Marriage Syndrom

Cast:DB5K+Cho Kyuhyun

Pair:Yunjae and Changkyu ('lil bit)

Summary:Jaejoong tau jika ia sangat mencintai Yunho, Yunho juga selalu bersikap manis padanya. Tapi benarkah semua itu cukup dengan cinta? Benarkah Yunho mencintainya? Keraguan seorang Kim Jaejoong sebelum menempuh hidup baru.

Author:Fabia Kim/Kinomoto Fabia

Length:1/2 (gak yakin dua atau tiga shoot)

Genre:Romance,comfort

Warning:yaoi ^^

MARRIAGE SYNDROM

"Jadi, kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" ujar Jung halmonie tiba-tiba, membuat suasana makan malam di kediaman keluarga Jung yang tadinya ramai itu langsung sepi seketika. Tak ada yang berani menjawab pertanyaan itu, meski mereka yang ada disana sudah tau untuk siapa pertanyaan itu ditujukan.

Seorang namja cantik yang duduk dikursi keempat dari depan melirik kesamping kirinya, kearah kekasihnya, ah ani, tepatnya ke tunangannya. Tatapan matanya seolah mengatakan pada kekasihnya, 'kau-saja-yang-menjawabnya'.

Hampir lima menit berlalu tanpa jawaban dari YunJae couple. Dan kini Jaejoong sadar jika semua orang yang ada disana, kedua orang tuanya dan Yunho, nenek Yunho juga adik Yunho, Changmin, mulai menatap mereka, menanti jawaban mereka.

"Atau jangan-jangan kalian tidak ingin menikah?" celetuk yang langsung meringis akibat pinggangnya disikut oleh sang istri.

"Yeobo,jangan bicara yang tidak-tidak" desis marah. Bagaimana tidak? Perkataan seolah mematahkan harapannya. Sudah lama ia mendambakan Kim Jaejoong sebagai menantunya dan sekarang suaminya seenak jidat berkata begitu? Belum lagi didepan mereka ada calon besan. Aih, mau ditaruh dimana mukaku?, batin

Jaejoong masih terdiam. Matanya melirik satu-persatu orang yang ada disana dengan pandangan gelisah. Jujur saja, ia belum siap jika ditanya seperti itu.

Yunho yang menyadari kegugupan Jaejoong langsung menggenggam tangan kanan Jaejoong erat sambil tersenyum seolah berujar, 'Tenanglah' yang dibalas senyuman oleh Jaejoong seolah berkata 'Terima kasih'.

"Jadi, kapan kalian siap menikah?" ulang Jung halmonie sekali lagi.

"Eung…a…anou….masalah itu….aku belum tau" ujar Jaejoong akhirnya. Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam, tak berani menatap ekspresi Jung halmonie.

"Aigooo….kenapa? Bukankah kalian sudah lama berpacaran? Berapa kalau tidak salah….3 tahun?" ujar Jung halmonie menebak-nebak.

"4,5 tahun lebih, halmonie. Dua bulan lagi lima tahun" koreksi Changmin yang sedari tadi diam, memerhatikan pembicaraan keluarganya dan keluarga calon kakak iparnya.

"Nah, yah segitu!" ujar Jung halmonie cuek. "Jadi, kenapa kalian tidak cepat-cepat menikah? Apalagi yang kalian tunggu?"

"Tapi Joongie masih terlalu kecil halmonie" bela Yunho.

"Aigooo….Yunho! Jaejoong itu sudah 24 tahun dan kau bilang dia masih kecil? Yang benar saja" ujar Jung halmonie. "Kau tau, aku sudah tak sabar menimang cucu. Lagi pula, bukankah kalian belakangan sering melakukan'nya'? Tapi kenapa Jaejoong tidak hamil juga?" lanjut Jung halmonie dengan santainya, mengabaikan wajah Jaejoong yang sudah blushing parah dan wajah kaget kedua orang tua Yunho dan Jaejoong.

"Tentu saja itu karena mereka memakai pengaman" lanjut Changmin dengan santainya sambil mengunyah makanan penutupnya strawberry shortcake dengan saus almond.

"B….benarkah itu….Jaejoong-ah?" ujar yang wajahnya sudah pucat pasi saking shocknya.

"Aigooo….biasa saja, Yuna-ah. Bukankah itu normal? Lagi pula semakin sering mereka melakukannya, semakin besar kemungkinan kita mendapat cucu" seloroh yang membuat istrinya gemas dan menghadiahkan satu jitakan gratis gara-gara omongan suaminya.

