Ini adalah hari terakhirku di Bumi. Aku harus bisa menyetir mobil!/Sudah puas memandangiku nona kelinci?/Aku rasa aku jatuh cinta padamu/Jangan pergi, Minnie. Kau satu-satunya temanku/

Original by

.

My last day to Drive

February 2015, Seoul

Ini adalah hari terakhir ku berada di sini, bukan. Bukan di Seoul, tapi di dunia ini. Aku tidak mati, tapi akan segera musnah. Nama asliku Minnie, tetapi di Seoul aku dipanggil Sungmin Lee.

Aku dari klan biru, tempat tinggalku adalah disebuah planet indah mirip dengan bumi. Planet yang indah, sampai akhirnya klan merah ̶ si jahat. Ya, kami menyebutnya begitu. Mereka membunuh habis seluruh penghuni planetku, seluruh klan biru. Dan akhirnya hanya aku tersisa, entah aku tidak tahu kalau ada yang lain.

Entah bagaimana, aku bisa ada di bumi. Yang pasti, aku sekarang tinggal dengan seorang gadis, temanku ya teman begitu harus aku menyebutnya. Namanya Heechul. Orangnya baik, banyak bicara, dia sering marah-marah, dan aku sering bingung kenapa dia jarang sekali pulang ke apartemen. Dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu siapakah aku sebenarnya.

Oh ya, aku sudah tinggal dibumi sekitar 2 tahun. Dan hari ini tepat 2 tahun aku di bumi, aku tidak akan bisa bertahan di planet lain lebih dari 1 tahun ̶ seharusnya. Tetapi, ini sungguh aneh. Ku pikir mungkin tahun ini aku akan musnah.

Dan di hari terakhir ku ini, aku ingin sekali melakukan suatu hal yaitu menyetir mobil. Aku ingin sekali bisa mengendarai sebuah benda besi yang keren itu.

.

.

Kringg..kringgklik..

"Halo?"

"Ming, kau ada dimana? Kau tidak pergi ke mana-mana kan? Jangan berpergian ya, kalau ingin pergi jangan jauh-jauh. Aku takut kau hilang, apalagi kau itu ceroboh sekali orangnya" suara Heechul? Kenapa dia meneleponku dengan nomor yang tidak ku kenal? Lalu, kenapa aku tidak boleh pergi?!

"Aku sedang di taman dekat apartemen, kenapa Heechul? Aku hanya ingin belajar menyetir." Aku mengerucutkan bibirku ̶ sebal.

"Kau kan bisa belajar dengan ku, coba kau mengatakannya dari kemarin. Pasti hari ini kita bisa belajar menyetir."

"Kau saja tiba-tiba pergi tadi pagi. Kau tahukan, bisa saja besok aku sudah musnah, tapi kau malah pergi. Aku ingin menyetir, Chullie! Pokoknya aku harus bisa menyetir mobil! Huh!" klik..

Aku matikan saja ponselku, kesal. Kenapa si Chullie itu hilang-hilangan terus sih? Memangnya apa yang dikerjakannya? Aku sebenarnya masih belum mengerti dengan bumi, banyak hal yang masih membingungkan untuk ku mengerti.

"Dasar bodoh. Aku ingin sekali bisa mengendarai benda besi itu. Pertama kali aku menyentuhnya, benda itu terasa dingin. Ku kira itu senjata perang, ternyata alat untuk pergi. Huh kenapa sih, hanya ingin bisa mengendarai saja aku tidak ada kesempatan…" aku merengut, kesal sekali rasanya. Apalagi ini kan hari terakhirku, setidaknya aku bisa melakukan hal yang menyenangkan.

"Kau ingin bisa menyetir maksudmu?"

Hah? Suara siapa…

"Ya Tuhan!." Aku kaget, disampingku kini duduk seorang pria, dia indah sekali. Hm, apa namanya? Oh, tampan! Begitu kata Heechul kalau dia melihat pria yang indah. Pria ini tampan dan keren? Ya, keren. Itu juga kata Heechul jika melihat pria seperti ini.

