Di pagi yang cerah ini, tampak seorang laki-laki sedang berdiri di depan cermin dan sibuk menyisir rambutnya yang berwarna pink. Setelah mencoba beberapa gaya rambut, akhirnya ia merasa cocok dengan rambut yang disisir biasa. Tak lupa ia mengambil parfum dan mulai menyemprot beberapa kali di area depan badannya.
"Tampan sekali. Sudah jelas, kau adalah seorang Kang Daniel. Pindah sekolah is not even a big deal for you. Go get them!" Kata laki-laki bernama Kang Daniel itu pada pantulan dirinya sendiri di cermin.
Setelah puas menikmati wajahnya, Daniel keluar dari kamar lalu menuju ruang makan untuk mengambil sebungkus roti cokelat yang tadi malam ia beli di supermarket. Tidak ada makanan yang layak karena ia baru saja pindah kemarin dan Ibunya yang seharusnya ikut pindah masih tertahan di kota tempat tinggal yang dulu, yaitu Busan, karena urusan pekerjaan.
Daniel menatap sekeliling apartemen baru yang akan menjadi tempat tingal barunya bersama sang Ibu dengan seksama. Terdapat banyak kardus yang belum dibongkar di setiap sudut ruangan. Daniel menghela nafas sejenak, lalu ia beranjak menuju sekolah barunya.
"Aku berangkat dulu, Ibu."
Sejujurnya, Daniel tidak tahu menahu tentang sekolah barunya. Ia hanya tahu bahwa sekolah tersebut adalah yang terbaik di Seoul dan merupakan private school. Semua kejadian ini terlalu mendadak, dan alasan dari kepindahan Daniel sendiri adalah Ibunya yang menikah lagi dengan seseorang yang tidak pernah ia kenal secara mendalam. Daniel hanya tahu lelaki itu bermarga Hwang dan bekerja sebagai relawan yang mengharuskan untuk keliling dunia setiap bulan.
Jika pada akhirnya sang Ibu tetap sendiri, mengapa harus menikah dengan Tuan Hwang?
Lamunan Daniel harus berhenti saat ia menatap aneh orang-orang yang berjalan menuju gerbang sekolah barunya. Terdapat tulisan 'Hyundai Private High School' besar di dinding pagar sekolah yang juga menandakan bahwa Daniel sudah berada di sekolah yang benar sesuai dengan catatan yang diberikan Ibunya. Daniel terdiam sejenak dalam posisinya saat ia sadar bahwa seluruh penghuni sekolah tersebut adalah laki-laki. Sebenarnya Daniel tidak masalah dengan hal itu, yang menjadi sedikit masalah adalah bagaimana para siswa berpakaian lengkap menggunakan jas almamater yang disetrika sampai licin hingga dasi yang dikenakan dengan rapi.
"Apa-apaan?" Daniel bergumam saat ia baru saja melangkah masuk ke area sekolah. Seluruh siswa menatap aneh ke arahnya, belum lagi barisan yang sepertinya adalah anggota OSIS saat ini tengah menatapnya dengan tajam.
Dengan rambut berwarna merah jambu, dasi yang tidak rapi dan jas almamater yang hilang entah kemana, Daniel berhasil menjadi pusat perhatian di hari pertama ia sekolah.
Tiba-tiba saja seorang siswa yang tampaknya adalah anggota OSIS berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam. Siswa dengan rambut hitam tersebut tidak berkata apa-apa, tapi aura yang ia keluarkan sudah cukup membuat orang lain bungkam dan menyingkir dari hadapannya. Dapat Daniel lihat di lengan kanan siswa tersebut ada tulisan 'Vice President' dan logo SMA Hyundai.
"Siapa kau?" tanya wakil ketua OSIS tersebut dengan nada sangat dingin.
"Kang Daniel. Murid pindahan dari Busan." Jawab Daniel dengan nada datar. Ia tidak suka dengan orang yang tiba-tiba memperlakukannya secara tidak enak tanpa ia tahu apa masalah sebenarnya.
