Liburan musim panas pun telah di mulai dan para murid Saotome academy sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. Tapi tidak dengan dirimu yang harus tinggal di dorm karena orang tuamu sedang keluarga negeri. Ketika sedang ingin memejamkan mata untuk tidur, handphone berbunyi tanda ada telepon masuk dan matamu terbelalak lebar melihat ID yang meneleponmu. Lalu segera kamu mengangkat telepon itu...

"Konnichiwa,(name)-chan."

"Konnichiwa, Shinomiya-san."

"Mou... sudah ku bilang panggil aku Natsuki saja."

"Gomen ne, Shi..Natsuki."

"Daijobu. By the way, kamu hari ini ada acara tidak?"

"Sepertinya tidak ada, kenapa?"

"Bagaimana kalau kita berdua pergi ke taman ria?kamu mau?"

"Aku mau, Natsuki!"

"Baiklah, aku akan menjemputmu 15 menit lagi ya,(name)-chan."

"Ok."

Sambungan telepon pun terputus segera. Setelah itu segera kamu memilih baju yang akan di pakai untuk ke taman ria. Setelah memilih, akhirnya kamu memilih sebuah dress berwarna peach tanpa lengan yang panjangnya tepat di atas lututmu. Rambutmu di ikat pony tail dengan sebuah pita berwarna senada dengan gaunmu. Tak lupa gelang kecil dan wedges 5 cm serta tas kecil. Dengan sedikit make up natural kamu pun siap berangkat ke taman ria. 5 menit kemudian terdengar suara ketukan dari arah depan, sepertinya Natsuki sudah datang. Segera kamu membuka kan pintu untuknya...

"Maaf lama menunggu, Natsuki."

"Daijobu dayo, (name)- chan. Do you know?"

"What?"

"You're so pretty today."

"Thank you. You look so cool today."

"Thanks. Sa...ikimasho, hime- sama."

Sepanjang perjalanan kami berdua terus berbicara dan bercanda. Natsuki sangat gentle, contohnya dia menggenggam tanganmu saat menyebrang dan menyediakan tempat untukmu dan melindungimu saat subway sedang padat.

"Apa kamu merasa nyaman,(name)-chan?"

"Ya, terima kasih dan maaf merepotkanmu, Natsuki."

Natsuki hanya tersenyum manis padamu. Setelah 25 menit menaiki subway, akhirnya kamu dan Natsuki tiba di Tokyo Amusent Park. Setelah membeli 2 tiket di loket pembelian, Natsuki kembali menghampirimu dengam memegang sebuah 2 gelang perak kecil.

"(name)-chan, kita dapat gelang ini karena kita adalah pengunjung yang ke-1000. So lucky today. Oh,ya, sini aku bantu pakaikan gelangnya."

Dengan lembut, Natsuki menarik tanganmu. Tak perlu lama, gelang itu sudah melingkar di pergelangan tanganmu. Kamu pun membantunya memakaikan gelang itu di tangannya. Lalu, kamu dan Natsuki pun memasuki area permainan. Tapi, kalian berdua bingung ingin naik apa, lalu kamu merasa tertarik ingin menaikki wahana jet coaster.

"Ne... Natsuki bagaimana kalau kita naik jet coaster?"

"Jet coaster?kamu yakin?"

"Tentu saja. Aku bukan perempuan penakut."

"Baiklah, ayo kita naik."

Setelah puas mencoba wahana jet coaster, kalian berdua mencoba wahana lain yang tak kalah menantang adrenalin. Tanpa kalian sadari waktu sudah menunjukkan waktu makan siang. Tentunya kalian merasa lapar dan harus segera menemukan tempat makan. Akhirnya kalian makan di sebuah cafe yang berada dalam arena bermain. Kamu dan Natsuki memilih menu yang ada.

"Kamu mau pesan apa, (name)-chan?"

"Fish and chips and orange juice, how about you, Natsuki?"

"Hmm... i want cheese burger and fruit punch."

Setelah itu, seorang pelayan datang dan mencatat pesanan kalian berdua. Selagi menunggu pesanan datang, kamu dan Natsuki pun saling bercerita tentang wahana yang sudah kalian naikki tadi...

"Rasanya aku ingin naik jet coaster lagi. Seru sekali!"

"Kalau aku ingin naik wahana yang berputar-putar itu lho."

"Oh,ya, pas naik komedi putar kita jadi naik berdua ya karena yang lain sudah penuh."

"Iya, seperti pangeran dan tuan puteri,ya."

Tiba-tiba pipimu terasa panas dan jantungmu berdetak tak karuan setelah memdengar ucapan Natsuki barusan. Melihat perubahan ekspresi di wajahmu, Natsuki pun bertanya...