"Sudah puas memandangiku, nona kelinci?"

Hah?

"Kelinci? Aku ini manusia kok, sungguh aku manusia. Bukan, aku bukan mahluk lain. Kenapa kau sebut aku kelinci?" ya Tuhan, apa dia tahu kalau aku ini dari planet lain? Batinku.

"Yaampun, kau ini. Aku hanya bercanda. Jadi, kau ingin bisa menyetir?" tanya pria itu sekali lagi.

"Iya! Aku ingin sekali bisa menyetir. Ah, memangnya kenapa?" aku menaikkan sebelah alisku, sebenarnya aku bingung kenapa dia tiba-tiba ada disebelahku.

Pria itu bangkit berdiri, lalu tangan kanannya terulur ke arahku.

"Ha?"

"Ayo!" dia menarik tanganku, lalu kami berjalan ke arah sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan.

"Masuklah." Perintah pria itu padaku. Tapi, aku tidak mengerti jadi aku diam saja.

"Cepatlah masuk."

Dia membukakan pintu mobilnya lalu mendorongku masuk kedalam mobil itu. Sementara aku masih mencerna apa saja yang baru aku alami. Tunggu, kata Chullie aku tidak boleh ceroboh. Maksudnya..aku tidak boleh begini? Mendengar perintah orang yang tidak aku kenal.

Pria itu sekarang duduk di sebelahku, dibangku kemudi. Aku memandanginya ̶ bingung. Mungkin karena merasa diperhatikan dia jadi ikut memperhatikan aku,

"Aku Kyuhyun." Dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum dan aku menyambut uluran tangannya,

"Aku Minnie.."

Eh?!

"A-aku Sungmin! Lee Sungmin, maaf. Salah nama, hehehe." Aku menyengir, dan dia…dia tertawa?! Astaga.

"Kok kau tertawa? Ada yang lucu?" tanya ku.

"Masa kau bisa salah menyebutkan namamu sendiri, hahaha." Dia tertawa sampai memegangi perutnya. Astaga, memangnya di bumi ada peraturan tidak boleh salah menyebutkan nama?

Lagian kenapa aku bisa bodoh sekali menyebut nama asliku pada orang asing.

"Baiklah, jadi aku akan mengajarkanmu menyetir. Tenang, aku ini hanya ingin berbuat baik jadi jangan takut. Tapi, kita tidak latihan menyetir disini ya. Kita cari daerah yang lebih sepi." Ujar pria bernama Kyuhyun tadi padaku.

"Tunggu! Tempat sepi? Kau mau berbuat macam-macam padaku ya? Aku ini kan seorang perempuan. Dan kau…."

"Aku laki-laki. Lagipula, aku hanya ingin mengajarkanmu. Kebetulan hari ini aku sedang tidak ada jadwal, dan aku suka menyetir." Dia mengedipkan sebelah matanya. Dia terlihat tampan.

"Ya. Aku mau, dan aku..aku suka padamu." Aku terus memandangi wajahnya yang sangat indah. Bahkan lebih indah dari berlian biru kesayangan raja Andrew.

"Ya Tuhan, hahaha. Yang benar saja kau, hahaha." Dia tertawa, semakin membuatnya terlihat tampan.

"Kau ini polos sekali, Minnie."

Wait..

"Kau? Panggil aku Minnie? Kan sudah ku bilang namaku Sungmin." Sebenarnya aku senang dipanggil Minnie, karna itu nama asliku. Tapi, siapa tahu saja dia tahu perihal klan biru? Hm, mustahil juga sih.

"Aku suka Minnie."

Deg…

Jantungku sakit. Apa aku akan musnah? Demi merapi dan laut!

"Kau kenapa, Minnie?"

"Kau suka aku?" tanyaku penuh harap sementara dia hanya memandangku sambil tersenyum geli.

"Maksudnya aku suka namamu. Tapi, karna kau sangat polos dan manis. Mungkin aku bisa menyukaimu." Dia menghendikkan bahunya. Aku hanya terbengong-bengong sampai agak lama.

