Hallo minna-san~ ~(˘‿˘~)(~˘‿˘)~

Yo! Hana datang dengan fanfic multi-chap baru berhubung Hana punya waktu luang dan ada beberapa fanfic Hana yang akan selesai! Nee~ Terinspirasi dari novel dan film drama yang pernah Hana lihat. Hanya saja di ubah dengan beberapa alur dan ide tambahan (◕‿◕)

Daripada denger Hana kebanyakan cerita langsung baca aja ya? (。◕‿◕。) Let's Read!


ENJOY!


Kamichama Karin belongs to Koge-Donbo

Protection Hana Kazusa Laytis

[!] AU; bad diction; typo; bloody scene; some OC


1 : Team Z


Gadis dengan rambut pirang sepinggang ini berlari cepat menelusuri lekuk kota. Di tangan kanan megenggam tas kecil berwana ungu. Ia sedikit tergesa. Sesekali matanya melirik ke arah jam tanganya yang berwarna soft pink dengan gambar kelinci.

"Aish! Kenapa tempatnya jauh!"

Ia terus berlari melewati keramaian orang yang berlalu lalang. Mengingat ini adalah jam banyak orang untuk pulang bekerja. Segera gadis ini berbelok ke arah kiri. Ia berjalan memasuki sebuah gang kecil keadaan sepi tapi cukup rapi dan bersih. Segera ia berdiri di depan rumah dengan gaya klasik dengan nomor 144 berwarna cat putih. Ia mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya.

"Baiklah. Aku siap," ia menekan sesuatu di telinga—semacam alat komunikasi.

Gadis itu segera melempar tas kecilnya sembarang. Lalu memegang pistol laras pendek. Ia mengendap mendekati pintu rumah itu yang berwarna coklat tua. Ia mendekatkan telinganya di pintu itu.

"Kita kabur kemana lagi? Dan bagaimana dengan dia?"

"Tentu saja kita keluar kota. Dan bawa dia juga. Lalu kita minta tebusan yang banyak."

Terdengar suara gadis kecil yang sedang menangis bersama dengan kedua orang itu. Suara tangis itu pelan, tapi masih bisa tedengar.

"Hiks... Le—lepaskan akuaku mohon. Hiks... To—Ttlonglah."

Gadis itu sedikit penasaran. Ia membukukkan badannya dan mengintip hal yang terjadi di dalam rumah. Mata kirinya dipejamkan sedangkan mata kananya di buka untuk melihat dari lubang pintu. Gadis kecil dengan tangan yang terikat berada di bawah orang dengan rambut dark blue dan light brown. Di tubuh gadis itu terdapat beberapa luka lebam.

"Ah! Kau ini diamlah!"

"Hiks... Le—lepas... Arght! Sakit!"

Gadis kecil itu terdiam. Hanya isakan yang terdengar dari ruangan itu. Ia segera diam tak berani berbiacara atau ia akan kembali di siksa oleh kedua penculiknya. Gadis ini menarik napasnya perlahan. Benci sekali ia melihat seorang menyiksa gadis kecil seperti itu. Segera ia mendobrak pintu yang berada di depannya dengan sekuat tenanga.

BRAK!

Pintu itu langsung terbuka. Segera ditodongkan pistol laras pendek yang ia pegang pada kedua orang yang berada di depannya. Satu orang yang sedang di depan gadis kecil itu langsung lemas. Dan yang satunya lagi mencoba menyerangnya.

Gadis ini menghindar dengan gesit. Tapi, pria dengan rambut dark blue itu masih berusaha untuk menendangnya. Ia menghindar dari beberapa serangan orang dengan rambut dark blue yang berusaha untuk memukulnya. Ia melesat mundur beberapa langkah. Di masukkan pistol yang di genggam gadis itu pada wadah yang berada di pinggang gadis itu.

"Sebaiknya aku tak memakai pistol untuk menyerang kalian," ucap gadis itu pelan.

"Jangan sombong kau!" seru orang dengan rambut dark blue itu berusaha untuk memukul gadis ini. Ia segera menendang orang yang menyerangnya sebelum diserang. Menjadikan penyerang menjadi pingsan dengan sudut bibir yang berdarah. Orang yang membekap anak kecil itu langsung melemas.

"Angkat tanganmu! Tempat ini sudah di kepung!" seru gadis itu.


...


"Ya. Jadi kau akan di pindah tugaskan kembali," seru seorang dengan rambut dark brown pada seorang dengan rambut hitam.

