So, everything that makes me whole

Gambaran Sakura tengah berada di bawah pohon, mulai berjalan menjauhi pohon, tangannya saling bertautan di belakang tubuhnya. Gambar terlihat tidak begitufokus.

Ima kimi ni sasageyou

Ia berhenti, dan gambarannyapun semakin dekat dan semakin fokus.

I'm yours

Sakura menoleh dengan cepat lalu tersenyum lebar ketika kamera menyorot dirinya setengah badan. Lalu gambarannya langsung naik ke atas, dan tokoh tokoh dari Tsunade, Kakashi, Hinata, Ino, Naruto, Sasuke, Sakura bergantian muncul tapi hanya berbayang tipis, lalu layar terus maju kedepan, terlihat tulisan destiny we choose terlihat dari awan di udara. Gambaranpun menyorot Damasquile dari atas, lalu menukik ke bawah dengan cepat.

Nee jibba bu waraeta koto

Sasuke tengah melamun dan memandangi ke luar kelas, sehela bunga Sakura jatuh dan memotong gambar. Dari sisi kanan terlihat Sakura dan dari sisi kiri terlihat Sasuke keduanya sama-sama memandangi keluar kelas.

Umarete hajimete da yo

Keduanya berpandangan, sementara Sakura tersenyum menatap Sasuke, Sasuke langsung membuang wajahnya. Helaian bunga Sakura yang terbang dari bagian Sakurapun memenuhi layar.

Kitto watashi ha ne

Sceene berganti lagi, dimana Tsunade tengah memarahi Shizune. Shizune yang tengah membawa banyak berkas, langsung menjatuhkan berkasnya karena Tsunade berteriak. Kertas-kertas itu berhamburan lalu memenuhi layar.

Kono hi no tame ni machigai darake no

Naruto dan Sasuke tengah bertarung, lalu dari kejauhan Hinata memanggil mereka berdua. Keduanya langsung berhenti, dan Naruto melambaikan tangannya ke arah Hinata. Di layar terlihat setengah kepala Hinata yang memandangi Naruto. Wajah Naruto terlihat sumringah, sementara Sasuke terlihat dingin dan hanya menatap Hinata datar.

Michi wo aruitekitanda

Ino dan Sakura terlihat tengah berjalan di koridor sekolah dengan murid-murid Damasquile yang berseliweran, tapi hanya mereka yang terlihat berwarna sementara sisanya tidak terlihat berwarna.

Zutto hitori de

Hinata dan Ino terlihat berjalan di depan Sakura, sedang mengobrol seru, dan tiba-tiba Sakura tertinggal di belakang. Wajahnya muram, sementara Ino dan Hinata terlihat abu-abu. Sakurapun tersenyum sendu.

Mamoru beki daijina mono ga ima ate

Sakura tengah memandangi punggung Sasuke yang berjalan menjauhinya. Matanya terlihat sedih memandangi Sasuke, perlahan tubuh Sakura menghilang berganti dengan kupu-kupu.

Dakedo nasu sube mo naku tachitsukusu toki ha

Sakura tengah mengatupkan kedua tangannya,sebuah rosario menjuntai dari kedua tangannya, ia menutup matanya, wajahnya menghadap sisi kiri layar, membelakangi setengah sisa layarnya. Setetes air mata jatuh dari kedua matanya yang tertutup.

Kanousei wo ushinatte kurayami ga kimi wo ooikakushi

Sasuke tengah berlari-lari, di dalam layar hitam, sosok Sakura muncul di sisi kanan atas, tapi hanya berupa bayangan tipis. Lalu, Sasuke berhenti berlari, ia menoleh dengan cepat, saat tidak menemukan apapun ia menunduk, dan kembali berjalan seraya menyeret bladenya perlahan-lahan.

Zetsubou ni nomiko mareshouna toki ha

Sasuke tengah menyeret bladenya, layar hitam. Lalu perlahan-lahan warna mulai muncul, dan Sakurapun muncul di hadapannya.