"Dengar, Kang Daniel. Namaku adalah Bae Jinyoung dan aku wakil ketua OSIS disini," Jinyoung menjeda kalimatnya, menatap Daniel dari atas sampai bawah lalu mendecih remeh. "Aku yakin pasti kau sudah mendapat buku panduan dan tata tertib SMA Hyundai. Mengapa kau tidak mentaati segala peraturan yang ada dan tampil layaknya seorang murid SMA Hyundai?"
"Dengar, Bae Jinyoung." Daniel menirukan nada bicara Jinyoung lalu maju satu langkah mendekat. "Aku tidak tahu buku apa yang kau maksud. Aku kira ini hanyalah SMA biasa. Sebenarnya, SMA biasa atau bukan, tidak ada yang berhak mengatur cara berpakaianku."
" Kau!" Jinyoung sudah bersiap untuk menghajar Daniel saat itu juga dan para siswa yang ada di sekitar mereka sudah berhenti untuk menyaksikan keributan yang disebabkan oleh murid baru dan anggota OSIS.
"Ada apa ini?"
Seorang siswa dengan suara yang halus tapi penuh dengan penekanan membuat kegiatan seluruh siswa yang berada di area gerbang masuk sekolah terhenti. Jinyoung melangkah mundur menjauhi Daniel dengan tangan terkepal dan berbalik menghadap orang yang menginterupsinya tadi.
"K-ketua..." Gumam Jinyoung pelan yang masih dapat di dengar oleh Daniel.
Ketua? Berarti... Laki-laki bermata rubah ini adalah ketua OSIS...?
"Biar aku yang menangani, Jinyoung. Kau mundur saja, susul anggota yang lain."
Jinyoung hanya menganggukkan kepala lalu pergi menuju anggota OSIS lainnya, sementara sang ketua tengah meneliti Daniel dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Daniel yang merasa tidak nyaman membalas tatapan lelaki rubah itu dengan kesal. Lalu ia membaca name tag di jas almamaternya yang bertuliskan 'Hwang Minhyun'.
"Kau... murid pindahan?" Minhyun bertanya kepada Daniel yang masih memandangi name tagnya. Seketika perhatian Daniel teralihkan ke arah mata rubah yang daritadi mengganggunya.
"Ya. Aku murid pindahan, namaku Kang Daniel. Tidak ada yang bisa mengaturku-"
Kalimat Daniel terpotong karena Minhyun tiba-tiba mendekatkan tubuhnya dan mulai mengelus punggung Daniel dengan pelan. Karena tidak terbalut jas almamater, Daniel dapat merasakan tangan Minhyun yang bergerak dengan perlahan dari arah bahu ke arah pinggangnya. Tanpa sadar, ia menahan nafas karena tiba-tiba saja aroma citrus yang berasal dari Minhyun memenuhi indra penciumannya.
Seakan tidak mempedulikan para siswa yang menjadikan mereka bahan tontonan, tangan Minhyun bergerak di sekitar paha Daniel dengan kepalanya yang berada tepat di perpotongan leher Daniel.
Terakhir kali aku masih tertarik dengan perempuan. Perasaan aneh ini hanya ketidaknyamanan saja, kan?
Tak lama kemudian Minhyun menyelesaikan aktivitasnya lalu menatap Daniel dengan tatapan datar. "Dilarang membawa handphone ke sekolah. Jadi, aku akan menahan handphone milikmu hingga pulang sekolah."
Dengan itu, Minhyun berbalik arah dan berjalan menuju gedung sekolah dengan handphone milik Daniel di saku celananya. Jinyoung dan anggota OSIS lainnya mengikuti Minhyun dari belakang, sementara para siswa sudah heboh dan Daniel sendiri berdiri mematung ditengah halaman depan sekolah.
"Hwang Minhyun sialan!"