"Aku mengerti. Aku akan bersiap-siap," jawab si rambut hitam.

Orang dengan rambut berwarna hitam keluar dari ruangan bernuansa putih dengan perabotan modern itu. Segera ia menuju kamarnya. Sesampainya di kamarya segera ia membereskan beberapa barang untuk kembali ke Jepang.

"Ya bagaimana pun aku tak bisa memungkiri jika harus kembali ke rutinitas dulu," ucapnya dengan nada cuek.


...


"Kazusa, kerjamu bagus. Kau berhasil menangkap 2 penculik itu dan membawa Rinna dengan selamat," ucap Kazune dengan senyum ramahnya.

"Ya. Itu cukup mudah, kedua penculiknya tidak terlalu hebat," jawab Kazusa dengan nada datar.

Kazusa menatap sosok di depannya dengan tatapan biasa. Tapi, Kazune menatap Kazusa dengan lembut ia tersenyum ringan pada adiknya sekaligus anggota kelompoknya itu. Ia segera mengelus rambut pirang Kazusa.

"Kau ini!" ucap Kazune sambil mengacak rambut Kazusa. Kazusa tertawa ringan. Ini memang kebiasaan kakaknya yang tak bisa di tinggalkan. Ia tersenyum lalu menjauhkan tangan Kazune dari rambutnya.

"Sudahlah, Kazu-nii! Kau merusak rambutku," gerutu Kazusa sambil membenarkan rambutnya.

"Haha... Kau ini ya Kazusa!" Kazune mencubit lengan Kazusa gemas.

"YAA! Kazu-nii!" segera Kazua mengejar Kazune yang langsung kabur setelah mencubit lengan Kazusa


...


"Sudah berapa lama aku tinggalkan Jepang dan ke Prancis ya?" tanya seorang dengan rambut hitam pada dirinya sendiri setelah sampai di bandara. Ia menatap langit yang berwarna oranye karena sudah mulai sore. Ia memejamkan matanya dan menghirup udara musim semi.

"Ah... Sudah satu tahun. Tapi, tempat ini tak ada yang berbeda," ia membuka matanya dan segera menarik kopernya. Ia memasuki bandara dengan gaya stay cool. Ia duduk di salah satu bangku, sepertinya ia menunggu seseorang. Karena bosan ia segera mendengarkan lagu di iPod berwarna silver miliknya. Ia menikmati lagu pop yang mengalun dari iPod-nya.

"Jin Kuga. Selamat datang kembali," ada orang yang menepuk bahu pria dengan rambut hitam.

"Ya," jawab orang itu—Jin Kuga—dengan senyum ringan pada orang berambut blonde di depanya.


...


"Ish! Kenapa kalau bertemu untuk merencanakan misi harus di tempat yang jauh sih! Kenapa tidak di markas saja?" gerutu Kazusa salama berjalan sambil sesekali menghentakan kakinya.

Kesal? Tentu saja. Bagaimana tidak kesal? Tiap kali ada rapat untuk menyusun strategi ataupun misi selalu saja di tempat yang jauh. Dan lagi. Kazusa tak boleh menggunakan kendaraan. Ia harus berjalan kaki dari rumahnya menuju tempat yang sudah di rencanakan.

Kazusa Kujyou—salah satu anggota dari OSST atau yang lebih di kenal dengan Organization of Special Skill for Teen. Sebuah organisasi yang mewadahi para remaja yang berkemampuan khusus di beberapa bidang untuk menjadi agen mata-mata rahasia di dunia internasional.

OSST bekerja untuk menangkap beberapa kejahatan yang besangkutan dengan masalah remaja. Ya, seperti penculikan anak, narkotika, penangkapan teror remaja, dan sebagainya. Orang yang masuk OSST harus mempunyai skill pada bidang tertentu. Seperti informasi, teknologi, dan bela diri.

Ya. Kazusa berada di daftar salah satu remaja yang memiliki skill khusus di bidang bela diri. Ia masuk OSST sejak satu tahun lalu. Belum lama memang. Tapi, ia sudah masuk ke tim A. Team yang di ketuai oleh Kazune Kujyou—kakaknya. Untuk sementara Team A adalah tim terbaik yang berada di Jepang.

Kazusa segera memasuki kawasan dengan rumah klasik yang terdiri dari kayu-kayu berwarna cream yang dibangun dengan rapi. Ia segera memasuki salah satu rumah dengan nomor 1324. Ia langsung masuk ke dalam rumah itu dan mencari ruangan yang berada di lantai dua yang menghadap ke arah kota.

