Kepingin bikin multichap… Akhirnya kesampean juga.
Hiks-hiks…
Aku jadi terharu….…*orang aneh* (Lupakan)
Silakan membaca mohon maaf kalau banyak salah dalam fic ini, agak gerogi sih… Soalnya multichap pertama, mohon bantuan sama semuanya…
Rated: T
Genre: Romance/Drama
Pair: NaruSaku, SasuSaku, NaruHina, dan pair melimpah!
Warning: AU, OOC, typo yg akut (tetep), gaje (so pasti), kegilaan tanpa sebab (all~ways), bahasa tak bisa baku, pair melimpah-ruah, dll…
Disclaimer: Masashi Kishimoto-sensei! Aku Nginjem Narutonya dulu ya! Mau tak obrak-abrik! *ditendak ke Pluto*
Love Season by Chocomint the Snidget
Summary: Setiap musim memiliki kejaibannya sendiri. Namun semuanya memiliki kekuatan untuk menyatukan hati mereka yang dipasangkan dengan benang emas venus…
…~*~…
Spring:
Cherry Blossom
Ditengah keramaian Kota Konoha, tersembunyi sebuah taman nasional yang sudah terbengkalai. "Season's Garden" demikian taman ini disebut dulu, saat masa-masa kejayaanya.
Taman yang menyimpan keindahan tersendiri yang tersembunyi dengan tempat yang tak terjamah tangan-tangan manusia cukup lama.
Terdapat sebuah telaga kecil ditengahnya, tumbuh berbagai pohon, dari pohon maple, pohon cemara, dan juga… Pohon sakura dengan bunga terindah di kota itu…
Sayang seiring dengan berjalanya waktu taman ini mulai ditinggalkan, rumput liar mulai tumbuh meninggi, semak belukar merajai, laba-laba mengambil alih.
Seakan mengerti masa jayanya telah habis, pohon sakura itu tak pernah berbunga lagi. Namun ia tidak mati, sebab ia masih menunggu janji suci kedua anak itu…
Menunggu hati yang disatukan oleh takdir benang emas venus…
.
SMA Toujou
Di sebuah sekolah swasta terkemuka di Kota Konoha, SMA Toujou, kehidupan remaja terasa begitu kental.
Dan pagi datang dengan begitu meriah…
"Sasuke-kun!" jerit segerombolan gadis.
"Senpai!" jerit segerombolan gadis lainya yang sepertinya berumur lebih muda.
"Uchiha…" gumam keras kumpulan gadis, eh, wanita dengan nada seperti orang terhipnotis.
Keramaian yang sudah sering terjadi di Konoha High School. Rutinas pagi…
Sang idola tampan lewat dikelilingi gadis-gadis dan wanita-wanita.
Rambutnya yang hitam pekat tertimpa cahaya. Wajahnya yang tampan berwarna putih pucat dan begitu proposional.
Sang idola yang dikelilingi fansnya, namun tetap memasang wajah dingin ... Tanpa ekspresi. Normal… Memang demikian tipikalnya.
Namun ada yang berbeda… Ya, perbedaan yang amat menonjol.
"Hei, Haruno!" sapa Sasuke tiba-tiba pada seorang gadis berambut pink. Rambut panjangnya yang lurus terurai anggun, membingkai indah wajah bidadari yang serius, dengan mata emeraldnya yang memikat siapapun yang memandang. Seketika wajah Sasuke terhias senyum cerah.
Sontak membuat kaget seluruh penjuru sekolah. Semua orang tahu bahwa Sasuke Uchiha adalah rival nomor satu Sakura Haruno, demikian juga sebaliknya. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, mulai dari akademis, non-akademis, hingga tingkat popularitas tertinggi.
Aneh adalah kata yang paling cocok untuk suasana ini. Sakura yang selama ini dikenal membenci setengah mati Sasuke, kini sedang bercanda bersama dengan rival nomor satunya itu.