Dia suka Minnie! Namaku dan aku? Aku senang. Tapi, sebenarnya dia suka namaku atau aku? Aku mengernyitkan dahiku, maksudnya apasih.

Agak lama aku memikirkan kata-kata pria ini, sampai aku tidak sadar pintu mobil nya dibuka oleh seseorang yang tak lain adalah Kyuhun.

"Sudah sampai nona kelinci. Ayo!" lagi-lagi dia menarik tanganku. Lalu, dia menyuruhku masuk ke mobil lagi, dan itu adalah kursi kemudi. Kyuhyun juga masuk, dia duduk disebelahku.

"Oke, mari kita mulai belajar."

"Ya! Jadi, apa yang harus aku lakukan?" tanyaku, sejujurnya aku belum pernah mengemudi.

"Pertama, kau harus tahu giginya sudah netral atau belum…"

"Tunggu, Kyu. Gigi? Maksudmu, gigiku? Aku sudah menyikatnya." Aku mengamati wajahku di kaca yang ada dimobil.

"Bukan itu, Minnie. Gigi yang ini." dia menunjukkan sesuatu di tengah, pemisah antara aku dan tempat duduknya Kyu.

"Nah yang dibagian kaki itu ada kopling, rem dan gas. Sebelum kau memasukkan gigi. Kau injak dulu koplingnya. Kopling sebelah kiri, rem ditengah dan gas dikanan. Kau mengerti? Ada yang ingin ditanya?" ̶ aku menggeleng.

Aku menekan kopling dengan susah payah,

"Aku sudah menginjaknya, lalu bagaimana cara memasukkan…gigi?" tanyaku, lalu dia menunjuk sesuatu seperti tongkat tadi.

"Biar aku yang memasukkan gigi, kau injak kopling." Lalu dia menggerakan gigi tadi ke kiri atas,

"Sekarang kaki mu yang satu lagi gunakan untuk menginjak gas. Injak pelan-pelan gasnya, saat kau menginjak gas kau harus lepaskan koplingnya pelan-pelan. Ingat, pelan-pelan. Kau mengerti?"

"Yap, aku mengerti!"

Dengan sangaatt hati-hati aku melakukan hal yang diperintahkan Kyuhyun. Dannn,

"Jalan! Ya, Kyu. Mobilnya jalan. Yeeay."

"Pegang stirnya, Minnie. Jangan sampai kita menabrak." Ctak..

"Duh, sakit Kyu." Aku memegang dahiku yang baru saja di sentil Kyuhyun. Dengan cemberut aku memegang setir.

"Injak koplingnya lagi, aku ingin memasukkan gigi 2." Aku menginjak koplingnya dengan perlahan.

"Hm, cukup bagus juga. Oke, sekarang coba kau putar balik arah. Kau lepaskan gasnya pelan-pelan. Saat memutar kau harus bisa menyeimbangi kopling dan rem. Kau mengerti?" aku mengangguk. Seharusnya aku bilang saja, kalau aku ini sangat pintar. Orang-orang kami dilahirkan dengan otak cerdas. Jadi, aku adalah orang yang cepat belajar.

Lalu, aku memutar balik ke arah tadi. Dan mengendarai mobil ke jalan lain, ah aku baru menyadari kalau di sampingku adalah pantai.

"Kyu."

"Iya? Ada yang tidak kau mengerti?"

"Sebenarnya ini dimana?" tanyaku. Aku menepikan mobilnya, lalu aku menarik rem tangan supaya mobil ini berhenti. Lihat? Aku tahukan. Hehe,

"Daerah pantai Naksan. Kita disini saja dulu sampai matahari terbenam. Ah, kau sudah lelah? Ingin makan?" tanya Kyu,

Matahari terbenam ya? Entah mengapa, mengingat sebentar lagi sore. Aku jadi tidak rela, jika besok aku harus musnah. Ada sesuatu dihati kecilku yang ingin agar bisa tetap di bumi.

"Hey, Minnie. Kau ingin makan?" tanya Kyu sekali lagi.

"Ah, tidak usah. Aku tidak bawa apapun. Kau kalau ingin makan, aku temani." Ujarku.

