'Ctakk'

"Wu Yi Fan!"

"Aw Shit!" anak lelaki itu mengangkat kepalanya dan memegangi bagian yang berdenyut sakit akibat pukulan cukup kuat dari sebilah mistar panjang milik sang guru biologi dihadapannya dengan tatapan tajam

"Ikut saya ke ruangan sekarang juga anak muda" tegas sang guru lalu mengedarkan pandanganya keseluruh murid lainnya "Sementara kalian. Kerjakan soal yang sudah saya berikan" dia tidak menyadari anak lelaki tadi sedang mencibir dibalik punggungnya.

'Dasar gendut'

. . .

"Ini sudah yang kesekian kalinya anda tidur saat jam pelajaran saya. Kali ini saya akan memberi sanksi dan berikan surat panggilan ini kepada orang tua anda, Wu Yi Fan" Guru biologi bernametag 'Huang Zi Tao' itu mengeluarkan satu amplop putih dengan garis biru dipinggirnya

"Bahasamu terlalu baku Ssaem, aku jadi mengantuk" Yifan menguap dengan mulut terbuka lebar dihadapan Tao tanpa ada niatan menutupnya walau hanya dengan sebelah tangan

"Wu Yi –" Belum sempat Tao menyelesaikan ucapannya Yifan terlebih dulu berdiri dari posisi duduknya

"Santailah sedikit Tao Seonsaengnim" Yifan berkata dengan nada santai sembari merenggangkan otot-otot kakunya

"Kembali ke posisi awal anda, Wu Yi Fan!" Sentak Tao

"Ck, aku mengantuk Ssaem" Yifan berjalan kearah sofa panjang berwarna abu-abu yang tersedia diruangan guru biologi bertubuh gempalnya itu.

Tao yang masih sabar berjalan cepat kearah Yifan yang baru saja menghempaskan tubuhnya keatas sofa. "Wu Yi Fan!" Tao menarik lengan kanan Yifan adar Yifan beranjak dengan segera karena masih banyak rangkaian kata dikepala Tao untuk disemburkan pada Yifan –muridnya yang keras kepala, namun apa daya tenaga Yifan lebih kuat darinya

"Wu –" Wajah Tao berubah merah merona seketika karena tanpa diduga-duga Yifan menarik lengannya, otomatis dia tertarik lebih dekat ke arah Yifan –terlampau dekat sampai Tao bisa merasakan nafas Yifan

Yifan sedikit mengangkat kepalanya "Kau berisik sekali Ssaem, apa perlu aku menciummu baru kau diam? Sepertinya bibirmu manis" lalu berbisik dengan suara beratnya tepat di dekat daun telinga Tao

Tao bergidik ngeri mendengar ucapan Yifan barusan. Guru muda bertubuh gempal itu berusaha mendorong tubuh Yifan menjauh tapi demi seluruh lemak tersembunyi dalam tubuhnya –Yifan jauh lebih kuat darinya.

"Y-ya!" Tao masih berusaha menjauhkan jarak diantara keduanya ketika pintu ruangannya terbuka munculah sosok wanita yang Tao kagumi selama ini –Victoria Song, guru Bahasa Jerman. Namun Tao tidak bernai mendekati Victoria karena dia sadar diri bagaimana mampu fisiknya untuk mendekati Victoria yang memiliki segudang penggemar mengantri dibelakang wanita itu.

Tao dan Yifan hanya bisa terdiam seperti dua idiot melihat wanita dengan tubuh seperti gitar spanyol ke arah Victoria yang tersenyum canggung."A –ah, Ak –aku hanya ingin –umm umm lain waktu saja. Maaf mengganggu waktu kalian Tao seonsaengnim" Setelah itu victoria keluar secepat angin meninggalkan Tao dan Yifan yang masih seperti orang idiot, lalu mereka saling bertukar pandang

"Kyaaa! Apa yang kau lakukan Yifan!" Teriak Tao ketika sadar dan mencerna bulat-bulat apa yang telah terjadi beberapa menit yang lalu sementara Yifan hanya menyeringai

"Nah cara bicaramu tadi lebih baik Ssaem" Yifan melepas pegangannya pada lengan berlemak Tao lalu mendudukan dirinya menatap Tao yang berwajah lucu

"Ehm. Saya akan memberikan sanksi yang lebih berat atas tingkah laku anda yang tidak sopan pada saya tadi anak muda –" Tao mengoceh panjang lebar mengenai sanksi yang diberikan pada Yifan,sedangkan yang terkena sanksi hanya bersedekap dengan mata terpejam sesekali menganggukan kepalanya.

" –mengerti Wu Yi Fan?"

Satu anggukan

"Baik. Silahkan kembali ke kelas anda. Lima menit lagi pergantian jam" Tao berbalik beriat meninggalkan Yifan namun terhenti ketika Yifan memanggilnya

"Ah! Seonsaengnim, aku punya yang lebih menarik dari tugas karya ilmiahmu itu"

"Apa?"

"Aku akan membantumu mendapatkan Vict seonsaengnim"

Tittle : Trap!

Genre: Romance – Crime (Gagal..)

Rate : T

Cast : Wu Yifan & Huang Zi Tao with Victoria F(X) & Changmin TVXQ

Pair : Kristao – Fantao

Warning : Boys Love

. . .

"A-apa?"Tao tergagap mendengar ucapan Yifan tadi, bukan karena tawarannya melainkan darimana muridnya itu tau kalau dia menyukai Victoria

"Ck, kau payah Ssaem. Terlihat jelas dari matamu kau menyukai Vict seonsaengnim" Yifan beranjak dari duduknya berjalan ke arah pintu ruangan Tao

"Pikirkan baik-baik tawaranku Ssaem"

Blam! –pintu ditutup

'Dasar kurang ajar!'

. . .

Seminggu penuh Tao tidak tenang memikirkan tawaran menggiurkan dari Yifan, secara Yifan adalah murid popular disekolah tempatnya mengajar, dengan gaya rambut cepak,pakaian modis,bentuk tubuh atletis, ditambah kepiawaiannya bermain basket serta celo membuatnya digilai seantaro sekolah. Otomatis bila Yifan membantunya maka 80 persen itu akan berhasil.

"Terima, tidak,terima,tidak,terima –" Tao mulai menghitung pilihan menggunakan jari tangan kanannya

Dilanjutkan jari tangan kirinya " –Tidak, terima, tidak, terima, tidak"

"Sial" Tao semakin bimbang karena hitung pilih dengan media jari tangan membuahkan hasil 'Tidak'. Dasar Tao yang tidak kehabisan akal melirik kearah kaki telanjangnya,mengangkat lalu menyentuh ibu jaru kaki kanannya " –Terima!"

"Tidak apa-apa Tao. Demi nama cinta yeah!" Tao mengepalkan tangannya semangat

Idiot memalukan

. . .

"Mendapat keputusan Ssaem?" Yifan memutar-mutar bola basket ditangannya, berjalan ke arah Tao.

"Ba-baiklah saya terima tawaran anda. Tetapi –"

"Tetapi?"

"Bila tidak menuai hasil yang saya harapkan, maka saya akan memberikan sanksi yang jauh lebih berat dari kemarin kepada anda Wu Yi Fan"

"Siap. Aku akan datang ke apartementmu pukul 7 malam ini, berdandanlah dengan cantik Ssaem. Kau perlu memperbaiki tata bicaramu yang kuno itu" Yifan mengibas-ngibaskan tangan kirinya usai bicara –bermaksud menyuruh Tao pergi.

"Anda! –" Lagi-lagi sebelum Tao selesai mengucapkan kalimatnya Yifan terlebih dulu memotongnya

"Aish jangan mengoceh terus Ssaem, pergi sana hush hush" Yifan mendorong tubuh Tao menjauh

'Semoga dia tersedak saat makan siang Ya Tuhan'

. . .

"Uhuk Uhuk ukh" Yifan memukul teratur dadanya. Tangannya berusaha menggapai sekaleng susu yang agak jauh dari jangkauannya. Untung saja Chanyeol cepat tanggap membantu Yifan mendapatkan sekaleng susu dengan rasa pisang kesukaan Yifan itu.

