Cerita ini ku buat untuk Kiriyama Masataka
Karena iya ingin Niou dan Marui berantem hehe... XD
Semuanya, selamat membaca ya!
Title : "Niou, Kenapa?"
Author : Frejahimitsu
Current Music : Yanagi Renji - Dream to Remember
Current mood : Dizzzyy...
Niou, Kenapa?
Pagi hari yang cerah dimulai dengan kicauan burung gereja yang ada di tepi jendela seorang tensai dari rikkaidai, Marui Bunta. Marui terbangun dengan perasaan yang kurang mengesankan di hatinya. Entahlah itu perasaan apa. Bangkitlah dia dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Dengan perasaan masih ngantuk ia memaksakan dirinya untuk, mengangkat shower dan menyiram tubuhnya dengan air dingin, soalnya di rumahnya ga ada air panas. Selesai mandi, Marui menuju ke bawah untuk menyantap makan paginya yang udah pasti disiapkan oleh sang ibu.
Ting Tong
Bel berbunyi pas Marui selesai makan. Siapa ya kira kira? Mungkin jemputannya. Saat sang ibu membuka pintu, ternyata memang benar, jemputannya Marui udah dateng. Jemputannya bukan mobil lo... Tapi temen sahabatnya, Niou Masaharu. Setiap pagi Niou selalu saja jemput Marui dan mereka berangkat bareng ke sekolah. Niou rajin jemput gini sejak mereka jadian, kira kira udah 6 bulan yang lalu jadian. Setiap pagi Niou selalu menceritakan tentang mimpi yang iya alami, begitu juga dengan Marui. Meskipun Niou hobbynya menceritakan mimpinya, Marui sudah sering bilang katanya kalo mimpi itu di ceritakan ke orang lain maka mimpi itu tak akan terjadi. Tetapi Niou selalu saja menceritakan mimpi yang indah-indah, yang buruk jarang iya ceritakan. Menuju ke sekolah selalu saja rame, terutama saat hari-hari biasa ini. Kereta penuh sekali, kadang mereka harus berdiri. Pernah gilanya, saat kereta penuh, ada tempat duduk 1 tersisah, Niou memberikan tempat duduknya ke Marui. Karena perjalanan jauh pastinya Marui menyadari kalau si Niou kan kecapean berdiri, Marui menyuruh Niou tuker sementara. Niou menolak untuk tukeran Marui berdiri, dan ternyata Niou malah duduk di atasnya Marui. Benar benar memalukan, semua orang di kereta memandang mereka berdua, tapi Niounya cuek-cuek aja si. Maruinya malu setengah mati. Akhirnya mereka sampe juga di sekolah. Rikkaidai.
Enaknya kalo sekelas, dapat saling melihat sampai selesai sekolah. Marui duduk di serong belakangnya Niou. Jadi kadang kalo ngobrol Niou yang muter ke belakang, meskipun sering di marahin guru, tapi dia ga pedulu kok. Pelajaran dimulai dan seperti biasa ini membosankan. Niou nengok ke belakang untuk melihat sang kekasihnya. Marui saat dilihat Niou sedang bengong. Melihat ke arah langit yang cerah.
"Kenapa ya Bun-chan sering nengok ke arah langit yang cerah kalau pelajaran pertama? Kenapa dia ga surat-suratan aja ama aku" Niou berpikir kayak gitu setelah itu kembali lagi memperhatikan pelajaran. Bel menandakan istirahat telah berbunyi. Niou membereskan mejanya dan siap-siap untuk jajan di kantin.
"Haru..." Marui dari belakang narik lengan bajunya Niou
"Kenapa Bun?" Niou mendekatkan mukanya dengan Marui, dan mukanya Marui agak memerah
"um... ano.. itu aku kan lapar..."
"iya lanjut..." Niou semakin mendekat
"Trus... KAMU JAJANIN AKU YA!" Marui langsung berbicara riang dan langsung ninggalin Niou
"hah? Apaan juga barusan?"
"Ayo Haru!"
"Iya iya..."
