Naruto's Future
Naruto © Masashi Kishimoto
NaruHina
.
.
Warning! Typo bertebaran, EYD kurang, Cerita Gaje, dapat menyebabkan impotensi, serangan jantung, kanker paru-paru, keguguran dan gangguan pada janin *loh :D*
.
.
ENJOY FOR READING :D RnR?
.
.
"Hal ini akan terus berlanjut." ucap Obito. "Kata-kata dan prinsipmu yang lemah secara perlahan akan terbukti kesalahannya. Inilah yang akan terjadi kalau kau membicarakan harapan dan keinginan padahal ini adalah kenyataan."
"Naruto, apa yang kau milikki di kenyataan ini? Kau tak punya ayah ataupun ibu, mastermu Jiraiya telah mati. Dan selama kau terus melawan, satu per satu temanmu akan mati."
Naruto masih terdiam.
"Obito ..." Kakashi menatap ke arahnya. Namun sama seperti Naruto, ia juga tak bisa berbuat apa-apa.
"Dan sekarang kau pasti sudah menyadarinya ... apa yang akan tersisa hanyalah ... kesepian!"
"Maafkan aku Hizashi." Pikir ayah Hinata, "Aku sudah membiarkan Neji ..."
"Kau telah menjadi seperti yang aku inginkan, Obito." pikir Madara, "Setelah ini Naruto akan menyerah, dan kita akan mengirim pasukan aliansi ke dalam rasa keputusasaan."
"Kau tak perlu terus berada di dalam kenyataan ini. Kemarilah, Naruto!" Obito mengulurkan tangannya, seolah mengajak Naruto untuk masuk ke dalam dunia baru yang ia katakan.
Naruto masih terdiam. Sampai tiba-tiba, Hinata mengusap pipinya.
"..."
"Apa kamu mengerti arti dari kata-kata yang Neji niisan katakan sebelumnya, Naruto-kun? Kamu tidaklah sendiri. Kata-kata dan apa yang kamu percayai, aku tak akan membiarkan temanku mati, itu bukanlah kebohongan! Karena kata-kata itulah, dia bisa bertindak sejauh ini."
"Neji niisan ... Bukan hanya dirimu, Naruto-kun, semuanya memegang dan percaya akan kata-kata itu. Itulah bagaimana kita semua terhubung. Kita semua adalah teman. Kalau kita menyerah, maka apa yang Neji niisan lakukan akan menjadi percuma. Jadi, ayo kita berdiri bersama, Naruto-kun. Selalu maju dan tak akan menarik kata-kataku, itu juga adalah jalan nijaku."
"Naruto, Hinata-sama juga sudah siap untuk mati demi dirimu. Itulah kenapa, kau ..."
"Tentu saja tak sendiri!" ucap Kurama. Di alam bawah sadarnya, Kyuubi telah kembali. "Apa kau lupa denganku, hah!?"
"Aku tahu!" ucap Naruto, "Aku tak ingin mengabaikan temanku, atau ikatan yang aku milikki. Tapi ..."
"Berhenti mengeluh! Atau aku akan memakanmu!" ucap Kyuubi. "Apa kau lupa? Ayah dan ibumu juga melakukan hal yang sama seperti yang Neji lakukan sesaat setelah kau lahir. Mereka menyegelku, musuh mereka di dalam tubuhmu, dan mati dengan mempercayakan masa depan padamu. Hidupmu telah terhubung dengan dua hidup lainnya bahkan sejak kau lahir."
kembali ke sisi Madara, ia terdiam melihat Obito yang menunggu. "Apa dia menunggu respon dari Naruto? Kelihatannya ia benar-benar ingin mengetahuinya." Pikir Madara. Tapi ...
"Sudah cukup!" Obito sudah tak sabar lagi dan langsung bersiap, membuat Juubi menembakan bijuudama raksasa ke arah pasukan aliansi. Meski jaraknya terlalu dekat dan bisa saja juga malah melukainya, Obito sudah tak peduli lagi.
"Jangan gegabah!" ucap Madara, "Bisa-bisa Juubi juga mendapat luka dan kau ..."
"Aku tak peduli!" ucap Obito, "Lagipula Juubi memiliki kulit yang kuat."
Juubi telah membentuk bijuudama, yang perlahan semakin besar dan membesar.
"Kali ini ia mengincar kita!" ucap shinobi aliansi. Akan tetapi, mereka tak membiarkannya begitu saja. Sai dengan burung tintanya mengantar Bee untuk mendekat.
"Chakraku sudah cukup penuh!" Bee meloncat, berubah menjadi Hachibi dan kemudian bersiap untuk menembakan bijuudama tepat di depan mulut Juubi. Bee ingin menghentikan tembakan Juubi sebelum ia menembakannya.
"Hati-hati, Bee-sama!" ucap Omoi dalam hati.
"Maju!"
"Rasakan ini!"
Boooombbb! Hachibi menembak. Tercipta ledakan yang membuat Hachibi terlempar. Tembakannya Juubi terhenti, dan ia terperosok ke belakang.
"Jangan melakukannya berlebihan!" ucap shinobi aliansi.
"Khawatir tak ada gunanya, untuk melindungi aliansi tak perlu ada rasa takut!"
"Benar ..." Naruto membalas tangan Hinata. "Tak hanya ayah dan ibu. Sejauh ini, semuanya telah ..."
"Hinata, terimakasih." Naruto memegang tangan Hinata, dan ia telah benar-benar bangkit, berdiri dari keterpurukan. "Aku tidaklah sendiri. Terimakasih sudah tetap ada di sisiku."
"Dan Neji, aku juga berterimakasih padamu."