Watashi ga kimi wo terasu akari ni naru kara

Mereka berhadapan, dan tempatpun yang awalnya gelap perlahan menerang dan berubah jadi di padang bunga berwarna kuning. Dan Sakura menyunggingkan senyumannya ke arah Sasuke. Dan Sasukepun tersenyum tipis.

Tatoe kono sekai no ou ni date kese ha shinai

Sasuke berlari ke arah Sakura dengan kencang, layar penuh berisikan blade Sasuke yang jatuh ke tanah. Lalu berubah kembali saat Sasuke berlari ke arah Sakura. Bulu-bulu putih berterbangan memenuhi layar sebelum Sasuke bisa memeluk Sakura.

So, everything that makes me whole

Layar berganti, Sakura, Naruto, Sasuke, tengah berdiri di atas sebuah air terjun. Mereka saling menatap satu sama lain dengan pandangan jahil. Di layar terlihat Kakashi berdiri di belakang layar, ia tengah membaca buku icha icha paradise.

Ima kimi ni sasageyou

Mereka bertiga lalu berbalik dan berlari ke belakang Kakashi. Kakashi yang terlihat tidak menyadari, masih diam. Mereka bertiga lalu mengambil ancang-ancang.

I'm yours

Lalu mereka mendorong Kakashi hingga jatuh ke danau yang berair terjun tidak tinggi. Ketiganya tertawa puas. Kakashi terlihat tertawa juga saat sudah muncul dari air sambil menggaruk-garuk kepalanya. Lalu, layar menyorot ke langit biru yang terang.

(Lagu : My Dearest – Supercell)


Declaimer Always Mashasi Kishimoto

But, this story and some weird words always be mine.

WARNING : OOC, AU, Fantasy, ETC.

Genre : Advanture, Fantasy, Romance, Friendship, Humor, etc etc.

Rate : T+

Pair : SasuSaku


Book One : Destiny We Choose.

By Selenavella


CHAPITRE : I

.

"TEMEEEEEEEEEEEEEEEEE, sudah ah sudah! Aku benar-benar lelah tau! Dan kau makin terlihat pucat!" Naruto berteriak sambil bertumpu dengan kedua kakinya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia mengelap keringat yang bercucuran di dahinya dengan punggung tangan bajunya. "Jangan terlalu memaksakan diri teme!"

"Sebentar lagi dobe," Sasuke mengayunkan bladenya dengan tiba-tiba. Untunglah, Naruto cukup sigap. Ia menangkis serangan itu dengan cepat.

"Kalau kau pingsan aku tidak mau mengangkutmu," gerutu Naruto, pemuda itu lalu kabur sambil menyeret gunbladenya. Ia kabur dari Uchiha muda itu, heck ia tahu juga ia hanya berbicara sambil tetap berdiri di lapangan, kemungkinan kecil Sasuke akan mengikuti kemauan pemuda itu.

Dua pemuda yang merupakan Rhean dengan pangkat tinggi itu terlihat kelelahan. Terutama si tampan berambut hitam itu, ia terlihat pucat dan sakit. Seusai kelas mereka di Damasquile berakhir, Sasuke dan Naruto segera memacu Slovoriesky hitam milik pemuda Uchiha itu langsung menuju lapangan di ujung bagian timur Konoha Field. Walaupun kondisi Sasuke tidak terlihat baik, pemuda itu tetap memaksakan diri untuk berlatih –hell dia adalah orang yang paling rajin berlatih.

Konoha Field memang terkenal dengan sekolahnya, Damasquile. Sekolah khusus bagi para Rhean dan Kleav. Rhean yang merupakan sepasukan elite Konoha Field. Dengan kemampuan bertarung yang hebat, dan kecepatan yang luar biasa, mereka terkenal begitu berbahaya. Sementara Kleav, adalah gadis-gadis yang memiliki kemampuan spesial. Biasanya para Kleav handal dalam hal pengobatan, juga segelintir dari mereka memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa.

Menjadi seorang Rhean tidak di wajibkan untuk kedua pemuda itu, namun mereka tentu saja lebih menyukai medan perang di bandingkan menjadi salah satu penerus perdana mentri seperti orang tua mereka berdua. Yah, menurut mereka itu adalah hal yang membosankan.

