CHANBAEK.
Enemy In Love by FaniHania.
Warning : Percintaan sesama jenis alis GAY, YAOI. Typo ga ketulungan.
Rate : T (Untuk saat ini:v)
Maaf jika ada kesalahan POV.
Bagi HOMOPHOBIC silahan tekan tombol back, terimakasih!.
.
.
.
.
.
Matahari berada tepat di atas kepala. Terik panas yang dapat mengeringkan basahnya pakaian. Panas matahari juga menjadi pendukung suasana panas dalam kejadian yang sedang di lalui sosok tinggi dan mungil.
Koridor sekolah sudah bisa dikatakan sepi, terlihat sosok mungil dengan rambut hitam yang menjuntai menutupi alis tipisnya sedang berhadapan dengan sosok tinggi yang memperlihatkan tatapan tajam pada sosok di hadapannya. Sosok mungil itu berani membalas bola mata yang seolah menantangnya.
"Aku tidak punya masalah denganmu, Park. Minggir!" sosok mungil menurunkan pandangannya lalu berdecak kesal.
"Tapi aku punya, bukan begitu Jongin?" Jongin mengangguk cepat seolah langsung tanggap dengan perkataan Sosok tinggi itu.
"Apa maumu Park Chanyeol putra semata wayang dari keluarga Park?" Baekhyun menaikkan pandangannya, menatap Chanyeol dengan bola mata yang memutar malas.
"Berhenti ikut campur dalam urusan orang lain." ucap Park Chanyeol.
"Oh maaf, semua urusan kau masih berada dalam lingkungan sekolah. Jadi mau tidak mau, aku harus ikut campur dalam hal itu." Baekhyun tersenyum remeh ke arah Chanyeol yang menatapnya seolah api membara di sekitar tubuh tingginya.
"Itu urusan pribadi saya, ketua. Jadi saya harap anda tidak mencampurinya." ucap Chanyeol formal. Jongin mengangguk menyetujui tutur Chanyeol.
"Maaf, tapi kalian melakukan hal pribadi itu disekolah. Jadi saya berhak turun tangan." balas Baekhyun tak ingin kalah dari pria Jangkung di hadapannya.
Chanyeol berdecak kesal, mereka meninggalkan Baekhyun sendiri dalam seringainya.
Baekhyun menaikkan pandangannya untuk menatap langit yang memiliki gradiasi sinar yang menarik untuk ia tatap. Indah dan sangat Cantik. Namun, mengingat tujuan utamanya untuk melihat waktu, ia langsung melesat ke kelasnya untuk mengambil tasnya.
"Haah... selalu saja seperti ini. Aku harap jabatanku secepatnya dicabut." keluh Baekhyun menghembuskan nafas kecilnya.
Byun Baekhyun adalah ketua osis di sekolahnya. Sosok mungil itu menjadi teladan tiap angkatan; adik kelas, seangkatan, hingga kakak kelasnya. Sebenarnya ia tak menyukai dengan jabatan yang ia genggam erat sekarang. Berawal dari seorang guru yang menyarankan dirinya dalam rapat pemilihan calon ketua osis dan berakhir pada banyaknya kertas tergores dengan tinta yang bertuliskan namanya.
Awalnya Baekhyun ingin menolak, namun mengingat wajah berseri - seri guru itu yang ditujukan kepada dirinya, ia mengurungkan niatnya dan berserah diri pada takdir yang terus mengalir layaknya air. Namun ketika ia tahu inilah semua tanggung jawab yang akan ia pegang selama satu tahun membuatnya menyesal. Terlebih, setiap pulang sekolah ia harus melangkah ke halaman belakang sekolah untuk memastikan ada atau tiadanya dua orang yang saling bergelut manja. Pasalnya, pernah tertangkap siswa dan siswi sedang 'bermain' di halaman belakang sekolah yang bisa dibilang sangat sepi.
Baekhyun melangkahkan kakinya menuju halaman belakang sekolah seperti setiap harinya. Ia menelusuri petak demi petak rumput di hadapannya.