"Aku setuju denganmu, Jung. Seharusnya mereka tidak usah memakai pengaman" timpal sambil tertawa renyah tanpa memerhatikan tatapan tajam istrinya.

"Oke, oke. Kita kembali ke topic sebelum obrolan ini semakin panas" ujar . "Jadi, kenapa kau belum tau, Jaejoong-ah?"

Semua orang kini kembali menatap Jaejoong, membuat namja cantik itu kembali diliputi perasaan bingung dan gelisah. Dia tak tau harus menjawab apa sekarang, jika salah menjawab bisa jadi dia dianggap menolak permintaan Jung halmonie. Dan satu lagi yang Jaejoong sadari, makan malam kali ini terlalu berbeda dengan biasanya. Sepertinya makan malam kali ini lebih mirip acara lamaran kecil-kecilan.

"Aku rasa Jaejoong masih ingin menikmati perannya sebagai penyanyi, eommonim, aboeji. Lagi pula, mengapa kita harus terburu-buru?" ujar Yunho mewakili Jaejoong. Mengingat namja cantik itu dari tadi sudah berkeringat dingin dan hanya bisa menundukkan kepalanya. Sepertinya Yunho paham betul apa yang tengah kekasihnya rasakan.

"Bukankah Jaejoong masih bisa menyanyi setelah kalian menikah? Lagi pula untuk apa lama-lama menunda pernikahan?" ujar . Sepertinya diantara semua yang ada, dialah yang paling semangat membahas ini.

"Ya, itu benar. Lagi pula, dulu temanku pacaran sampai 10 tahun sekalipun tidak menjamin hubungan mereka lancer. Malah mereka tidak jadi menikah karena wanitanya berselingkuh" ujar antara menasehati dan menakut-nakuti anaknya sendiri.

"Kau kira anak kita apa, bodoh?" desis pada suaminya sebelum akhirnya ia memandang putra kesayangannya. "Jadi, bagaimana Jaejoong-ah? Kau kan masih bisa melanjutkan kariermu setelah menikah nanti" dukung .

"Tapi, bagaimana kalau nanti aku tidak bisa mengatur waktu, eomma?" Tanya Jaejoong, untuk pertama kalinya berani mengangkat wajahnya.

"Tenang saja, ada kami yang membantumu. Kami akan senang bisa mengurus anak kalian" ujar diiringi anggukan semangat oleh dan Jung halmonie.

"Dan kau tidak usah repot-repot mengurus masalah pernikahan karena kami semua yang akan mengurusnya. Benar begitu Hye Jin, ah?" ujar pada Hye Jin, ibu Jaejoong.

"Ne! Dan kau tidak perlu takut soal masalah keuanganmu nanti. Ada Yunho yang akan mengurus keperluanmu setelah menikah nanti! Benarkan, putraku?" ujar percaya diri sambil melirik kea rah Yunho yang duduk disamping Jaejoong.

"Eung….nde, appa" jawab Yunh gugup tiba-tiba namanya disebut oleh ayahnya.

"Ah! Baiklah kalau begitu, jadi kapan baiknya pernikahan ini dilaksanakan?" tanya Jung halmonie.

"Bagaimana jika akhir tahun ini?" ujar Yunho, mengingat Jaejoong masih harus menyiapkan album terbarunya.

"Aigooo! Itu terlalu lama" ujar Jung halmonie. Mengingat ini bulan juli akhir tahun ini berarti bulan Desember. "Bagaimana jika aku keburu meninggal?" timpalnya asal.

"Kalau begitu, bagaimana jika dua bulan lagi? Kalian tau kan jika Jaejoong hyung harus menyiapkan album baru?" usul Changmin.

"Aish! Itu sama saja!" tolak Jung halmonie.

Semua orang kini terdiam, kecuali dan yang sibuk merundingkan percakapan dari seberang meja. Sesekali mereka terlihat tertawa kecil. "Bagaimana kalau minggu depan?" celetuk

WHAT?!

Tidakkah itu terlalu cepat?

"Ani, minggu depan terlalu lama. Bagaimana kalau tiga hari lagi saja?" celetuk

mengangguk setuju. "Baiklah! Sudah diputuskan! Tiga hari lagi kalian menikah!" ujar dengan senyum lebar diwajahnya. Dan tentu saja semua orang menyambut bahagia keputusan itu. Ah, tidak semua orang sih, tepatnya hanya ketiga wanita berumur itu yang menyambut bahagia karena pasalnya Jaejoong hanya bisa menghela nafas mendengar keputusan dari kedua ibunya yang menurutnya seenak jidat.

