Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : Uzumaki Naruto & Haruno Sakura

Dedicated for NaruSaku Day - Love At First Sight Event

Story by nanana Nara & Shin 2054

BUKAN SURAT CINTA

Merebahkan badanku dibawah pohon sakura, kunikmati hembusan angin yang membawa wangi khas musim semi di negeriku. Sakura dan musim semi adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Kuraba kantung kanan celanaku,lalu perlahan kukeluarkan sepucuk surat dari dalamnya, kulihat lagi keadaan surat yang telah lusuh karena seringnya aku baca.

Lembaran surat ini membawaku untuk kembali mengingatnya. Sosok gadis manis yang membuatku terperangkap dalam kebimbangan yang cukup besar. Seorang yang tak bisa lepas dari keajaiban-keajaiban yang dibawanya. Sosok gadis merah muda yang terlanjur terluka karena aku. Seseorang yang tak pernah aku duga telah patah hati hanya karena mencintaiku.

Memejamkan mata, kurasakan permukaan kertas yang halus dan samar-samar masih tercium wangi bunga sakura didalamnya. Tersenyum getir ingatanku kembali kemasa itu dimana aku bangga menjadi bagian dari keluarga Uzumaki, masuk ke dalam sekolah yang turun temurun dimasuki klan yang membesarkan nama keluargaku.

Konoha High School. Tempat yang membawaku masuk ke dalam sebuah perkenalan tak terduga dengan sosok gadis itu. Haruno Sakura.

Kami bertemu pertama kali di pertigaan jalan menuju KHS, pagi hari jelang penerimaan murid baru. Hampir saja aku salah jalan dan melewatkan upacara penerimaan jika saja dia tak menunjukan jalan yang benar untukku. Dengan rambut merah muda yang tertiup angin musim semi disaksikan guguran kelopak merah muda sakura. Tuhan membawanya dalam rajutan benang merah kusut dalam kehidupan percintaan tak terbalas.

Sebuah cinta bertepuk tangan yang tak pernah ku ketahui sebelumnya, sebelum aku membaca surat ini tentunya. Membuka lipatan kertas, kembali mataku menelusuri deretan tulisan indah tangannya. Membacanya kembali membuatku menikmati getirnya sensasi tercabik yang pernah dirasakan olehnya dulu.

Dear,

Naruto, sosok pemuda yang aku dambakan.

Hai apa kabar?

Mungkin ini sedikit aneh, tapi kumohon untuk setidaknya kau sedikit mengerti. Banyak hal yg ingin kusampaikan padamu. Tentang hal-hal yang tak pernah ku ungkapkan sebelumnya kini tiba-tiba begitu ingin mendesak keluar ketika aku mengingat tentangmu. Kalau kau mengira ini surat cinta untukmu, kau salah. Karena ini bukan surat cinta dan kau tidak mencintaiku.

Aku masih ingat -dengan jelas sekali- waktu kita bertemu pertama kali. Saat itu aku yakin bahwa Tuhan sedang membuktikan rasa sayangnya padaku, karena Dia telah mengatur agar aku dapat melihatmu, dan mengenalmuuntuk pertama kali pada musim semi tahun pertama kita di sekolah ini. Tahukah kau bahwa pertama kali melihatmu aku langsung menyadari bahwa kau punya banyak sekali hal menarik untuk dikagumi? Aku pelan-pelan mengagumi warna biru terang matamu, cengiran khasmu, tingkah unikmu yang seolah semua berdansa seirama dengan guguran kelopak merah muda bunga sakura. Tapi aku tak akan menjelaskan hal-hal menarik itu padamu,karena ini bukan surat cinta dan kau tak pernah tahu betapa senangnya aku tiap melihatmu.

Sejak saat itu kau menjadi sangat berharga untukku,obsesiku,esensiku. Hari-hariku sibuk dengan menuliskan semua kebiasaanmu, tingkah lakumu,dan merangkum semuanya dalam memori otakku. Aku suka caramu mengacak-acak rambut.Aku masih ingat bentuk detil tulisan cakar ayammu.Aku menikmati saat-saat ketika kau menggigit bibir seraya berpikir. Aku suka mengamati kau yang berjuang sekuat tenaga untuk tetap membuka mata ketika mengikuti mata pelajaran matematika. Aku hafal kebiasaanmu yang tak pernah sarapan tiap berangkat sekolah dan setia mengunjungi kantin tiap jam istirahat pertama dengan menu pesanan yang selalu sama, semangkuk ramen pedas dan es kopi tanpa gula. Ah,aku ingat semuanya, aku ingat semua detail kecil yang bahkan kau sendiri tidak mementingkannya.