"Baiklah, tunggu disini. Aku akan beli makanan di kedai yang ada disana. Jangan kemana-mana ya? Kalau ingin lihat pantai dari sini saja." Kyuhyun membuka pintu mobilnya, sebelum dia beranjak pergi dia berkata sekali lagi, "Jangan kemana-kemana, Minnie."

Aku mengangguk dan tersenyum. Lalu, dia berjalan ke arah kedai makanan itu.

"Kau bodoh sekali Sungmin. Kenapa bisa ceroboh dan berkenalan dengan pria setampan dia? Kalau begini jadinya, aku kan tidak bisa rela untuk musnah. Huh..." aku menghembuskan nafasku kesal sambil menggerutu sendiri.

Tok..tok..tok

Aku memandang ke arah jendela, Kyuhyun menggerakkan tangannya. Sepertinya dia memerintahkan aku untuk keluar dari mobil. Dan lagi-lagi aku mengikuti perintahnya.

Kami berdua berjalan ke arah pantai, tadi ku kira Kyuhyun beli makanan untuk nya saja. Ternyata dia juga membelikan aku. Dia membelikan sepotong roti dan susu. Katanya Kyuhyun, "Biasanya perempuan menyukai susu. Biasanya.."

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataannya.

Kami berdua terus berjalan di sepanjang pantai sampai akhirnya menemukan tempat yang pas untuk beristirahat dan makan.

Aku mulai memakan roti yang ternyata berisi daging. Sementara Kyuhyun hanya meminum kopinya.

"Kau tidak makan, Kyu?"

Dia menggeleng, " aku malas makan."

"Makan punyaku mau? Rotinya enak loh." Aku menyodorkan rotiku padanya, dan dia tersenyum sebentar lalu menggigit sedikit dari rotiku.

Aku senang.

"Sudah, kau habiskanlah rotimu." Dia mengelus rambutku dengan lembut. Aku sangat senang sekarang.

"Hm, Minnie. Kau tinggal di apartemen dekat taman tadi kan?" tanya Kyu tiba-tiba. Aku hanya memandanginya.

Aku bingung, jawab atau tidak ya? Takutnya nanti ketahuan. Hm, tapi kan dia hanya bertanya.

"Iya, Kyu. Kenapa memangnya?" jawabku akhirnya

"Kau tinggal sendiri?" tanya nya lagi.

"Aku tinggal dengan temanku. Dia seorang perempuan juga kok." Sebenarnya aku agak ragu dengan jawabanku.

"Oh, orang tua mu?"

Hm, sebenarnya hatiku sakit jika ditanya hal seperti ini. Aku bingung juga bagaimana cara menyampaikannya.

"Mereka sudah tiada." Jawabku. Akhirnya.

"Kau tahu? Orang tua ku juga sudah meninggal, Aku tinggal sendiri. Setidaknya kau lebih baik."

Lebih baik? Bukan hanya orang tuaku! Tapi, juga seluruh klan ku.

"Tidak ada yang lebih baik. Aku merasa sendirian. Temanku jarang pulang ke apartemen." Aku tertunduk lesu.

Tiba-tiba sebuah tangan hangat telah melingkar di bahuku. Tangan Kyuhyun. Entah walaupun dia orang asing tapi aku tidak merasa dia…jahat.

"Aku baru mengenalmu tapi aku merasa nyaman." Ujarnya. Aku mendongakkan kepalaku dan menatapnya ̶ dia tersenyum.

Karena tidak kuat berpandangan lama-lama dengan nya aku mengalihkan arah pandanganku ke pantai.

"Aku adalah seorang pembalap. Sejak aku kecil, ayahku sering membelikan aku miniatur mobil. Dia juga adalah seorang pembalap. Sementara ibuku sudah tiada sejak aku lahir. Dia meninggal saat aku dilahirkan, semuanya membenci aku. Tapi, tidak dengan ayahku."

Mendengar penuturan Kyuhyun, membuat aku mengalihkan pandanganku ke arahnya lagi. Tetapi, Kyuhyun justru sedang memandang lurus kedepan seperti sedang menerawang.