Yifan segera meneguk cairan manis itu. Tidak lucu kalau saja dia mati ditempat karena tersedak sepotong jamur.

'Sialan si penimbun lemak itu menyumpahiku'

. . .

Langkah pertama : Perbaiki tata cara bicara

Sesuai janjinya, Yifan datang mengunjungi apartement Tao tepat pukul 7 malam. Setelah memarkirkan mobilnya Yifan segera mencari apartement Tao dengan nomor 250. Yifan memperhatikan satu-satu papan angka yang terpaku didepan pintu apartement di gedung itu.

"245 -246 -247 -248 -249 -250!" setelah menemukan apartement Tao, Yifan langsung menekan bel namun Tao tidak kunjung membuka pintu membuat Yifan bosan menunggu. Dengan membabi buta Yifan menekan bel terus-menerus hingga Tao muncul dari balik pintu

"Yaa!" Tao memandang kesal kearah Yifan yang takalah kesal memandangnya. Sungguh muridnya itu tidak tahu sopan santun.

"Wow keep calm Ssaem. Salahmu kenapa lama sekali membuka pintu. Sekarang biarkan aku masuk dulu" Yifan berniat menerobos masuk tapi sayangnya kali ini Tao lebih cepat menghadang jalan masuk

"Anda sangat tidak sopan. Ini apartement guru anda jadi seharusnya anda punya tata cara, Wu Yi Fan" Tao memandang sengit Yifan

"Baiklah kita batalkan saja perjanjiannya Ssaem. Aku juga sudah mengantuk. Bye" Yifan berbalik namun terhenti ketika suara Tao terdengar

"Berhenti disana. Anda boleh masuk" Tao mengalah untuk yang kesekian kalinya.

"Good!" Yifan segera masuk. Melihat sofa yang terasa empuk dimatanya, Yifan langsung berlari kecil dan menghempaskan tubuhnya disana. Sementara Tao hanya mengikuti Yifan dari belakang dengan tangan yang bersedekap

"Ah! Ngomong-ngomong jangan panggil aku dengan embel-embel 'Wu', panggi saja Yifan tampan Ssaem"

Tao menghela nafas kasar "Akan saya coba"

"Good Ssaem" Yifan mengacungkan satu ibu jarinya pada Tao

"Jadi bisa kita mulai sekarang –Yifan?"

"Tidak"

Alis Tao berkerut "Kenapa?"

"Ayolah Ssaem kau harus memberi makan anak muridmu yang kelaparan ini terlebih dahulu" Yifan merengek manja pada guru biologinya itu.

'Dasar rakus tidak tau sopan santun pula' gerutu Tao dalam hati

Setelah rengekan Yifan, Tao memasakannya sup kimchi sederhana namun bagi Yifan rasanya tidak sesederhana tampilannya. Jadilah Yifan yang terus menambah jatah makannya. Saat mengajari Tao tata bicara yang santai tidak terlalu baku pun mulutnya masih setia mengunyah nasi serta sup kimchi buatan Tao.

"Kau harus mengganti sebutan 'anda' menjadi 'Kau'. Sebutan 'anda' sudah terlalu kuno untuk masyarakat sosial sekarang Ssaem" Yifan menunjuk-nujuk kata 'anda' yang tertulis di White board mini milik Tao

"Contohnya –'Kau sangat tampan hari ini, Yifan'" Yifan berkata seolah memuja dirinya sendiri sementara Tao hanya mengangguk mengerti.

"Ngomong-ngomong Ssaem, aku ingin memanggilmu gege saja bagaimana? Lidahku bisa terkilir kalau terus memanggilmu Ssaem terlebih lagi seongsaengnim"

"Terserah and –" Tao segera berhenti ketika melihat Yifan menggoyang-goyangkan spidol yang dia pengang dengan tatapan 'No No No'

Tao menghela nafas sabar "Teserah kau saja" ucapnya canggung

"Good!"

Kegiatan Yifan mengajari Tao tata cara bicara yang lebih santai terus berlangsung hingga jam dinding menunjukan pukul 10 malam. Tandanya Yifan harus segera kembali kerumah.

. . .

Langkah kedua : Hilangkan semua lemak yang tertimbun

Satu minggu kemudian setelah merasa Tao cukup untuk pembelajaran tata bicaranya –terlampau cukup malah. Yifan beralih pada lemak tidak penting ditubuh Tao

"Kita harus menghilangkan mereka semua ge" Yifan menusuk-nusuk lengan berlemak Tao dengan telunjuknya

"Dengan diet? Kau tau berat badanku berapa? 85. Itu akan lama bodoh dan kau akan lulus 5 bulan lagi ck" Oh lihatlah bagaimana hasil didikan Yifan selama lebih satu minggu. Sungguh berbahaya.

"Dengan aku menjadi instrukturmu hanya butuh 3 bulan percaya pada muridmu yang tampan ini" Yifan menggeser duduknya lebih dekat kearah Tao. Lalu menyerahkan selembar kertas merah pada Tao

"Ini jadwalmu temui aku sepulang sekolah digerbang depan. Bye Ge" Yifan keluar dari ruangan Tao meninggalkan sang guru biologi yang ternganga melihat ketatnya jadwal dan aturan diet ala Yifan dia sampai tidak bisa membedakan dia sedang dalam proses diet atau menjadi trainee salah satu manajement artis terkenal Republik Korea Selatan.

"Dasar gila" Tao menyelipkan kertas pemberian Yifan diantara kertas-kertas lain dalam mapnya. Dia tidak menyadari seseorang masih berada didepan ruangannya.

"Tidak. Masih belum ada gerak-gerik mencurigakan darinya –komandan"

. . .

Sesuai jadwal, Tao dan Yifan mengunjungi rumah Yifan sepulang sekolah. Tao berdecak kagum melihat rumah Yifan yang bagaikan istana pengeran tampan dari negeri dongeng. "Jangan terlalu memuja seperti itu ge. Air luirmu menetes" Yifan menyikut lengan Tao. Tao panik langsung memeriksa apa dia meneteskan air liur. Tidak –Yifan menggodanya.

"Yaa!" Tao memukul bahu Yifan yang tertawa konyol.

"Nah tiga bulan ke depan kau akan banyak menghabiskan waktumu disini ge" Yifan menuntun Tao memasuki ruangan Gym yang tersedia di rumah bak istananya itu. Tao berbinar melihat betapa lengkapnya fasilitas olahraga fisik didalam ruangan Gym itu.

"Ck jangan diam disana Panda" Yifan menarik Tao duduk disampingnya. "Jadi untuk bisa mengkontrolmu dengan leluasa kau harus tinggal disini selama tiga bulan kedepan. Deal."

"Ap-apa? Kenapa harus begitu?"

"Karena memang itu peraturannya panda gendut" Yifan mencibir pada Tao

"Siapa yang kau bilang gendut hah?!" Tao bersiap memukul Yifan yang sudah berlari terlebih dahulu dengan tawa yang meledak

"Yaa!" Tao dan Yifan berkejar-kejaran seperti Tom & Jerry. Namun sang Tom menyerah terlebih dahulu, dia kalah dari sang Jerry yang bertubuh gempal

"Hosh –hosh –stop baiklah aku minta maaf" Yifan menumpukan kedua tangannya dilutut sembari menetralkan nafasnya yang masih putus-putus

"Ck! Habislah kau besok saat jam pelajaranku Wu" Tao mengembungkan pipinya

"Ya! Ya! Aku sudah minta maaf Ssaem"

"Tetap saja! Aku juga tidak mau tinggal disini huh, lagi pula aku tidak enak pada orang tua mu. Bayangkan saja mana ada guru yang menumpang pada muridnya, ck pokoknya aku tidak mau" Tao mencrocos panjang lebar

"Orang tuaku tidak ada sampai tahun depan ge. Mereka ada di Kanada mengurus perusahaan disana. Itu berarti tidak ada alasan untuk membantah lagi"

Skakmat.