Seiring dengan musim semi tahun kedua kita di sekolah, Aku positif menjadi penggemar rahasiamu nomor satu. Aku sering mengikutimu kemana-manatanpa sepengetahuanmu. Agak aneh memang,tapi aku menikmatinya. Aku selalu senang melihat caramu tertawa, caramu melengkungkan bibir saat tersenyum, bahkan caramu menggaruk rambut saat salah bicara. Aku mulai menyadari bahwa aku mencintaimu secara diam-diam. Cinta memang sanggup mengubah sesuatu yang absurd menjadi hal yang wajar dan normal. Mungkin kau akan menganggapku gila jika kau tahu. Tapi aku tak akan menceritakan semua detail padamu, karena ini bukan surat cinta dan kau tak pernah menyadari keberadaanku.

Aku selalu ingin tahu semua tentangmu, aktivitas apa yang kau kerjakan. Aku rutin membuka profil jejaring sosialmu tiap kali aku online, membaca berkali-kali status-statusmu, dan apabila saat kebetulan bulatan hijau di samping namamu menyala di jendela chatku, betapa ingin aku menyapamu,berbincang denganmu, tapi akhirnya aku tak melakukan apapun, hanya memandang namamu sambil tersenyum-senyum sendiri dan berdoa agar kau menyapaku pertama kali, namun ketika sampai bulatan hijaumu menghilang dan tak ada yang terjadi, aku masih tersenyum dan berdoa agar kau -suatu saat nanti- mau menyapaku. Seolah itu semua sudah cukup menggembirakan untukku.

Aku sering berpura-pura bodoh bertanya tentang tugas sekolah, film, musik, dan bahkan hal-hal yang mungkin menurutmu tidak penting dan menjengkelkan. Tapi kau selalu hanya menjawab secukupnya. Padahal aku hanya ingin berbincang denganmu, tentang apa saja.. Kau tak tahu bagaimana bingungnya aku mencari-cari topik pembicaraan kan? Tapi aku takkan memberitahumu, karena ini bukan surat cinta, dan kau nyaris tak pernah memberiku kesempatan untuk menjadi lebih dari sekedar teman untukmu.

Hei..sadarkah kau, aku rutin mengirimkan email-email untukmu, dan hatiku selalu berdegup dua kali lebih cepat ketika menantikan balasan email mu muncul di inbox-ku. Setelah kau membalas, aku biasanya akan tersenyum-senyum, kemudian terdiam lama sekali karena kebingungan memikirkan kata demi kata yang akan kukirimkan kembali padamu. Aku berusaha menyusun kata-kata yang lucu dan bisa kita tertawakan bersama, atau seidaknya kuharap mampu membuatmu tertawa, karena aku senang membayangkanmu gembira karena aku, terlebih lagi aku mampu menjadi lebih dekat denganmu dan mengambil sedikit saja sisa ruang di hatimu. Bukankah seseorang pernah berkata bahwa cara termudah mengambil hati seseorang adalah dengan cara membuatnya tertawa?

Aku masih menyimpan rapi semua pesan-pesanmu, dan membaca ulang semua satu per satu, hal itu seperti menjadi ritual sebelum tidurku, berharap aku akan memimpikanmu. Aku menyimpan foto-fotomu yang kuambil secara diam-diam. Kau yang sedang main basket, kau yang sedang tertawa, kau yang sedang serius membaca. Oh.. Betapa Tuhan menciptakanmu begitu indah. Betapa inginnya aku mengungkapkan semua perasaanku ini padamu, sudah sejak lama. Tapi rasa malu dan canggungku sebagai seorang perempuan selalu menahan langkahku.