"Daijobu, (name)-chan?"

"Ha...hai, daijobu."

"Ne...bolehkah aku berbicara, (name)-chan?"

"Tentu boleh. Silahkan Natsuki."

"Kamu tahu sejak pertama kenal denganmu, aku merasakan sesuatu yang menyenangkan dan mendebarkan. Sifatmu yang lembut tapi terkadang bisa keras juga membuatku terpesona. Kamu juga mempunyai sisi manis dan imut yang membuatku jadi gemas. Lalu, musik yang kamu ciptakan terasa hidup dan berwarna. Dan aku merasa bersyukur dan bahagia karena kamu mau menerimaku apa adanya dan tetap bersamaku serta selalu ada untukku di saat susah maupun senang. Tentu aku merasa beruntung mempunyai sahabat sepertimu dan..."

"Maaf mengganggu, tuan dan nona. Ini pesanan anda."

Pelayan itu sukses memotong ucapan Natsuki dan mau tak mau harus di jeda hingga selesai makan. Akan tetapi, setelah selesai makan, kalian malah asyik mengobrolkan tentang kompetisi yang di adakan bulan September nanti. Setelah itu kalian pun mencoba wahana yang lain hingga matahari terbenam. Lalu, akhirnya kaliam menaikki wahana terakhir yaitu kincir. Suasana matahari terbenam di tambah hanya berdua dengan Natsuki membuat jantungmu kembali doki-doki. Lalu Natsuki pun bersuara setelah keheningan terjadi di antara kalian...

"Ano... bolehkah aku melanjutkan ucapanku ketika makan siang tadi?"

"Tentu boleh, Natsuki."

"Ne... (name)- chan, kamu tahu aku merasa bersyukur dan beruntung bisa bertemu dan mengenalmu di hidupku. Kamu sahabatku yang terbaik sama seperti di STARISH. Tapi, aku merasa deg-deg an ketika bersama mu seperti sekarang. Aku tidak tahu tapi rasanya sangat menyenangkan. Apakah aku suka padamu, (name)- chan ?"

Tak lama kincir pun berhenti berjalan sama seperti kamu yang merasa jantungmu berhenti mendadak dan menahan nafasmu setelah mendengar perkataan Natsuki barusan. Panas dan berdebar-debar itulah yang kamu rasakan sekarang. Kamu hanya diam saja tanpa bisa membalasnya. Matamu kini bertubrukkan dengan mata emerald Natsuki. Dengan lembut dan perlahan, Natsuki menggenggam tanganmu lalu mencium punggung tanganmu, lalu berkata...

"Aku suka padamu, (name)- chan. Aku menyukaimu karena kamu begitu manis dan lembut serta kebaikkan hatimu membuatku merasa nyaman. Bersedia kah kamu menjadi kekasih ku?"

Mata mu pun terbelalak mendengar pernyataan perasaan Natsuki padamu dan permintaan Natsuki untuk menjadikanmu sebagai kekasihnya. Detak jantungmu kian tak karuan dan keringat dingin mulai membajiri tubuh dan wajahmu. Lalu kamu pun menjawab...

"Ne... Natsuki aku merasa terkejut sekaligus deg-deg an serta merasa senang apabila bersamamu seperti hari ini. Akan tetapi aku tidak tahu perasaan apa yang ku rasakan. Aku sangat berterima kasih atas pujianmu tapi aku tidaklah sesempurna itu. Aku merasa tidak pantas menjadi kekasihmu, Natsuki. Jujur saja aku juga suka padamu, sudah sejak lama aku menyukaimu."

"Listen to me. Aku tidak peduli apapun yang orang katakan tentangmu dan aku akan menerima segala kekuranganmu seperti kamu yang menerima kekuranganku. Aku menyukaimu apa adanya."

Natsuki pun menghampirimu lalu memelukmu dengan lembut. Wangi parfun Natsuki membuatmu merasa nyaman. Kamu pun merasa bingung sekaligus senang karena orang yang selama ini kamu anggap sebagai sahabatmu sekaligus orang yang kamu sukai ternyata mempunyai perasaan yanng sama denganmu.

"Natsuki..."

"Ya?"

"Bolehkah aku menjawab?"

"Tentu,silahkan."

"Aku rasa, aku akan menjawab...iya, aku mau jadi kekasihmu."

"Arigatou gozaimasu, (name)- chan."

Natsuki pun sedikit mengeratkan pelukannya dan kamu pun membalas pelukkannya. Kincir dan langit menjadi saksi lahirnya sebuah nada yang penuh cinta yang tercipta darimu dan juga Natsuki. Semoga perasaan ini akan selalu menjadi simfoni yang indah hingga akhir hayat.

Owari