"Tangan Naruto-kun, begitu besar dan kuat ... Membuatku merasa aman" Pikir Hinata. Untuk pertama kalinya, mereka berpegangan tangan seperti ini.
"Groooarrrr!" Juubi kembali bangkit. Namun, tak ada yang perlu ditakuti. "Ayo maju, Hinata!" Naruto kembali ke mode bijuu. "Ya!" Sahut Hinata.
Obito terdiam sejenak. Sosok Hinata betul-betul mengingatkannya pada sosok yang sangat dia cintai. Rin. Seketikan sebuah segel terbentuk ditangannya. Para shinobi aliansi bingung melihat reaksi yang Obito. Entah apa yang merasuki pikirannya. Sejenak Obito tersenyum tipis. Ia menghiraukan Madara yag sedari tadi membenataknya karena tidak melakukan sesuatu untuk menyerang para aliansi.
"Mungkin aku bisa melihatnya sebelum aku pergi…."gumam Obito sambil kembali memamerkan senyumnya kepada para aliansi.
Tidak ada yang tau jurus apa yang dipakai Obito kecuali satu orang. Kakashi Hatake. Matanya membelalak lebar.
"Obito! Jangan kau…" Terlambat. Kakashi terlambat menghentikan Obito. Tangan Obito yang sudah dipenuhi segel rumit mengenai tepat dipuncak kepala Naruto. Naruto yang melihat aksi Obito itu hanya diam tak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya.
"Apa lagi yang kau mau Obito?"bisik Kakashi pedih
~0~
Seketika kilatan cahaya muncul menyinari mata Naruto. Sedangkan Hinata yang berada disamping Naruto hanya dapat terdiam saat tangan Obito yang penuh dengan segel rumit mengenai puncak kepala Obito. Hinata merasa serangan Obito bukan sesuatu yang akan membahayakan Naruto.
"Semoga Naruto-kun baik-baik saja"doa Hinata dalam hati.
.
.
.
Sayup-sayup Naruto mendengar seseorang memanggil namanya.
"To~ Naruto.. Naruto-kun"panggil seorang wanita dengan suara lembutnya.
"Engghh…"Naruto melenguh pelan sambil tetap memjamkan kedua matanya
"Naruto-kun.. Ayo bangun,"ucap wanit tersebut sambil mencoba mengelus wajah tan Naruto
Naruto membuka kedua matanya dan menampakan kedua Sapphire-nya yang mampu membuat sang wanita yang mengelus pipinya menjadi merona.
"Ayo bangun Naruto-kun.."ucap Hinata sambil menampakkan senyum lembutnya
Naruto membelalakan kedua matanya saat melihat Hinata berada dalam dekapannya. Tangan besar milik Naruto melingkar dipinggang Hinata. Jantungnya berdegup kencang sekarang. Tanpa Naruto sadari pipinya sudah mengeluarkan semburat merah yang membuatnya bertambah manis –menurut Hinata-
"Ehm.. Naruto-kun bi-bisa kau lepaskan tanganmu?"Tanya Hinata gugup
"Ehh.. Ten..tu"ucap Naruto sambil melepaskan kedua tangannya
"Lebih baik Naruto-kun sekarang mandi. Aku akan membuat kan sarapan buat Naruto-kun"ucap Hinata lembut sambil beranjak dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu kamar
"T-tunggu Hinata!"panggil Naruto kelewat keras
"A-ada apa Naruto-kun?"Tanya Hinata
"Ke-kenapa k-kita bisa tidur satu ranjang? D-dan ke-kenapa tangan-ku ada di pi-pinggangmu?"Tanya Naruto gugup. Naruto merasa heran karena melihatnya tiba-tiba bisa seranjang dengan Hinata dan memeluk pinggang Hinata.
"Ehh.. Naruto-kun bukannya k-kita su-sudah me-menikah?"Tanya Hinata bingung
"EHHH.."Naruto berteriak keras
"Ada apa Naruto-kun?"Tanya Hinata panik
"Tidak mungkin Hinata! Seingatku tadi kita masih melawan Obito dan Madara! Dan tiba-tiba aku sudah berada disini"ucap Naruto heboh
"Apa maksudmu Naruto-kun?"Tanya Hinata bingung. "Perang sudah berakhir 7 tahun yang lalu Naruto-kun"lanjut Hinata
"7 TAHUN YANG LALU?!"tariak Naruto heboh.
Tiba-tiba suara ketukan pintu membuat Naruto dan Hinata mengalihkan perhatian mereka berdua. Pintu kamar terbuka dan menampakkan seorang anak perempuan berumur sekitar 6 tahun dengan rambut rambut Indigo panjang dan mata Lavendernya persis seperti Hinata dan seorang anak laki-laki berumur sekitar 4 tahun dengan rambut jabrik kuning dan mata biru persis seperti Naruto.
"Tou-chan dan Kaa-chan sedang apa sih? Ribut tau"dumel sang anak perempuan kesal
"Ini bukan lapangan Tou-chan"ucap anak laki-laki kecil dingin
"Siapa mereka Hinata?"Tanya Naruto tambah Bingung
Hinata mengerutkan alisnya
"Apa maksudmu Naruto-kun? Mereka Himeko dan Yozira bukan? Me-mereka an-anak kita Naruto-kun"ucap Hinata
"APAAAAAA?"teriakan Naruto seketika menggema keseluruh kediaman Uzumaki
Bersambung :D
Bagaimana? Haha idenya terlintas pas lagi ngelamun dikelas.. Gara-gara pelajara Geografi begitu membosankan jadi memutuskan untuk menghayal :D Ini cerita pertama tentang NaruHina. Buat NaruHina Lovers semoga cerita ini bagus yaaa :D Kelanjutan Chapternya mungkin aku post minggu depan RnR?