. . .

"Argh bagaimana ini –" Tao menggigit kuku jari tangannya, suatu kebiasaan baginya bila sedang gugup.

"Bagaimana aku bisa bertahan tanpa kalian ugh sial –" Tao mengepalkan tangannya menatap nanar barang-barang didalam kotak pink yang ada dihadapannya. Dia harus segera memilih keputusan yang cepat dan tepat. Pasalnya Yifan yang berada diluar kamarnya akan curiga bila dia berlama-lama.

Tok! Tok! Tok!

"Hey Panda! Kenapa lama sekali?!" Seruan Yifan yang tidak sabaran kembali terdengar, terhitung sudah empat kali Yifan berteriak dari luar kamarnya. Dia harus bergerak cepat –

"Sebentar lagi!" Tao segera mengambil beberapa barang lalu menyimpan kembali kotak pink berukuran cukup besar itu ketempat tersembunyi. Tao menyelipkan barang itu kedalam kopernya lalu keluar menemui Yifan yang menggerutu sedari tadi.

Sebelum Yifan menyemburnya dengan api Naga, Tao lebih dulu menarik Yifan "Let's Go"

. . .

"27.. 28.. 29.. 30.. Selesai!" Yifan meletakan stopwatch-nya, beranjak membantu Tao yang masih terengah-engah sehabis melakukan sit up selama 5 menit dan hasilnya adalah

" 27. Well itu hasil yang cukup memalukan bagi seorang lelaki Ssaem" Yifan mengangkat kedua bahunya

Tao menatap sengit Yifan "Biarkan saja"

"Yah terserah mu. Sekarang waktunya push up ge. Go go go!" Yifan menarik lengan Tao, sedikit mendorong pria yang berstatus sebagai gurunya itu semata-mata untuk memberikan semangat.

Mulai dari lari pagi pukul 5 tepat diteruskan dengan Sit up,push up, sampai penggunaan Butterfly Machine, Rowing Machine,Treadmill,Exercise Bike. Mulai dari pagi hingga siang hari dengan waktu istirahat yang lebih banyak akibat Tao yang cepat lelah. Yifan sebagai pelatih Tao disini merasa sedikit frustasi, pasalnya dari lima belas macam alat olahraga fisik yang Yifan miliki Tao hanya berhasil melewati empat diantaranya.

'Kalau begini tidak akan bisa mencapai target' Yifan mengusap wajahnya kasar

'Kau harus mencari cara lain Yifan' Yifan memutar-mutar otaknya sementara matanya terus memperhatikan gerak-gerik sekecil apa pun yang dilakukan oleh Tao

"Baiklah ayo makan. Akan kubuatkan makanan sehat rendah kalori" Yifan menyeret Tao yang ogah-ogahan mengikuti Yifan kearah dapur.

Sementara Yifan memasak Tao berlatih dengan barbell seberat 2,5 kilogram dikedua tangannya. Namun oh! Lihatlah arah pandang Tao yang tidak lepas dari punggung Yifan. Diam-diam tao mengagumi dan memuji muridnya itu, ternyata Yifan tidak semalas yang Tao kira. Dan Tao tinggal berharap Yifan tidak memasukan racun tikus kedalam makanannya nanti.

"Aku tau aku tampan Ssaem tapi perhatikan gerak tanganmu itu salah, kau bisa melukai tulangmu secara perlahan" Suara Yifan mengejutkan Tao. Darimana Yifan tau kalau dia memperhatikan Yifan sedari tadi.

"Jangan terlalu percaya diri anak muda" Tao sering mengeluarkan cara bicaranya yang lama ketika kesal terhadap Yifan

Yifan hanya menyeringai jahil lalu berjalan mendekat ke arah meja makan memanjang tempat dimana Tao duduk manis. Ditangan pemuda tinggi itu ada nampan berukuran cukup lebar.

"Makanlah cerewet" Yifan menaruh satu mangkuk rebusan brokoli,wortel, kacang buncis serta kacang kedelai yang tidak terlampau matang, lalu segelas minuman berwarna putih kecoklatan –susu kedelai, serta sepiring kecil buah Bluberry.

Tao tercengang dengan menu dietnya "Kau menyuruhku memakan semua ini Yifan?"

Satu anggukan dari Yifan. Tao pun mengalih pandangannya pada menu makan siang Yifan –Semangkuk sup jagung ayam, segelas jus apel, serta potongan buah mangga membuat Tao merasa dipermainkan "Dan kau punya menu makan siang selezat itu? Kau mempermainkanku?"

Yifan mengehal nafasnya lalu mulai menjelaskan "Kau itu bergolongan darah A. Golongan darah A saat diet tidak boleh memakan –" Yifan menjelaskan dengan panjang lebar

" –Mengerti? Jadi jangan protes. Makan saja kalau kau tidak ingin mati kelaparan panda gendut" Yifan menyerahkan sumpit pada Tao bermaksud menyuruhnya cepat melahap habis menu dietnya. Tao pun akhirnya menurut. Makan siang kali itu berlangsung dengan damai tanpa ada celotehan ataupun perdebatan diantara keduanya.

Disela-sela makan siang mereka tiba-tiba Tao merasa pusing,panas menjalari wajahnya, pandangannya mulai bergoyang. Menyadari kondisinya Tao segera beranjak dari duduk berjalan secepat mungkin menuju kamarnya dengan sedikit terhuyung. Dia tidak menghiraukan suara Yifan menganggil-manggilnya.

Dia hanya butuh itu sekarang.

. . .

Langkah ketiga : Makeover

Tepat sesuai yang ditargetkan oleh Yifan dalam jangka waktu 3 bulan Tao berhasil menghilangkan 14 kilogram berat badannya berkat jadwal dan menu makan ketat yang dijalankan Yifan. Tao sempat berspekulasi kalau Yifan selama ini berkerja sampingan sebagai instruktur diet, bayangkan saja berat awalnya adalah 85 kilogram sekarang menjadi 71 kilogram dengan tubuhnya yang termasuk tinggi diatas rata-rata jadilah Tao yang sekarang –Tinggi,ramping dan sexy.

"Wow! Perubahan yang keren Ssaem" Yifan berdecak kagum melihat foto before after Tao. Lalu melihat Tao yang berada didepannya sekarang ini. Yifan memandang lekat Tao dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tao yang sekarang terlihat lebih kuat dan cerah berbeda dengan sebelumnya yang berjalan saja malas dan jangan lupakan wajah Tao yang sering tertekuk.

'Bentuk wajah 'V' oke –"

'Bahu hingga telapak tangan oke –'

'Perut rata dan pinggang ramping oke –'

'Kaki panjang yang sexy. Beres.'

Yifan tersenyum puas dengan hasil kerjanya. Tapi tunggu, sepertinya masih ada yang kurang. Yifan memandang Tao lekat sekali lagi mencari kata 'kurang' itu.

"Ah! –" Seru Yifan membuat Tao terlonjak kaget, untung saja Handphone yang dia pegang tidak menghantam kerasnya lantai marmer salah satu kafe favortinya itu.

"Jangan mengejutkanku bocah" Gerutu Tao pada Yifan yang hanya tersenyum tanpa dosa

"Ayo ikut panda kurus" Yifan berdiri dari duduknya lalu menyeret Tao keluar kafe. Tao yang kesal menghentikan langkahnya mengikuti Yifan. Dia tidak mau ikut pemuda itu sebelum dia mendapatkan kepastian kemana tujuan mereka selanjutnya.

Yifan menoleh kearah Tao lalu mendekatkan jarak antara keduanya "Makeover babe"

. . .

Yifan membawa Tao ke salah satu pusat perbelanjaan ternama di Korea Selatan.

"Aku mau gucci!~" Tao menarik-narik tangan Yifan menuju barang-barang bermerk Gucci bersarang. Sepertinya disini ada yang melupakan statusnya sebagai seorang guru.

