Title : Cookies

Author : AutumnGirl

Cast : Kim Minseok, Xi Luhan

Support Cast : *You'll find it in this story ^^*

Length : Chaptered

Genre : School-life, romance, friendship, fluff? maybe ._. , little sad, little comedy, little action, maybe crack ._.v

Rating : PG-15

Disclaimer : Don't be silent reader(s). Don't be plagiator. Don't bash. Liuzi hanya meminjam nama mereka saja. Karena sepenuhnya mereka milik Sang Pencipta :)

PS : Annyeong~ Perkenalkan, namaku Liuzi ^^ Aku baru pertama kali ngepublish ff di ffn. So, tolong review hasil karyaku dari pemikiranku yang absurd ini ya :) Aku bener-bener membutuhkannya :D

Warning : Typo(s) mungkin akan bertebaran, crack pairing, GS? Belum kepikiran sampe situ. Tapi nanti liat aja ya :D (Aku kurang srek sama BL ataupun YAOI, jadi lebih mending ke GS. Tapi gak mihak keduanya juga sih ._. *Hloh?Labil-'*) Intinya nanti mungkin lebih condong ke GS aja ya. Aku bingung mau gimana. Tapi aku baru pengen yang pairing di EXO u,u Tolong maklumi Liuzi yang rada sedikit... ya? *puppy eyes* Okeh, GS aja. Ingat ini hanya FIKSI! Hanya untuk HIBURAN SEMATA ^^v Oh iya, mungkin ada cerita yang seperti sinetron (?). Tapi ingat, ini ada cracknya :D

***Cookies***

Chapter 1 : Nice to Meet YOu

Author POV

Angin sore yang lembut membelai rambut hitam semi biru gelap milik seorang yeoja. Rambut sepunggung milik yeoja itu bergerak mengikuti arah angin. Ia tak menghiraukan rambut yang sedikit menutup wajah bulat cantik miliknya. Mutiara coklat terang milik yeoja itu hanya menatap kosong danau di depan. Tak ada hasrat untuk beranjak dari tempat tersebut. Sesekali ia melempari danau itu dengan kerikil kecil di sekitar tempat ia duduki. Dan saat matahari perlahan turun di telan bumi, barulah yeoja itu berdiri. Namun masih setia memandangi danau tersebut yang terpantulkan cahaya jingga dari sang surya. Sampai akhirnya sebuah panggilan dari ponsel membuatnya pergi dari tempat yang damai itu.

"Eomma, aku pulang." Ucap yeoja itu datar. Tak ingin banyak basa-basi, ia berlari ke kamar. Tempat ia menenangkan diri, beristirahat, maupun bersenang-senang. Ya, ruangan yang tak lebih dari 5 meter x 5 meter itu membuat yeoja tersebut dapat melepas semua beban hidupnya.

Drrtt~ Drrtt~

"Apa lagi? Apa dia belum puas?" Batin yeoja pemilik tubuh dengan tinggi yang hanya mencapai 158 cm.

From : Naughty Orange

Hey! Kenapa kau tadi meninggalkanku sendirian di sekolah, huh? Tak bisakah menungguku sebentar saja?

Yeoja itu mendengus kesal. Ia telah menduganya bahwa namja itu akan mengiriminya pesan singkat.

To : Naughty Orange

Aku ada perlu. Maaf tak bisa menunggumu berduaan dengan DIA.

"Menyebalkan! Chen Chen Menyebalkan!" Gerutu yeoja itu kesal. Ia tak menyangka bahwa namjachingunya akan berbuat sebegitu menyakitkan untuk dirinya, Kim Minseok atau sering dipanggil Minnie

Yeoja itu_Minseok mempoutkan bibir tipisnya lantas pergi untuk berkecimpung di dunia air. Tubuhnya begitu lengket karena pelajaran Penjasorkes di sekolah.

Setelah ia selesai membersihkan diri. Ia merapika rambutnya. Menyisirnya perlahan dan mengcurly ujung rambutnya sedikit. Kemudian menghiasi rambutnya dengan pita perwarna biru langit sesuai pakaian yang ia kenakan.

"Minseokie! Kemari sebentar, sayang!" Eomma Minseok memaggil anak tercantik yang ia punya. Lantas Minseok turun dan menghampiri eommanya di dapur.

"Tolong belikan ini." Eomma Minseok menyerahkan kertas kecil bertuliskan belajaan yang harus ia beli. Minseok membulatkan matanya tak percaya. Belanjaannya sungguh banyak. Minseok menatap eommanya dengan arti tatapan 'Harus aku? Sekarang? Sebanyak ini?' Eomma Minseok hanya mengangguk dan memberikan 10 lembar uang 10000 won pada Minseok.

"Jika kau mau, ajak si Jongdae untuk menemanimu. Kau tahu sendiri bukan? Kau tak mempunyai saudara." Minseok langsung membeku di tempat. Padahal rencana Minseok adalah menjauhi namja menyebalkan itu dari hidupnya untuk sementara.

"Tapi eomma~" Eomma Minseok langsung mendorong Minseok keluar rumah dan menyerahkan kunci mobil untuk Minseok.