"Kazu-nii ada apa?" tanya Kazusa sambil membuka pintu ruangan itu.

Kazusa kaget saat melihat ada 2 orang yang berada di ruangan itu, satu dengan rambut blonde dan rambut hitam. Ia tak terlalu mempermasalahkan hal itu. Segera saja Kazusa duduk di sofa yang berawarna cream di tengah ruangan itu.

"Nah, aku akan memberimu tugas baru," ucap Kazune sambil duduk di depan Kazusa.

Orang yang berambut hitam—Jin Kuga—segera duduk di samping Kazune. Ia menatap Kazusa dengan tatapan yang menyelidik. Kazusa yang di tatap Jin sedikit risih.

"Kau akan mengawal I Miyon. Putri dari pemilik Ikhamuza Corp. Miyon sedang dalam keadaan berbahaya, ia sedang di intai oleh Grup Moozat. Grup para mafia yang terkenal. Mereka juga memiliki agen mata-mata yang terlatih," tutur Kazune.

"Jadi?" Kazusa bertanya lagi. Ia masih ragu dengan ucapan Kazune. Ia yakin pasti ada kelanjutan dari ucapan Kazune itu.

Kazune menghela napas perlahan "Kau akan kutugaskan dengan Jin Kuga. Jin adalah agen dari Jepang dan dipindahkan ke Prancis tepat saat kau masuk. Kalian akan berada di Tim Z. Tim terbaik untuk saat ini menggantikan Tim A. Karena kau adalah yang terbaik di Tim A dan Jin adalah yang tebaik di Tim ZOA. Jadi, kalian harus bekerja sama."

Jin mendengus sebal. Ia menatap Kazusa dengan tatapan yang sebal. Kazusa yang syok karena ucapan Kazune segera menatap Jin dengan tatapan yang sebal.

Ah, kenapa harus dengan orang aneh itu! Kazusa menggerutu pelan. Ia lebih memilih misi solo daripada dengan pria yang sudah menatapnya dengan tatapan aneh saat pertama bertemu.

"Aku tak mau," celetuk Jin. "Aku tak biasa satu tim dengan perempuan. Perempuan berisik dan menyebalkan!" lanjut Jin sambil menatap Kazusa ketus.

Kazusa menghela napas pelan. Jengkel sekali dengan orang yang berada di depannya. Belum kenal saja sudah main kritik dan tolak dengan ucapan kasar. Apalagi tatapan matanya yang menyebalkan bagi Kazusa.

"Aku juga tak mau satu tim dengan orang aneh seperti dia," ucap Kazusa sambil menatap Jin tajam.

Jin dan Kazusa saling menatap tajam. Kazune menarik napas panjang. Ia tau ini akan sulit. Tapi, ia akan tetap berusaha untuk menjadikan Kazusa dan Jin satu tim karena ia yakin hanya mereka yang dapat mengawal Miyon dari ancaman Moozat. Kazune menatap Jin dan kazusa bergantian.

"YAA! Apapun yang terjadi! Kalian harus tetap satu tim karena kalian yang paling cocok untuk misi ini!" seru Kazune.

"Huh... Baiklah, terserah padamu saja," jawab Jin yang mulai bangkit lalu meninggalkan ruangan ini.

Kazusa menatap Jin dengan tatapan orang aneh. Ia menatap kakaknya dengan tatapan yang memohon. Kazune menghela napas pelan. Ia memijat pelipisnya yang terasa panas. Ia pun menggeleng pada Kazusa.

"Hah... Jadi, harus tetap sekelompok dengannya Kazu-nii?" ucap Kazusa dengan nada yang dibuat memohon. Kazune menatap Kazusa lembut. Ia berdiri lalu mengacak rambut Kazusa pelan. Menjadikan surai blonde itu sedikit acak-acakan.

"Apapun yang terjadi kalian harus jadi satu tim dan menjalankan misi ini!" Kazune segera pergi meninggalkan Kazusa yang masih terdiam.


To Be Continued


Omona~ ㄟ(≧◇≦) ㄏ Akhirnya chapter 1 selesai juga ┌(˘‿˘)ʃ Nah, bagaimana? Chapter ini aneh ya? (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩) Maklum saja, Hana masih belajar membuat yang bagus.

Jadi? Ancurkah? Jelekkah? GaJekah? Anehkah? Untuk kritik dan saran silahkan review! ~(˘▽˘~)(~˘▽˘)~