Namun Yifan menghentikan langkah Tao terlebih dulu sebelum Tao menariknya lebih dekat kesana. "Ada apa?" Tao memandang Yifan heran

"Kita perbaiki dulu rambut mu ini Tao ge" Yifan menarik pelan beberapa helai rambut panjang model lama milik Tao. Ayolah tidak lucu kalau hanya pakaian dan aksesorisnya saja yang keren.

Yifan menarik Tao menuju salah satu rumah kecantikan disana. Kau bercanda Yifan? Sepertinya tidak. "Bantu dia menemukan celah yang tepat" Yifan menyerahkan Tao kepada salah satu petugas disana

"Ya! Naga kau tidak bercanda kan? Ini tempat wanita" Tao mencubit lengan Yifan

"Aish sakit Ssaem! Lelaki juga boleh masuk kesini. Sudah duduk saja dengan tenang jangan cerewet" Yifan mendudukkan paksa Tao didepan sebuah cermin dengan sebuah meja kecil diatasnya ada secangkir Green tea hangat serta semangkuk sedang berisi buah Strawberry

Yifan meraih katalog berisikan berbagai model dan warna rambut, mulai dari hitam hingga putih, dari panjang hingga botak, dari tren yang sudah lewat hingga tren sekarang. Yifan dengan serius memilih-milih mana yang cocok untuk Tao. Yifan takut diamuk seekor panda bila dia salah pilih.

Setelah mendapatkan pilihan yang dirasa Yifan cocok. Pemuda yang duduk dikelas 3 Senior High School itu menyerahkan semuanya kepada sang pegawai. Selama menunggu Tao selesai dengan urusan rambutnya Yifan tidak sedikit pun melepas pandangnya dari Tao.

"Selesai!" seru Tao senang saat sang pegawai membersihkan sisa-sisa rambut disekitarnya.Deg! Yifan memandang takjub Tao dengan rambut model barunya. Dengan poni yang dipotong pendek memperlihatkan mata kucing Tao. Untuk sesaat Yifan berharap waktu berhenti agar dia bisa mengagumi sosok Tao lebih lama.

"Hey naga?!" Tao mengibaskan telapak tangannya dihadapan Yifan.

"A-ah ayo kita makan aku lapar Ssaem"

"No! Kau harus menemaniku –"

"Baiklah baiklah ayo beli beberapa. Dan segera makan"

. . .

Yifan meratapi nasibnya. Bagaimana tidak, lihat saja apa yang telah Tao perbuat. Kedua tangan Yifan penuh dengan barang-barang pilihan Tao mulai dari atasan hingga barang kecil seperti peircing. Sementara guru biologinya itu dengan santainya keluar masuk ruang ganti. Ketika menunggu Tao, ada sesuatu yang janggal melintas dipikiran Yifan. Mata –mata Tao. Ada sesuatu yang aneh disana. Tampak berbeda dari orang kebanyakan.

"Wu Yi Fan!" Yifan tersentak mendengar suara cempreng khas milik Tao.

"Kau ini menyebalkan sekali!" Tao memindahkan barang-barang pilihannya yang akan dia beli dari tangan Yifan berpindah ke tangannya lalu lelaki itu berjalan cepat menuju meja kasir didepa sana meninggalkan Yifan dibelakang.

"Ya! Tunggu Ssaem" Yifan berjalan cepat menyamakan langkahnya dengan Tao.

. . .

Yifan berhasil membuat Tao tidak lagi marah padanya hanya saja dia harus rela mengeluarkan biaya lebih untuk makan siang. Kalian pasti sudah bisa menebak bukan? –Yifan harus mentraktir Tao sepuasnya. Termasuk dimana mereka akan mengisi perut Tao yang harus menentukannya. Akhirnya Tao menjatuhkan pilihannya pada restaurant pasta bernama 'Papa's Son '

Yifan memilih tempat paling pojok entah apa alasannya.

"Kau pesan apa panda?" Yifan bertanya namun tidak memandang Tao. Yifan masih asik menjelajahi nama demi nama pasta yang menggiurkan baginya.

Tao mengetuk-ngetukkan telunjuk pada dagunya "Umm –satu Spaghetti Aglio e Olio lalu Blue Lemonade –umm juga Pai apel sebagai dessert –lalu "

"Stop! Jangan terlalu banyak ge. Ingat, kau masih dalam tahap diet ringan" Yifan menarik buku menu Tao. Tao menggembungkan pipinya –tanda dia marah pada Yifan. Tapi Yifan tidak peduli, anak lelaki itu sibuk menyebutkan menu apa yang akan menjadi santap siangnya nanti.

Setelah sang pelayan pergi Yifan mengalihkan pandangnya menatap ke arah Tao yang menekuk wajahnya lucu.

"Hey panda"

"Hm?"

"Kau sedang datang bulan ya? Sensitive sekali" Cibir Yifan

"Kau yang menyebalkan Naga jelek!" Tao mengangkat sendok ditangan kanannya berlagak ingin memukul Yifan

Yifan dengan sigap mengambil posisi berlindung "Berani memukulku bayar sendiri pesananmu!"

"Ya! –"

"Yo Tao!" seruan seseorang dibalik punggungnya membuat Tao refleks membalikan badan. Sementara Yifan diam-diam berterima kasih pada seseorang itu karenanyalah dia tidak jadi mendapat amukan dari seokar panda –Tao.

"Huh? Changmin?" Tao menggerutkan alisnya

Sementara changmin tertawa melihat ekspresi lucu Tao, dia terus berjalan mendekat ke arah meja Tao dan Yifan. "Ternyata benar. Aku hampir ragu itu kau. Kau terlihat berbeda sekali dari tiga bulan yang lalu panda" Changmin memandang Tao dari atas hingga bawah ketika sampai dihadapan Tao

"Tentu saja. Akan aneh bila setelah aku kehilangan 14 kilogram berat dan tidak berubah sama sekali"

"Wow kau pasti bekerja keras untuk itu"

"Yeah kau lihat dulu siapa instrukturnya" Tao melirik sebal Yifan yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi diantara dirinya dan Changmin

"Wu Yi Fan dari 3-2?" Changmin mengangkat satu alisnya tidak yakin kalau Yifan-lah yang menjadi instruktur diet Tao

"Yo Changmin Ssaem" Yifan melambaikan tangan ringan pada Changmin "Ingin bergabung?"

Changmin dan Tao bertukar pandang ketika mendengar tawaran Yifan. Tao mengangguk kecil melihat tatapan Changmin yang berarti 'bolehkah?'

Awalnya suasana terasa hangat diantara ketiganya. Namun saat menu santap siang datang hanya hening yang diiringi dentingan alat makan dan bincang-bincang ringan pengunjung lainnya. Tao terlalu sibuk menyantap makan siangnya hingga tidak menyadari dua lelaki yang berbeda umur didekatnya sedang menatap dengan tatapan sulit dibaca. Ada seribu makna tersembunyi dikedua pasang mata tajam mereka.

Grekk,

Yifan secara tiba-tiba beranjak dari duduknya. "Toilet" ucap Yifan santai namun tatapannya tajam lurus kedepan.

Tao menatap punggung Yifan dengan tatapan menyelidik. Ada yang janggal baginya. Cara Yifan berjalan terlalu tegap dan waspada untuk ukuran seorang remaja. 'Cih dewasa sebelum umur' cibir Tao dalam hati.

Sementara itu di dalam toilet.

Yifan menumpukan kedua tangannya diatas wastafel, matanya menatap kosong pantulan dirinya dicermin. 'Kau harus melakukan sesuatu Yifan' sugesti Yifan pada dirinya sendiri. Untunglah hanya ada dirinya disana, kalau tidak orang lain akan memandang heran kearahnya.

Kriett,

Refleks Yifan melihat ke arah pintu toilet saat mendengar suara pintu terbuka. Changmin muncul dengan ekpresi datarnya. Lelaku yang berprofesi sebagai guru matematika itu dengan santai memperbaiki tatanan dasinya tidak peduli pada tatapan tajam yang Yifan layangka melalui pantulan cermin.