Satu-satunya gadis di SMA Toujou yang menyatakan penolakan terang-terangan pada Sasuke anak semata wayang kepala sekolah SMA Toujou. Satu-satunya gadis yang menyatakan perang terbuka padanya. Permusuhan legendaris yang sudah berjalan 1 tahun ini? Wew…
Dan mereka sedang bergandengan sekarang? Ini terlalu riskan…
Menimbulkan beragam pandang curiga dari sekelilingnya, seorang pria berambut merah memandangi sepasang rival yang kini terlihat akrab itu… Sorot mata yang menyiratkan dendam…
Sementara si gadis membalas dengan senyum yang amat manis pada Sasuke, dan menatap penuh arti pada seluruh perempuan yang memuja si pangeran tampan.
Tatapan ini… Bukan tatapan minta maaf, takut, bingung, senang, atau sejenisnya, ini…
Tatapan penuh kemenangan. Puas… Yang menyimpan misteri besar…
.
Season Garden
Sebuah mobil putih berhenti di depan sebuah taman yang terbengkalai, rumput yang sudah tumbuh tinggi, dan pohon yang tumbuh subur tak beraturan, serta sebuah pohon sakura yang tidak juga berbunga di awal musim semi ini…
Sesosok lelaki berambut kuning cerah turun dari mobil tersebut, mamandang keseluruhan taman tersebut sambil tersenyum, tatapannya menunjukan tatapan kerinduan.
Mengelus sesaat batang pohon tertua di taman ini, sebatang pohon sakura tua yang tak berbunga.
"Aku kembali… Sakura…" gumam pria tersebut…
"Aku kembali… Untukmu… "
'Apa kau masih mengingatku?'
.
Taman Sekolah Toujou
"Sakura…" ucap suara lembut Sasuke, ya, suara yang bisa dibilang amat langka didengar dan dapat membuat meleleh semua perempuan yang mendengarnya.
Semua… Pengecualian gadis ini, yang hanya menjawab tanpa ekspresi…
"Hn…." ucap Sakura tak peduli, masih asik dengan buku tebal bacaanya.
Semua orang yang diperlakukan seperti itu pasti marah… Tapi tidak dengan Sasuke. Ia justru tersenyum puas.
"Kau gadis yang menarik…" ucap Sasuke kembali.
"Thanks…" jawab Sakura dengan nada datar tanpa melepas pandangan dari bukunya.
Kali ini Sasuke memasang wajah kecewa bercampur kaget. Tidak seorang pun bisa dengan tenang menghadapi pujian dari seorang Uchiha. Tidak seorang pun, kecuali gadis ini,The Most Beautiful di Toujou…
Ya, rivalnya ini memang pengecualian… Dia… Menarik...
'Dia amat menarik'
'Tetttttttttttttttttttt…..'
"Yak!" ucap Sakura sambil bangkit dari kursi taman itu dan menutup bukunya. Sakura segera berjalan menuju ruang kelas.
"Hei! Mau kemana kau?" tanya Sasuke yang bingung akan sikap tiba-tiba Sakura.
"Kemana katamu?" cetus Sakura dengan nada merendahkan.
"Tentu saja masuk kelas! Dasar bodoh…" ucap Sakura dengan sinis.
Kata-kata tersebut sungguh tidak pantas ditujukan pada Sasuke. Sebagai pemegang juara ke-2 dalam satu angkatan, Sasuke bukanlah orang bodoh. Tapi mengingat yang mengucapan adalah pemegang posisi pertama, rasanya hal itu masuk akal.
Ach… Aku seorang Uchiha lagi-lagi kehabisan kata-kata di depan gadis ini, namun tidak seperti biasanya, ketika aku selalu berusaha untuk menjawab dengan ejekan.
Kini ada hal yang lebih berharga dibanding duel ejekan. Aku tidak boleh melewatkan sedetik pun mengambil informasi dari Sakura.
