Naruto © Masashi Kishimoto
Genre: Drama, Romance, Hurt comfrot
Pairing: NaruSaku, SasuSaku, SasuHina, Naruhina, SaiIno.
Warning: AU, OOC, kata-kata tidak baku, gaje, abal,Typo (nongol mulu)
Don't like don't read~!
.
.
.
Summary:
Sakura dihadapkan dua pilihan yang sangat sulit. Haruskah dia memilih setia kepada tunangannya Sasuke atau justru memilih bersama Naruto yang notabennya adalah calon suaminya di masa lalu.
"Aku tidak memaksa kau memilihku Sakura-chan"/ "kau harus bersamaku"/ "bisakah kau memberikannya kepadaku Nee-chan"/ "kau harus memilih salah satu di antara mereka Sakura"/semua itu membingungkannya.
.
~Happy Reading~!
.
Aku memilih setia
.
.
Chapter 1:
.
Bolak-balik gadis itu tidak menemukan sosok yang dicarinya. Ia termangu kemudian. Duduk sendiri di bangku taman tanpa ada yang menemani. Wajahnya yang bersih putih itu nampak sedikit memerah. Menahan tangis.
Meski begitu ia tidak berhenti menoleh kesana-kemari. Bahkan sesekali ia membalikkan tubuhnya, hanya sekedar menoleh kebelakang. Mencari sesosok yang sejak tadi membuat janji kepadanya. Tapi sudah tiga jam lamanya ia menunggu tidak ada tanda akan kedatangan orang itu. Akhirnya dengan wajah yang sangat kecewa, ia hanya bia mengeluh sendiri.
"siapa sih, yang kau cari, Nona…?"
Gadis bermata Emerald bulat itu menoleh ke arah datangnya suara yang tadi menyapanya. Disana ia melihat seorang pemuda berambut kuning dan memiliki tiga goresan di kedua pipinya, yang sedang berjalan ke arahnya dengan di damping seekor anjing yang memiliki bulu berwarna Orange.
"Kau tampak sedang kebingungan. Bisa kubantu?" tanyanya lagi.
"Ah, terimakasih. Hanya lagi nunggu seseorang kok…," jawab gadis itu.
"Tapi kulihat sejak tadi kau…"
Tiba-tiba saja terdengar bunyi suara hp dari gadis itu, membuat perkataan pemuda itu terputus.
"Ah, maaaf. Aku harus mengangkatnya.''
"Hm, tidak apa-apa. Silahkan.''
Gadis itu menganggukkan kepalanya hingga ia bangkit menjauh sedikit dari kursi taman untuk mengangkat telefone tersebut. Selama gadis itu berbicara dengan hpnya, pemuda berambut kuning tersebut hanya memandang dengan tatapan yang sulit diartikan.
Ia sedikit ketawa ketika melihat ekspresi gadis pink itu yang menurutnya lucu. Gadis itu sedang mengambek kepada si penelfon. Terlihat dari bibirnya yang dibuat kerucut ke depan membuat kesan imut di wajah cantiknya.
"Terserah kau saja.'' Maki gadis itu kasar. Dengan segera dia mematikan hpnya dan mencabut betrai handphonenya.
Sementara pemuda yang sedari tadi menatapnya segera mengalihkan pandangannya ke depan ketika dia melihat gadis itu menghampiri dimana dia duduk tadi. Gadis itu menghempaskan bokongnya dengan sedikit kasar. Ia duduk di kursi taman dimana ia duduk tadi.
"Sepertinya kau lagi kesal Nona?'' tanya pemuda disebelahnya tapi gadis itu tidak menjawab. Ia hanya diam dan makin memperjelas wajah jengkelnya. Pemuda itu terkekeh kecil membuat gadis itu mendelik tajam.
"Apa ada yang lucu?''
"Pftt, tidak hanya saja wajahmu itu kalau sedang kesal sangat lucu.''
