Srekk...
Suara tangisan bayi kini berhambur keluar tatkala tangan tan seorang pria berambut blonde membuka pintu ruangan persalinan. Raut wajah sendu terpampang jelas saat melihat seorang wanita yang terkulai lemas akibat persalinannya tadi. Sejujurnya dalam benak pria itu terpikir akan raut wajah apa yang harus ia tampilkan di hadapan wanita brown disana. Namun, sebelum otaknya mencerna segala pemikirannya kini ia sedikit di kejutkan oleh seorang suster yang tengah menggendong bayi dalam dekapannya.
"Bayi anda perempuan dan sangat manis."
Pria tan itu memperhatikan bayi berambut indigo yang masih terlelap dalam gendongan suster. Memang, cukup jarang jika melihat bayi yang tenang seperti ini namun, melihat bayi merah itu membuat hatinya berkecamuk tak dapat di jelaskan. Tapi, bukankah ini miliknya? Jadi, ia di perbolehkan untuk menyentuhnya bukan?
"Bolehkah saya menggendongnya?"
"Tentu saja! Anda tidak perlu meminta ijin pada saya. Lagi pula, anda sendiri adalah ayahnya."
Ayah?
Benar, sekarang ia telah menjadi seorang ayah. Pria itu tersenyum tipis menanggapi perkataan sang suster sebelum mengambil alih bayi yang di dekapnya. "Terima kasih." Ucapnya lanjut pada sang suster yang di balas dengan senyuman kecil dan pergi meninggalkannya.
Pandangan pria itu kini teralih kembali pada wanita brown di ujung saya yang semakin lama terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Wajah sendu itu kembali tercipta sebelum ia melangkahkan kakinya mendekat ke arahnya tanpa dirinya sadari. Awalnya ia ingin memberikan sebuah senyuman kegembiraan dan ucapan selamat seperti yang selama ini dirinya lakukan namun, entah mengapa kali ini semuanya begitu sulit untuk di lakukan.
Tap!
Langkahnya terhenti tepat di samping ranjang pasien berukuran singel bed yang menjadi tempat tidur wanita brown di hadapannya ini. Sepertinya wanita itu menyadari keberadaannya, buktinya ia membuka mata perlahan untuk menatap pria di sampingnya bahkan dengan sebuah senyuman. Melihat senyuman wanita di hadapannya pria tan itu pun berusaha untuk membalas senyumannya.
"Bagaimana?" Tanya gadis itu dengan suara serak dan lemas.
"Kau melahirkan bayi perempuan yang manis, seperti dirimu."
"Apakah ia datang?" Bibir pucat itu kembali bertanya tanpa memperdulikan perkataan pria di hadapannya.
Mendengar pertanyaan yang kedua kalinya, pria itu mengeratkan giginya menahan emosi yang bercampur aduk. "Belum." Jawabnya jujur.
"Souka..." Wanita itu menatap langit-langit kamar rawat itu dengan sedih.
"Apa kau ingin memberitahu keberadaan anak ini padanya, Hanabi?" Tanya pria itu pada Hanabi-wanita brown disana- yang di balas dengan sebuah gelengan lemah.
"Aku tidak ingin merusak apapun lagi. Lagipula, bukankah sekarang kau adalah ayahnya, Naruto?" Hanabi menatap pria tan dengan senyuman lemah.
Naruto mengigit bibir dalamnya dengan kuat tatkala Hanabi mengatakan kesungguhan hatinya. Entah malaikat apa yang menjadi istrinya ini bahkan, Naruto benar- benar mengutuk orang yang membuang wanita itu hingga hancur seperti sekarang ini.
"Apakah kau tidak ingin memberikan sebuah nama padanya? Kurasa kau lebih pantas memberikannya di banding diriku."
"Nama?" Hanabi memejamkan matanya perlahan seraya mencari ide nama yang akan di berikan pada anak dalam dekapan Naruto. Tak berapa lama, dirinya kembali membuka mata dan tersenyum.
"Hinata."
~To Be Continue~
Hai, Bertemu lagi bersama saya Go Minami Asuka Bi.
Yah, itu yang biasa saya katakan kalau di fandom Vocaloid. Tapi, karena ini fandom Naruto saya akan coba biasakan menyapa kalian lain waktu.
Disini, sebenarnya saya udah beberapa kali Upload di fandom ini, cuma beberapa kali saya hapus karena beberapa hal. Dan Kali ini saya mencoba mengupload dan mencoba mencari suasana baru dari fandom ini. Jika ada kemungkinan lebih banyak yang tidak suka dengan crita ini. Akan saya tekankan satu hal, Saya dengan senang hati akan mundur dari fandom ini dan kembali ke fandom awal saya.
Saya sendiri ga bermaksud buat d usir sama readers tapi, mengingat saya selalu down karna upload fandom ini jadi, antisipasi aja hehehe.
Untuk cerita kali ini, well...
bisa di bilang pasaran banget memang tapi, saya tidak perduli. Kritik? silahkan. Flame? silahkan. Toh, kalian ngeflame emang kalian bisa bikin cerita? toh lagian juga, kalian bisa ngeflame belum tentu kalian pnya ide buat bikin cerita kan? Jadi, saya sih ga perduli.
Untuk settingan cerita sendiri ini. Mungkin, bagi yang biasa liat crita saya di fandom sblh, bakal tau gimana nanti kedepannya tapi yang pasti disini Main Characternya bukan NarutoxHanabi! inget ya! Dan untuk kedepannya saya usahakan agak cepet setelah ff lain saya UP deh... :v
Takut kebanyakan cuap" (emang banyak) saya akhiri dulu deh,
Trima kasih untuk para Readers yang berkenan untuk meluangkan waktu membaca crita saya, juga bagi para flamer yang ngakunya nanti bilang ini jelek tapi kok masih baca juga. Ngefans kok malu" kucing :v... Sekian dan Trima kasih. Jangan lupa untuk reviewnya ya...
Salam Hangat,
Go Minami Asuka Bi