"Jadi sedang memikirkan apa teme?" Uzumaki Naruto menyeringai. "Jangan-jangan, memikirkan tentang Zleats Ball ya?"

Zleats Ball, mendengar namanya saja Uchiha Sasuke sudah malas. Pesta dansa tahunan bagi para Rhean dan Kleav seusai misi penting mereka. Uchiha Sasuke yang telah menyelesaikan misi terakhir dengan sempurna sudah di beritahu oleh gurunya bahwa kemungkinan besar tahun ini ialah yang akan mendapatkan kehormatan menjadi pembuka acara itu.

'Cih, kehormatan kepalamu.'

Sasuke jelas bukanlah orang yang menggemari pesta, baginya pesta itu hanya merepotkan saja. Belum lagi termasuk gadis-gadis berisik yang mengekorinya. Dia sekarang di haruskan mengajak Kleav dengan nilai tertinggi kemarin sebagai pasangannya ke pesta, walaupun keuntungannya adalah ia tidak perlu susah-susah mengajak cewek berisik manapun lagi. tapi, bagaimana jika Kleav itu merupakan penggemarnya juga? Hell, berkati sajalah dia.

"Berisik kau," gumam Sasuke.

"Beruntungnya aku memiliki Hinata! Jadi aku tidak perlu susah-susah mengajak orang lain lagi, hahaha," Naruto tertawa dengan puas. "Kasian sekali sih kau teme!"

"Bagaimana kalau ternyata Hinata adalah Kleav pasanganku dobe?"

"Teme!" Sasuke meringis ketika menerima pukulan Naruto pada bahunya. "Tidak boleh! Hinata itu punyaku!"

Sasuke hanya menggelengkan kepalanya tanpa berniat membalas perkataan Naruto. Ia mengambil jas hitamnya dan tasnya, setelah menaruh botol minumnya ke dalam tas, Sasuke beranjak pergi dari kursi beton tersebut.

"Ayo pulang," ujarnya tenang.

Mobil kesayangan Sasuke terparkir di sisi lapangan, Slovoriesky berwarna hitam itu terlihat berkilau tertimpa cahaya matahari. Dengan tenaga dari qion, mobil itu bergerak berdasarkan cahaya matahari dan bulan.

Ia membuka pintu mobilnya dan menstrater mobilnya, setelah teman berkepala kuningnya masuk ke dalam mobil sambil menggerutu, Sasuke mulai menjalankan mobilnya menuju asramanya.

Damasquile yang terletak di bagian utara kota Konoha yang langsung berhadapan dengan hutan pinus itu nyaris merupakan sekolah terbaik di Konoha. Sekolah yang luasnya hingga 10 hektar itu memiliki fasilitas yang amat baik, dan jangan lupakan pemandangan yang amat indah. Di sore hari, murid-murid bisa menikmati matahari tenggelam dari danau buatan di bagian selatan sekolah. Sekolah yang memiliki kemajuan tinggi dalam hampir segala bidang itu nyaris di akui sebagai sekolah terbaik dengan lulusan terbaiknya juga.

Mobil berwarna hitam itu terus melaju di jalanan di perbatasan hutan pinus, dengan mengikuti bagian hutan itu, mereka bisa langsung masuk ke Damasquile melalui gerbang bagian timur. Rambut Sasuke yang awalnya basah karena keringat, kini mulai mengering karena tertiup angin.

Penjaga sekolah mau tak mau buru-buru membukakan pintu gerbang otomatis saat melihat Slovoriesky hitam milik si bungsu Uchiha tengah melaju dengan kecepatan yang tinggi. Ia tidak mau menanggung akibat rusaknya gerbang karena di tabrak laki-laki tak sabaran itu.

Mobil itu berhenti tepat di bagian parkir Damasquile. Naruto turun dari mobil dengan wajah yang tak kalah pucat dari Sasuke. Naruto lupa, sahabatnya itu merupakan orang psyco yang sangat suka membahayakan dirinya. Misalnya? Memacu mobilnya dengan kecepatan 200 km/jam.