"Apa?" Akhirnya Changmin membuka suara

Yifan menatap remeh Changmin "Kau yang apa"

Changmin balas menatap takalah tajam "Sebelum mendapat bunga kau harus menghadapi durinya terlebih dahulu. Hanya itu"

. . .

Brugh!

Yifan dengan rasa tak bersalah menjatuhkan semua paper bag dari berbagai brand milik Tao diatas lantai kamar yang Tao tempati selama berada dirumah megah Yifan. Tao menatap horror paper bag yang Yifan jatuhkan barusan. "Hyaaa kenapa kau hempaskan seperti itu bocah" Tao menunjuk-nunjuk tumpukan paper bag –nya

Yifan berkacak pinggang "Kau pikir aku asistenmu Ssaem? Menyebalkan sekali"

"Aku sudah minta tolong fan!" Tao yang tidak mau kalah ikut bekacak pinggang

"Kapan kau meminta?"

"Tadi"

"Tadi Kapan?"

"Tadi siang Yifan?!"

"Aku tidak ingat" Yifan mencibir pada Tao

" Itu salahmu pikun!"

"Apa? Siapa yang kau bilang pikun gendut!?"

"Apa!? –" Tok! Tok! Tok! Pertengkaran antara Naga dan Panda itu terhenti ketika pintu diketuk

"SIAPA?!" seru keduanya bersamaan. Wow sungguh menyeramkan.

Cklek. Pintu terbuka, salah satu pelayan bernama –Sunny menyembulkan kepalanya takut-takut "Pe-permisi tuan. Se-semua sudah siap"

Yifan menghela nafas "Baiklah. Kau boleh pergi" lalu anak lelaki pemilik mata setajam mata pisau itu menatap Tao dengan sabar. "Ayo kubantu merapikan barangmu Ge"

3 bulan sudah berlalu dengan cepat dan hari ini saatnya Tao kembali ke apartementnya. Sedikit berat pagi lelaki bermata panda itu meninggalkan rumah yang sudah mulai familiar baginya ini. Bukan karena rumah serba ada dan mewah itu –ini tentang Yifan. Jujur saja, selama terhitung hampir 4 bulan bersama dan selalu berada didekat Yifan yang berstatus sebagai muridnya Tao merasa tidak butuh siapapun lagi didekatnya. Sepertinya dia juga mulai lupa tujuannya berada didekat Yifan.

Tao memandangi bingkai yang terdapat foto pertama mereka berdua. Terlihat Yifan dengan kostum Naga-nya sedang memiting kepala Tao lucu sementara Tao dengan kostum Panda-nya berekspresi seolah berusaha keras melawan Yifan, foto itu diambil saat pesta kostum sekolah bulan lalu –sunguh sesuatu yang menyenangkan untuk diingat selamanya. Setelah puas memandangi foto itu Tao memasukannya ke dalam Handbag berukuran sedang didekatnya.

"Sudah siap?" Suara Yifan dari arah belakang menginterupsi Tao

Tao menatap Yifan dengan senyum merekah "Siap kapten!~"

. . .

Datang lagi. Rasa itu datang disaat yang tidak tepat. Tao mulai merasa kepalanya seperti dipukul-pukul dari semua arah, wajahnya menghangat, pandangannya bergoyang terkadang berputar-putar, keringat dingin mengalir deras

"Yih –fanh" Tao memanggil Yifan dengan sisa tenaganya

"Fanh –"

Yifan yang terpanggil pun menoleh singkat kearah Tao lalu fokus pada jalan "Kau kenapa hey panda"

"Lebih –cepath tolongh" Tao dengan susah payah berbicara dengan nafasnya yang tidak teratur

"Maaf. Apa ge?"

Bruk! Ckitt!

Yifan menghentikan laju porsche macan putihnya secara tiba-tiba sedetik setelah Tao tidak sadarkan diri. Untung saja tidak banyak kendaraan yang melewati daerah itu.

"Hey panda?!" Yifan mengguncang ringan tubuh Tao

"Tao-ge?"

"Ssaem?" – tetap tidak ada sautan. Yifan kembali ke posisinya semula, raut wajah khawatir Yifan berubah perlahan kembali datar, tatapannya menajam –tatapan yang sangat tidak disukai Tao. Yifan pun melajukan kembali porsche macan putihnya.

. . .

"Pembangkang memalukan!" –Hentikan

Plak! – Eomma, tolong.

"Dasar anak tidak tau diri" –Jangan

Brugh!

"Keluar sekarang juga!" – Tidak. Maafkan aku.

"Kau bukan bagian dari keluarga ini lagi!" –Bangun! Bangun Tao!

"Ah! Hah.. hah.. hah.." Tao bangun dari tidur panjangnya dengan histeris

"Hey! Hey! Tidak apa-apa. Tidak apa-apa panda" Tao merasa sepasang tangan memeluknya erat membalutnya dengan rasa hangat.

"Yifan –Yifan" Tao membenamkan kepalanya pada dada kokoh Yifan

"Ya Ssaem"

"Hiks.. eomma.."

Setelah Tao tenang Yifan menyuruhnya berbersih diri, sementara Yifan memasakan sesuatu untuknya.

Tao menyalakan shower, mendinginkan kepalanya dengan pancuran air. Kepalanya masih berdenyut sakit akibat menangis berlebihan tadi. Beruntung Yifan berada didekatnya, kalau tidak mungkin saja Tao masih meringkuk ketakutan dalam selimutnya sekarang.

Tao mendengus, memandang remeh refleksi dirinya dari pantulan cermin didepannya. 'Dasar lemah. Pengecut' rendah Tao. Lelaki berumur 25 tahun itu beralih pada kotak obat didekat wastafel diujung kamar mandi apartementnya, Tao menuntun tubuh telanjangnya ke arah kotak itu. Menatapnya datar, entahlah apa yang dia pikirkan. Dengan ragu Tao membukanya mengeluarkan seluruh isinya dengan tidak sabaran, meraba-raba sudut atas kotak itu menekan sesuatu disana. Hingga,

Dinding tempat dimana kotak itu menggantung bergeser pelan tanpa suara dan getaran, sangat halus. Tao tersenyum aneh saat melihat kotak pink berukuran sedang didalam dinding yang bergeser itu.

"Hello,baby" Tao mengulurkan tangannya membuka kotak itu, dia tersenyum puas ketika mendapatkan apa yang dia butuhkan –sebotol kecil berisi cairan bening dan sebuah suntikan. Tepat. Rasa itu muncul kembali. Pandangan Tao mulai bergoyang-goyang, kepalanya seperti dibebani yang beratnya tak terkira, keringat dingin mulai mengalir ditubuh basahnya –sungguh menyiksa.

Dengan tangan bergetar Tao mengisi suntikan itu dengan cairan bening dalam botol kecil tadi, tentu dengan tangan yang bergetar tidak tepat sasaran secepat saat keadaan normal. Tapi pemuda panda itu dengan usaha kerasnya pun berhasil memindahkan seluruh cairan itu kedalam suntikan ditangan kanannya.

"Ahh.." Tao mendesah lega saat suntikan itu menembus kulitnya dan menumpahkan seluruh cairan bening itu disana. 3 menit kemudian semua kembali normal, cepat-cepat Tao memasukan kedua benda itu ke dalam kotak pink tadi. Membersihkan semua jejak-jejak kekacauan yang dia buat.

. . .

Cklek

"Oh sudah selesai" Yifan tersenyum kearah Tao yang sedang duduk bersandar diranjang. Ditangannya ada semangkuk sup daging hangat favorite Tao dan segelas susu strawberry.

"Makanlah Ssaem" Yifan menyerahkan mangkuk sup pada Tao dengan hati-hati

"So Sweet~" Cibir Tao pada Yifan yang mendelik

"Dasar tua tidak tau terima kasih" balas Yifan takalah pedas

"Ah Ya!" Yifan mengeluarkan sesuatu dari laci meja kecil disebelahnya. "Aku menemukan sesuatu dilantai. Ini apa ge?" Yifan bertanya dengan wajah polosnya menunjukan satu plastik bening kecil berisi 3 pil bulat berwarna jihau muda,abu-abu, dan putih.

