Chapter 1
"HUJAN DAN PAYUNG"
Takdir itu misteri, sejauh apapun kau berlari sekuat apapun kau menghindar. Ia akan selalu menghampirimu seperti udara. Tak berwujud tapi kau selalu membutuhkannya.
.
.
.
A fanfiction for Ichiruki
I love their characters
MANGA BLEACH
DISCLAIMER BY TITE KUBO
JUST FF NO MORE
BY
NICKY
.
.
.
Langit sepertinya sedang marah. Air turun dari langit dengan begitu derasnya. Seakan Tuhan ingin membuat dan mengubah daratan ini menjadi lautan. Deras dan tanpa celah di dalam guyuran lebatnya hujan. Sesekali mata itu mengedipkan kedua kelopak matanya, tubuhnya basah sekujur tubuhnya basah karena guyuran hujan yang harus dia terjang. Sesekali tangan mungilnya menghapus jejak jejak bekas air hujan di wajahnya.
Tapi sama saja, pakaiannya hampir basah kuyub yang bisa ia selamatkan hanya tas dan beberapa buku kuliahnya. Ia mendesah, bodoh kenapa tidak membawa payung disaat musim hujan seperti ini. Sesekali ia mengeluarkan tisuue untuk mengeringkan baju dan celananya yang hampir basah sempurna.
' Sepertinya masih bisa untuk menghadiri kelas Gin-sama nanti'
Gumam gadis mungil itu, ia tidak membawa baju ganti ataupun payung. Kelas akan dimulai tiga puluh menit lagi, tapi derasnya hujan tak kunjung memberi tanda akan mereda.
" Bahkan phone ku juga ikut mati, Oh Tuhan …!"
Gadis itu mulai gelisah, dia harus mengikuti kelas Gin sama kalau ingin lulus di semester ini. Gin sama adalah salah satu dosen killer di fakultasnya.
Dia berniat untuk menerobos hujan, tapi kalau sampai dikelas nanti dia basah kuyup, bukan perhatian ataupun ucapan selamat datang yang akan ia terima tapi pengusiran dari dosennya karena tipikal Gin sama melarang mahasiswanya untuk berpakaian abnormal.
Padahal gadis mungil ini memakai celana panjang jeans pencil berwarna biru gelap dengan baju kemeja panjang bermotif sakura dibagian atasnya yang berwarna merah lembut, ia tidak memakai jaket karena peraturan dari dosennya. Dosen yang menyebalkan gumamnya, tapi jika masuk kelas dengan kondisi basah kunyup sama saja dengan mengambil absen 'tidak hadir' alias pengusiran dari kelasnya.
Lima belas menit lagi kelas akan dimulai …
" Sial, kenapa harus hujan!"
Gumam seseorang yang berdiri tepat disamping gadis itu. Gadis itu melirik sebentar saat seseorang disampingnya ternyata ada juga yang tidak mengharapkan hujan ini datang banyak juga yang mengeluh dengan datangnya hujan deras ini. Gadis itu mendongak keatas, melihat warna rambutnya yang orange menyala.
Sambil tersenyum simpul gadis itu bergumam kepada dirinya sendiri masih ada ya mahasiswa di kampus ini yang mengecat rambutnya dengan warna semencolok ini. Tapi pemuda yang diliriknya menghadap ke arah yang berlawanan dari si gadis jadi si gadis tak perlu malu untuk melihat semampai badan pemuda yang disampingnya.
Pemuda itu melihat ke arah kanan tubuhnya. Ia menunggu sesuatu itu datang mendekatinya, pemuda dengan rambut orangenya itu terlihat kesal karena harus menunggu lama jemputan sang sopir pribadinya.
Mobil BMW hitam itu berhenti tepat dihalte bus yang sesak dengan orang orang yang berteduh dari hujan. Kaca mobil tersebut turun dan dari dalam mobil sang sopir mencari cari sosok yang menunggunya entah berapa lama.
" Kenapa kau lama sekali Ikkaku?"
Tanya sang pemuda tersebut ketus sambil menundukkan badan melihat sang sopir
" Maaf kurosaki-sama, tuan menyuruhku untuk mengambil berkas ke kantor dan terjebak macet. Bisakah kita cepat kurosaki sama. Maaf, saya agak sibuk hari ini."
Sang pemuda pun, hanya bisa menggerutu sambil masuk ke mobil. Tapi sebelum masuk ke mobil, di berjalan mendekati seorang gadis yang duduk tepat di tempat ia berdiri tadi. Sang gadis sudah kelelahan menunggu redanya guyuran hujan.
