Aku heran, kenapa hidupku sangat mengenaskan. Bukannya aku berlebihan tapi sungguh, hidupku ini penuh dengan penderitaan.
Aku lupa, kapan terakhir aku merasakan apa yang dinamakan dengan perasaan bahagia, karna yang aku rasakan selama ini hanya penderitaan saja.
Semua yang ada dihidupku ini sialan. Orang tua yang tidak mencintaiku, Teman-teman yang hanya memperalatku, dan kisah percintaanku yang tidak ada indah-indahnya sama sekali.
Orang tuaku selalu membanding-bandingkanku dengan anak tetangga, menyedihkan sekali bukan ketika Orang tuamu lebih menyayangi anak tetangga di bandingkan dengan dirimu. Aku sudah kebal, tapi masih tetap jengkel.
Aku sudah memasuki umur 19 Tahun, tapi aku belum pernah satu kali pun merasakan apa yang dinamakan dengan pacaran. Oke, aku sadar bahwa tidak ada orang yang menyukaiku, jadi aku cukup tahu diri.
Aku ini jelek, buruk rupa, dan tidak enak di pandang. Begitulah yang orang-orang katakan tentangku. Jahat? tidak, itu kenyataan.
Aku mengakui jika diriku ini sangat tidak layak untuk dicintai. Dengan wajah pas-pas an, tubuh gemuk, dan kulit yang tergolong hitam, siapa yang akan mau melirikku? aku saja suka muak melihat diriku sendiri jika sedang bercermin.
Tapi aku juga tetap manusia, aku juga tetap merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta. Oke, aku memang tidak tahu diri karna telah jatuh cinta dengan seseorang yang berada jauhh diatas levelmu. Jika diibaratkan, aku ini adalah seorang rakyat jelata, dan dia adalah pangeran kerajaan. Sangat jauh.
Namanya Mark Lee, dia seniorku sewaktu masih di tingkat menengah akhir. Dia tetap seniorku juga sih sekarang, karna kami berada di Universitas yang sama. Jika kalian bertanya kenapa aku bisa menyukainya, aku akan memakan waktu yang begitu lama untuk memberi tahu kalian semua alasannya. Dia itu terlalu sempurna, bahkan aku tidak yakin dia itu manusia. Semua yang dia lakukan itu mengesankan, dia bernafas saja jantungku sudah ingin copot rasanya.
Dia cerdas, dia bisa melakukan semua perkerjaan dengan sempurna tanpa kesalahan sedikitpun, tak heran jika guru-guru dan dosen selalu menyukainya.
Dia mempunyai hati yang baik, dia selalu membantu semua orang yang meminta bantuan kepadanya. Dari membantu membawa buku dosen, Nenek yang menyebrang jalan, membersihkan sampah di lapangan, sampai membantu mahasiswa lain belajar (kebanyakan wanita yang ingin modus kepadanya).
Dia juga terlahir dari keluarga yang super kaya raya, bisa disebut dia ini Crazy Rich Asia. Hahaha aku bercanda, dia Rich saja, tidak Crazy.
Ayahnya adalah seorang Direktur Rumah sakit ternama yang berada di Seoul dan Kanada, sedangkan ibunya adalah seorang Arkeolog terkenal.
Woaahh, aku merinding jika membayangkan bagaimana kaya-nya dia.
Aku sudah memperhatikan Mark Lee dari jauh untuk waktu yang lama. Bagaimana iya tersenyum, ia menggiring bola basket, tertawa, bersin, mengupil bersama Lucas, semuanya terlihat mengesankan dan mempesona di mataku.
Aku tidak berani mendekatinya, selain sadar diri akan penampilanku yang aut-autan, abstrak, dan tidak jelas seperti ini, juga karna banyak wanita dan pria manis yang selalu menempelinya kemanapun dia pergi. Aku minder jika membandingkan orang-orang yang mendekatinya dengan diriku sendiri. Perbandingannya saaaannngggaaaat jauh. Oke, aku terdengar sangat menyedihkan sekarang.
Dia itu terlalu bersinar untukku. Dia populer, dia selalu menjadi kebanggaan semua orang. Kenapa aku tidak tahu diri sekali sangat berani menyukai mahluk se-sempurna dia?
Jadi alasan diatas sudah sangat cukup bukan untuk membuat seorang Itik buruk rupa sepertiku menyukainya? Aku selalu berkhayal jika seandainya aku menjadi kekasihnya. Hahaha, sepertinya aku harus berhenti menonton drama korea seperti kata Jaemin.
Tapi... semua itu tidak bertahan lama, semuanya berubah saat aku tahu watak sebenarnya dari seorang Mark Lee.
Mark yang selama ini aku kenal sebagai orang yang sempurna, baik hati bak malaikat, ternyata adalah seorang bajingan sialan yang tidak tahu malu. Semuanya berbanding terbalik dengan sifat yang selalu dia tunjukan di depan umum, hanya wajahnya saja yang tetap tampan seperti biasanya.