"Hei bodoh! Sampai kapan kau mau diam di situ!" ujar Sakura ketus. Ah, gadis ini benar-benar membuat aku seperti balita.
.
Kelas XI-1
"Sakura…" ucap horror putri tunggal keluarga Yamanaka yang tersohor. Ino Yamanaka.
"Apa Ino…" ucap Sakura yang sedang asik mengkoreksi notesnya, sambil memasang senyum mengerikan. ("Psikopat!" *di lempar kamus gede sama Sakura*)
"Sampai kapan sih kau mau menghancurkan lagi perasaan banyak orang lagi?" ucap Ino kesal.
"Sakura-chan… Sudahilah kebiasaanmu ini…" ucap lembut-lembut-prihatin Hinata.
"Ayolah! Lihat ini! Baru kelas 2 SMU, sudah seluruh cowok di sekolah menyatakan cinta padaku, aku berhasil menolak seluruhnya. Minus cowok terakhir tentunya… Tapi, si Uchiha itu nantinya juga akan "menembak"-ku… Aku nantinya juga akan menolaknya… Maka aku akan menghentikanya. Mudah bukan?" jawab Sakura santai sambil menunjukan daftar cowok yang sudah ditolaknya…
'Sampai kapan sih dia mau terpengaruh kejadian 7 tahun lalu?' pikir Ino kehabisan akal…
.
"Anak-anak! Harap tenang!" ucap wali kelas kami yang baru datang (telat mulu!), Kakashi Hatake.
Kelas segera hening, dari sikapnya yang formal ini, berarti ada hal penting oleh wali kelas ini.
"Hari ini kalian kedatangan seorang murid baru…" ucap Kakashi formal.
Segera terjadi keributan kecil di dalam kelas, biasanya jika akan ada murid pindahan pasti ada desas-desus beberapa waktu sebelumnya. Tapi kali ini tidak. Kini seluruh penghuni kelas mencoba memprediksikan siapa murid baru tersebut.
"UZUMAKI! Masuk!" panggil Kakashi -sensei pada seseorang di luar kelas.
Seketika itu juga, seluruh siswa berkonsentrasi pada pintu.
Sesosok laki-laki tampan berambut kuning cerah, bertubuh proposional, dengan wajah "cool" masuk ke dalam kelas. Para siswi menarik nafas perlahan, beberapa terkikik pelan, beberapa memandang kagum. Sementara Sakura… Memandang menilai…
"Uzumaki, perkanalakan dirimu." ucap Kakashi.
"Baik." jawab Uzumaki tenang, cukup untuk merebut hati siswi-siswi dan menambah nilai plus dari para siswa.
"Nama saya Naruto Uzumaki, saya pindahan dari Inggris." jawab Naruto cool, membungkuk, lalu memasang cengirannya, tidak mengurangi kadar kekerenanya. Siswi-siswi meleleh.
"Uzumaki, duduk di belakang Haruno." Ujar Kakashi.
"Haruno yang mana ya?" ucap Naruto innocent.
"Itu yang berambut pink." jawab Kakashi.
"Okay sensei!" jawab Naruto. Spontan membuat seisi kelas merasakan kadar "cute" Naruto naik 100%.
Naruto yang berjalan kearah kursinya memberi senyum pada seluruh isi kelas. Pandangan matanya berhenti ketika ia beradu mata dengan Sakura… Sakura memandang mencari sesuatu.
Setelah menemukan apa yang ia cari, Sakura memasang kharismanya sebagai idola, memasang senyum palsunya yang termanis.
Yang dibalas Naruto dengan memudarnya senyumanya, yang malah berganti dengan senyum sinis dan gelengan kepala. Membuat Sakura tercengang. Kaget, ekspresi balasan yang tak terduga sama sekali…
Naruto segera duduk di kursinya dengan tenang. Pelajaran dimulai.