Wajah gadis itu memerah menahan amarah. Cukup hari ini dia dibuat dongkol oleh Tunangannya yang membuat janji untuk ketemu tapi tidak datang, membuat dirinya harus menunggu selama tiga jam. Ditambah lagi seorang pemuda yang mengejek wajahnya.
Brukkk.
Ya, Dengan kasar gadis itu mendorong ke samping pemuda yang duduk disampingnya. Tentu saja pemuda disampingnya kaget dan tidak lama setelah itu dia meringis mengusap-ngusap bokongnya yang sakit, dia tehempas ditanah dengan tidak elit.
"Ittai… hei itu sakit tahu!'' teriak pemuda berambut kuning itu tidak terima. Sedangkan yang mendorongnya hanya semakin menatap tajam membuat nyali pemuda tersebut menciut juga.
"He he he maafkan aku. Aku kan Cuma bercanda tadi.''
Huffftt.
Gadis itu memalingkan mukanya ke arah lain pada sepasang anak SMA yang sedang asyik mengobrol di taman itu. Sesekali mereka tertawa bareng. Oh, gadis itu iri. Ia ingin sekali seperti mereka sebetulnya. Tapi, karena tunangan pantat ayamnya itu seenak jidatnya membatalkan pertemuan mereka setelah hampir tiga jam lamanya ia menunggu. Ia lantas mendesah lirih.
"Naruto.'' tiba-tiba saja pemuda rambut kuning itu mengulurkan tangannya ke depan gadis tersebut. Gadis itu mendongak menatap wajah pemuda tersebut yang tahu-tahu sudah ada di depannya dengan heran.
"Namaku Naruto. Kamu?'' tanya pemuda tersebut atau bisa dipanggil Naruto.
"Untuk apa kau menanyakan namaku?''
Pemuda itu nyengir. "Apa tidak boleh aku mengenal namamu?''
"Bo… boleh. Sakura. Haruno Sakura.'' mereka berdua berjabat tangan mengenalkan nama masing-masing. Dengan masih berjabat tangan Naruto sedikit menggoda gadis didepannya tersebut sambil memperdekat wajahnya ke arah gadis itu. Tentu saja Sakura jadi salah tingkah.
"Senang bisa mengenal gadis secantik anda, Nona Sakura."
Blush.
Wajah sakura merona merah. Malu. Ia tanpa kikuk sendiri. Tampaknya dia sedikit mulai melupakan kejadian yang menyebalkan tadi.
"Jangan pakai Nona.''
"Maaf…''
"Tidak apa-apa.''
Sakura tersenyum.
Naruto pun tersenyum. Mereka melepaskan jabatan tangan mereka.
"Senang bisa berkenalan dan berteman denganmu,'' ucap Naruto. Sakura hanya mengangguk sambil tersenyum. Untuk beberapa saat mereka terdiam dengan pemikiran mereka masing-masing hingga mereka mendengar suara anjing yang berada disebelah kaki Naruto sedang menggigit ujung celananya.
Grrrr.
"Ah, apa itu anjingmu?'' tanya Sakura sambil menghampiri anjing tersebut. Ia berlutut di depan anjing tersebut. Naruto tersenyum. Ia pun juga ikut berlutut disamping anjing kesanyangannya itu.
"Hm, dia anjingku. Perkenalkan namanya Kyubi. Nah Kyubi perkenalkan ini Sakura.''
Guk.
Tampak anjing orange itu mengulurkan kaki kanan depannya untuk bersalaman. Sakura kaget.
Naruto tertawa. "ha ha ha sepertinya dia ingin berjabat tangan denganmu Sakura-chan.'' Sekali lagi Kyubi menggonggong membenarkan perkataan majikannya itu.
Guk.
Sakura tersenyum. Segera ia mengulurkan tangannya menjabat kaki kecil Kyubi dan sedikit menganyunkannya. Katas dan kebawah sebentar.