Setelah selesai jajan, kalo istirahat pertamakan biasanya tempat duduk rame. Tapi karena mereka anggota tim tennis, makannya ada tempat duduknya khusus, dan disanalah mereka duduk. Bertemu dengan anggota tim lainnya dan segala macem, ngobrol, ngatain Sanada, ngebanggain diri sendiri, ngejekin Yagyuu. Macem-macem lah... bagi bagi makanan juga, tapi kalau Marui ga setuju. Bel udah bunyi lagi. Sekarang melanjutkan ke pelajaran ke tiga, yaitu olahraga.
"Haru... aku ga mau olah raga hari ini..." Marui datengin Niou sambil meganggin perutnya
"Bun-chan sakit?" Niou aga khawatir
"Perutku sakit...nghhh—gimana ni?" Niou langsung ngangkat Marui, kayak posisi orang abis nikah gitu
"Ha-Haruu!" Niou senyum dan pergi ke arah guru OR-nya
"Pak, ini Marui sakit, biar dia ke UKS ya?" gurunya mempersilahkan mereka pergi dan semua anak cewe pada teriak teriak ga jelas gitu.
Sesampai di UKS. Niou meletakkan Marui di atas salah satu ranjang dan menutup horden pembatas antar ranjang.
"Haru! Barusan itu ma—mffh..." Niou langsung mencium Marui, dan ikut naik ke ranjang. Dipikiran Marui bilangnya untuk ngelawan, tetapi badannya tidak ingin melawan. Niou terus menciumnya, sampai lidahnya udah menjelajahi mulut manis sang tensai. Tangannya Niou udah mulai nakal, sekarang berada di bawah kaos ORnya Marui. Tangan satunya lagi udah mulai mau membuka celananya. Tiba-tiba Niou denger suara ada orang yang mau masuk, sepertinya perawat. Niou langsung menghentika semua gerak geriknya, turun dari kasur dan pura pura menanyakan perasaan si Marui.
"Katanya Marui Bunta ada di sini ya?" tanya sang perawat
"Iya ini dia sakit perut..." jawab Niou seperti biasa dengan ala 'poker face' –nya itu
"Coba biarku cek dulu ya..." mengecek...dan hasilnya "ternyata dia sakit perut karena kebanyakan makan doang kok, biar kubuatin teh panas dulu ya" perawat itu pergi dan membuatkan teh hangat untuk Marui
"HARU! Kenapa kamu begitu?" mukanya Marui sambil memerah
"Aku ga tahan ama kamu Bun..." Marui langsung kaget
"Coba saja kamu bayangin, kita sudah jadian selama 6 bulan lebih, dan belum 'main-main' sama sekali"
"Tapi aku takut..." Marui menundukkan kepalanya dan Niou memegang pipinya dan mengelusnya dengan lembut
"Sebetulnya aku akan menunggumu sampai kau siap, itu selama aku bisa menjaga diri, ok!" Marui tersenyum lagi. Niou pamit ke Marui, biarkan dia di UKS sendirian. Sambil nungguin perawatnya datang, dia main game dulu di hape.
Pulang sekolah Niou menjenguk Marui di UKS. Ternyata kata perawatnya Marui dari tadi di tahan di UKS untuk istirahat. Jadinya baru boleh keluar saat sekolah selesai. Niou menjemput Marui sambil membawa tasnya. Tasnya Marui berat isinya apa ya? Marui senang melihat Niou menjenguknya. Perawat tersebut mempersilahkan Marui pulang bersama Niou. Keluar dari UKS Marui terasa sangat bebas. Tapi jangan lupa ya hari ini ada latihan tennis.
"Yah... Hari ini latihan ya?" Marui bertanya kepada sang kekasihnya yang sedang SMSan
"ya... Tapi hari ini aku ga bisa latihan" Niou menjawab masih berSMSan
"Nah... Kenapa ga bisa?"
