Disclaimer
Magi © Shinobu Ohtaka
he's gonna miss it © Enamel Illyane
Warning!
Ja'far-centric, maybe OOC, typo(s), terdapat diksi yang tidak tepat
Not gonna say anything nice? Then keep it to yourself and click the 'back' button, you don't like wasting your energy on this right?
.
.
.
.
Ja'far akan merindukan pakaian lamanya.
Gamis yang kini—normalnya—hanya dipakai wanita membuatnya terpaksa beralih pada setelan formal yang telah dipesankan khusus oleh Sinbad untuknya. Meski agak aneh merasakan kepalanya yang biasa dihinggapi kerudungnya kini tak ditutupi apa-apa.
Ia merasa bebas sekaligus terkekang.
Kelap-kelip lampu bangunan telah menggantikan kilau bintang dari langit sana. Bulan tak lagi menjadi penuntun para manusia yang tersesat. Pusat informasi kini tersebar di seluruh dunia hingga ke daerah-daerah paling terpencil. Satu-satunya yang mengancam nyawa adalah kerugian dalam perdagangan, bukan lagi pedang atau senjata-senjata milik para bandit.
Segalanya kini diatur hukum. Mulai dari kewajiban sebagai seorang warga negeri, hingga setiap inci pergerakan yang dilakukan sehari-hari. Mulai umur berapa seorang anak wajib disekolahkan, berapa pajak yang harus dibayarkan, hingga dimana kita harus membuang sampah. Tidak ada yang bisa dilakukan sesuka hati.
Bukan berarti Ja'far tidak suka ketertiban, sih. Hanya saja, ia merasa lebih tidak bebas mengekpresikan diri setelah Sinbad melakukan satu perubahan yang sangat, sangat besar pada dunia ini.
Jujur, ia rindu bagaimana ia bebas berkeliling negeri selama ia ada waktu senggang. Atau ketika ia diam-diam berlatih di ruang rahasia bawah tanahnya. Atau saat-saat dimana mereka berpesta dan menebar keakraban yang sangat kental. Bagaimana ia memanggil rajanya dengan "Sin" dan bukannya "Direktur"—
"…ck."
Ah, ah. Ja'far benar-benar muak dengan semua formalitas yang harus ia terapkan setiap saat.
Apalagi saat melihat wanita busuk itu berada di sekitar "Sin"nya dan berlagak seolah hanya dia yang dibutuhkan oleh "Sin"nya.
fin.
Saya sebagai anak tidak terima! Papa sudah berani selingkuh terang-terangan! Apa tidak ada yang sadar betapa Mama terluka melihat Papa dengan wanita lain!? (#`Д´) /
My mom deserve anything better than this,
Enamel Illyane.