"Kau sangat lucu Kyubi.'' Puji Sakura sambil mengelus kepala anjing orange tersebut. Kyubi tampak senang dengan belaian Sakura.
"Tampaknya dia suka denganmu Sakura-chan.''
"Hi hi hi, kau benar. Dia menyukaiku. Benarkan Kyubi?''
Guk.
Naruto dan Sakura tertawa bersama. Mereka berdua berdiri saling berhadapan. Dengan masih tersenyum Sakura minta ijin pamit untuk pulang. Lantaran karena hari sudah sore. Naruto hanya mengangguk sambil tersenyum. Sebenar-nya dalam hatinya ingin mencegah gadis itu tidak pergi. Namun tidak dilakukannya.
Dengan berat hati Naruto membiarkan Sakura pergi. Sebelum Sakura jauh Naruto sempat berteriak kepada Sakura.
"Sakura-chan!'' teriak Naruto, membuat Sakura berhenti dan menengok ke arahnya.
"Apa kita akan bertemu lagi?''
Sakura tersenyum mendengar perkataan pemuda tersebut. "Pasti, kita akan bertemu lagi.'' teriak Sakura juga. Naruto mengangguk sambil melambaikan tangannya begitu pun juga dengan Sakura ia pun juga menganggukkan kepalanya dan membalas lambaian tangan Naruto. Setelah itu ia melanjutkan kembali perjalanannya. Naruto hanya bisa memandang kepergian Sakura dengan perasaan bercampur aduk.
"Kita pasti akan bertemu lagi Sakura-chan. Itu pasti,'' Gumam Naruto pelan tapi pasti. Naruto mengalihkan pandangannya ke bawah memandang Kyubi yang kebetulan juga sedang memandang majikannya.
"Apa dia akan mengingatku Kyubi?''
O0o0o0o0o
Sakura segera membanting pintu mobilnya ketika ia sudah sampai di manshion tunangannya. Ia masuk bagaikan orang kesetanan. Bahkan para pembantu yang tinggal disitu sempat bergidik ngeri melihat kemarahan tunangan tuannya itu.
"Brengsek kau, Sasuke! Teriak Sakura setelah sampai dikamar tunangannya.
"Bangun!'' teriaknya lagi. kali ini ia sudah berada di depan kepala Sasuke. Tapi lelaki itu hanya tersenyum tipis dibalik selimutnya. Ia sudah yakin kalau Sakura pasti akan mendatanginya kerumah.
"Kau tahu, sudah tiga jam aku menunggu di taman, ehh kau malah enak-enakkan ditempat tidur!'' makinya membuka selimut itu dengan paksa.
"Hn,'' Ucap lelaki itu dengan muka tidak berdosa. Ingin sekali Sakura mengacak-acak wajah yang tidak merasa bersalah itu. Tapi ia hanya bisa mengumpat dalam hati saja. Percuma saja memarahi pemuda di depannya itu. ia tidak pandai bersilat lidah kalau behadapan dengan Sasuke.
"Eit…! Belum puasnya tidur…kau mengacuhkanku…?'' larangnya ketika Sasuke hendak menarik selimutnya kembali.
"Hn, aku sakit Sakura,'' ucap Sasuke serak. Sakura yang tadinya ingin memarahi tunangannya itu segera berhenti ketika mendengar dari mulut sang tunangan bahwa dirinya sedang sakit.
"Ehh? Kau sakit?'' tanya Sakura sambil memeriksa kening Sasuke dengan tangan kanannya.
"Panas,'' ucap Sakura pelan. Sedangkan Sasuke hanya memandangnya datar. Sakura meringis ketika mendapat tatapan datar Sasuke.
"Maafkan aku Sasu-chan, aku kan tidak tahu kalau kamu sakit.''