"Temeeeeeeeeee! Kalau aku mati karena sakit jantung bagaimana?! Lagipula, Nona Tsunade tidak akan memaafkanmu kalau kau menabrak gerbang itu!" teriak Naruto jengkel.

"Aa," Sasuke memijit pelipisnya pelan. "Diamlah dobe."

"Eh? Kau kenapa teme?" Naruto lalu berjalan memutar menuju pintu keluar pengemudi. Ia mencolek bahu Sasuke. "Kau sakit ya?"

"Berisik."

"Huahahahaha, aku tidak menyangka teme bisa sakit!" Naruto tertawa kencang. Serius, ia ingin menolong temannya, tapi ia tidak bisa menahan godaan untuk tidak meledek Sasuke. Kapan lagi seorang Uchiha Sasuke diam saat di ledek Uzumaki Naruto?

"…"

Melihat temannya diam, Naruto lama-lama berhenti tertawa juga. Ia baru menyadari kalau wajah Sasuke makin terlihat pucat. Rasa ingin mengejeknya berubah menjadi rasa khawatir.

"Teme…"

"…"

"Teme…"

"…"

"SASUKE TEME JANGAN MATI DI SINI!"

"Jangan berteriak-teriak baka!" maki Sasuke. Ia lalu dengan cepat keluar dari mobil sambil membawa tasnya. Ia mengunci mobilnya lalu keluar berjalan di samping Naruto.

Kepalanya yang berdenyut-denyut memang makin terasa sakit semenjak ia latihan tadi.

Ah, harusnya tadi ia memang beristirahat di asramanya. Tapi, sungguh ia tidak tahan kalau tidak latihan barang satu hari saja. Rasa pusing ini sebenarnya bukan apa-apa, namun kondisinya yang tidak fit di tambah latihan berat tadi malah memperparah lagi kondisi tubuhnya.

"Hey mau kuantarkan tidak ke ruang kesehatan?" tawar Naruto.

"Tidak usah, aku bisa sendiri," Sasuke lalu buru-buru berjalan menjauhi Naruto. Ia tidak mau teman pirangnya itu makin mengejeknya.

"He-hey! Teme! Oi!" Naruto lalu memajukan bibirnya saat Sasuke tidak mendengarkan perkataannya. Lalu akhirnya, Naruto berteriak lagi saat melihat Sasuke nyaris berbelok. "Kalau ada apa-apa hubungi saja ya teme!"

Sasuke hanya mengangkat tangan kanannya tanpa menoleh. Dan, akhirnya si bungsu Uchiha itu menghilang di belokan menuju ruang kesehatan.

Ia berjalan dengan lambat, tapi lama kelamaan, Sasuke menambah kecepatannya. Ia merasa pandangannya makin berkunang-kunang, dan perutnya terasa mual. Ia meragukan kemampuannya saat ini untuk berjalan secara lurus, tapi jika ia ditemani Naruto rasanya ia tidak sanggup. Bocah rubah itu pasti akan menertawakannya habis-habian.

Saat ia sampai di ruang kesehatan, ia berjalan tanpa melihat dengaan jelas. Tanpa sengaja, ia menabrak seseorang. Dan kelihatannya itu adalah seorang gadis.

"Hey," seru orang yang di tabrak itu.

"Kau tugas jaga hari ini? Aku butuh sedikit obat," ujar Sasuke pelan.

Melihat kondisi Sasuke, gadis itu membantunya berjalan. Kalau ini dalam keadaan normal pasti Sasuke akan menolak mentah-mentah bantuan gadis itu. Tapi, ini memang darurat. Dan, mau tak mau Sasuke membiarkan tubuhnya bersangga pada tubuh mungil gadis itu. Gadis itu membantunya berjalan menuju ranjangnya.

