dilihat dari judulnya aja pasti kalian udah tau ini fict bertema apa.
yap, tentang mesin waktu.
di fict ini Naruto adalah seorang jenius, dan itu membuat saya kurang percaya diri, (bisa dibilang otak saya dibawah rata rata).
but... saya akan berusaha semaksimal saya untuk fict ini.
berhubung ini fict pertama saya, tolong maklumin kalau isinya ancur.
untuk pair, saya ngambil Fuu buat pasangan Naruto, tapi mungkin Hinata juga akan saya munculkan nantinya.
oke, langsung aja deh... :D
kalau ada kritik dan saran silahkan gunakan kolom Review.
Disclaimer = Masashi Kishimoto.
Chapter 1
chater 1
"Ah, akhirnya sampai juga" gumamku sambil berjalan keluar dari bus yang kutumpangi.
aku merenggangkan tanganku keaatas untuk melepas rasa pegal, lalu melanjutkan perjalananku menuju rumah.
angin sore menerpa wajahku, terasa menyejukan.
pemandangan hijaunya pepohonan memanjakan mataku, dan memghilangkan rasa suntuk karena seharian ini aku menghabiskan waktuku untuk belajar.
oh iya, sebenarnya bisa saja aku memakai kendaraan pribadiku.
mobil super mewah yang dua minggu lalu kubeli, sekedar untuk berangkat kuliah, ataupun jalan jalan.
tapi aku lebih menyukai menggunakan jasa bus, atau jalan kaki kalau jarak tempat yang ingin ku tuju tidak jauh, bisa juga naik kereta jika aku keluar kota.
ngomong ngomong soal mobil mewah kau tak akan percaya bagaimana aku bisa membelinya. entah kenapa dua hari yang lalu uang direkeningku bertambah sangat banyak, saking banyaknya aku bisa membeli 10 pesawat pribadi kalau aku mau.
tentu saja penambahan jumlah uang itu membuatku kaget setengah mati, aku tak bisa berhenti memikirkannya sampai saat ini, dan..
oh aku lupa mengatakanya, namaku adalah uzumaki naruto, orang yang akan mengubah dunia dengan kejeniusanku ini.
naruto terus saja berjalan sambil menikmati angin yang menerpa tubuhnya, dan memainkan rambut blondenya.
tanpa dia sadari empat orang pria berjas hitam tengah mengawasinya layaknya predator yang menemukan mangsa.
salah satu diantara mereka yang memiliki rambut sebahu mengambil handphone dari saku celananya untuk menghubungi seseorang.
"Hallo bos, target sudah terlihat." lapornya. "Eksekusi ditempat!" perintah orang yang dipanggilnya bos itu.
pria berambut sebahu itu menutup telponnya, lalu memberikan isyarat pada tiga temannya untuk bergerak.
tanpa menunggu lama mereka langsung menuju mobil untuk mengejar targetnya.
ditengah perjalan naruto dikagetkan mobil yang melesat dari arah belakang, dan hampir saja menabraknya, untungnya dia masih sempat menghindar dengan melompat kesamping.
meskipun dia harus berguling guling ditanah karena tidak siap dengan pendaratan dari lompatannya.
dengan wajah kesal bercampur marah pemuda itu berdiri. "HEY, GUNAKAN MATAMU SAAT MENYETIR BRENGSEK!" teriaknya.
mobil yang hampir mebraknya itu berhenti, lalu empat orang pria berjas hitam keluar menuju kearah naruto.
pemuda blonde itu langsung maju bermaksud menghajar orang orang didepannya, sebelum akhirnya dia berhenti saat pria berjas hitam dengan rambut sebahu mengeluarkan sebuah senjata api dibalik jasnya, lalu memasang peredam suara.
'I'itu pistol!' pikir naruto, raut wajahnya kini terlihat kaget bercampur takut, ini pertama kalinya dia melihat senjata api, seingatnya.
"Lama tak bertemu Naruto sama." ucap si rambut sebahu.
"A'apa maksudmu? apa kita pernah bertemu?." tanya naruto gugup saat melihat orang didepannya selesai memasang peredam pada pistolnya.
"Bagaimana ya, aku tak punya waktu untuk menjelaskannya!" ujar sirambut sebahu dengan santai sambil menarik selongsong senjata apinya.
lalu menodongkannya kearah kepala Naruto, membuat pemuda itu ketakutan, ini pertama kalinya seseorang menodongkon pistol dikepalanya.
"Lagi pula sebentar lagi kau akan mati!" lanjut si rambut sebahu dengan seringai diwajahnya, begitu juga tiga teman dibelakangnya tengah menyeringai kerena akan menelesaikan tugas mereka yang akan selesai dengan mudah.