Tao terbelalak mendapati barang yang diapit Yifan menggunakan ibu jari dan telunjuknya, namun lelaki pemilik bibir peach menggoda itu berusaha tetap terlihat biasa.

"Vitamin" Balas Tao singkat sebelum kembali memakan sup buatan Yifan

"Vitamin? Boleh aku minta?"

"Jangan!"

Yifan mengerutkan alisnya heran"Eh?"

"J-jangan. Hanya tersisa tiga dan harganya mahal"

Yifan yang keras kepala tidak kehabisan akal "Aku bisa membelikan sepuluh untukmu"

"Ck! Tidak!" Tao merampasnya dari tangan usil Yifan

Yifan melirik sebal kekanakan ke arah Tao "Dasar tua. Pemarah,pelit,tidak tau terima kasih, jahat pula! Ck" Yifan bersedekap

"Berisik. Ah ya bagaimana untuk langkah selanjutnya?"

Yifan mengerutkan alisnya kembali "Langkah selanjutnya apa?"

"Victoria, stupid"

"Ah! Yayaya. Kau tinggal mendekatinya saja" Yifan menaikan kedua bahunya

Tao berdecak, Yifan benar-benar menguji kesabarannya "Caranya bocah"

"Mudah saja, kau undang Vict Ssaem makan malam. Aku yang akan mengurus semuanya, kau hanya perlu menentukan kapan Panda"

"Baiklah"

'Kena kau'

. . .

Langkah ketiga : Dekati dan tangkap!

Tao mempercepat jalannya melihat Victoria yang tidak jauh didepannya. Dia harus melancarkan rencananya mendekati Victoria hari ini sesuai daftar rencana yang telah Tao dan Yifan susun dengan sangat rapi sejak awal.

"Vict Seongsaengnim!" Tao berseru memanggil Victoria

"Oh, Hey Tao" Victoria tersenyum cantik kearah Tao yang merona karenanya

"Kau ada waktu sabtu malam ini Vict?" Ajak Tao santai tanpa gugup sama yang pesat Tao.

Victoria berpikir sejenak "Umm Ya sepertinya"

"Bagus! Ingin makan malam denganku?" sungguh percaya diri Yifan menular padamu Tao.

"Boleh saja"

"Baiklah pukul tujuh, okey?" Tao melayangkan dirty wink pada Victoria. Asal kalian tau, itu semua hasil didikan Yifan selama kurang lebih 4 bulan ini. Berbahaya.

Tao membalikan tubuhnya, menatap Yifan yang bersembunyi dibalik pot tanaman berukuran besar. Tao membentuk tanda 'ok' dengan tangan kanannya tidak lupa senyum manis dibibir peachnya.

. . .

Yifan menghentikan porsche macan putihnya didepan sebuah restaurant bergaya Eropa yang sudah dia pesan khusus untuk makan malam –umm atau lebih tepat first date Tao dan Victoria. Jadi jangan kaget kalau hanya ada Tao dan Victoria sebagai pengunjung malam itu.

Yifan menatap gedung restaurant itu sejenak lalu beralih pandang ke arah Tao dikursi penumpang

"Hey panda, kau gugup?" Yifan melihat Tao yang meremas-remas tissue

"Tidak –umm sedikit mungkin"

"Lihat aku Panda" Tao menatap tepat dimata Yifan

Yifan mencubit kedua pipi tembam Tao "Jangan gugup okey!"

"Ohkey, lepash Nagha!" Tao dengan susah payah membalas ucapan Yifan

Yifan tertawa lalu membebaskan pipi tembam Tao yang memerah sekarang. Tangan panjangnya terulur membukakan pintu untuk Tao dari dalam, "Nah sekarang temui Vict Ssaem. Wanita paling tidak suka menunggu. Ciao!" Yifan memberi petuah dan semangat kepada Tao

Chup! –Tao memberi satu kecupan dipipi kanan Yifan

"Thanks Yifan!" Tao keluar dan memasuki restaurant meninggalkan Yifan yang masih membeku ditempat.

'Hangat' batinnya

'Test –Kris hey kris' Sebuah suara terdengar dari balik Jas yang Yifan kenakan. Ah sudah waktunya ya.

"Yo Chanyeol. Rencana berubah"

'Apa? Kenapa begitu?' balas suara diseberang sana

"Turuti saja. Serahkan semua kepadaku. Jangan ada yang membantah" Suara Yifan tidak pernah setegas dan seserius itu.

. . .

Acara makan malam antara Tao dan Victoria terasa menyenangkan bagi Tao. Kepribadian Victoria yang sangat cocok dengannya membuat mereka tidak kehabisan bahan perbincangan. Mulai dari umum hingga hal yang lebih pribadi.

"Benarkah? Aku tidak menyangka kau bisa Wushu Tao" Victoria berdecak kagum

"Yeah sebenarnya itu sudah kukuasai sejak kecil namun ada sedikit masalah akhir-akhir ini" Tao mengangkat kedua bahunya

"Berminat mengajariku Tao Ssaem?" Victoria menatap Tao menggoda

"Boleh saja. Tapi aku akan mengajukan satu syarat" Tao beranjak memberikan satu tangannya kepada Victoria yang disambut senang oleh wanita pandai berbahas Jerman itu –waktunya berdansa.

Kanan –

"Kau –"

Kiri –

"Harus –"

Kanan –

Sret. Krek. Clik.

Semua terjadi begitu cepat sampai Tao tidak menyadari tangan kanannya kini telah terkunci borgol terlebih yang membuat Tao terkejut adalah Yifan sendiri pelakunya berdiri dibelakangnya dengan tegap.

"Kyaaaa" Tao membulatkan matanya saat melihat Victoria diseret oleh dua orang lelaki tidak dikenal

"Kau harus menjelaskan semuanya pada persidangan nanti " Deg! Tao bergetar mendengar nada bicara Yifan, Yifan tidak pernah sedingin dan sedatar itu padanya. Namun Tao cepat kembali menempatkan diri dimana posisi dia berada sekarang.

Yifan mendekatkan wajahnya kearah telinga Tao dan berbisik "Jangan membantah"

"How dare you"

Buagh! Tao menyikut kuat rahang tegas Yifan menggunakan tangan kirinya yang bebas. Dan dengan secepat kilat Tao memutar balik tubuhnya, menendang tepat perut Yifan yang otomatis melepaskan cengkraman kuat tangannya ditubuh Tao tadi.

"Akh!" Yifan meringis namun tanpa menghabiskan waktu dia cepat berdiri kembali

Baku hantam diantara Yifan dan Tao tidak terelakkan,satu tendangan kuat dari Yifan di kaki kirinya mengakibatkan Tao susah berjalan namun dengan otak cerdasnya Tao meraih pisau makan restaurant dan menyayat permukaan kulit pipi Yifan

"Shit!" Bugh! Yifan tak mau kalah pun membalas Tao dengan tendangannya. Brak! Tao terhempas menghantam meja-meja restaurant

"Argh!" Tao mengerang memegangi pelipisnya yang robek, tangan kanannya yang terkunci borgol pun mulai meneteskan darah. 'Shit! Kau harus cepat Tao!' perintahnya pada dirinya sendiri. Namun sayang gerakan Tao yang terbatas karena kaki kirinya terluka membuatnya kalah cepat dari Yifan.

Krek!

Yifan lebih dulu duduk diatas pertu ratanya, mengarahkan pistol tepat ditengah kening Tao. "Sudah kubilang dari awal jangan membantah!" sentak Yifan dengan tatapan dingin menyakitkan tepat menusuk dihati Tao. Namun Tao masih ingat posisinya sekarang ini

"Lalu? Aku harus bilang wow, begitu –ah ?" balas Tao takalah dingin dan datar.

Yifan semakin menekan moncong pistolnya,

"Brengsek!"