"Ahh..., berhen--mhh,"
Baekhyun tersentak kaget ketika mendengar suara yang begitu familiar di telinganya, ia sering beberapa kali memergoki dua makhluk yang sedang menikmati surga duniawi sehingga mereka lupa tempat yang mereka pijak.
"Sudah kukatakan! Berhentilah berbuat mesum, Park!" bentak Baekhyun. Ia tidak ingin sekolahnya tercemar buruk hanya dengan sosok pria tinggi nan angguh yang sedang menatapnya tajam. Chayeol sedang dalam posisi berhadapan dengan sang wanita. Terlihat beberapa bercak merah yang sudah sedikit ungu di seluruh leher wanita itu.
"Kau menganggu!"
"Ini sekolah, bukan tempat mesum, Park!" bukannya mendengar, Chanyeol malah kembali menyiumi tengkuk sang wanita dengan sensual membuat Baekhyun bergidik ngeri.
"YAK!" Baekhyun melemparkan tasnya dan--
Plukk!
--Tas itu tepat pada sasaran yang ia maksud.
"AKH! KAU!" Chanyeol langsung menatap Baekhyun tajam seolah tatapan itu memiliki arti 'aku akan membunuhmu'.
Wanita itu melesat pergi ketika mendengar bisikan Chanyeol. Tatapan Chanyeol benar - benar membuat Baekhyun muak. Ia sedikit menaikkan rahangnya untuk melihat bola mata tajam yang seolah akan lepas dari tempat sosok tinggi itu.
"Kau benar - benar pengacau!" Chanyeol mengusak rambutnya kasar, ia mendekat ke arah Baekhyun dengan menjinjing tas kecil berwarna hitam putih.
"Kau yang tidak tahu diri! Ini sekolah, bukan tempat para pria dan wanita saling bercumbu rayu!" Baekhyun memutar kedua bola matanya pelan, ia terlalu malas meladeni lelaki gila di hadapannya.
"Siapapun tahu kalau ini sekolah."
"Lalu mengapa kau melakukan itu di sekolah? Dasar bodoh!" Baekhyun menatap Chanyeol sekilas lalu ia kembali membuangnya.
"Aku hanya ingin."
"Ck, kau gila! Seharusnya kau ingat tempat!"
"Terserah."
"Ya sudah. Baiklah, kemarikan tasku!" Baekhyun hendak mengambil tas yang berada di genggaman Chanyeol namun sosok tinggi itu menaikkan lengannya ke atas sehingga si mungil tak sampai untuk meraih tas kecilnya.
"Apa lagi kali ini, Park?!" teriak Baekhyun frustasi, dirinya benar - benar lelah berhadapan dengan seorang Park Chanyeol sekarang. Ingin rasanya merebahkan punggungnya pada kasur yang menanti dirinya di rumah dengan hangat.
"Kau yang mencari masalah lebih dulu,"
"Itu tugasku sebagai ketua osis untuk mengawasi siswa dan siswi yang sedang melakukan perbuatan senonoh, cih."
"Senonoh? Ah, kau belum pernah disentuh sedikitpun?"
"Sedikit mengingatkan, akulah yang menyentuh." koreksi Baekhyun. Ia menggeram kesal ketika mendengar penuturan asal dari Chanyeol seolah ia adalah seoran wanita.
"Kau menyentuh? Kurasa dunia mulai buta."
"Kau yang buta! Semua orang tau bahwa aku ini LELAKI!" Baekhyun menekan kata lelaki dan sedikit meneriakinya.
"Lelaki yang digagahi."
"YAK! KAU SIALAN!"
Baekhyun mencoba meraih tasnya dengan lompatan kecil namun tak sampai. Tubuh Chanyeol jauh lebih tinggi dari pada lompatan kecilnya itu. "Kemarikan! Aku ingin pulang." Baekhyun menatap Chanyeol sinis menimbulkan matanya mulai menipis sipit.
"Tak."