"Semenjak aku sadar bahwa hanya ayahku yang mencintai aku. Aku berusaha keras untuk bisa menjadi seorang pembalap yang hebat. Sayangnya, kecelakaan beberapa tahun yang lalu membuat aku kehilangan pekerjaanku." Dia menghembuskan nafasnya, terlihat menyesal?

Tapi, aku sama sekali tidak berkomentar. Aku hanya mendengarkan.

"Kepercayaan yang telah ada untukku, hilang lagi. Semuanya hilang. Aku juga mulai kehilangan kepercayaan pada diriku sendiri. Hah." dia tersenyum. Terlihat sedih.

Terakhir aku melihat senyuman seperti ini, ketika Spencer mengajakku ke sebuah bukit dan berkata bahwa dia adalah seorang prajurit yang belum beruntung karena tidak terpilih untuk mewakili klan biru berperang. Dan sekarang, aku melihat senyum seperti ini lagi.

"Kyu, kau harus mempercayai dirimu. Baru kau akan dapat kepercayaan dari orang lain. Dan satu hal, aku percaya padamu." Aku menepuk pundaknya, berusaha mengalirkan energiku.

"Hm, kau itu baik ya. Polos, dan juga manis." Dia tersenyum.

Ya Tuhan, bolehkah waktu terhenti sekarang.

"Minnie, kau tidak ingin bercerita tentang dirimu?" tanya Kyu.

"Aku tidak punya cerita yang menarik. Hehe." Aku menyengir, padahal dalam hati aku ingin sekali bercerita kalau aku tidak berasal dari planet yang sama dengannya.

Kalau, aku sebentar lagi akan musnah dan menghilang. Lalu, kami tidak akan pernah bertemu. Aku baru mengenalnya tapi aku sangat menyukai keberadaannya.

Karena tidak mau larut dalam keadaan seperti ini, aku beranjak ke arah pantai dan bermain air. Rasanya menyegarkan. Tak lama Kyuhyun datang menghampiriku, lalu kami bermain air bersama.

Kami tertawa dan menghabiskan waktu sampai tak terasa, matahari sudah mulai tenggelam ke peradabannya.

"Minnie." Kyuhyun menarik tanganku, mendekat kearahnya.

Dia..memelukku

Erat, aku membalas pelukannya.

"Aku tahu ini bodoh tapi aku nyaman berada didekatmu, Sungmin." Bisiknya di telingaku, aku tersenyum ̶ sangat senang.

"Kau bagaimana?" tanya Kyu. Aku memandang kedalam matanya ̶ dia tidak berbohong.

"Aku senang, sangat senang. Kau pria yang tampan dan baik hati, Kyu."

Cup..

Aku membelalakkan mataku, kaget. Kyuhyun mencium bibirku?

Aku senang, aku merasakan kehangatan bibirnya dan mulai membalas ciumannya.

Cukup lama, dan.

"Hahh, haah. Kyu! Kau nakal!" aku memukul lengannya, dia terkekeh. Lalu, merengkuh tubuhku dan mencium keningku, "Aku rasa aku mulai jatuh cinta padamu."

Aku mendekati bibirku ke arah telinganya, "Aku juga, Kyu" bisikku lalu mencium pipinya.

Dia tersenyum lalu memeluk tubuhku satu kali lagi.

.

.

Setelah asyik bermain di pantai, kami akhirnya pulang. Kyuhyun mengantarkanku ke apartemen.

"Sampai besok ya, Minnie." Dia mencium bibirku sekali lagi.

Aku tersenyum dan melambaikan tanganku, lalu dia pergi.

Dengan sedikit resah aku berjalan ke kamar apartemenku. Aku tahu ini salah, aku besok akan musnah. Tapi, aku tidak bisa membohongi perasaanku. Kyuhyun sangat baik, aku sangat menyukainya.

Saat sampai di kamar apartemen, ternyata Heechul sudah pulang.