'Sekarang,Kris!' Seruan Chanyeol terdengar lagi dari sesuatu dibalik Jas yang dikenakan Yifan –tentu hanya Yifan yang bisa mendengarnya

'Tidak! Aku tidak bisa' Bukannya melakukan apa yang diperintahkan Chanyeol Yifan malam diam dan menatap langsung mata kucing Tao

Sret. Bugh! Krek!

Yifan dengan cepat sadar apa yang telah Tao lakukan. Tao memutar balik posisi mereka, lelaki panda itu menyudutkan Yifan di dinding restaurant, mencekik Yifan dengan siku kirinya sementara tangan kanannya yang menetaskan tetes demi tetes darah mengacungkan pistol Yifan ke kening tuannya sendiri.

"Cih! Pantas saja aku selalu merasa ada yang aneh denganmu!" Tao denga teganya meludahi wajah Yifan

"Aku akan mengingat semua pengkhianatan ini Wu!"Tao menekan siku kirinya lebih mencekik Yifan hingga lelaki itu lemas dan terjatuh kelantai. Tao memanfaatkan kondisi Yifan yang diperkirakan tidak bisa bergerak cepat dalam beberapa saat dengan menggeser meja-meja restaurant mengepung Yifan yang tersudutkan.

Tepat saat Yifan pulih dan bangkit Tao melemparkan pisau tepat mengenai jas bagian lengan kanan Yifan hingga menancap pada dinding dibelakang Yifan.

"Tidak semudah itu menangkapku bocah ingusan!" Tao memandang remeh Yifan yang masih berusaha melepaskan diri sayangnya dengan sisa tenaga yang dia miliki tidak akan bisa secepat itu lepas –perhitungan yang sungguh cerdas Tao.

"Bye little shit!" Tao berlari dengan cepat walaupun kaki kirinya terluka

"Chanyeol! Kejar dia" teriak Yifan geram

. . .

Wu Yi Fan atau yang lebih dikenal Kris Wu –adalah seorang anggota kepolisian Korea Selatan. Dia mendapat tugas terakhir sebelum naik pangkat dari sang atasan untuk menangkap hidup-hidup seorang pengguna sekaligus bandar Narkoba dengan latar belakang Broken home. Awalnya sang target adalah anak lelaki yang hidupnya penuh kasih sayang serta berkecukupan yang lebih, namun beranjak umurnya semakin berkurang pula cahaya kebahagiaan hidupnya.

Dan tepat saat umurnya 16 tahun, ibunya meninggal yang sangat diyakininya karena diracun oleh selingkuhan ayahnya –calon ibu tirinya kelak yang tiada hari tanpa menyiksanya, naasnya lagi sang ayah yang dulu bersikap lemah lembut padanya terpengaruh oleh segunung fitnah yang dilayangkan ibu tirinya. Puncaknya sang target dituduh ibu tirinya menghamili teman satu kelasnya sendiri, karena tidak ingin menanggung malu ayahnya pun mengusirnya.

Dimasa gelapnya sang anak lelaki bertemu dengan seorang yang baik hati menurutnya namun busuk dibaliknya, seseorang itu menjerumuskan sang anak pada sesuatu yang sangat dilarang di Negeri Gingseng itu. Narkoba –sang target pun terjerumus menjadi bandar Narkoba yang cekatan berpindah-pindah dan berganti-ganti indentitas. Satu yang Yifan sedikit syukuri sang target bukanlah pencandu hanya pengguna.

Sang target adalah –Huang Zi Tao, yang bernama asli Edison Huang. Anak lelaki keturunan China-Korea dari pasangan –Huang Feilang dan Han Chaeri.

Huang Zi Tao –berhasil lolos saat malam penangkapannya satu bulan yang lalu. Timnya sampai sekarang masih melakukan penyelidikan dimana target mereka itu berada. Yifan sangat yakin Tao melarikan diri dan bersembunyi didaerah terpencil sehingga sulit dilacak keberadaannya.

Yifan memandang kosong foto dirinya dan Tao saat pesta kostum di'sekolah'nya. Jujur, Yifan merindukan lelaki panda itu

'Hey panda dimana kau' Yifan memandangi langit luas lewat kaca ruangannya

Brakk!

"Kris! Aku menemukannya!" Chanyeol menjeblak pintu ruangan Yifan dan memberitahu sesuatu yang membuat Yifan segera berdiri dari duduk santainya.

. . .

Yifan yang telah mengetahui keberadaan Tao langsung menuju tempat persembunyian lelaki dengan nickname panda itu bersama Tao selama 1 bulan ini bersembunyi disalah satu desa dekat pegunungan seoul yang sulit dijangkau. Butuh waktu lama untuk benar-benar sampai ke desa itu entah bagaimana Tao bisa sampai disana.

Yifan dan Timnya berhenti agak jauh untuk menjaga jarak dari sebuah rumah tradisional kecil yang diyakini sebagain tempat persembunyian Tao. Yifan turun seorang diri dari mobil Jeep yang ditumpanginya bersama Chanyeol, lelaki itu memberi aba-aba pada Tim-nya yang berrati 'jangan ada yang turun selain aku'

Yifan dengan mengendap-endap mendekati rumah tradisional berukuran kecil yang tampak sepi itu, dengan pistol yang sudah siap siaga. Yifan merapatkan tubuhnya, menajamkan pendengarannya setelah sampai didepan pintu. Terdengar langkah kaki didalam sana –dan Yifan sangat yakin itu adalah sang target –Huang Zi Tao.

1 –

2 –

3 –

Brakk! –Yifan mendobrak pintu yang terbuat dari kayu itu kuat.

Tepat. Sesuai dugaan Yifan dan Tim-nya –Tao berada disana sedang menikmati secangkir teh hangat

"Diam ditempat !" Yifan mengarahkan pistolnya tepat ke arah Tao –seperti 1 bulan yang lalu namun berbeda posisi

Namun dengan santainya Tao meletakan kembali cangkir tehnya ke atas meja kecil dihadapannya, "Oh, Kau sudah datang rupanya "

Yifan menyunggingkan senyum miringnya "Ya. Kau menunggu ku?"

"Tentu –" Tao menatap lurus Yifan. "Kau boleh menangkap tanpa pemberontakan dariku. Dengan satu syarat"

"Apa?"

"Kenapa kau membebaskanku. Aku tau perhitunganku meleset dan tenagamu tidak selemah itu komandan Wu"

Yifan mendengus "Kau tau aku betul ya. Kau ingin tau?"

–Satu anggukan kecil dari Tao

"Karena –"

" –Aku mencintaimu! Jadi pergi dari hadapanku sekarang!" bentak Yifan dengan raut wajah yang mengeras.

Tao berjalan mendekat ke arah Yifan. "Baiklah. Silahkan tangkap aku Yifan" Tao mengelus pipi kanan Yifan yang masih memperlihatkan bekas luka akibat sayatan pisau Tao satu bulan yang lalu

"Tidak. Kumohon" Mata elang Yifan berkaca-kaca. Wow kekuatan cinta yang luar biasa.

"Kau harus Naga" Tao lebih dulu menitikan air matanya

Sret. Yifan menarik Tao kedalam pelukannya "Tidak. Tao pergilah, selamatkan dirimu"

"Kau yang harus menyelamatkan diri bocah" Tao balas memeluk erat Yifan

"Aku –"

"Okay lovebird. Mari kita selesaikan opera sabun ini sekarang" suara seseorang yang familiar terdengar dari balik punggung Yifan. Changmin dengan cepat menarik Yifan melepaskan pelukannya, sementara Tao yang ketakutan dengan gemetar menyudutkan tubuhnya ke dinding kayu rumah mungil itu.

Changmin menggengamkan paksa pistol ditangan Yifan dan mengarahkannya pada Tao. "Tembak dia sekarang Kris Wu!"