Tidak sayang, semua itu tak pernah membuatku mundur darimu. Membayangkanmu ada diluar sana sama halnya dengan suntikan energi bagiku. Aku memang tidak berani untuk mengatakannya padamu secara terang-terangan. Tapi namamu sudah lama masuk dalam daftar doaku. Aku tidak berdoa supaya kau jadi milikku, namun supaya Tuhan selalu memberimu alasan untuk tersenyum, dan akulah yang menjadi alasan-alasan itu.Kamu tak tahu kalau aku ikut tersenyum setiap melihat bibirmu membentuk senyuman. Dan aku tak akan memberitahumu, karena ini bukan surat cinta dan kau tidak mencintaiku.

Hei, ini musim semi ketiga kita di sekolah ini. Tahun ketiga sejak pertama kali aku menemukan hatiku terbawa olehmu. Tapi kau masih saja tak bergeming dari tempatmu. Justru sekarang aku sering melihatmu bersama gadis manis berambut indigo itu. Apakah aku sebegitu tidak pantasnya untuk mendapatkan sedikit saja perhatian lebih? Aku ingin membuatmu bahagia, tapi kau tak pernah mengajakku turut serta untuk berperan dalam kehidupanmu.

Akal sehatku mulai lelah dan membeberkan fakta bahwa tak mungkin ada harapan. Aku yang goyah akan kelelahan penantian suatu keajaiban mulai berpikir untuk menjauhi dirimu karena aku tersadar akan suatu kenyataan menyakitkan. Aku tak mungkin memilikimu. Sekeras apapun hatiku meminta hal itu. Dan kemudian berakhir pada sebuah pemikiran bahwa aku tak cukup baik untukmu.

Tahukah kau? Sulit sekali menjauhkan diri darimu, terkadang aku harus menautkan kedua tanganku, menyilangkan tangan di depan dada, bahkan mendudukinya di kursiku supaya aku tidak tergoda untuk menyentuhmu. Tahukah kau? Betapa sulitnya memalingkan wajah darimu ketika aku menyadari keberadaanmu, karena semua instingku seolah menuntun mataku untuk memandangmu. Tahukah kau? Betapa sulitnya menekan kakiku keras-keras ke lantai supaya aku berhenti mengikuti kemana saja kau pergi. Tahukah kau? Betapa sulitnya bagiku menahan tangis ketika melihatmu tertawa bersama gadis lain? Sulit sekali untuk melakukan hal-hal sesuai logika,setelah sekian lama aku hanya berpijak pada perasaan sentimental belaka tanpa mempedulikan akal sehatku.

Aku berhenti mengirimkan pesan-pesan untukmu dan berharap aku dapat melarikan diri darimu. Namun godaan yang terlalu kuat terkadang mampu membuatku untuk tetapmembuka inbox-ku yang berisi pesan-pesan lama darimu. Sulit sekali bagiku untuk menarik diri darimu. Kali ini, hatiku mampu mengalahkan logika kembali. Aku sudah gila kan? Hati dan akal ku tak lagi berjalan seiring. Kau membuatku tak lagi mampu untuk mengenali diriku sendiri.

Aku tak akan menuliskan kata cinta untukmu sayang, karena ini bukan surat cinta. Karena kau tidak mencintaiku. Aku hanya akan menulis tentang kata-kata perpisahan karena mungkin jika kau tahu apa yang telah kulakukan selama ini kau akan menjauh sama artinya dengan menyakitiku, tapi membayangkanmu menjauhiku adalah hal terburuk yang dapat kubayangkan, jadi aku memilih untuk mencoba perlahan menarik diri darimu. Tenang sayang..ini bukan surat cinta.

Kau memang tak pernah melihat tetesan airmataku. Kau memang tak pernah mendengar bisik lirih doaku. Tapi jika suatu saat nanti Tuhan berkehendak untuk menyampaikan surat ini ketanganmu, aku minta maaf karena aku berani memendam perasaan ini tanpa kau tahu. Kau mungkin akan terkejut oleh semua perasaan, hasrat, dan keinginanku selama ini, tak pernah kau rasa, tak pernah kau lihat, dan tak pernah kau perhatikan. Tapi ini nyata sayang...sekali lagi aku mohon maaf. Itulah sebab mengapa kau tak pernah kuberi tahu. Karena ini bukan surat cinta. Karena kau tidak mencintaiku.