"Pergilah sekarang sebelum hari semakin larut. Ini telah memasuki pukul 7 malam." Eomma Minseok melenggang masuk ke rumah. Minseok hanya memandang punggung eommanya tercengang.

"Huh! Kalau saja ada yang mau menemaniku berbelanja atau mungkin menggantikan bocah itu sementara, pasti aku takkan kesepian dan sendirian seperti ini." Minseok menghela nafas panjang dan mulai menjalankan mobil menuju super market.

***Cookies***

Kim Minseok POV

"Telur, cek. Labu, cek. Jeruk, cek, Paprika, cek. Ugh, sebenarnya eomma ingin masak apa? Bahannya banyak. Sangat malahan. Cookies, belum aku ambil. Huh!" Aku mendorong troli ke barisan makanan ringan berupa cookies. Setelah menemukan cookies favorite keluargaku, aku mengambil cookies sebanyak 2 bungkus. Saat ia ingin mengambil satu, Aku merasakan ada tangan yang menyentuh tanganku. Aku mendongak untuk melihat siapa orang itu. Di waktu yang sama, orang itu juga menatapku.

"Mi-mianhaeyo." Kulepas tanganku dan menyembunyikan di balik badan. Jantungku berdegub sangat cepat. Bagaimana tidak, orang itu sangat manis dan eum... tampan. Lebih tampan dari pada Chen Chen. Aku menundukkan kepalaku. Karena pipiku mulai memerah karena tersipu akan ketampanannya.

"Mi-mianhaeyo." Aku menatapnya berani. Mata coklat indahnya sangat indah. Ugh! Adakah dokter yang dapat menyembuhkanku dari kegilaan ini terhadap namja ini? Aku masih punya ikatan dengan si Naughty Orange. Yah, walaupun aku sedikit kesal dengannya. Tapi aku benar-benar masih mencintainya. Tiba-tiba ia memberikanku satu bungkus cookies yang ingin aku ambil. Aku memiringkan kepala, bingung akan tingkahnya.

"I-ini untuk agasshi." Aku mengambil satu bungkus cookies dari tangan kekarnya lantas memalingkan muka dan pergi perlahan-lahan. Apa aku jahat tidak memberikan ucapan terima kasih padanya? Tentu, tapi aku sungguh tak tahan dengannya. Ia terlalu sempurna, namun lebih sempurna Yang Kuasa.

"Agasshi! Chankkaman!" Suara lembut milik namja tadi sontak membuatku berhenti dan membalikkan badan ke arahnya. Dia menghampiriku dan memberikanku satu bungkus cookies lagi. Apa dia tahu kalau aku membutuhkan 2 bungkus cookies? Ah mollayo.

"A-ada apa?" Aku gugup padanya. Bayangkan saja bila seorang pangeran yang tampan menghampirimu. Itu akan membuat kupu-kupu berterbangan dengan bebas di perutmu.

"Ini untuk a-agasshi." Dia menatap mataku dan aku tanpa sengaja juga membalas tatapannya. Mata itu, sangat aku suka. Saat ia tersenyum tadi, mata itu membentuk bulan sabit yang manis. Serasa waktu berhenti untuk aku dan namja ini. Apa dia juga merasakan apa yang aku rasakan?

"Mianhaeyo geurigo... Gamsahamnida." Aku membungkuk padanya dan berjalan menuju kasir. Tak kusangka bahwa aku telah meng-cross cek belanjaan eomma. Dan yang terakhir tadi adalah bonus untukku. Bonus menemui namja yang perfect. Oh ayolah Minnie, kau telah mempunyai Naughty Orange.

***Cookies***

Xi Luhan POV

"Gamsahamnida ahjusshi." Kubungkukkan badanku memberi hormat pada ahjusshi penjaga kasir. Akhirnya aku selesai belanja. Aku ingin sekali membaringkan tubuh ini ke pulau kapuk dan bertemu dengan 'dia' di alam mimpiku. Uh! Pasti menyenangkan.

BRUKK

Aku menoleh pada asal suara. Ku sipitkan mataku untuk memperjelas penglihatan. Ternyata yeoja yang tadi bersamaku di barisan makanan ringan cookies. Tanpa pikir panjang, aku menghampirinya. Sepertinya dia kewalahan membawa kantong belanja sebanyak itu.

"Aku bantu, agasshi." Yeoja berambut hitam semi biru tua itu menatapku. Lebih tepatnya ke mataku. Aku membalasnya. Jujur, ia sangat cantik. Wajahnya bulat, matanya cantik, rambut panjang dan halus, serta tatapan polos nan imut membuatku ingin mencubitnya dan membawanya pulang ke rumah untuk kuperkenalkan dengan orang tuaku. Gila? Memang. Gila karena yeoja ini.

"E-eh? Gamsahamnida." Dia menundukkan wajahnya dan seketika rambutnya turun menutup wajahnya karena tidak ia kuncir. Yeoja itu berjalan menuju parkiran mobil lantas membuka bagasi. Ku taruh semua belanjaannya ke dalam bagasi.