Namun Yifan tidak bergerak barang seinci pun

"Dengarkan aku Kris! Tembak dia sekarang!" Suara Changmin terdengar mengerikan bagi Tao yang semakin meringkuk ketakutan

Sayangnya bukan meluncurkan pelurunya ke arah Tao, Yifan malah menembakan peluru itu ke atap kayu rumah itu. Changmin yang terkejut atas tindakan Yifan lengah –dan dengan kecepatan kilat menyambar Yifan menyudutkan Changmin ke dinding sudut lainnya.

"Lari Tao! Lari!" Teriak Yifan ke arah Tao yang masih meringkuk ketakutan

–Tao masih diam menatap takut ke arah Yifan, tepatnya ke arah Changmin

"Tao! Fokus! Dengarkan aku! Kau harus lari. Sekarang!" Teriak Yifan tidak menyerah

"Huang Zi Tao!"

Pada teriakan Yifan yang terakhir, Tao pun menuruti perintah Yifan. Tao menatap Yifan penuh penyesalan sebelum berlari melalui pintu belakang rumah mungil itu.

"Kkhau akan men –nyesal telhah melepashkanhnya!" Vhangmin berkata dengan susah payah akibat cengkraman kuat Yifan pada lehernya.

"Diam. Kau tidak tau apa-apa" Ujar Yifan dengan datar menatap dingin Changmin yang berusaha mendapatkan oksigen lebih banyak

Changmin mendengus, "Cih! Aku tau segalanya" Brak! Changmin menghempaskan dan mengunci pergerakan Yifan dengan kuat hingga suara patahan lantai kayu terdengar. Changmin menaruh moncong pistol Yifan yang berhasil dirampasnya tepat di pelipis kiri Yifan, "Kau idiot memalukan! Kau membiarkan target pergi begitu saja!"

"Lantas?" Yifan menaikan satu alisnya dengan santai tanpa beban

Bugh! "Kau membuang karcis emas tim kita, Brengsek!"

"Dasar kau keparat egois!" Brugh! Changmin dengan emosi yang sudah memuncak menghajar Yifan membabi buta.

Dor!

Hingga terdengar suara peluru ditembakkan dari luar sana menghentikkan aksi Changmin tanpa perlawanan dari Yifan yang seketika membeku, taut wajahnya mengeras. Yifan mendorong Changmin hingga terjungkal ke belakang.

"Tao!" Yifan terseok-seok menuju arah pintu belakang –entah apa yang membuat Yifan begitu yakin itu adalah Tao –nya yang Ah, sudahlah Yifan terlalu takut untuk membayangkannya. Changmin melihat menatap ngeri aksi gila Yifan dengan kakinya yang hampir patah. Segera Changmin menarik rekan sekaligus ketua Timnya itu "Jangan gila!"

"Itu yang akan terjadi bila kau tidak menembakkan peluru sialan itu padanya!" Vhangmin meneriaki Yifan –berharap sang ketua sadar dan berhenti menggumamkan nama Tao

Prok! Prok! Prok!

Suara tepukan tangan beberapa orang terdengar mendekat dari arah pintu belakang

"Sungguh pertunjukan yang menghibur" Suara berat itu disambut tatapan kaget sekaligus bingung dari Yifan dan Changmin.

Atasan mereka -Choi Seung Hyun berdiri gagah tidak jauh dari Yifan dan Changmin berada. Namun yang lebih mengejutkan Yifan adalah –atasannya tidaklah sendiri. Tepat disisi kiri sang atasan Yifan bisa melihat dengan jelas betapa sehat dan kuatnya Tao berdiri disana memandang dingin ke arah Yifan. Tao tidak lagi mengenakan pakaian yang dikenakannya tadi, melainkan seragam kepolisian yang sama seperti milik Yifan bedanya jika lambang Yifan adalah 'Blue Wings' maka milik Tao adalah 'Angel Eyes' –itu lambang masing-masing tim kepercayaan kepolisian Republik Korea Selatan.

Seung Hyun melirik ke arah Tao "Kerja bagus. Akting yang mengesankan, " pujinya yang hanya dibalas dengan senyum kecil oleh Tao

"Terima kasih juga untuk kerja samanya Nona Song" Kini giliran Victoria melakukan hal yang sama seperti Tao sebelumnya

"A-apa yang –" Changmin yang belum mengerti akan situasi pun dengan tergagap membuka suara. Seung Hyun kembali menatap tajam Changmin dan Yifan yang telah tak berdaya penuh luka darah

"Apa perlu aku jelaskan –Mr. Wu?"

"Kalian terlah gagal dalam test terakhir" Deg! Jantung Yifan berdebam keras. Bila mereka gagal itu artinya –

"Silahkan tinggalkan kepolisian mulai besok dan Tim kalian akan dibubarkan malam ini juga –Mr. Max, "

–Wu Yifan telah terkhianati sepenuhnya.

. . .

Epilog –

Suasana ceria dan hangat memenuhi kafe itu. Sekumpulan anak muda yang bercengkrama ramai, beberapa pasangan menikmati waktu berharga berdua,keluarga kecil dengan anak yang sedari tadi tidak henti tertawa senang,ada pula beberapa yang menyendiri sibuk pada gadget masing-masing. Pemandangan menyejukkan yang tidak pernah bosan lelaki itu amati dari balik meja kasir.

Kling! Kling!

Suara bel kecil di atas pintu berbunyi menandakan ada seorang pengunjung lagi. Sang kasir langsung dengan sigap mengambil posisinya.

"Selamat –"

"Hai –" sang pengunjung tersenyum manis ke arah sang kasir

" –Datang" sang kasir membeku ditempat. Deg! Deg! Deg! Jantungnya berdetak kencang.

" –lama tidak bertemu –"

" –Yifan" Sang pengunjung memperlebar senyumannya hingga mata pandanya membentuk seperti bulan sabit.

-Tamat-

okee sebelumya aca bakal ngejelasin beberapa hal disini :

1. Mata Tao : Maksud yifan itu mata Tao gak bersih/sekinclong/? mata orang kebanyakan jadi Yifan makin yakin kalo Tao itu pakek Narkoba

yang suka pusing,pandangannya gaje,badanya geter-geter : Itu cuman akting tao doang

3. adegan Tao di kamar mandi : itu yang jg cuman akting yang disuntukin tao itu vitamin, tao akting kayak orang bener-bener pakek narkoba karena dia tau Yifan udah masang kamera tersembunyi si seluruh ruangan apartementnya

yang ditemuin Yifan : emang vitamin kok dasar Yifan-nya aja yang akting terlalu mendalami sampe gak teliti

5. jalan cerita sebenarnya bagi yang kalau saja belum mengerti krn alurnya cepet ya? : oke. Yifan itu ceritanya anggota kepolisian kebangaan korsel dia punya tim namanya 'Blue Wings' mereka bakal naik pangkat kalo berhasil jalanin tes terakhir yaitu nangkep bandar narkoba gadungan yaitu Tao wkwk. nah Yifan yang ambisinya besar percaya-percaya aja dikasih informasi palsu. Sementara tao itu jg sebenernya anggota kepolisian korsel tapi tugas di china nama tim tao 'angel eyes'. Tao dipanggil balik ke korsel untuk bantu misi gadungan itu, jadilah tao yang awalnya kuat,tegap,ramping,sexy harus rela badannya menjadi melar *ups wkwk. terus blablablaa akhirnya begitulah wkwk

...

Kyaaaaaaaaaaaaa ff gaje apalagi ya telah aca tulissss XD

ini romance kagak crime juga kagak ya tuhan :||

maafin aca ya para readers tercintaaa kalo ff ini super gajee dan alurnya kecepetann huhuhuhu:((((

aca bener-bener minta maaf keyy? dimaafin kann? hehehe :D

oh ya aca lagi nulis ff lagi yang pastinya KrisTao jadi ditunggu yaaa wkwkw :D

Kalo ada yang mau chat sama aca tinggal kirim PM okeeeyy *wink*

Readers yang baik adalah yang meninggalkan jejak ^^~

-menerima kritik dan saran yang membangun *lopeelopee*

oh ya ini repost gr2 ada kesalahan pengeditan wkwkw

WO AI NI~~~