Sensei!

Naruto © Masashi Kisimoto

Rated : K-T

Main Charakter : Uchiha Itachi

.

.

.

Pukul 04.20 PM itulah waktu yang ditunjukkan oleh sebuah jam digital berbentuk kotak warna hitam diatas sebuah meja belajar. Sudah lebih dari dua puluh menit dan selama itu pulalah waktu berjalan tanpa memiliki makna berarti disisi seorang pemuda yang terduduk malas di depan meja belajar atau sekarang lebih cocok disebut meja kerja. Lebih dari seribu dua ratus detik dia lewatkan dengan bertopang dagu tanpa melakukan aktivitas apapun. Hanya diam merenung dan sesekali menatap jendela yang memantulkan cahaya sore sang surya. Entah apa yang ada dalam pikirannya tiba-tiba pemuda pemilik mata sepekat malam memutar kursinya menghadap tempat tidur. Dari luasnya kamar yang berukuran sekitar dua puluh lima meter persegi fokus matanya tertuju pada sebuah tas kerja warna abu-abu yang tadi dia lempar sembarangan sepulang kerja. Jika melihat tas itu hanya ada satu dalam pikirannya.

Kecewa.

Bukan kecewa terhadap benda itu tapi benda bernama tas telah menjadi saksi seorang Uchiha Itachi dicampakkan oleh murid-muridnya. Uchiha Itachi seorang guru muda pengampu mata pelajaran Civic Education baru saja mendapat perlakuan kurang menyenangkan di hari ke empat dia mengajar. Semua kelas yang dia ampu mendapat respon positive kecuali kelas terakhir yang hari itu dia ampu. XI A rata-rata berpredikat siswa cerdas namun sayang kelakuannya sama sekali tidak cerdas. Bagaimana dia tidak kecewa, satu kelas siswa XI A membolos mata pelajarannya. Menyakitkan lagi adiknya sendiri yang berada di kelas XI A ikut-ikutan membolos.

Sebagai guru muda dan baru di Konoha Gakuen Itachi memang sudah diperingatkan oleh guru-guru lain jika berhadapan dengan kelas berlabel A angkatan adiknya harus banyak mengelus dada. Kelas XI A banyak dihuni oleh siswa cerdas tapi sayangnya memiliki perilaku yang buruk. Siswa tidur di kelas, mengobrol, tidak memperhatikan saat jam belajar, membolos itu menjadi hal biasa yang dijumpai guru-guru lain. Namun, bagi Uchiha Itachi hal itu tidak bisa dibiarkan meskipun konon katanya semua siswa selalu bisa mendapat nilai sangat baik di setiap mata pelajaran. Jika guru-guru lain terpaksa berpatok pada nilai baik saat ujian akhir dari murid kelas A sebagai jaminan ketidaksempurnaan proses pembelajaran maka Itachi tidak bisa terima begitu saja. Jelas ada beberapa peraturan yang dilanggar, mulai dari jumlah kehadiran sampai pemberian nilaiyang tidak relevan. Jika Itachi sempat mengampu mereka di kelas X dan kelakuan mereka semacam itu, jangan harap ada yang mendapat nilai baik.

Berjalan ke tempat tidur, guru muda berparas tampan itu mengambil tas kerjanya. Dengan hati-hati dia mengeluarkan seluruh tumpukan file pentingnya untuk diletakkan. Dari beberapa map dia mengambil sebuah map berwarna biru yang dia dapat dari guru BK.

Seriangaian tipis sang Uchiha tampan mengembang. Meski seriangaian identik dengan kekejaman namun andai saja ada gadis yang melihat pasti sudah terpesona. Genetis Uchiha memang memberinya anugrah kesempurnaan fisik, mulai dari dibekali paras tampan, tubuh atletis otak cemerlang namun sayangnya tidak mampu memikat murid-muridnya untuk menurut. Itachi memang berotak cemerlang bahkan bisa dikatakan jenius dia mungkin bisa saja berkuliah di jurusan bergengsi namun karena panggilan hatinya dia memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Guru Kewarganegaraan.