"Ck, berhenti memanggil namaku seperti itu Sakura,'' ucap Sasuke jijik yang tidak terima di panggil dengan embel-embel suffix chan. Tapi Sakura tidak peduli. Ada kesenangan tersendiri menggoda Sasuke seperti itu.
"Baiklah Sasu-chan.'' Sasuke makin mendelik. Sedangkan Sakura hanya tertawa renyah. Menikmati kemarahan Sasuke. Melihat Sakura yang tertawa seperti itu membuat Sasuke mau tak mau juga ikut tersenyum. Sasuke menarik tangan Sakura untuk mendekat kepadanya.
Sakura yang mengerti langsung segera menyusup kedalam selimut yang dipakai Sasuke. Mendekatkan dirinya ke pemuda yang terkenal dengan sifat dinginnya. Dia tidak perduli akan ketularan penyakit tunangannya.
Dengan manja sasuke memeluk pinggang sakura dengan erat. Menaruh kepalanya di dada kekasih. Merasakan detak jantung sakura. Melodi yang sangat indah di dengar kupingnya. Sakura yang melihat kemanjaan Sasuke hanya bisa tersenyum lembut. Dia mengelus rambut revan Sasuke dengan kasih sayang.
"Maaf," ucap Sasuke.
sakura tersenyum mendengar kekasihnya minta maaf. "Hmm. Jangan di ulangi. Kau kan bisa menghubungiku dari awal kalau kau gak bisa datang.''
"Hn, tadi aku ketiduran setelah minum obat jadi tidak bisa menghubungimu.''
"tidak apa. Jangan di ulangi lagi. aku tidak suka."
"Hn."
Sesaat keduanya lalu terdiam menikmati kebersamaan mereka. Sakura bisa merasakan panas badan Sasuke ketika dahi Sasuke berdempet dengan dadanya.
"Tidurlah Sasuke-kun. Aku akan menemanimu.''
"Hn.''
Tidak lama setelah itu Sasuke pun menutup matanya tertidur. Sakura hanya tersenyum memandang wajah tunangannya yang tertidur bagaikan wajah bayi yang polos. Jari lentiknya menyusuri wajah tampan tanpa cacat sedikit pun itu. Tiba-tiba ia tersentak ketika terlintas diotaknya adalah wajah Naruto yang teriak memanggilnya.
"Sakura-chan."
0o0o0o0o
Sakura pulang kerumahnya ketika malam telah larut. Itu semua karena dikarenakan Sasuke sang tunangan melarangnya untuk pulang bahkan di suruh bermalam. Tapi gadis itu tidak bisa meninggalkan sang adik di apartemen sendiri.
Ya dia hidup berdua saja dengan sang adik angkatnya lantaran karena kedua orang tua mereka telah meninggal akibat kecelakaan. Dari kecil mereka memang sudah bersama sehingga ketika orang tua mereka meninggal. Sakura dan Hinata adik angkatnya memutuskan untuk tinggal bersama-sama. Padahal kalau dipikir Hinata masih memiliki keluarga Hyuga yang bangsawan yang mau merawatnya.
Tapi karena Hinata merasa kasihan dan tidak tega terhadap Sakura yang tidak memilki siapa-siapa selain dirinya, jadi ia memutuskan untuk tinggal bersama Sakura. walau ia harus sedikit mendapat tentangan dari keluarga Hyuga. Tapi Hinata tidak memperdulikannya.
Dengan wajah letih Sakura membuka pintu apartemennya tanpa susah-susah mengetuk pintu dulu. Lantaran karena dia memegang kunci sendiri begitupun juga dengan adiknya. Tentu saja saat ia pulang, lampu apartemantnya telah dipadamkan. Adiknya pun, telah tertidur lelap dikamarnya.
Untung saja Sakura sedikit mendapatkan warisan ketika orang tuanya meninggal. Memang tidak banyak tapi setidaknya cukup untuk membeli sebuah apartement yang luas dan juga bersih yang dia tempati saat ini bersama adiknya. Dan untuk membiayai kebutuhan mereka sehari-hari, Sakura telah bekerja di perusahaan Uchiha Crop sebagai sekertaris Sasuke. Sedangkan Hinata masih menyelesaikan kuliahnya tahun ini.