"Ada urusan penting ni, Sampai besok!" Niou langsung meninggalkan Marui sendirian di koridor menuju lapangan tennis. Saat tiba di lapangan, Yagyuu dengan ramahnya menyapa Marui. Marui pun membalas sapaannya yang ramah tersebut
"Niou-kun tidak bersamamu?" Yagyuu bertanya ke Marui sambil ganti baju
"Katanya dia ada urusan penting tu" Marui menjawab dengan nada yang agak kesel
"oh..." Yagyuu sambil naikin kacamatanya
Hari berikutnya Marui terbangun dengan mood yang bisa dibilang enak. Dia buru-buru ke bawah dan makan makanan paginya. Setelah itu dia menunggu Niou menjemputnya. Sudah hampir siang ni. Akhrinya mamanya Marui menyuruh Marui berangkat ke sekolah sendirian, dari pada telat ke sekolah. Aneh sekali Niou tidak datang menjemput kenapa ya? Apa dia lupa? Mungkin si Niou juga kesiangan? Atau mungkin dia sedang sakit jadinya tidak ke sekolah juga. Marui jadi kepikiran hal tersebut. Sesampai di sekolah, dia duduk di kursinya dan melihat kursinya Niou masih kosong. Bel sudah berbunyi dan pelajaran dimulai. Guru juga sudah masuk ke ruang kelas. Tak lama kemudian, ada seorang yang mengetuk pintu kelas dan masuk dengan seenaknya. Ternyata Niou, dia terlihat seperti sapi abis dimandiin. Mungkin karena lari-lari ke sekolah. Niou duduk di tempatnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas meja. Marui tertawa kecil, karena sifat seperti ini lucu sekali terhadap Niou. Hari pelajaran terlah berlalu. Niou langsung pulang tanpa pamit ke Marui. Sepertinya hari ini Niou tidak ikut latihan lagi.
"TARUNDORU!" Sanada fukubuchou teriak ke arah Akaya yang telah memukul bola dan mengenai kepalanya sang fukubuchou
"Maaf fukubuchou... ga sengaja ni..." Akaya sambil ketawa ketawa. Sanada melihat Marui lewat sendirian dan langsung menghampirinya
"Marui, Niou mana?" Sanada bertanya dengan nada yang rendah dan menyeramkan
"Niou? Haru? Hm... tadi waktu bel bunyi dia langsung pulang gitu, ga bilang ke aku kalau mau pergi" Marui menjawab dengan memasang ekspresi muka yang agak sedih
"hmm begitu ya... baiklah, sana kamu latihan" Marui mengangguk dan pergi latihan bersama Jackal.
Hari berikutnya Niou menjemput Marui seperti biasa. Marui ikut senang juga karena Niou sepertinya tidak ada masalah yang besar. Mereka seperti biasa jalan bersama ke sekolah. Sesampai di kelas mereka masih aja ngobrol sampai di tergur berapa juta kali. Tetapi Niounya cuek aja. Sepulang sekolah, Niou langsung beres beres dan pergi tanpa pamit ke Marui lagi. Marui jadi bingung. Saat latihan Marui pun ditanya sama Sanada pertanyaan yang sama,dan jawabannya pun sama seperti kemarin. Akhirnya kejadian ini terus berulang kali sampai kira-kira 3 mingguan. Akhirnya karena Marui penasaran kejadian ini terus terulang maka, sebelum Niou pulang Marui udah menunggu di sampingnya
"HARU!" Marui memulai sambil memukul mejanya Niou. Niou-nya kaget dan menghentikan membereskan barangnya itu
"Hoi.. kaget tau Bun-chan" Niou melanjutkan pemberesan barangnya itu
"Aku ingin tau! Kau itu udah bolos latihan tennis selama 3 minggu, aku ampe di tanya tanya ama fukubuchou"
"Maaf ya... tapi ini urusan penting"
"Urusan sepenting apa si sampai kamu seperti ini!" Marui meninggikan suaranya
"Bunta, aku tak ingin kau marah" Niou mengelus pipinya
"Aku juga ga mau marah tau!" Niou mendekatkan mukanya ke Marui yang sudah terlihat ngambek kayak anak kecil
"Hei... jangan gitu donk anak-anak di kelas pada ngeliatin kita ni, kan nanti malu lo..."
