala.
"Huf… Semoga saja tante kekar itu tidak menemukan kita disini." kata Naruto sambil melirik sekitar dari belakang pohon tempat mereka berlindung.
Ya… Saat ini Sasuke dan Naruto berhasil kabur dari kejaran wanita itu dan sekarang sedang bersembunyi di salah satu pohon maple yang terletak di taman sekolah.
"Oi dobe," panggil Sasuke ke Naruto.
"Apa?" balas Naruto ketus.
"Memangnya apa yang kau lakukan kepada nenek-nenek gendut itu? Mencuri makan siang?" tuduh Sasuke sehingga mendapat pelototan dari Naruto.
"Enak saja! Aku tidak mencuri makan siang, teme!" balas Naruto dengan tatapan tajam. Sayangnya, hal itu tidak berpengaruh banyak kepada Sasuke.
"Kalau kau memang tidak mencuri, kenapa dia mengejar ki—"
'BRUK!'
Sebelum Sasuke menyelesaikan kata-katanya, sesosok bocah berambut pirang dan bermata biru sukses terjatuh diatas pangkuan Sasuke.
Belum sempat bertanya lebih lanjut, sesosok bocah berambut raven dengan mata onyxnya mendarat dengan mulus dengan kepala Naruto sebagai pijakan dan berhasil mendarat diatas tanah dengan selamat.
Belum lagi Naruto mengeluarkan protesnya, seekor rubah malah terjatuh tepat diatas kepala Naruto. Mengakibatkan si empunya kepala memilik benjol sekarang.
Sedangkan Sasuke dan bocah berambut kuning tersebut hanya memandangi Naruto yang tengah tertunduk. 'Bodoh…' gumam Sasuke dalam hati.
Tak lama kemudian, Naruto mengangkat wajahnya. Hendak ingin mengomeli orang yang sudah membuat kepalanya benjol.
Tapi sangat disayangkan, sebelum Naruto mengeluarkan sepatah kata, bocah berambut kuning tersebut langsung memeluk dan…
"KASAAAAN!"
.
.
.
Bersambung~
Kagu: Ahahay! Aku publish fic baru! XD
Sasuke: Oi, lanjutin fic loe yang lain.
Kagu: Ng? *menatap Sasuke* *pergi meninggalkan Sasuke*
Sasuke: *siap-siap dengan chidori di tangan*
Oh ya, readers... mungkin diantara kalian ada yang ngerasa kalo fic ini mirip dengan 'My Son and My Daughter come into My Past?' punya nya Fi suki suki. Tapi sungguh! Aku bukan plagiat kok! == Aku juga baru nyadar kalo fic ku sama punya Fi sehabis ngereview ficnya. Tapi aku udah bilang kok ke Fi, katanya aku boleh ngepublish fic ini.
Yah... Semoga aja jalan ceritanya beda ama punya Fi. Lagipula ini versi abal lain dari fic ku yang 'You are My Rival or My Love ?' Awalnya sih mau ku jadiin oneshot di fic itu. Tapi gak jadi karena menurutku entar ceritanya malah gak nyambung. (Dari awal udah gaje, masa mau ditambah gaje lagi?) Makanya aku jadiin oneshot ini sebagai multichapter. Dan aku berniat ngepublish fic ini kalo yang 'You are My Rival or My Love ?' tamat. Tapi gak jadi... =="a
Sebenarnya aku berniat gak ngepublish fic ini karena entar dibilang plagiat karena tema nya sama dengan punya Fi. Tapi atas desakan Fi *bohong, gak ampe didesak kok!* *hajared*, aku akhirnya ngepublish fic ini juga. Dan waktu mengetiknya gak sampe sehari. Yang bikin nyaris sehari itu karena aku ngetiknya sambil main game! :p *bunuhed* untung masih diingatkan Fi... ==" *malu ama diri sendiri* alasan lain sih karena adikku menguasai komputer.
Lagipula... sayang kalo gak dipublish. Padahal aku punya gambar versi fic ini. ==a (yang 'You are My Rival or My Love ?' belom selesai) Ada dua malah... Kan sayang kalo cuma jadi kenangan-kenangan (?). *nyengir-nyengir ngeliat gambar sendiri* *tampoled*
Jadi... Jangan bilang aku plagiat ya! XD *hajared* Udah direstuin ama Fi kok! XP *hajared again*
Ou... Dan kalian pasti tahu siapa dua anak kecil itu. YOSH!
.
.
.
Review, please...? :3