Map warna biru bertuliskan Biodata Siswa XI A, dibukanya perlahan-lahan. Identitas seperti nama, alamat, orang tua, nomor handphone menjadi data umum yang sering dicantumkan. Dia melirik alamat e-mail pada bagian paling bawah.

Tidak tercantum alamat email. Dia sedikit kecewa ketika membuka beberapa data siswa lain juga tidak mencantumkan alamat e-mail.

"Bagaiamana aku bisa tahu akun jejaring sosial mereka? Kabarnya murid XI A tidak ada satupun yang berteman dengan guru." Itachi bertanya pada dirinya sendiri. Kelas XI A entah mengapa Itachi merasa tertantang untuk menaklukan sekaligus mengubah tabiat penghuni kelas itu.

"Bodohnya, kenapa tidak cari dari daftar teman anak kelas lain!" Sulung Uchiha baru ingat dia hampir berteman dengan seluruh anak didiknya dari kelas lain yang diampu. Pasti dari mereka berteman dengan anak XI A. Andai saja Itachi berteman di jejaring sosial dengan adiknya pasti pekerjaannya lebih mudah, namun sayangnya Sasuke terlalu tertutup mengenai akun media sosial yang dimiliki.

Dulu dia tidak menganggap penting berteman dengan Sasuke di dunia maya tapi berhubung sekarang dia gurunya dia wajib tahu bagaimana pergaulan Sasuke. Lebih-lebih lagi kelas XI A, diotaknya sudah memberi label kelas itu dengan sebutan bermasalah.

Merasa menemukan harapan, dia bergegas mengambil laptop di laci kemudian menyalakannya di atas meja. Waktu tiga menit berjalan dirasa terlalu lama untuk menunggu laptop siap dipakai. Begitu sudah siap, cepat-cepat dia menginstal modem untuk berselancar di dunia maya. Detik itu juga sang Uchiha terduduk manis di depan laptopnya.

Situs pertama yang dibukanya adalah situs jejaring sosial yang umum dimiliki 'Facebook.'

Memasukkan alamat email dan password, dia masuk ke halaman salah satu akun miliknya. Untuk akun Facebook-nya yang satu ini dia memakai nama asli, Uchiha Itachi. Akun Facebook yang dibuat sejak SMP kelas 9. Memakai nama asli sebagai bukti kepolosan khas remaja yang kala itu sekedar membuat untuk memenuhi tugas. Dulu situs ini masih sepi dimana orang-orang masih memakai nama asli serta masih difungsikan untuk mencari teman lama dan tentu untuk zaman sekarang sudah jauh melenceng dari fungsi awal.

Itachi berhenti sejenak, berpikir kira-kira siapa yang kemungkinan berteman dengan seluruh murid XI A. Membuka daftar teman dia mulai membaca seluruh nama yang tertera. Mungkin apa yang dikerjakan Itachi terlihat kurang kerjaan tapi bagi Itachi mengetahui karakteristik siswa-siswanya menjadi sangat penting. Media sosial sangat memberi kemudahan untuk membaca karakter seseorang, tinggal melihat bagaimana status yang sering dibuat dan cara berkomentar sudah cukup untuk menggambarkan karakteristik seseorang secara umum.

Pada daftar pertemanannya dia tertarik pada sebuah nama.

Suigetsu

Muridnya dari kelas XI D, seingatnya dia cukup akrab dengan Sasuke. Itachi mengerutkan dahi melihat daftar teman Suigetsu yang berjumlah 3211.

"Kalau jumlahnya sebanyak ini kapan selesainya." Gumam Itachi seraya mengklik profil Suigetsu. Dia memutuskan berubah halaun dari melihat daftar teman ke halaman pfofil. Itachi ingat sejak berteman dengan Suigetsu ketika membuka beranda selalu ada saja menemukan status muridnya itu.