"Kamu janji ama aku ya... kalau misalnya ada masalah kita harus saling terbuka" Niou kaget dan senyum manis
"Ok aku janji! BYE" Niou langsung meninggalkan Marui
"AH! Niou sialan!" Marui menuju latihan sendirian
Hari berikutnya Marui udah ijin ama Sanada kalau hari ini dia ga bisa ikut latihan karena ada acara keluarga. Padahal acara sebenarnya Marui adalah mau tau si Niou tu ngapain si kalo pulang sekolah. Niou pulang dengan seperti biasanya tanpa pamit Marui. Marui mengikuti Niou dengan diam diam. Niou pun tidak menyadari keberadaan si Marui. Setelah itu sampailah mereka di suatu rumah yang sepertinya sudah tertinggalkan. Marui melihat Niou masuk ke rumah tersebut. Niou masuk dengan mengetuk pintu 2 kali dan menedang pintu 3 kali, setelah itu pintunya terbuka. Marui jadi curiga dan menunggu sampai Niou keluar. Siang sudah berganti malam, dan Niou pun belum juga keluar. Tepatnya sekarang sudah jam 8.45 malam. Marui sudah kecapean nungguin Niou. Akhinya ia berkeputusan untuk pulang saja de. Tapi saat Marui udah mau pulang, dia ngeliat Niou lari keluar dari tempat itu. Dan sebelum itu terdengar suara orang berbincang bincang
"Si Niou itu anak yang baik ya... selalu saja bawain kita beginian"
"Memang anak bodoh si emang kayak gitu"
"Setuju banget deh!"
"HEY NIOU! BESOK JANGAN LUPA YA BAWA YANG LEBIH BANYAK!"
"*batuk batuk* iya... iyaa...*batuk batuk*"
Hah? Kok Niou terdengar kayak batu batuk gitu si, trus kenapa dia langsung lari gitu? Harus kutanya ke Niou besok di sekolah. Hari berikutnya Niou datang ke sekolah dengan seperti biasa. Marui menghampiri mejanya Niou. Niou melihat ke Marui dengan tatapan seperti biasanya. Marui pikir ni orang sok ngumpetin rahasia yang besar.
"Haru ingin bicara denganmu pulang sekolah nanti" Marui menegaskan ke Niou
"Bun-chan... kan Haru udah bilang kalo pulang sekolah aku ga bisa" Niou bicara dengan nada yang tenang-tenang aja "kenapa ga bicara sekarang?" Niou tersenyum
"GA! Aku maunya nanti pulang sekolah"
"Sayangku, orang di bilangin ga bisa" Niou meletakkan kepalanya dia atas meja
"Kenapa? Karena kau harus datang ke tempat itu lagi nanti, hah?" mendengar itu Niou langsung kaget dan bediri dari tempatnya
"Coba bilang itu lagi...!" Niou menatap Marui dengan tatapan yang tajam dan jarak muka mereka dekat sekali
"Ha-Haru..." Marui merasa takut di tatap oleh mata seperti itu. Sebelum Marui menjawab apa apa, Niou langsung menarik Marui keluar kelas agar tidak dilihat oleh anak anak lain. Niou membawa Marui ke kamar mandi. Niou mengangkat Marui dan meletakkannya di atas meja wastafel
"Haru?" Niou memeluk Marui dan mengubur mukanya di dekat dadanya Marui
"Kenapa kau tahu soal itu?" Niou memulai bicara
"Aku kemarin mengikutimu..." Niou menatap mukanya Marui
"Kenapa?"
"Aku ingin tau kenapa kau begini. Sering bolos, jarang jemput aku, jarang bicara, kau juga jarang bercerita" ekspresi mukanya Niou terlihat menyesal
"Aku sangat minta maaf kalau ini melukakan hati mu. Tapi Bunta aku ga bisa kembali seperti biasanya"
"KENAPA NGGAK?" Marui kaget si Niou bicara seperti itu
"Karena ini masalah yang sudah amat sangat merusak diriku, entah aku mau kembali atau tidak hasilnya sama"
"Haru... kau memangnya kenapa?" Marui mengelus kepalanya Niou yang terkubur di dadanya
"Aku mabuk...Bunta..."