Sesampainya di ranjang, gadis itu menanyakan keadaannya dan Sasuke hanya menjawab seadanya. Mata Sasuke terasa begitu berat untuk di buka, bahkan ketika gadis itu menyumpalkan obat, ia hanya membuka mulutnya tanpa melihat apa yang di jejalkan gadis itu. Rasa kantuk mulai menyerangnya. Tapi, kemungkinan gadis itu adalah salah satu penggemar perempuannya yang super menyebalkan membuat Sasuke sadar kembali. Di tengah rasa ngantuknya ia melemparkan sebuah pertanyaan yang dengan mulusnya terlontar dari bibir Sasuke.

"Kau tahu siapa aku?"

Gadis yang awalnya tengah mencari sesuatu di dalam lemari menghentikan kegiatannya, ia mengerutkan alisnya dan memicingkan matanya. "Kau amnesia? Aku saja tidak tahu siapa kau."

Dan, Sasukepun merasa tenang.

Setidaknya, mungkin ia akan merasa aman tanpa harus takut akan kemungkinan di perkosa oleh gadis-gadis brutal itu. Tubuhnya mulai tenang, dan akhirnya ia merasakan perasaan nyaman. Ia lalu perlahan-lahan mulai tertidur. Namun, ia masih bisa mendengar suara gadis itu samar-samar.

"Dasar cowok aneh."

.

.

Sasuke bangun saat matahari nyaris terbenam. Dengan cepat ia mencari sosok yang menjaganya dari siang tadi, dan ia tidak menemukan orang itu. Ia mengesampingkan selimutnya dan akan beranjak dari ruang kesehatan, itupun jika saja ia tidak menangkap secarik kertas yang di selipkan di atas meja pasien.

Kertas dengan tulisan tegak bersambung rapi itu terlihat sengaja di tempelkan dengan selotip di gelas. Mungkin, orang yang menjagaku tadi ingin mengatakan sesuatu ya?

'Hei orang asing! Kau sudah bangun ya? Maaf tidak membangunkanmu, habisnya kau tidur pulas sekali sih! Lagipula, aku sudah menungguimu sepanjang siang tadi! Kau harus membayarnya kapan-kapan tuan-aku-tidak-tahu-nama-ku-sendiri.

Oh ya, kalau ada apa-apa cek lagi saja pada kepala perawat, aku hanya bisa membantu segitu saja. Semoga cepat baikan ya orang asing!

.

Ps : Kalau kau benar-benar amnesia, itu bukan gara-gara obat yang kuberikan bukan?

.

Sasuke mendengus membaca isi surat yang terkesan kekanakan itu. Ia kali ini berpikir, mungkinkah orang itu tidak mengenalnya? Rasanya begitu aneh ketika orang tidak mengenal dirinya. Tapi, ia rasa gadis yang menolongnya itu cukup baik. Dan polos.

Ia jadi ingin tahu siapakah penolongnya itu.

.

.

"Kau sedang melihat apa teme?"

Sasuke yang awalnya tengah melamun langsung tersadar. Ia menoleh ke arah Naruto dan menemukan bocah pirang itu tengah menatapnya heran.

"Itu," Sasuke terdiam sambil memikirkan alasannya. Ia tidak mau tertangkap tengah memikirkan si cewek ruang kesehatan itu –dan syukurnya Naruto tidak menyadarinya. "Orang yang sedang berlatih memanah," Sasuke mengucapkannya dengan ringan. Ia tidak memiliki alasan lain, saat melihat anggota panahan yang tengah memanah, mulutnya berbicara tanpa ia perintah.

"Memangnya kau melihat siapa?" Naruto mulai melihat-lihat orang-orang yang tengah latihan itu, Uzumaki muda itu lalu melemparkan tatapan menggoda. "Jangan-jangan menatap Akasuna Sakura ya?"

"Hm?" Sasuke memiringkan kepalanya. "Siapa dia?"

"Ituuuuuuuuuuu, gadis yang berambut merah jambu itu!" seru Naruto seraya menunjuk-nunjuk.

Mata hitam Sasuke mengikuti pandangan Naruto. Ah ya, ia menemukan gadis itu. Gadis dengan rambut sepinggang berwarna merah jambu, rambut panjangnya itu terikat dengan pita berwarna putih. Baju nya berwarna putih, dengan rok panjang berwarna merah. Gadis itu tampak bagai miko*. Sasuke mengerutkan keningnya saat melihat tatapan serius gadis itu. Matanya memandangi targetnya dengan serius.