Dua puluh meter dari tempat mereka, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
dan saat jarak mereka tinggal lima meter,
pengemudi mobil itu membanting stirnya kearah kanan sambil menginjak rem, membuat ban belakang mobil berrgeser kedepan.
pengemudi itu mengarahkan pistol ditangannya.
menembak 3 pria berjas yang belum menguasai keadaan.
dengan cepat dan tepat peluru peluru itu sudah bersarang dikepala mereka.
dan terakhir sirambut sebahu yang mendapatkan jatah sebutir peluru dikepalanya, sebelum sempat menarik pelatuk pistolnya yang diarahkan pada naruto.
sementara pemuda blonde itu terdiam tak mengerti, sangat bingung dengan apa yang tengah terjadi.
orang yang baru menembak mati 4 orang dengan cepat itu turun dari mobilnya.
'Di'dia seorang perempuan' batinku kaget, saat melihat orang yang baru turun dari mobil itu ternyata seorang perempuan.
dia memakai kaos dan celana hitam ketat dan jaket berwarna hitam pula, dengan rambut sebahu berwarna green mint.
dan kini dia mulai melangkah kearahku sambil menarik selongsong pistolnya.
lalu menodongkannya ke kepalaku, awalnya aku mengira dia adalah penyelamatku, tapi ternyata.. ah saat ini aku sudah pasrah, aku memejamkan mataku, mungkin ini waktunya.
aku bisa merasakan moncong pistol itu menempel di keningku, perempuan itu hanya tinggal menarik pelatuknya.
maka matilah aku.
'clek'
eh, mengapa tak terdengar desingan suara pistol?, dan kepalaku..
aku tak merasakan adanya peluru yang bersarang didalamnya.
perlahan aku buka mataku.
"Kena kaaau!" gumam perempuan itu sambil memamerkan cengirannya.
itu tentu saja membuatku jadi cengo.
'a'apa apaan ini?' batinku.
sementara perempuan didepanku menarik kembali pistol yang tadi ditodongkan padaku.
diwajahnya tersirat kepuasan karena telah berhasil membuat wajahku terlihat bodoh.
dia lalu berbalik dan berjalan kearah mobilnya.
"ikut aku jika kau ingin selamat." ucap perempuan itu dengan nada serius.
"ke'kenapa aku harus ikut denganmu?," tanyaku gugup.
kejadian tadi masih membuatku tertekan.
"karena akan ada banyak lagi orang seperti mereka yang memburumu!" jawab perempuan itu menengokan kepalanya kearahk.
"se'sebenarnya ada apa ini?, kenapa mereka memburuku?." tanyaku penuh dengan kebingungan.
"tak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang, ikut denganku jika kau masih ingin hidup!" perempuan itu mulai terlihat kesal.
"kenapa, kenapa aku harus percaya padamu?," aku masih ragu.
dan.. hey aku baru bertemu dengannya, bagaimana bisa aku percaya pada orang yang baru pertama kali kutemui.
permpuan itu membalikan badannya, lalu berjalan kearahku.
dan dia.. menggenggam tanganku, tentu saja itu membuatku agak terkejut.
"mungkin kau tak bisa mengingatnya Naruto kun, kau pernah bilang bahwa walaupun ingatan kita bisa terhapus, tapi perasaan kita akan selalu ada." ujar perempuan itu, membuatku semakin bingung, aku tak ingat pernah mengatakan hal semacam itu.
"tatap mataku dan kau akan mengerti!" lanjutnya.
aku sedikit menundukan kepalaku untuk meluruskan pandanganku kearah matanya.
saat itu juga aku merasa ada seauatu, ada semacam dejavu, moment seperti ini pernah aku alami, aku tak tahu kapan, dan aku tak bisa mengingatnya dengan jelas.
"ayo, kita tak punya banyak waktu" ajaknya lalu melepaskan genggamannya ditanganku, dan berbalik menuju mobilnya.
aku masih sedikit ragu, tapi akhirnya aku ikut juga.
mobil yang dikemudikannya melesat meninggalkan empat mayat pria berjas hitam beserta mobilnya.
"ka,kalau boleh tau si,siapa namamu?" tanyaku dan, ah sial, kenapa aku jadi gugup begini sih, entah lah aku merasa perempuan ini bukan perempuan biasa.
yang benar saja, tak ada perempuan biasa yang menembak empat orang dengan raut wajah biasa saja.
"jangan gugup seperti itu naruto kun, kau jadi terlihat seperti bukan naruto yang biasanya", sahut perempuan itu dengan raut wajah malu malu sambil mengibas ngibaskan tangannya yang tengah memegang pistol didepan wajahku, itu tentu membuatku sanggat... ketakutan.
