Seumur hidupku, aku bukan apa-apa.
Tidak pernah dianggap, hidup tanpa cinta.
Bagaikan sebuah boneka marionette dengan benang tak kasat mata,
Dengan seenaknya, aku dipermainkan.

Kemanapun dia gerakkan tangannya, aku akan berada disitu.
Kapanpun dia memanggil namaku, aku akan berada disitu.
Sekasar apapun perlakuannya padaku, aku tetap bertahan disitu.
Termasuk saat dia permainkan cinta dan hatiku...

Saat aku pertama kali bertemu dengannya
Seolah ada setitik kecil cahaya
Harapan dan bahkan kebahagiaan, aku dapat melihatnya.
Yang dapat membebaskanku dari kegelapan ini, seolah terpantul dari matanya.

Sikapnya yang agak keras.
Suaranya yang tegas.
Hari-hariku bersamanya yang jauh lebih berharga dibandingkan emas,
Di dalam hati ini semuanya, semuanya membekas.

Menyimpan rahasia ini dalam bisu,
Hatiku menjerit-jerit pilu.
Oh, betapa aku mencintaimu,
Satu-satunya cahaya dalam hidupku...

Kumohon, aku tidak ingin cinta ini menjadi tragedi
Bawa aku pergi dari sini
Bahkan jika kita harus berpisah, bahkan jika kau harus pergi,
Berjanjilah untuk menemuiku suatu hari nanti.

Selamatkan aku.
Peluk diriku.
Hanyutkan aku dalam kasih sayangmu.
Meskipun aku tahu,
Bahwa dia tidak akan setuju...

Kau yang membahagiakan diriku,
Kau yang mengembangan senyumku,
Kau yang perlahan menghilang dari hadapanku...
Aku yang hanya bisa menangis dengan dirimu di pelukanku...

Meskipun takdir memisahkan kita,
Meskipun kita berpisah dunia,
Bunga lili putih ini akan menjadi tanda,
Bahwa aku akan mencintaimu selamanya.