Seketika aku menyesal kenapa aku l sangat menyukai manusia sialan seperti Mark Lee. Selain jelek kau juga sangat bodoh ternyata.
.
.
"Hey Sunshine! pulang kuliah nanti langsung ke-apartemenku, tidak ada bantahan"
Aku mendengus dengan keras mendengar ucapan Mark sialan Lee barusan.
"Maaf Sunbae, aku tidak bisa. aku sudah membuat janji dengan temanku sepulang kuliah nanti"
Dia langsung mengernyit tak suka setelah mendengar perkataanku, Alis camarnya sampai menukik tajam "Kau tak dengar tadi aku bilang apa? tanpa bantahan! Sampai kau tidak datang, kau akan menerima hukuman dariku!"
Sialan! Dia selalu saja mengancam seperti itu, kan aku jadi takut.
"Iya-iya" Aku memutuskan untuk mengalah, aku tidak mau mengambil resiko. Aku berdo'a semoga Renjun tidak membunuhku setelah ini.
Chup!
"Bagus, sampai jumpa nanti"
Dia melenggang pergi dan masuk ke mobilnya begitu saja setelah mencuri satu kecupan di pipiku. Jika kalian bertanya kenapa dia melakukan itu maka aku tidak bisa menjawabnya. Karna aku juga tidak tahu! dan jika kalian bertanya lagi kenapa wajahku tidak memerah hebat atau merasakan jutaan kupu-kupu yang terbang menari-nari diperutku maka jawabannya karna aku sudah muak dengannya, aku sudah terlanjur benci dengan kelakuannya yang kelewat bajingan itu. Jadi jangankan malu atau merona, rasanya aku langsung ingin menampar wajahnya itu dengan binder yang ku bawa.
.
.
"Apa maksudmu?! kau mau menemui Mark Sunbae lagi hari ini?! Kan kau bilang kau akan menemaniku belanja Hyuck!"
Aku hanya dapat meringis tidak enak saat Renjun mengomeliku sambil mendelik marah. Renjun ini adalah satu-satunya orang yang benar-benar berharga di hidupku yang sangat sialan ini. Dia sahabatku sedari kecil, dan asal kalian tahu saja, dia juga yang selalu dibanding-bandingkan oleh ibuku denganku. Iya, dia anak tetanggaku yang aku ceritakan tadi.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menolaknya Njun" Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya, berusaha membujuknya supaya tidak marah dan mengomel lagi padaku. Renjun tetap melihat ke depan dengan tangan yang bersidekap di depan dada, tidak menoleh padaku sama sekali.
Renjun meliriku sekilas dan memasang tampang kesal "Jangan lakukan aegyo padaku, dengan wajah seperti itu kau malah terlihat mengerikan tahu!"
"Kan, jahat sekali ya mulutmu itu dengan sahabat sendiri" Aku mencebikkan bibirku, Renjun selalu saja berkata pedas padaku. Walaupun aku sudah biasa menerima ejekannya, tapi tetap saja merasa kesal.
"Yasudah, aku akan minta Jaemin saja yang menemaniku"
"Maafkan aku"
Renjun mengusak rambutku dengan lembut "Tidak apa, aku yang minta maaf karna tidak mengerti keadaanmu. Lagipula aku penasaran, kenapa Mark Sunbae bisa memburumu, mengintilimu dan selalu menerormu seperti itu. Kau belum menceritakannya padaku Hyuck! "
"Ehmm... itu... "
"Apa sih?! cepat katakan!" Potong Renjun tidak sabar.
"Aku juga tidak terlalu mengerti kenapa dia melakukan hal itu padaku"
Renjut melotot tidak percaya mendengar ucapanku.
"Bagaimana mungkin kau tidak tahu?!" Sungut Renjun kesal.
Donghyuck tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia tidak tahu alasan Mark selalu menerornya seperti itu. Dia benar-benar tidak tahu.
Semuanya berawal dari sebulan lalu. Seperti biasa, Donghyuck akan memperhatikan Mark dari jauh. Tapi entah kesialan apa yang menimpanya hingga Mark memergoki Donghyuck memandanginya yang saat itu sedang membaca buku di perpustakaan. Mereka berdua terlibat kontak mata sekitar 2 menit sebelum Donghyuck memutuskan kontak mata itu dan beranjak pergi dari tempat duduknya karna merasakan wajahnya yang memanas dan perutnya yang terasa mual.
Sejak saat itu, entah kenapa setiap jalan yang Donghyuck lalui ia pasti akan berpapasan dengan Mark. Awalnya berjalan lancar, karna ia dengan sangat mudah bisa menghindari Mark. Tapi sial, pada akhirnya Donghyuck tidak bisa menghindar lagi saat ia berada didalam toilet hanya berdua dengan Mark. Donghyuck yang sedang mencuci tangan tidak tahu bahwa Mark sudah berdiri di depan pintu sambil memperhatikannya dari atas kepala hingga ujung kaki.