"G-Gamsahamnida. Jeongmal gamsahamnida." Ia membungkukkan tubuhnya dan hampir membuka pintu mobil. Tanpa sadar tanganku menahan tangan mungilnya yang lembut.

"Boleh aku mengantarkanmu?" Ia kembali memasang wajah imutnya. Kalau saja dia sudah dekat denganku, dia akan ku cubit habis-habisan. Dia mengangguk pelan dan tersenyum. Oh My God, aku tak tahan dengannya. Tak bisakah ia berhenti bersikap imut seperti itu? Lantas aku mendudukkannya ke dalam mobil di bangku penumpang di bagian depan dan aku ke bagian kemudi. Aku mulai menjalankan mobil milik yeoja ini. Sesekali aku melirik yeoja itu. Dia terlihat sangat cantik. Oh ayolah Luhan, berkonsentrasi dahulu.

"Belok kanan." Aku membelok sesuai perintahnya. Aku tak menyangka bahwa rumahnya juga berada di gang ini. Tapi kenapa aku tak pernah melihatnya?

"Rumah biru langit itu. Itu rumahku." Aku mengangguk dan terus mengemudikan mobilnya ke rumahnya. Setelah sampai, aku keluar dan membukakan pintu untuk yeoja manis ini.

"Oh, aku sampai lupa. Di mana rumahmu? Dan kenapa kau mau mengantarku sampai sini?" Yeoja itu melangkah mendekatiku dan menatapku, lagi. Ayolah, gadis. Jangan membuatku melakukan hal yang tidak-tidak karena tingkahmu ini.

"Rumahku hanya sekitar berapa blok dari sini. Aku juga tak menyangka kalau rumahmu berada di sini. Dan untuk urusan mengantar, aku hanya ingin mengantarmu saja. Karena tak baik kau pulang sendirian diwaktu selarut ini." Aku mengulas senyum terbaikku. Dia juga ikut tersenyum dan kembali menunduk. Tanpa ada perintah dari otak, aku mengangkat dagunya agar menatapku. Lancang? Itu benar. Karena kami belum kenal satu sama lain.

"Kau cantik." Ucapku spontan pada gadis di depanku ini. Terlihat pipinya merona, apa ini karena kelakuanku? Mianhae, agasshi.

"G-gamsahamnida." Dia tersenyum lantas mengalihkan muka dariku. Aku terkekeh melihat tingkahnya.

"Xi Luhan imnida. Panggil aku Luhan." Aku mulai memperkenalkan diri. Tidak pas rasanya bila belum berkenalan tetapi sudah melakukan tindakan seperti orang akrab layaknya sepasang kekasih. Ku tarik tanganku untuk melepaskan dagu yeoja ini.

"Kim Minseok imnida. Sering dipanggil Minseoki atau Minnie. Bangapseumnida." Ujarnya seraya tersenyum. "Oh, jangan panggil aku agasshi. Umurku masih 17 tahun. Minnie membungkukkan badannya , masih terdapat rona merah di sana. Sungguh itu sangat menggemaskan. Apalagi umurnya baru 17 tahun. Sementara aku? Aku hampir menginjak kepala 2.

"Oh baiklah. Aku panggil kau Xiuminnie saja okay? Sekarang anggap aku sebagai teman baru. Selamat malam Xiuminnie. Aku duluan. Bye~" Aku menepuk bahunya sebentar lalu pergi meninggalkan gadis itu. Aku sengaja langsung berpamitan karena aku sudah mendapat panggilan untuk pulang.

***Cookies***

Author POV

"Luhan hyung! Belanjaannya mana?!" Dongsaeng Luhan berteriak pada Luhan karena Luhan tak membawa pesanan adiknya. Luhan menepuk dahinya karena lupa.

"Astaga! Tertinggal!" Dongsaeng Luhan hanya menatap kakaknya bingung.

"Tertinggal?" Batin dongsaeng Luhan

"Di tempat Xiuminnie!" Dongsaeng Luhan sontak kaget dengan kakaknya. Ia tak pernah tahu kalau Luhan langsung memiliki teman baru di apartemen ini.

"Xiuminnie? Siapa itu hyung?"

Sementara itu di tempat lain...

"Minseokie! Ini bukan pesanan eomma! Kenapa kau membelinya?! Kalau mau memberikan Jongdae hadiah, jangan pakai uang eomma! Arraseo?" Minseok terbelalak melihat kantong berisi makanan dan barang-barang lain yang berbau laki-laki. Minseok menelan salivanya kasar.

"Ini bukan milik Minnie, ini milik Luhan." Ucap Minsok ragu.

"Luhan? Nuguya?" Eomma Minseok menatap wajah Minseok yang terlihat ketakutan. Minseok hanya menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa takut dan bingung.

To be continued. . .

A/N : Wah~ akhirnya chapter ini selesai :) Gimana readers? Absurd ya? :D Memang awalnya kayak begini, tapi tunggu aja chapter berikutnya. Bakal ada yang 'wah' disitu. Inget genrenya ya ^^

Oke, sekian cuap-cuap dari Liuzi. Please Review ne? :) Gomawo *Bow