Sementara Sakura masih terlalu shok untuk berkedip dan berekspresi.
.
"Kalian bisa bayangkan! Anak itu gila! Sasuke sekali pun merona saat kusenyumi pertama kali! Si Uzumaki itu kelainan! Padalah aku kan bla bla bla bla bla bla…" ucap panjang Sakura.
"Iya Sakura! Aku tahu, kau sudah meceritakan ini berulang kali!" ucap Ino kesal sambil menutupi kedua telinganya dengan telapak tangan.
"Memang baru berapa kali aku bercerita?" ucap Sakura tak kalah kesal.
"Nnn… 5? Ah, tidak, 7 kali…" jawab ragu seorang gadis. Hinata Hyuga, putri sulung sekaligus anak tengah dari pemilik sah Rumah Sakit KMC (Konan Medical Center).
Wajahnya cantik mungil, terbingkai dengaan rambut indogo lurusnya yang panjang. Wajah manis gaya boneka eropa bercampur imutnya boneka jepang.
Jawaban polos yang terlontar darinya terlihat seperti jawaban balita, kesannya…
Layaknya tidak tega menyakiti semut sekalipun…(?)
"Eh? Sebanyak itukan? Baiklah… Tapi aku kesal!" gerutu Sakura lagi.
"Cukup curhatnya. Oke?" perintah Ino kesal.
"Tapi!" sambung Sakura.
"Udah! Gandeng!" ucap Ino lagi.
"Sahabat macam apa kamu!"
" Kenapa bawa-bawa persahabatan?"
"Sahabat yang baik mestinya bisa dengerin curhatan sahabatnya dong!"
"Tapi nggak berlebihan juga kan?"
"Tapi kan…"
"STOP! AKU PUSING NIH!" teriaknya… Mereka berdua segera terdiam… Jika Ino yang meneriakanya mungkin Sakura akan menjawab ketus lagi dan lagi, dan pertikaian akan berlanjut. Tapi masalahnya Hinata yang sabar saja sudah kesal, dan berarti Sakura sudah kelewatan….
"E.. Eh… Maaf… Aku, kelepasan…" ucap Hinata bersalah.
Sakura dan Ino masih membatu karena amat kaget.
Hinata sweatdrop….
.
Kabut berdatangan pemandanganku terhalang…
'Aku ada dimana?'
Tiba-tiba pemandangan sekelilingku terisi oleh pemandangan taman yang begitu indah, menujukan pemandangan musim semi.
Kelopak sakura di pohon berguguran, tanah dan rumput sudah tak terlihat, tergantikan dataran merah jambu.
Di depanku terlihat sesosok anak kecil, barambut pink sebahu dengan pita merah sebagai bando. Duduk termenung di ayunan, matanya sembab... Diam sambil terisak di bawah guguran kelopak bunga sakura.
Dari kejauhan datang seorang anak laki-laki berambut jabrik.
"Hapus air matamu…" ucap lembut laki-laki itu sambil mengulurkan sapu tangan biru tua.
Si gadis kecil mengangkat wajahnya, mengarahkan pandangan mata sendunya pada si laki-laki kecil.
"Ka… Kamu.. Kamu siapa?" jawab si gadis bingung.
"Mm… Panggil saja aku Nami…?" ucap si anak laki-laki sambil menyeka air mata si gadis kecil.
Si gadis kecil merona merah, menjadikan wajahnya bersemu sewarna rambutnya.
"Te… Terima kasih…" jawab si gadis kecil malu-malu.
Pembicaraan dua anak ini pun mengalir.
"Kita ketemu di taman besok ya!" ujar si anak laki-laki kecil pada akhirnya.
"Iya!" jawab si gadis kecil bersemangat. Demikianlah mereka mengulangi hal yang sama setiap hari.