" Hei, kau boleh meminjam payungku jika kau mau."
Sang pemuda tersebut menyodorkan payung miliknya ke tubuh sang gadis tersebut. Membuat sang gadis tersebut terlonjak berdiri kaget.
" Eh?"
" Pakai payungku, nih!"
Yang diberi payung hanya tersenyum dan menerima payung tersebut dengan sedikit heran.
' Rejeki'
Gumamnya
" Terima kasih"
Pemuda tersebut langsung masuk mobil tanpa mendengar kata terima kasih dari si gadis bermata violet tersebut.
.
.
.
.
" Kenapa kau bisa bayah kuyup Rukia ?"
Ya, gadis yang basah kuyup tadi bernama Kuchiki Rukia. Bermata violet dan memiliki postur tubuh yang mungil. Tidak pendek dan tidak tinggi. Tentu dia juga bukan primadona kampus.
Mana ada primadona kampus yang memiliki fisik mungil, dada rata dan miskin. Tapi jika seseorang mau melihat Rukia dari kedua bola matanya, mereka akan tersenyum senyum sendiri dan kagum dengan warna bola mata Rukia. Violet, itu yang sering orang – orang katakan.
" Momo, bukankah aku sudah bilang kalau aku kehujanan tadi, ini sudah yang ketiga kalinya aku menjawab pertanyaan yang sama darimu. Mau aku tulis di memo kecil mu itu?"
Kata Rukia dengan ketusnya menjawab pertanyaan sama untuk yang ketiga kalinya dari sahabatnya, Hinamori Momo. Rukia kuliah di jurusan Psikologi di Universitas Tokyo. Baru menginjak semester empat dan lagi – lagi sahabatnya ini leletnya minta ampun.
" Tugas dari Aizen sama sudah kamu kerjakan, Momo?"
Tanya Rukia, Momo hanya asyik menulis kata – kata tidak penting di notebook kecil bergambar pemandangan ice skating itu.
" Belum …" jawab Momo ketus
" Momo, dua hari lagi tugas itu dikumpulkan. Ah, mana bisa dapet nilai bagus disemester ini kalau kau sering terlambat menyerahkan tugas ke dosen. Seriuslah sedikit momo, bahan tugas sudah dapat?"
Yang ditanya malah menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.
" Momo…"teriak Rukia
" Sudah, aku sudah dapat bahannya tinggal menyusun makalahnya. Rukia, kenapa sifatmu tidak berubah sejak SMA. C-E-R-E-W-E-T …"
Kata Momo dengan bibir mungilnya.
" Bahan apa yang kamu ambil?"
" ICHIGO KUROSAKI." jelas Momo dengan lantangnya
" Eh…."
" Oi.. Rukia. Aku tahu kau memang sibuk. Siang hari menjadi anak kampus tapi kalau malam sibuk dengan uang, uang dan uang. Seakan hidupmu hanya kamu bebankan dengan "UANG". Kurosaki itu pemuda paling popular se kampus di fakultas kedokteran ini. Bukannya Aizen sama kemaren bilang kita harus buat makalah tentang popular syndrome. Kurosaki sering menjadi bahan perbincangan menarik diantara mahasiswi kampus kita. Kamunya aja yang.. ah.. gak tahu aku mau menjelaskan dari mana?"
Rukia hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya dengan membaca buku yang ada ditangannya. Mereka sedari tadi duduk di kantin dengan ditemani rintik – rintik hujan yang belum juga mengijinkan matahari membelai lembut sang awan.
" Bahan materinya mana. Kamu kan sudah cari bahan, tinggal aku yang menyusun makalah. Mana materinya? Harus kukerjakan malam ini, besok pagi dikumpulkan dan aku bisa lembur kerja untuk akhir pekan ini."jelas Rukia
" Bahan materiku belum lengkap, masih perlu wawancara lagi dengan Kurosaki. Kemaren aku Cuma dapat kesempatan selama lima belas menit untuk ngobrol.."
" Ya Tuhan… terus?"
" He he he .. hari ini kita harus bertemu dengannya lagi dan meneruskan wawancaranya. Tenang aku sudah mendapatkan nomor handphone nya. Nanti tinggal dihubungi dan janji ketemuan dimana."
Sekali lagi Rukia hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.
Tuhan, kenapa sahabatku unik seperti ini.
.
.
.
.
Prolog… Apakah bisa sedikit membaca alurnya ?
Gomene, masih amburadul.
Nasehat, kritik dan saran sangat membantu …. ^-^
"