Mark mengunci pintu toilet dan berjalan mendekati Donghyuck.
"Aku yakin kau tak bisa menghindariku lagi kali ini" Ucap Mark dengan nada dingin yang menusuk dari belakang tubuh Donghyuck.
Seketika badan Donghyuck menegang, ia bahkan tidak berani melihat cermin yang berada di depannya. Donghyuck tidak tahu kenapa ia malah merasa takut kepada Mark saat ini.
"Kau mau terus memunggungiku seperti itu?"
Donghyuck menengguk ludahnya dengan kasar, badannya semakin kaku dan tidak mau digerakkan. Ia menutup matanga rapat. Kenapa aura Mark menjadi sangat meng-intimidasi seperti ini?!
Donghyuck kembali berjengit kaget saat merasakan sepasang tangan memeluk pinggangnya dari belakang "Kau ingin aku memelukmu seperti ini?"
Badan Donghyuck meremang seketika saat Mark berbicara tepat di perpotongan lehernya, tangannya sudah mengelus perutnya dengan perlahan, membuat Donghyuck meringis merasakan perasaan aneh yang sangat membuatnya tidak nyaman.
"A-apa y-yang Sun-bae l-lakukan?!" Donghyuck mencoba melepaskan pelukan Mark dari tubuhnya tapi Mark semakin mengeratkannya sehingga punggungnya menempel dengan sempurna pada dada Mark.
"Hey, dengarkan dan lihat aku"
Donghyuck menggelengkan kepalanya menolak permintaan Mark. Mana mungkin ia sanggup untuk melihat Mark?!
"Aku tidak mau kasar padamu, Sunshine"
Donghyuck semakin takut, Mark bahkan semakin memeluknya dengan sangat erat sampai seperti ingin meremukkan tubuhnya. Perlahan Donghyuck memberanikan diri membuka matanya, menatap mata tajam Mark dengan takut melalu cermin yang berada di depannya.
Mark membalik tubuh Donghyuck dengan cepat, Donghyuck membulatkan matanya kaget karna secara tiba-tiba Mark langsung mencium bibirnya dengan brutal, menggigit, melumat, dan menghisapnya tanpa ampun. Kaki Donghyuck langsung terasa lemas seperti jelly, kepalanya berdenyut dan rasanya sangat pusing, tangannya reflek meremas lengan Mark dengan kuat. Ciuman itu sangat menuntut, dan memaksa, Donghyuck yang pada dasarnya tidak pernah berciuman dibuat sangat kelabakan dengan ciuman yang sangat tiba-tiba seperti ini.
Mark melepaskan ciuman itu setelah Donghyuck memukul-mukul dada Mark karna ia kehabisan oksigen, Mark menyeka bibir Donghyuck dan menyesapnya cepat "Kau manis"
Donghyuck menolehkan kepalanya kesamping saat Mark hendak mencuri ciuman darinya lagi "Kau milikku sekarang"
Donghyuck merasa telinganya mendadak bermasalah dan tidak dapat berfungsi dengan baik, apa yang baru saja Mark katakan?!
"M-maksudmu a-apa S-sunbae?!"
"Kau milikku sekarang, aku tahu kau juga menyukaiku dari dulu. Jadi, aku menerimamu sebagai kekasihku" Jawab Mark sambil tersenyum, entah kenapa senyumannya sangat menyebalkan di mata Donghyuck kali ini. Mark kembali menarik pinggang Donghyuck supaya menempel padanya.
"Aku serius padamu"
"Sebentar Sunbae! " Donghyuck mendorong tubuh Mark agar menjauh dari tubuhnya, pikirannya sudah kembali ter-connect sehingga ia bisa memproses apa yang baru saja terjadi kepadanya "Jangan bermain-main seperti ini Sunbae, aku memang menyukaimu tapi kau tak bisa seenaknya memperlakukanku seperti ini!"
"Memperlakukanmu seperti apa?" Tanya Mark dengan senyum miring menyebalkan yang sayangnya terlihat sangat tampan.
"Kau masih bertanya setelah seenaknya mencium bibirku seperti itu?" Ucap Donghyuck tidak percaya
Donghyuck menggigit bibirnya dengan gelisah, ia bahkan tidak berani menatap wajah Mark sekarang. Wajah Donghyuck sudah merona hebat.
"Itu sebagai tanda jika kau miliku sekarang. Kau harus tahu kalau aku ini tidak pernah
sembarangan mencium orang"
"Memangnya aku bertanya?!" Sarkas Donghyuck. Rasa takutnya tadi telah berubah menjadi rasa jengkel. Donghyuck merasa kecewa pada dirinya sendiri setelah mengetahui bahwa selama ini ia telah menyukai seseorang yang sangat bajingan. Sungguh waktunya selama ini ia buang-buang dengan percuma. Mark pikir Donghyuck lelaki murahan apa?! Main asal cium saja.