XoXoXoXo

3 hari menjelang pernikahan dirasa Jaejoong sebagai hari paling berat. Bagaimana tidak? Pasalnya ia harus rela bolak-balik dan diseret kesana kemari oleh kedua ibunya untuk mengurusi keperluan pernikahan. Yup. Kedua ibunya. Toh bagaimana pun, cepat atau lambat, orang tua Yunho juga akan menjadi kedua orang tuanya juga kan?

And it's show time!

Jaejoong duduk sendirian di ruang tunggu calon mempelai wanita. Dia meminta semua orang untuk meninggalkannya sendiri. Dia butuh waktu untuk berpikir. Dan selama 3 hari itu, ia seolah tidak diberi waktu untuk berpikir, untuk memertimbangkan apakah keputusannya benar atau tidak.

Dan kini, hanya tinggal 15 menit waktu yang tersisa untuk memikirkan semuanya, memikirkan pernikahannya.

Benarkah ini langkah yang tepat? Benarkah ini semua tidak terlalu cepat? Dan yeah jujur saja, Jaejoong tidak tau dan ia belum siap. Ia tau jika selama ini ia dan Yunho saling mencintai, meski awalnya semua itu hanya perjodohan semata. Yunho juga selalu memerlakukannya dengan baik, selalu memanjakannya dan menuruti semua keinginannya. Tapi benarkah jika Yunho melakukan semua itu atas dasar cinta? Maksudnya, benarkah Yunho benar-benar mencintainya selama ini? Lalu seberapa kuatkah cinta Yunho padanya? Bagaimana jika suatu hari nanti Yunho menemukan yang lebih baik darinya dan meninggalkannya? Bagaimana jika ia tak bisa mengurus keluarganya dengan baik? Bagaimana jika sebenarnya ia belum siap? Mengurus dirinya saja Jaejoong tidak becus, apalagi mengurus orang lain dan juga anaknya nanti?

Pernah Jaejoong dengar, ah tidak, bukan pernah lagi, tapi sering ia dengar jika pernikahan itu tak hanya bermodal cinta dan uang. Pernikahan bukan hanya tempat pelampiasan nafsu semata, bukanlah tempat dimana kau masih bisa bermain-main dengan santainya seolah tak terjadi apa-apa, pernikahan bukanlah bahan penelitian 'trial and error' yang dapat kau uji coba berulang kali jika gagal, pernikahan adalah hal yang sakral. Pernikaha itu suci. Dan kata orang, sekali kau gagal dalam pernikahan, akan sulit untuk memerbaikinya. Yah, meski dalam beberapa kasus ada yang berhasil pada pernikahan kedua. Dengan pasangan yang berbeda tentunya.

Jaejoong takut. Ia takut jika semua itu menimpanya dan terjadi padanya.

Dan jujur, dari lubuk hati yang terdalam, ia belum siap akan semua ini. Secara usia, ia memang sudah matang. Tapi, untuk menjalankan semuanya? Jaejoong rasa ia belum siap.

XoXoXoXo

"Jaejoong-ah, sudah waktunya" ujar yang kini telah berdiri didepan putranya yang tengah duduk dengan kepala menunduk.

Begitu mendengar suara ayahnya, cepat-cepat ia mendongakkan kepalanya dan dalam hati ia bertekad untuk tidak menampakkan kesedihannya pada siapa pun. Yah, tak mungkin kan ia membaut semuanya kecewa?

"Kau sudah siap, sayang?" ujar menghampiri putranya dan menepuk pundaknya pelan.

Tanpa diduga sebelumnya, tiba-tiba Jaejoong yang masih duduk di kursinya memeluk erat . Membuat namja paruh baya itu membelalakkan matanya tak percaya. sadar penuh jika putra semata wayangnya ini tengah gugup. Tanpa mengatakannya, ia sudah tau apa yang dirasakan putranya. Dibalasnya pelukan putranya itu dan menepuk pundaknya pelan. "Tenanglah, putraku. Semuanya akan baik-baik saja" ujar sembari menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Cepat-cepat dihapusnya air mata itu dengan satu tangannya sebelum Jaejoong mengetahuinya.

XoXoXoXo

Bunyi lonceng menggema di seluruh kompleks gereja tempat dua insan manusia akan mengikat janji suci satu selamanya.