"Hai, Minnie. Bagaimana? Kau melewati harimu dengan senang?" tanya Heechul

"Sangat senang. Kau tahu sesuatu, Chullie. Pasti kau tahu." Aku mengambil gelas berisi air yang ada diatas meja lalu meminumnya.

"Kau dan pria itu. Aku berharap besok kau masih ada. Karna aku tidak ingin kau pergi, aku tidak punya siapapun, Ming." Heechul, menangis?

"Chullie?! Kenapa kau menangis?" aku menghampirinya lalu menghapus air matanya. Dia memelukku.

"Aku tidak punya siapapun, ming. Paling tidak aku punya teman sekarang, teman yang benar-benar membutuhkan aku. Mungkin. Hiks."

Huhh! Aku harus apa? Aku tidak tahu. Bahkan sekarang aku mulai merasakan kebas dibeberapa bagian tubuhku.

"Kau harus mencari seseorang yang benar-benar kau cintai. Jangan sampai kau menyesal, Chullie." Aku memeluknya.

Dia terus menangis, sampai akhirnya ketiduran.

Aku menidurkannya di sofa dan menyelimutinya. Sebelum pergi ke kamar, aku tersenyum dan mencium pipinya.

"Aku sangat menyayangimu, Heechul."

.

.

Writer's Side

Pagi hari yang cerah, terlihat seorang gadis yang terbangun dari sofanya.

"Hoaamm." Dia menguap sangat lebar, lalu meregangkan otot-ototnya, setelah itu dia beranjak ke dapur.

Saat hendak mengambil air didalam kulkas, dia melihat sebuah note di pintu kulkasnya.

"Jaga kesehatanmu, jangan lupa makan yang teratur. Dan carilah cinta mu yang sesungguhnya -peri yang telah pergi^^"

Gadis itu, Heechul. Dia mengambil note tersebut, matanya terus menerawang isi note tersebut.

"Siapa sih yang menulis beginian? Peri? Peri apa coba? Hoamm." Gadis itu menempelkan note tersebut kembali ke pintu kulkas. Lalu dia mengambil air dan meminumnya sambil berjalan ke arah sofa.

"Kenapa sepertinya aku kehilangan sesuatu yang sangat berharga ya?" gadis itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Hati kecilku kenapa seperti sakit begini. Dadaku ngilu, sebenarnya apa yang hilang sih?" gadis itu terus mencoba mengingat tetapi hal itu tak bisa diingatnya.

Dengan berusaha tak mempedulikannya, dia beranjak ke kamar mandi. Sementara disisi lain,

"Kenapa aku menangis?" ucap seorang pria tampan yang sedang mengemudikan mobilnya.

"Rasanya sedih sekali dan ada yang hilang. Tapi, apa ya? Hiks." Dia mengelap air matanya,

Ckiitt.

"Ya Tuhan! Siapa sih yang melempar kertas sembarangan?" pria itu, Kyuhyun. Dia keluar dari mobilnya lalu mengambil kertas tersebut. Dan kembali kedalam mobil, dengan perlahan dia membaca isi kertas itu,

"Semangat ya! Aku akan selalu mendukungmu! Kau harus percaya diri, Kyu. Bahwa kau sangat berbakat. Ayahmu pasti akan bangga. P.S : aku sangat mencintaimu -peri yang telah hilang"

Tes..

Bulir air mata kembali jatuh dari pelupuk mata Kyuhyun, entah mengapa dia merasa sangat sedih membaca kertas itu.

Lalu, dia melipat kertas itu baik-baik. Dan mulai melajukan mobilnya.

Sementara itu, dari atas langit. Seorang gadis berjubah putih ̶ tersenyum sangat bahagia.


Finished


Hello! Akhirnya saya membuat Fanfic Oneshoot. Mohon maaf bila ada typo disana-sini, dan untuk kesalahan lainnya. Fanfic ini terinspirasi karena kemaren aku hampir terperosok ke got saat sedang membawa mobil-_-. Aku harap kalian suka ya, sekali lagi maaf untuk kekurangannya. Jangan lupa ya di review! Gets power from review! Thankyou for reading^^ sampai jumpa di fanfic lainnya.