Perlu kau tahu sayang, bahwa aku tidak kalah dalam penantianku, aku hanya lelah setelah semua usaha yang kulakukan dan tanpa hasil yang kuraih. Aku ingin kau bahagia, dan aku mulai menyadari bahwa selain doa-doaku, aku tidak berperan apa-apa, aku tidak akan berpengaruh apa-apa dalam perwujudan kebahagiaanmu. Aku akan sangat sedih karena menarik diri darimu, tapi ada hal yang membuatku memantapkan hati, yaitu kalau aku menjauhimu kau tak akan kehilangan apapun, kau tak akan merasakan apapun. Kau tak perlu merasakan apa yang aku rasa. Kepedihan ini cukup untukku saja.

Tenang sayang, kau begitu mudah untuk dicintai. Kau akan mudah untuk menemukan seseorang yang mencintai dirimu melebihi semua yang ada pada diriku. Seseorang yang beruntung karena mendapatkan hatimu. Seseorang yang akan mampu memberitahumu bahwa kau adalah jawaban dari semua doa-doanya.

Selamat tinggal sayangku. Aku tak sanggup bertahan lagi. Setelah semua pengharapan ini, penantian ini. aku akan mencoba melupakanmu, berharap aku mempu menemukan dan mencintai seseorang yang baru. Meskipun hatiku tak akan pernah sama lagi. Jika suatu hari nanti ada seseorang lain yang mengisi hatiku, dia tak akan menempati semuanya, karena sebagian masih kau tempati.

Tuhan telah mengatur pertemuan kita, Tuhan juga pasti telah mengatur perpisahan kita. Tuhan tak akan membiarkanku mencintaimu dengan sia-sia. Aku selalu bermimpi agar kisah cintaku akan seindah lagu, tapi tak akan ada artinya bila kau tak mau bernyanyi bersamaku.

Tuhan menyayangi kita berdua. Dia menyayangiku karena mempertemukanku denganmu dan membiarkanku mencintaimu. Tuhan juga pasti menyayangimu karena dia memberikan kesempatan padaku untuk menjauh darimu.

Selamat tinggal sayangku. Aku tersakiti karena cinta ini. Aku tersakiti tiap kali membayangkanmu bersama orang lain. Maafkan aku karena aku tak mampu menuliskan kata-kata cinta untukmu. Karena ini bukan surat cinta. Karena kau tidak mencintaiku.

Sekali lagi air mataku menetes, entah sudah berapa kali surat ini ku baca namun sama sekali tak ada yang berubah. Surat ini akan sama seperti awal pertama ku menemukanya dibawa laci mejaku dan saat pertama ku membaca dibawah pohon sakura yang ada disamping gedung sekolah. Tersenyum kembali ku ingat pada masa-masa itu, dimana aku selalu tak mencoba untuk mengenalnya.

Merapikan rambut pirangku yang tertiup angin musim semi, kembali lagi kulipat surat itu dan memasukkanya kedalam amplop yang sama. Senyumku semakin mengembang tak kala melihat sosok bocah lelaki berlarian kearahku.

Melambaikan tangan kearahku, rambut pirangnya yang senada denganku bergoyang-goyang, iris sehijau daunya bergerak gerik jenaka memperlihatkan keindahan yang diwarikan dari wanita yang berjalan dibelakangnya.

"Ayah..." teriak bocah lelaki itu.

Mengendong putra sewayangku erat, kulayangkan pelukan penuh mesra dipinggang ramping istriku.

"Aku mencintaimu Naruto,"

Menggumankan kalimat yang sama, aku mencium bibir istriku. Istri yang telah menemani lima tahun hidupku. Tersenyum bahagia aku mengegam tangannya berjalan menyelusuri taman yang disambut pohon sakura bermekaran.

Ini adalah sebagian dari kisah cintaku, percintaan yang berawal dari sebuah surat yang bukan surat cinta. Surat yang membawaku untuk mengenal lebih jauh pengagum rahasiaku, seorang gadis merah muda yang membawakan berbagai keajaiban yang masuk dalam hidupku.

Dia Haruno Sakura, kekasihku, istriku, belahan jiwaku dan pengagum rahasiaku.

Ini kisahku, lalu bagaimana kisahmu?

- END -

AN:

Terimakasih buat EGOIST, lagu Kimi Sora Kiseki nya sangat menginspirasi..

HAPPY NARUSAKU DAY ^^

Mind to review?