Kabut kembali menebal. Sekali lagi pemandangan di sekelilingku terisi dengan pemandangan taman yang sama. Tapi taman ini menunjukan sedikit pertumbuhan dari pohon-pohonnya.
Penunjukan pemandangan akhir musim semi, pohon sakura hampir menggugurkan beberapa kelopak terakhirnya.
Si gadis kecil menujukan sedikit petunjuk bahwa ia sudah bertumbuh. Rambutnya kini sudah sepanjang dada, pita merah masih menjadi bando pemanis.
Berlarian dengan wajah gembira sambil menggenggam kotak bekal.
Namun sesampainya di taman itu wajahnya berubah khawatir.
Si gadis kecil berkeliling taman kota lalu itu, bersandar pada sebatang pohon sakura.
Wajahnya menunjukan kekhawatiran.
'Aku berjanji tak akan meninggalkanmu! Besok aku pasti datang!' terpotong ingatan yang sempat teringan dingatanku akan janji itu.
Senja sudah datang. Kelopak sakura terakhir sudah gugur akhirnya. Air mata si gadis kecil sudah tak terbendung lagi.
"Nami… Kamu dimana? Kamu dimana? Kita berjanji bertemu disinikan? Kamu mau meninggalkan aku? Sama seperti yang lain? Nami dimana? Nami… Nami…" isak si gadis memilukan.
Si gadis berlari menuju sebuah tempat, air matanya menetes perlahan.
"Ah? Tuan muda sudah pergi…"
.
"NAAAAAMMMMMIIIIII!" jerit Sakura.
Gadis berambut pink itu terbangun dari tidurnya.
Nafasnya tersendat-sendat, matanya melebar, keringat dingin mengalir dari wajahnya.
"Mimpi… Ini hanya mimpi." gumam Sakura meyakinkan diri. Menegarkan dirinya sendiri.
Namun gadis yang tak mudah menangis itu… Kini mengalah pada air mata.
"Nami…" rintihnya…
.
"KYYAAA!" jerit segerombolan perempuan. Rutinitas biasa…
Sakura yang baru saja datang segera menghampiri kerumunan, dengan keyakinan mendapati sang Uchiha di baliknya, justru mendapat pemandangan tak terduga.
"Sas..." suara Sakura ceria sebelum tertahan sejenak saat melihat sosok yang berada dibalik kerumunan itu.
"UZUMAKI?" ucapnya cukup keras, si pemilik nama menolehkan mata padanya.
Kenapa si rambut kuning yang berada di balik kerumunan ini?
Mata Sakura berkelana kepenjuru koridor ini. Si bocah Uchiha itu sedang dengan santainya memasukan buku di lokernya, tanpa ada satu gadis pun di sekelilingnya? Fenomena alam…
"Ta…Tapi… Bagaimana… Kok, bisa? Ha? Ini…" ucap Sakura gelagapan, sambil terus menatap Sasuke yang tetap memasang wajah dingin.
'Mustahil!'
"Sakura?..." panggil sebuah suara lembut dari belakangku, suara laki-laki. Tapi siapa yang merasa cukup dekat denganku, hingga memanggilku dengan nama kecilku?
'Damn! Rusak semua rencanaku mendapatkan cowok terpopuler di sekolah!' Sakura tetap konsen dengan pikirannya.
"Sakura?.." panggil ulang si suara.
'A… Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini diluar rencana!' Sakura tak merespon.
"Sakura!..." panggil suara tersebut sekali lagi dengan nada setengah berteriak.
Sakura yang terganggu lamunannya segera berbalik badan untuk menatap si sumber suara.
"Eh, Uu… Uzu… Maki?" ucapnya terbata-bata.
...~Continued~...
Well… Ni story emang ancur lebur…. Mohon maaf sebesar paus biru!(?)
Untuk Update akan kuusahakan secepat mungkin… Tapi ga bakal cepet loh! Saya sudah masuk sekolah sih…T^T
Sekali lagi…
Maap…