Donghyuck tidak menyangka jika Mark sangat tidak tahu malu. Donghyuck tahu dia jelek, tapi ia juga masih punya hati dan harga diri. Mark tidak seharusnya melakukan hal seperti itu kepadanya! jika Mark ingin menjadikan Donghyuck kekasih seharusnya bisa dilakukan dengan cara yang baik-baik, Donghyuck pasti akan dengan senang hati menerimanya, tapi tidak dengan cara menguncinya di toilet dan menciumnya dengan brutal seperti tadi. Donghyuck merasa sangat kesal dan kecewa.
Dan yang membuat Donghyuck lebih heran, memangnya Mark tidak bisa melihat bagaimana rupa Donghyuck?! Ia jelek, hitam, dan gemuk. Mark tidak seharusnya mengatakan hal itu kepadanya!
"Aku serius padamu, kau kekasihku sekarang. Mulai hari ini kau tak boleh berdekatan dengan siapapun, karna kau milikku" ucap Mark mutlak
Donghyuck menganga tak percaya, sepertinya Mark harus segera memeriksakan diri ke dokter. Karna Donghyuck yakin ada yang salah dengan otaknya sehingga ia menjadi tidak waras dan berkata tidak-tidak seperti barusan.
"Kau habis kecelakaan Sunbae? kenapa kau mengatakan omong kosong seperti itu?! apa Sunbae tidak punya mata? lihat bagaimana rupaku?!"
Donghyuck mengusap wajahnya dengan keras, seakan-akan hal itu bisa menghilangkan stress yang sedang datang berkunjung ke kepalanya.
Mark terkekeh melihat tingkah lelaki manis dihadapannya "Kau cantik. Dan seperti yang kau lihat, aku punya mata"
Donghyuck menarik rambutnya dengan keras, jawaban Mark hanya semakin membuatnya semakin frustasi. Donghyuck menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan, mencoba menenangkan diri.
"Begini ya Sunbae, kau tidak bisa begitu saja meminta sesorang untuk menjadi kekasihmu"
"Aku tidak memintamu untuk menjadi kekasihku. Aku hanya memberitahumu jika sekarang kau itu adalah kekasihku. Aku tidak butuh persetujuanmu" Mark memandang Donghyuck dengan padangan remeh, Membuat amarah Donghyuck semakin menjadi-jadi.
"Mana bisa begitu! " Protes Donghyuck tidak terima
"Tentu saja bisa" Mark mendudukan dirinya diatas wastafel dan mengeluarkan ponselnya dari dalam kantong jaket yang iya kenakan. "Mana nomer ponselmu"
"Aku tidak punya ponsel" Jawab Donghyuck ketus
Mata Mark memicing tajam, mungkin ia mulai merasa kesal dengan tingkah bocah manis didepannya ini yang terus saja mengeluarkan berbagai kalimat protes dan menolak semua perintahnya sedari tadi.
"Sampai aku menemukan ponsel di kantong bajumu aku akan langsung memperkosamu disini sekarang juga" Ancam Mark
Donghyuck beringsut mundur menjauh dan segera mengeluarkan ponselnya setelah mendengar ancaman cabul dari Mark.
Mark langsung mengambil ponsel Donghyuck dan men- dial nomor ponselnya sendiri pada ponsel Donghyuck.
"Dasar bajingan!" Umpat Donghyuck pelan, tapi cukup keras untuk membuat Mark mendengarnya.
Mark tersenyum mendengar umpatan Donghyuck untukknya. Ia berjalan mendekati Donghyuck, Donghyuck semakin memundurkan tubuhnya hingga ia menabrak pintu toilet yang dikunci oleh Mark. Mark mengkukung tubuh Donghyuck dan menatapnya dengan tajam.
"Kau pikir kau jelek?" Tanya Mark. Wajahnya dan wajah Donghyuck sudah sangat dekat, Donghyuck bisa merasakan nafas hangat Mark menerpa wajahnya. Bahkan hidung mereka sudah saling bersentuhan satu sama lain.
"Kau bisa lihat sendiri" jawab Donghyuck
Mark menggeleng pelan "Tidak, kau cantik" Mark mengecup mata Donghyuck "Matamu cantik" lalu Mark mengecup hidung Donghyuck "Hidungmu juga"
Donghyuck hanya bisa memejamkan matanya menerima perlakuan halus dari Mark. Sejujurnya dia sudah takut tadi jika Mark akan kembali menciumnya dengan brutal seperti tadi.
"Dan bibirmu.. " Mark mengecup bibir Donghyuck, hanya sekedar menempel "Telah menjadi canduku"
"Aku bersyukur karna aku bisa menyadari keindahanmu lebih dulu dibandingkan orang lain"
Mark kembali memangut bibir Donghyuck, kali ini ia melakukannya dengan sangat lembut, memangutnya dengan penuh perasaan. Donghyuck yang sudah terlena oleh ciuman memabukkan itu reflek mengalungkan tangannya pada leher Mark. Mark semakin memperdalam ciumannya, menghisap bibir atas dan bawah Donghyuck secara bergantian.