Seorang namja bertuxedo putih dengan dalaman soft pink berjalan dengan anggunnya, dengan ayahnya yang menggenggam erat salah satu tangannya sementara tangan yang satunya lagi memegang buket bunga calla lily yang putih dan cantik, tak kalah cantik dari dirinya. Sementara itu, didepannya terlihat seorang anak kecil yang merupakan pengiringnya tengah membawa sebuah keranjang berisi bunga mawar biru muda dan merah muda dengan kotak berlapis berludru berwarna merah ditengahnya, tempat sepasang cincin pernikahan. Sesekali matanya melirik kea rah hadirin yang datang di acara pernikahannya, tak banyak, hanya keluarga dan beberapa teman dekatnya. Terlihat dua orang sahabatnya duduk di baris kedua dari depan, Junsu dan Yoochun. Junsu yang mengenakan setalan jas berwarna cokelat dan Yoochun yang mengenakan setelan jas warna biru tersenyum penuh makna ke arahnya, yah meski bisa ditebak siapa yang paling heboh diantara Yoochun dan Junsu.

Sementara itu didepan sana, terlihat seorang namja tinggi bermata musang dan berkulit cokelat tengah tersenyum tipis kearahnya, meski senyuman itu tipis tapi senyuman itu terasa sangat indah. Namun meski begitu, tetap saja semua itu tak lantas membuat Jaejoong dapat menghilangkan perasaan gelisah dan gugupnya.

Hingga sampailah ia didepan sang pendeta. Diserahkannya dirinya ke Yunho oleh ayahnya, pertanda jika Jaejoong akan menjadi tanggung jawab namja bermarga Jung itu. Digenggamnya erat tangan Jaejoong seolah berkata 'Semuanya akan baik-baik saja'. Namun tetap saja semua itu tidak mempan.

Hingga akhirnya, sang pendeta mengucapkan serangkaian kata-kata pembuka sebelum akhirnya masuk ke bagian inti. Sang pendeta yang usianya sudah hampir 70 tahun itu menatap Yunho,"Jung Yunho, bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu? Berjanji akan mencintai dan menyayanginya selalu, memerlakukannya dengan baik, berada disisinya saat ia membutuhkanmu baik disaat suka maupun duka hingga maut memisahkan kalian?"

"Ya, saya bersedia" ujar Yunho mantap sambil menatap Jaejoong.

"Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu? Berjanji akan mencintai dan menyayanginya selalu, memerlakukannya dengan baik, berada disisinya saat ia membutuhkanmu baik disaat suka maupun duka hingga maut memisahkan kalian?" ujar si pendeta sambil menatap Jaejoong.

Sementara Jaejoong? Bukannya menjawab, ia malah mengalihkan pandangannya dari Yunho dan menatap satu persatu tamu yang hadir. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Dan ketakutan yang menggerogotinya semakin lama semakin membesar. Seolah ketakutan itu kini berdiri dihadapannya dan bersiap memakannya.

"A….aku…." ujar Jaejoong terbata-bata. Kepalanya terasa begitu pusing dan ia tak tau harus apa. Semua orang kini tengah menunggu jawabannya. Dan disbanding menunggu jawaban, dimata Jaejoong semua orang lebih terlihat menuntut untuk mengiyakan pertanyaan si pendeta. "Aku tidak tau" jawab Jaejoong akhirnya sebelum akhirnya ia berlari dengan sangat cepat ke jalan raya dan menaiki sebuah bus tanpa tau kemana bus itu pergi. Yang ia tau sebelum meninggalkan gereja hanyalah teriakan orang-orang yang memanggil namanya dan tatapan mata Yunho yang mengisayaratkan ketidakpercayaan dari namja bermata musang tersebut.

"Maafkan aku, Yunnie. Maafkan aku….hiks" ujar Jaejoong disela-sela tangisnya.

TBC

Oke, sebelum kalian ngamuk dan bilang aku gak konsisten karena belum nyelesain ff Found You dan Cassieland, aku Cuma mau bilang ff ini hanya 2 or 3shot. So don't worry. Found You chapter 4 masih bergulir di otakku. And yeah, bisa dibilang ff ini ngebut. Dibuat hanya 2 jam sodara2 xD #bangga. Maklum saya kelaperan ini dan kalau lagi seru2nya nulis tiba2 diinterupsi biasanya mood aku langsung ilang#curcol.

Oke. Singkatnya ini ff aku buat pas lagi bad mood habis tidur siang dan tau2 idenya nemplok gitu aja. Huh! Tauk deh kenapa tiap tidur siang selalu bad mood. Ada yang bisa jelasin?

Yup! Sebelum banyak bacot dan warung makannya tutup, saya mau ngucapin terima kasih buat yang udah baca ff saia dan review ^^

So….jika berminat,mohon reiew ya! No kacang, no sider!

Sign

Kim fabia