"to,tolong si,singkirkan pistolmu di,depan wajahku" gugupku sambil menahan nafas.
"oh.. maaf" perempuan itu memasukan pistol kedalam saku dibalik jaketnya "haaaah" aku menarik nafas lega.
'demi tuhan perempuan ini sangat gila' rutuku dalam hati.
"namaku fuu" jawab perempuan itu dengan nada kekanak kanakan.
"fuu?" aku membeo.
"aku merasa tidak asing dengan nama itu, dan wajahmu... terasa sangat familiar" lanjutku, entah kenapa aku merasa sangat mengenalnya, fuu, aku agak penasaran.
"tentu saja karena kau memang sangat mengenalku begitupun aku, aku akan ceritakan itu nanti" jawab fuu. "kenapa tidak sekarang saja" sahutku agak kecewa "karena kita harus membereskan dulu mobil yang ada dibelakang, dari tadi mobil itu terus membuntuti kita" jelas fuu sambil memperhatikan mobil yang dimaksud lewat spion mobilnya.
"eh, benarkah?" tanyaku sambul menoleh kebelakang.
'Dsing' 'Dsing' 'Dsing'
tiba tiba saja mobil kami dibredeli senjata api.
aku langsung menundukan kepala, berharap bangku yang ku duduki akan melindungiku dari peluru peluru itu.
fuu dengan tenang menambah kecepatan laju mobil, dan menyalip dengan cepat mobil mobil yang ada didepan.
dan mobil yang menembaki kami terus berusaha mengejar, seperti predator yang tak mau kehilangan mangsanya.
'dsing' 'dsing' 'dsing' mereka terus menembaku mobil kami
'Prraanggg'
kaca belakang mobil kami pecah saat beberapa peluru menghantamnya.
"aaaaah' aku tidak mau mati!" teriakku panik, sadangkan fuu lebih memilih mengabaikan ocehanku dan tetap fokus.
kami menyalip sebuah bus, dan tak jauh didepan kami sebuah kontainer tengah melaju.
aku tak bisa lagi mengontrol detak jantungku, seluruh tubuhku bergetar hebat, ini lebih menegangkan daripada saat pertama kali aku menaiki roller coster, seolah olah tangan shinigami tengah menyentuh pundaku.
fuu menambah kecepatan mobil, mencoba mendahului kontainer didepan kami untuk membuat celah agar mobil kami bisa menyalip.
waktu terasa melambat.
pojok belakang bus dan pojok kepala kontainer yang berkulit baja hanya berjarak beberaps senti dan nyaris menyentuh spion mobil kami.
dan akhirnya kami berhasil menyalip,
namun naas, mobil yang tadi memburu kami tak punya celah untuk menyalip, hingga berakhir dengan tabrakan hebat.
aku menarik nafas lega dari kejadian yang membuatku hampir mati tadi.
tapi tak lama kemudian muncul mobil lainnya yang juga mengejar mobil kami dan mulai membredeli mobil kami.
sepertinya ini hari terburuk sepanjang hidupku.
"sepertinya kita tak punya waktu untuk main kejar kejaran, ya kan naruto kun?" tanya fuu dengan raut wajah seperti dibuat buat ceria.
'perempuan ini memang gila' batinku ngeri.
"mereka mengejar kita bukan untuk bermain fuu" gerutuku dengan nada ketakutan.
"baiklah baiklah, kita sudahi saja kejar kejaran ini" sahut fuu.
dia lalu mengluarkan pistol dibalik jaketnya dan mengarahkannya pada mobil dibelakang yang tengah mengejar kami, lalu memfokuskan pandangannya pada kaca spion.
'Dsing' 'Dsing' 'Dsing'
'Dhhuaaaaaar' terjadi ledakan besar dibalakang mobil kami.
aku menatap ngeri pada mobil yang tadi mengejar kami, mobil itu sudah dalam posisi terbalik dengan api sisa ledakan disekitarnya.
"ba,bagaimana bi,bisa mobil itu meledak?" tanyaku setengah gugup.
"tak bisakah kau tak gugup?" tanyanya balik, "itu mudah kok, aku hanya menembak tangki bensin mobil itu dan.. buum" lanjutnya menjawab pertanyaanku.
Fuu.
perempuan ini menembak tangki bensin mobil hanya dengan melihat kaca spion.
sangat mengagumkan ah tidak..
sangat mengerikan.
"lalu kita akan kemana?" tanyaku penasaran dengan tujuan kami "stasiun suna, kita akan naik kereta", jawabnya.
lalu menambah kecepatan laju mobil yang kami kendarai.
bersambung...