"Nghhhh" Donghyuck memukul dada Mark saat dirinya mulai kehabisan oksigen. Mark melepaskan ciumanan, memandang bibir merah Donghyuck yang membengkak lalu tersenyum puas.
"Kau pulang bersamaku hari ini. Hubungi aku jika kelasmu sudah selesai" Mark membuka pintu toilet yang berada di belakang Donghyuck lalu berjalan pergi begitu saja meninggalkan Donghyuck yang berdiri mematung kebingungan.
.
Renjun tidak dapat menyembunyikan ekpresi terkejutnya setelah mendengar cerita Donghyuck. Matanya membelalak kaget dan mulutnya menganga.
"Mark Sunbae melakukan hal itu kepadamu tapi kau sama sekali tidak menceritakannya kepadaku? kau menganggapku sahabat atau tidak sih sebenarnya?! bisa-bisanya kau melakukan hal keji seperti ini kepadaku. Kau sungguh tega Lee Donghyuck!" Renjun menggunakan ekspresi kecewa, terkejut, dan murka ketika mengatakannya. Dia tidak menyangka jika sahabatnya itu sangat tega tidak menceritakan hal sepenting ini padanya.
"Jangan berlebihan, lagipula Mark Sunbae tidak serius menjadikanku kekasih"
"Memangnya kau yakin dia hanya main-main setelah melakukan hal itu kepadamu? bahkan dia terus mengintilimu kemanapun kau pergi sehingga membuat satu kampus heboh!"
Donghyuck menggeleng, dia juga tidak yakin.
"Menurutmu juga begitu?" Tanya Donghyuck
"Apanya?!" Renjun memukul kepala Donghyuck dengan buku yang ia bawa, tiba-tiba ia merasa sangat kesal mendengar pertanyaan Donghyuck yang tidak memiliki awalan yang jelas.
"Menurutmu Mark tidak main-main denganku?!" Sungut Donghyuck sambil membalas memukul kepala Renjun.
"Hisss jangan memukulku!" Renjun mendelik jengkel pada Donghyuck "Aku tidak yakin sih, apalagi kau jelek"
Donghyuck mengangkat tangannya hendak memukul Renjun "Kau tidak bisa ya sehari saja tidak berkata jahat kepadaku?! "
Renjun mengabaikan ucapan Donghyuck, dia mengibaskan tangannya pelan lalu merapatkan tubuhnya dengan Donghyuck "Hei, hei, dengarkan aku. Ajak saja Mark menikah. Jika dia mau, berarti dia memang serius padamu. Jika tidak ya dia hanya main-main"
Donghyuck menatap dengan jengkel pada Renjun yang sedang tersenyum dengan bangga setelah mengatakan omong kosong yang ia anggap adalah sebuah ide yang sangat briliant.
"Aku benar-benar akan menjadi orang bodoh sejati jika mengikuti saranmu itu"
"Bukannya kau memang bodoh? " Cibir Renjun
Donghyuck tidak menanggapi perkataan Renjun, tiba-tiba saja dia teringat dengan ciuman yang ia lakukan bersama Mark tempo hari.
"Aku berani bertaruh, bocah gila ini sedang membayangkan hal-hal jorok" Renjun menarik tubuhnya menjauh dari Donghyuck yang sedang melamun dengan wajah yang sangat konyol.
"Lebih baik aku pergi saja" Renjun bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan meninggalkan kelas. Donghyuck sedang sangat tidak waras sekarang, ia takut otaknya yang hanya tinggal seperempat ini ikut terkontaminasi ketidak-warasan jika ia tetap berada di dekat sahabatnya itu.
Donghyuck tersadar dari lamunannya dan menyadari jika Renjun sudah pergi meninggalkannya.
Donghyuck mengumpati Renjun didalam hati lalu buru-buru beranjak dari tempat duduknya. Dia harus segera ke Apartemen Mark jika tidak mau Mark melakukan hal buruk kepadanya.
.
.
Donghyuck menekan bel Apartemen Mark untuk kesekian kalinya, tapi tidak ada tanda-tanda pintu Apartemen itu akan terbuka.
"Kemana sih orang itu?!"
Donghyuck menendang-nendang dengan keras pintu Apartemen Mark "Mark Sunbae buka pintunya!!" Teriak Donghyuck pada Intercom yang terpasang tepat di bawah bel Apatermen Mark.
Cklek
Akhirnya pintu Apartemen terbuka. Mark sedari tadi sedang mandi ternyata, terlihat dari rambutnya yang masih basah.
"Kenapa kau berteriak-teriak seperti orang yang sedang diperkosa seperti itu?"
Donghyuck mengabaikan perkataan Mark dan langsung melenggang masuk ke dalam Apartemen, melewati Mark yang menatapnya dengan jengkel melihat kelakuan Donghyuck yang semakin hari semakin kurang ajar saja.