Tangan putihnya sudah tidak menahan panahnya, dan panah itu meluncur tepat ke sasaran. Ya, harus Sasuke akui gadis itu cukup hebat juga.

"Waaah, jangan-jangan kau naksir ya!" Naruto tertawa kencang. "Hahaha, aku tidak menyangka kau itu lelaki normal!"

"Maksudmu apa dengan normal," ujar Sasuke tajam. Mata hitamnya menatap Naruto dengan sinis.

"Ya, kau seperti lelaki normal! Banyak tau lelaki di sini yang menyukai Sakura!" Naruto nyengir. "Yah, kau tahulah. Tipikal the most wanted girl, cantik, pintar, berbakat, jadi pasti banyak yang naksir!"

"Aa," Sasuke bangkit berdiri dari tempatnya. "Dia biasa saja."

"Katakan itu pada Nona Tsunade dan aku yakin dia akan mengamuk!" Naruto mencolek bahu Sasuke. "Dia itu sudah di anggap sebagai anak oleh Nona Tsunade tahu! Soalnya Nona Tsunade yang mengurusi Sakura saat orang tuanya meninggal."

"Hn."

"Temeeeeeee, kau tidak tahu sih Sakura itu bagaimana! Kalau kau tahu, kau pasti juga akan naksir!" ujar Naruto panjang lebar. Melihat si bungsu Uchiha yang meninggalkannya, Naruto menggerutu jengkel. "Awas saja kalau nanti kau naksir, aku akan menertawaimu habis-habisan tahu!"

Sasuke hanya mendengus sebagai jawaban.

Tidak mungkin ia jatuh cinta dengan gadis seperti itu. Jelas, ia Uchiha Sasuke bukan orang yang mudah jatuh cinta.

Mata hitamnya tanpa sengaja kembali melirik lapangan, dan saat itu tepat gadis itu menatapnya juga. Dan, dia tersenyum sopan sambil melambaikan tangannya. Sasuke membuang mukanya, dan kembali berjalan.

Pikiran gila macam apa itu!

Ia jelas tak'an jatuh cinta pada gadis itu.

Apalagi, gadis yang sok kenal dan melambaikan tangan pada orang asing begitu.

.

Ya, tidak akan.

.

.

Tapi siapa yang tahu dengan permainan takdir tuan Uchiha?

.

.

MIKO : Pendeta wanita, tahu Kikyo di Inuyasha? Nah semacam itulah.

.

Author note's :

Hohohoho, akhirnyaaaaa! Finally, destiny we choose bangun dari mati surinya!

Yah, walaupun ini udah beda cerita lagi, ini dengan Destiny We Choose jelas beda cerita! Ini konfliknya udah jelas di banding dwc yang lalu. Daaaan, sebagai tambahan! Destiny We Choose dan Book one : Destiny We Choose adalah 2 cerita berbeda! Konflik berbeda! Yang sama hanyalah tokoh-tokoh, beberapa sceene dan juga settingnya aja yang sama hehehe.

Ini penulisan ulang dari nol. Kenapa? Karena saya ngerasa DWC memiliki potensi #cieee, dan kalau di telantarkan rasanya sayang aja ya? Jadi, setelah bermain final fantasy saya kembali tahu apa yang sebenarnya saya cari!

Dan, di atas itu adalah opening Arc. 1, saya mutusin Book one : 'destiny we choose' bakalan terbagi antara 4/5 arc. Jadi, semacam opening di anime hehehe. Emang saya buat book one : 'dwc' dengan format anime. Tiap 1 arc beres, maka bakal ada ending song. Dan begitu seterusnya. Saya terinspirasi dari neverland karya riyuki18 yang pake opening gitu. Dan mikir, kayaknya bakal seru juga hehehe.

.

BAIKLAAAAAAAAAAAAAAAAAH, jadi…

BOLEH MINTA REVIEW?! #ngotot #ditendang.

.

.

Salam,

.

Selena.