"Haru! Kau bo—nghhh" Niou langsung mencium Marui dengan kasar. Tangannya Niou tak hentinya mengelus dadanya Marui. Marui sendiri pun tidak dapat menghentikan desahannya. Niou mulai membuka celananya Marui. Marui mencoba mendorong Niou tapi tidak bisa, soalnya Niou sudah menjilati kemaluannya Marui.
"AH! Ha-Haru...! Jangan! Nghh..." Marui menyenderkan kepalanya kepada kaca yang ada di belakangnya. Niou memakaikan celananya Marui, dan kali ini menggendongnuya ke UKS. Niou masuk ke UKS, ternyata tidak ada perawat. Niou meletakkan Marui di atas kasur, mengunci pintu, menutup horden jendela, mematikan lampu, dan menutup horden kasur tersebut
"Haru!" Niou mencium Marui dengan kasar. Setelah itu menjilati lehernya Marui, sambil membuka kancing bajunya. Marui hanya bisa mendesah atas perilaku sang kekasihnya. Kali ini Niou sudah mulai menjilati milik Marui lagi. Niou mencium Marui dan memasukkan lidahnya sambil dengan pertama kalinya merasai hangatnya memasuki tubuhnya Marui.
"Oh...Bunta..."
"AKHHH! HARU!"
Sekitar sejam kemudian, mereka sudah selesai bermain-main dan masih tiduran nyantai di UKS. Marui membalikkan badannya agar tidak melihat mukanya Niou. Niou tidak tidur, ia hanya duduk di sampingnya Marui sambil membelai rambutnya yang semerah darah.
"Bunta...aku.." sebelum Niou bisa bicara apa-apa Marui langsung bangun dan memukul mukanya Niou, sampai Niou-nya terjatuh ke lantai
"MENJIJIKKAN SEKALI KAU, HARU!"
"Bun..." Niou sambil memegang pipinya yang tapi di pukul oleh orang yang iya cinta
"KAUKAN JANJI KALAU MISALNYA KITA PUNYA MASALAH HARUS DI SELESAIKAN BERSAMA!"
"Aku minta..." Niou menundukkan kepalanya
"TAK USAH KAU MINTA MAAF! Ga ada gunanya, kayak aku akan memaafkanmu saja" Marui membuang mukanya dan air mata mulai menetes perlahan lahan
"Bunta...aku.."
"AKU GA MAU LIAT MUKAMU LAGI! PERGI SANA!" Marui mengusir Niou sambil menangis dengan kencangnya. Niou tidak mau melihat sang kekasihnya marah, sedih, terutama menangis
"Bunta, kumohon...aku ga bermaksud"
"Cu-CUKUP! Haru...Aku minta untuk sampai di sini saja"
"Bunta! Tolonglah mengerti! Aku hanya ingin kau seorang yang mengerti..."
"Kalau kau ingin aku mengerti! Kenapa ga kasih tau aku?"
"Aku butuh waktu..."
"Butuh waktu? 3 minggu belum cukup untukmu! Aku saja sudah cukup 3 minggu untuk memutuskanmu!"
"Bun..."
"Jangan panggil aku pake nama itu lagi. Selamat tinggal, Niou" Marui meninggalkan berlari meninggalkan UKS sambil nangis. Niou masih duduk di lantai, sambil merasakan rasa sakit belum pernah iya rasakan. Air mata pun ikut mengalir dari matanya.
"Bunta, Aku sangat menyesal..."
_To Be Continue_
Sorry ya ini kepanjangan buat 1 chapter tadinya aku mw buat one shot tapi aku malah tambah bingung hehe... maaf ya...
Arigatou Gozaimasu!
Mohon Review ya!
~Freja~