Donghyuck menaruh 2 kantong plastik yang berisi berbagai macam bahan makanan diatas meja dapur. Tadi sebelum dia kesini, Mark mengiriminya pesan menyuruh Donghyuck agar berbelanja karna ia sedang ingin memakan masakan buatan Donghyuck.
"Kau keringkan dulu rambutmu itu, aku akan memasak!" Perintah Donghyuck
Mark hanya menurut dan segera mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya. Sesekali melirik Donghyuck yang sedang serius merubah hewan, dedaunan dan tumbuh-tumbuhan yang ia bawa menjadi makanan lezat yang pastinya layak dimakan.
Mark berjalan menghampiri Donghyuck setelah selesai mengeringkan rambutnya.
"Kau memasak apa?" Mark mendudukan dirinya di meja makan sambil memandangi Donghyuck yang masih serius memasukkan bahan-bahan ke dalam panci.
"Aku sedang tidak suka kau tanya-tanya, jadi Sunbae diam saja" Jawab Donghyuck tanpa menoleh ke arah Mark sama sekali.
Mata Mark memicing tak suka mendengar Donghyuck yang mengabaikannya dan masih memanggilnya Sunbae alih-alih hyung atau sayang, itu lebih baik.
"Sudah berkali-kali ku katakan bukan, panggil aku hyung!"
Donghyuck hanya menanggapi perkataan Mark dengan gumamam tidak jelas, membuat Mark merasa kesal seketika. "Kau makin lama makin berani ya padaku"
Mark berjalan mendekati Donghyuck yang sedang sibuk memasak bermaksud untuk memeluk dan mencuri satu ciuman darinya.
"Aku sedang memegang pisau hyung, kemarilah jika kau ingin pisau ini menancap di kemaluanmu!" Donghyuck mengacungkan pisau yang dibawanya saat melihat Mark berjalan mendekatinya. Ia tau, laki-laki itu pasti akan melakukan perbuatan yang tidak-tidak kepadanya.
"Kau sudah berani mengancamku?" Mark menatap Donghyuck dengan ekspresi tidak percaya.
"Angkat itu" lagi-lagi Donghyuck mengabaikan perkataan Mark dan malah menyuruh Mark mengangkat panci yang ia tunjuk dengan dagunya tadi.
Mark menatap Donghyuck dengan tajam. "Kau akan benar-benar habis malam ini" geram Mark jengkel.
"Kau hanya berbicara saja dari kemaren. Aku tidak takut dengan ancamanmu lagi" Jawab Donghyuck santai sambil mendudukan dirinya di meja makan.
Mark menaruh panci berisi Samgyetang di atas meja makan. Donghyuck dengan baik hati mengambilkan satu ayam utuh dan menaruhnya diatas piring kemudian menyodorkannya kepada Mark "Cepat makan katanya kau sudah hampir mati kelaparan"
"Kau mau kemana? " Mark mengerutkan dahinya heran, pasalnya Donghyuck langsung beranjak pergi ingin meninggalkannya setelah menyodorkan piring berisi makanan kepadanya.
"Aku mau ke kamar, aku mengantuk" Jawab Donghyuck lalu melenggang santai meninggalkan yang sedang duduk Mark sendirian di depan meja makan dengan samgyetang berupa satu ayam utuh berada dihadapannya.
.
.
Mark memasuki kamarnya secara perlahan. Setelah selesai menghabiskan satu ayam utuh ia segera meluncur menuju kamarnya untuk menemui Donghyuck. Seperti yang ia duga, bocah itu pasti akan tertidur dan menguasai ranjangnya.
Mark menggeser sedikit tubuh Donghyuck lalu membaringkan badannya di samping Donghyuck.
"Kau cantik sekali jika diam seperti ini" Mark menyentuh wajah Donghyuck, mengelus pipi gembil yang sangat ia sukai itu dengan lembut.
Donghyuck mengernyit merasa terganggu, Mark terkekeh pelan melihat ekspresi Donghyuck. Donghyuck selalu bisa membuatnya jatuh cinta.
Jika kalian penasaran kenapa Mark bisa jatuh cinta kepada manusia bar-bar seperti Donghyuck maka jawaban tidak ada. Karna Mark juga tidak tahu.
Mark hanya jatuh hati begitu saja ketika melihat apapun yang Donghyuck lakukan. Tertawa, menangis, merengek, merajuk, semua yang Donghyuck lakukan selalu berhasil membuat Mark jatuh hati.
Mark pertama kali melihat Donghyuck saat ia sedang berada di perpustakaan. Saat itu Mark menangkap basah Donghyuck sedang memandanginya tanpa berkedip.
Saat Mata mereka bertukar pandang, entah kenapa jantung Mark berpacu dengan gila. Rasanya sangat aneh.
Matanya, hidung bangirnya, dan bibir merahnya terus menghantuinya semenjak hari itu.