Kenapa Itachi jadi kepo begini? Entahlah.

Aksi membaca status ala Itachi dimulai. Lupakan sejenak status seorang guru karena dia masih seorang pemuda biasa berusia 22 tahun yang baru merintis masa depan. Membuka-buka profil seseorang sudah biasa dia lakukan.

Suigetsu

2 Jam

Menanti tanding futsal melawan XI A

Status biasa tapi anehnya banyak yang berkomentar, 32 komentar. Biasanya dia mengabaikan begitu saja status-status yang mampir lewat di beranda Facebook miliknya. Penasaran siapa saja yang berkomentar dia melihat daftarnya.

Rentetan komentar langsung muncul saat Itachi melihat keseluruhan. Sekilas tidak ada yang aneh tapi begitu membaca beberapa nama familiar mata hitam oniknya membulat tidak percaya.

"Ini pasti lelucon!" Ucap Itachi reflek.

.

.

.

Itachi Uchiha, sosok tenang, berkarismatik dengan segala kelebihan baik fisik maupun non fisik harus dengan terpaksa dibuat keluar dari karakternya karena menemukan fakta konyol antara dirinya dengan sebagian anak XI A. Tiga tab halaman berbeda dari dua browser diaktifkan secara bersamaan. Deretan nama di secarik kertas menjadi bukti shahih hasil dari acara membuka-buka halaman profil milik murid-muridnya. Jika tidak malu pada penghuni rumah dia ingin tertawa sekeras-kerasnya terutama pada adik satu-satunya, Sasuke Uchiha.

Pada momen ini dia benar-benar ingin meluapkan ekspresinya, terdengar jahat tapi keinginan terbesarnya saat ini adalah mencemooh Sasuke. Tidak sia-sia dia melewatkan makan malam demi mencari tahu akun-akun profil reader kesayangannya itu.

Reader?

Tidak bisa terhubung dengan murid-muridnya sebagai guru ternyata Itachi terhubung dengan beberapa murid-muridnya sebagai author di situs bernama Fanfiction dot net.

Lucu?

Siapa sangka seorang Itachi Uchiha ternyata tertarik dengan dunia fanfic.

Dia dan adiknya sama-sama otaku tapi Itachi bisa sedikit lebih menjaga image dirinya dibandingkan dengan Sasuke. Dia menjadi author juga sembunyi-sembunyi dari keluarganya.

Seperti kata pepatah, dunia sesempit daun kelor. Itachi memiliki akun facebook lain bernama Black Raven yang di khususkan sebagai akun untuk berteman dengan orang-orang di dunia Fanfic. Hampir sebagian besar muridnya di XI A ternyata sudah berteman dengan Itachi sebagai author bernama Black Raven.

Black Raven, seorang author veteran yang sudah berkecimpung di dunia fanfic selama enam tahun dan sudah menulurkan banyak karya.

"Nah murid-muridku sayang, kalian ingin nilai berapa dengan tabiat seperti ini?" gumam Itachi membaca komentar-komentar dari sebuah grup berorintasi dunia fanfic dari Facebook yang sengaja dia baca-baca. Jika selama ini dia cuek dengan berbagai bentuk komentar dari beberapa akun maka kali ini dia tidak bisa tinggal diam terlebih lagi pada pemilik akun yang diketahui sebagai muridnya.

Dari dunia maya Itachi bisa tahu semua tabiat muridnya, mulai dari bermain internet di jam belajar, sering berkomentar kasar sampai jenis bacaan macam apa yang disukai. Tidak bermaksud untuk mencampuri kebebasan berimajinasi dari seseorang tapi murid-murid seperti itu perlu diberi sedikit arahan agar tidak sampai terbawa di dunia nyata. Khusus murid-muridnya dia akan berikan sesuatu yang spesial.

Nah apa yang akan terjadi?

.

.

.

Terimakasih telah membaca fic ini, silahkan berikan kritik dan saran. Kurang lebihnya mohon maaf.

Mind to Review?