Sebelum ia masuk kedalam kamarnya. Ia terlebih dahulu memasuki kamar adiknya memeriksa apakah adiknya Hinata itu benar-benar tidur. Sakura membuka pintu kamar adiknya dengan pelan, agar tidak membangunkan sang adik.
Perlahan ia mendekati ranjang ditempati adiknya tertidur. Ia duduk ditepian tempat tidur Hinata. berusaha untuk tidak manganggu tidur nyenyak sang adik. Ia membelai rambut panjang sang adik dengan penuh kasih sayang. Terkadang menyingkirkan beberapa helaian rambut yang menutupi wajah manisnya.
Dengan penuh sayang Sakura mengecup kening Hinata dan segera berdiri keluar dari kamar Hinata. Tanpa disadari Sakura, Hinata menggumam nama seseorang yang dia sayangi.
.
.
.
Setibanya di dalam kamar, Sakura tidak langsung mengganti pakaiannya. Gadis itu justru malah merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya yang berwarna pink costa, kemudian termangu menopang dagu dengan mata menerawang jauh, membayangkan seraut wajah yang sore tadi dilihatnya.
Kejadian di taman tadi sore, benar-benar membuat hati Sakura, gadis cantik berambut pink itu tidak tenang. Entah mengapa , bayangan wajah pemuda berambut kuning itu, terus saja muncul mengisi pikirannya. Meski berulang kali Sakura berusaha untuk membuang jauh bayangan pemuda itu, namun semakin kuat dia berusaha membuangnya, semakin lekat pula bayangan pemuda itu menggurat di dalam pikirannya.
Sampai-sampai hati Sakura dibuat gelisah olehnya. Sakura pun jadi tak mengerti, ada apa sebenarnya dengan dirinya? Sepertinya ia sangat familiar dengan wajah Naruto. Gadis jelita bermata indah dengan bulu mata yang lentik dan rona merah menghias di kedua pipinya yang cabi itu, bangkit dari ranjangnya menuju ke beranda kamarnya.
Ia memandang wajah malam yang menurutnya sangat indah malam ini.
"Naruto.'' lagi.
Ia menyebut nama pemuda itu lagi. Entah ini sudah yang ke berapa kalinya ia mamanggil nama pemuda tersebut. kadang tanpa di sadar sakura sering menggumam nama Naruto. Sakura menarik napas panjang dan berat, sembari menggelengkan kepala, dia tersenyum-senyum sendiri. Betapa bodohnya dia selalu mengingat wajah pemuda tersebut. Belum lagi ia mengingat kelakuan anjingnya yang bernama Kyubi itu. Sungguh ia merindukan err mereka?
Apakah ia sedang jatuh cinta kepada pemuda tersebut? Begitu cepat dan mudahnyakah cinta itu datang dan menggurat dihatinya? Padahal, dia belum mengenal pemuda tersebut. Bahkan bertemu pun baru sekali. Dan yang membuat Sakura tersentak kaget dari lamunannya adalah ia sudah memiliki tunangan.
Tidak. Sakura menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia mencintai tunangannya. Ya dia hanya mencintai Sasuke seorang. Tapi kenapa, ketika mengingat wajah Naruto ia merasa kenal dengan pemuda tersebut. Sepertinya ia sudah cukup dekat dengan pemuda tersebut. Entahlah ia sendiri bingung.
.
.
.
.
Tbc
Author's notes:
Hallo minna ketemu lagi fict abalku yang membosankan dan menggelikan ini. hehehehe
Habis tangan ini gatel sih ingin mempublish yang baru. Ho ho ho
So, bisa minta riview agar aku tahu apa fict ini layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Salam cherry