Mark tidak pernah merasakan perasaan ini kepada siapapun. Walaupun Mark selalu dikelilingi oleh wanita cantik dan pria manis, tidak ada yang bisa memporak-porandakan jamtungnya seperti apa yang Donghyuck perbuat kepadanya.
Mark terus berusaha mencari Donghyuck kesepenjuru Universitas. Tapi dia tidak bisa menemukannya dimanapun. Bahkan Mark sudah meminta bantuan Lucas dan Jeno yang notabene adalah sahabatnya untuk ikut mencari Donghyuck, tapi entah bagaimana Donghyuck bisa menyembunyikan diri dengan baik sehingga pencarian Lucas dan Jeno tidak membuahkan hasil.
Tapi semuanya tidak berlangsung lama, karna beberapa hari kemudian Lucas mengiriminya pesan bahwa ia melihat Donghyuck memasuki toilet yang berada tidak jauh dari gedung fakultasnya. Tanpa membuang waktu Mark segera meluncur kesana. Dia tidak akan membiarkan Donghyuck untuk menghindarinya lagi.
Mark berdiri memperhatikan Donghyuck yang sedang mencuci tangannya melalui cermin yang berada di depan Donghyuck.
Jantung Mark berpacu dengan cepat ketika melihat bagaimana mata indah itu berkedip, dan bibir merah itu mencebik lucu. Mark tidak tahan lagi, ia berjalan mendekati Donghyuck.
Awalnya Mark hanya ingin berkenalan secara baik-baik dengan Donghyuck. Tapi hormon sialannya yang tidak dapat di kontrol itu membuatnya langsung memeluk dan mencium Donghyuck dengan brutal.
Mark benar-benar kehilangan kendali otaknya setelah merasakan betapa manis dan candunya bibir Donghyuck. Jadi dengan tidak tahu malunya dia langsung mengklaim Donghyuck untuk menjadi miliknya.
Mark tidak merasa menyesal sama sekali. Walaupun Donghyuck pada awalnya memekik tidak terima serta mengumpatinya ia tidak merasa keberatan sama sekali. Selama Donghyuck menjadi miliknya ia tidak masalah.
Donghyuck membuka matanya, tidurnya terasa tidak nyaman karna sedari tadi pipinya terus ditarik-tarik dengan tidak berperikemanusiaan.
"Aku mengganngu tidurmu?" Mark merapatkan tubuhnya dengan Donghyuck mencuri satu kecupan di bibir merah Donghyuck.
Donghyuck mengerang tak suka. Mark selalu saja seenak jidat mencuri ciuman darinya.
"Kau sudah kenyang? " Tanya Donghyuck dengan mata yang masih setengah mengantuk.
"Sudah. Aku menghabiskan satu ayam utuh tadi"
Donghyuck terkekeh mendengar perkataan Mark. Mark mengernyitkan dahinya heran, apa yang lucu?
"Jam berapa ini? "
"Jam 7"
"Ah aku akan pulang hyung" Donghyuck hendak bangkit dari ranjang tapi Mark menahannya.
"Menginap disini ya" ucap Mark dengan nada memohon.
"Tidak" Tolak Donghyuck cepat.
Mark langsung menarik Donghyuck untuk kembali berbaring di ranjang kemudian memeluknya dengan erat, menenggelamkan wajah Donghyuck di dadanya.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi"
Donghyuck hanya mendengus mendengar perkataan Mark yang memang selalu semaunya sendiri.
"Iya-iya, aku menginap" Ucap Donghyuck malas.
Mark tersenyum senang dan langsung mengecup seluruh permukaan wajah Donghyuck dengan brutal.
"Hiss hentikan! " Sungut Donghyuck kesal.
Mark terkekeh geli melihat raut garang Donghyuck yang di buat-buat itu.
"Hyung" panggil Donghyuck tiba-tiba.
"hmm"
"Apakah kau benar-benar mencintaiku?"
Mark mengernyit heran mendengar pertanyaan Donghyuck, dia langsung melonggarkan pelukannya untuk menatap wajah Donghyuck "Tentu saja aku mencintaimu"
"Apakah selama ini perlakuanku padamu tidak cukup untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar mencintaimu? Apakah selama ini kau tak melihat tatapan memuja yang selalu aku berikan saat melihatmu? "
Donghyuck mendengus mendengar ucapan Mark yang terdengar sangat dramatis dan hiperbola itu.
"Perlakuanmu yang mana?" Tanya Donghyuck dengan ekspresi seperti mengingat-ingat. "Seingatku, kau selalu mengacamku dan berkata cabul kepadaku. Kau juga selalu menatapku dengan tatapan tajam andalamu itu. Perlakuan mana yang kau maksud?!"
Mark meringis mendengar perkataan Donghyuck. Sepertinya Donghyuck tidak bisa menangkap sinyal-sinyal cintanya selama ini.
"Hey, dengarkan aku. Aku sangat mencintaimu oke. Dan kau harus mencintaiku juga!"
Donghyuck memutar bola matanya malas "Apa-apaan itu? egois sekali" cibir Donghyuck.
Mark menangkup kedua pipi gembil Donghyuck lalu menariknya dengan kuat "Jangan meragukan aku!"
Donghyuck memekik tidak terima saat pipinya kembali menjadi korban kekerasan.
Tiba-tiba saja perkataan Renjun tadi siang melintas di pikirannya. Apa iya harus mengikuti saran Renjun? tidak-tidak jangan lakukan. Dasar gila. Tapi tidak ada salahnya juga sih di coba.
Mark menatap Donghyuck yang sedang melamun dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tatapan heran.
"Hei, kenapa? " Mark menepuk pipi gembil Dongyuck pelan bermaksud menyadarkan sang pujaan hati.
"Jika kau mencintaiku, kau mau menikahiku sekarang hyung? " Tanya Donghyuck tiba-tiba membuat Mark membelalakan matanya terkejut.
"Hah? "
"Benar dugaanku, kau hanya main-main. Kau tidak mencintaiku" Donghyuck langsung memunggungi Mark yang masih syok dan memasang tampang terkejut.
"Tidak, maksudku bukan begitu" Mark menarik tubuh Donghyuck supaya kembali menghadapnya.
"lalu?" Tanya Donghyuck ketus
"Memangnya kau sudah siap?" Tanya Mark
"Tidak mungkin aku bertanya jika tidak siap" jawab Donghyuck malas, dia menjawab asal pertanyaan Mark, lagipula dia hanya bercanda. Tidak mungkin dia meminta Mark untuk menikahinya sekarang. Dia masih muda, dia ingin berkerja dan menghasilkan uang yang banyak.
"Bagus! " Seru Mark tiba-tiba membuat tubuh Donghyuck terlonjak kaget.
"Kalau begitu aku akan menelpon orang tuaku untuk segera kembali ke Seoul kemudian mengajak mereka menemui orang tuamu"
Mark bangkit dari ranjang bermaksud mengambil ponselnya yang ia taruh di meja nakas.
Donghyuck segera menahan tubuh Mark, sekarang dia yang terkejut dengan perkataan Mark. Apa-apaan itu? Mark serius ingin menikahinya sekarang?
"Kenapa? aku mau menelpon orang tuaku sayang"
Donghyuck memasang ekspresi kaget, terkejut, heran dan panik saat mendengar perkataan Mark.
"Aku bercanda hyung!"
Mark memicingkan matanya mendengar ucapan Donghyuck, mengibaskan tangannya pelan, lalu kembali bangkit dari ranjang untuk mengambil ponselnya.
"Hyung!!" Donghyuck semakin panik saat melihat Mark benar-benar menelpon orang tuanya.
"Mommy dan Daddyku bilang mereka berdua akan kembali besok pagi, kau harus memberitahu orang tuamu untuk bersiap-siap Hyuck" Ucap Mark dengan senyuman lebar.
"Bersiap-siap untuk apa Hyung?!" Sembur Donghyuck tidak habis pikir
"Aku akan melamarmu lah" Jawab Mark santai, dia membaringkan tubuhnya dia atas ranjang dan menarik tangan Donghyuck untuk segera bergabung dengannya.
"Hyung, aku hanya bercanda hyung. Kenapa kau membawa serius ucapanku?! "
Mark menarik Donghyuck kedalam pelukannya "Sudah terlanjur"
Mata Donghyuck berkedut jengkel mendengar perkataan Mark. Sudah terlanjur apanya?!
"Uhm... Hyuck" bisik Mark tepat di telinganya. Tubuh Donghyuck meremang, tiba-tiba dia merasa kalau kejadian buruk akan segera menimpanya.
"Kita akan menikah, bagaimana jika kita melakukan malam pertama kita sekarang?"
Donghyuck mendelik mendengar ucapan Mark. Dia baru saja ingin protes tapi Mark dengan sangat kurang ajarnya menciumnya dengan brutal.
Oke, ini akan menjadi malam yang panjang untuk Donghyuck dan Mark. Mari doakan semoga ke-esokan paginya Donghyuck tidak akan kesulitan berjalan. Satu lagi, ingatkan Donghyuck untuk menggunduli kepala sahabatnya itu setelah ini.
.
.
.
.
.
tbc
Hii guys! sebelumnya aku mau mengucapkab banyak terimakasih untuk kalian yang mau review dan memberikan masukan buat aku. it's help me soo much. Maaf banget kalo penulisanku masih banyak cacatnya. Aku masih belajar mengembangkan kosa kata. Masih susah mengekspresikan sebuah dialog. jadi diharapkan untuk masukan-masukan dari kakak-kakak sekalian.
Untuk yang nungguin Rotation (kalo ada yang nungguin) sabar ya, lagi dalam proses pengetikan hehe