Baekhyun berdecak kesal lalu ia menginjak kaki Chanyeol yang terbalut sepatu dengan sangat kuat membuat sang korban meringis pelan. Melihat kesempatan di depan matanya, ia langsung meraih tas hitam kecil di genggaman Chanyeol. Ia langsung berlarian kecil untuk menghindari makhluk raksasa yang selalu mengganggu ketenangannya itu.
"Ck sialan. Lihat saja anak itu." keluh sang korban di sambil dengan memegangi ujung telapak kaki yang berhasil di pijak keras oleh sosok mungil yang tengah berlari.
••••••••••
Bulan mulai menyapa hangat, tampak separuh lingkaran putih pada malam hari. Ribuan bintang bersinar dengan cerah seolah menyapa semua penduduk bumi dengan ceria. Semua makhluk hidup yang melihat indahnya langit tersenyum kecil, sama halnya dengan sosok mungil itu.
Baekhyun menutup jendela kamarnya, terlihat ulasan kecil lengkungan bibirnya. Ia segera keluar dari kamarnya untuk segera menghampiri keluarga hangatnya.
"Tidak! Aku tidak kenal dengannya Appa!" terdengar suara bantahan dari adik perempuannya dari bawah sana. Baekhyun yang hendak turun tangga mengurungkan niatnya dan memilih untuk menajamkan pendengarannya.
"Ayolah Seulgi, Appa mohon. Perusahan Appa dalam kondisi jauh dari kata baik. Hanya ini yang dapat menyelamatkan perusahaan Appa." jelas Byun Minho terdengar putus asa.
"Appa, aku tidak mau. Aku bahkan tidak kenal dengan pria yang akan menjadi tunanganku," bantah Seulgi teguh. Baekhyun semakin menajamkan pendengarannya, ia memaklumi adik perempuannya yang menentang keras karena adik perempuannya itu sudah mempunyai kekasih.
"Maka dari itu, besok kau akan makan malam dengan calon tunanganmu untuk mengenal satu sama lain." Seulgi menggeleng kilat.
"Aku tidak mau."
"Seulgi, ayolah..." suara halus dari malaikat bagi putra dan putri Byun terdengar membuat Seulgi menatap sosok itu; Byun Taemin.
"Eomma, aku tidak mau..." tangis yang Seulgi pendam mulai pecah. Baekhyun langsung menuruni tangga menghampiri adik perempuannya yang sudah terisak dengan lutut tertekuk di lantai. Ia merengkuh pundak Seulgi dengan lembut.
"Baiklah, jika kau memang keras kepala. Ini bukan permintaan, melainkan perintah, Seulgi." Byun Minho diikuti Byun Taemin langsung meninggalkan dua malaikat kecil mereka yang saling rengkuh-merengkuh.
Baekhyun menatap adik perempuannya iba, namun ia tidak bisa melakukan apapun. Ia mengelus pucuk kepala Seulgi lembut. Seulgi menaikkan pandangannya. "Kita bicarakan di kamar Oppa saja." Seulgi mengangguk lemah, mereka beranjak berdiri lalu menuju ke kamar Baekhyun dengan dinding berwarna biru muda.
Seulgi terduduk pada sisi ranjang Baekhyun. Baekhyun mendudukkan bokongnya di sebelah adik perempuannya yang lemas sekarang. "Oppa aku tidak ingin bertunangan dengan lelaki yang bahkan tidak kuketahui batang hidungnya," Baekhyun mengangguk mengerti, ia mengelus punggung Seulgi lembut.
"Iya, Oppa tahu. Nanti akuakan membujuk Appa. Tapi, kau tetap harus hadiri acara makan malam itu, okey?" Seulgi mengangguk pasrah.
"Dan kau jangan menangis lagi. Kau benar - benar cengeng, kemana perginya adik perempuanku yang keras kepala?" hibur Baekhyun membuat Seulgi tersenyum tipis. Pada dasarnya, Baekhyun dan Seulgi jauh dari kata akrab. Mereka sering bertengkar hanya karena hal - hal kecil. Mulai dari merebutkan remot tv, makanan, dan masih banyak lainnya. Namun di balik itu semua, mereka sebenarnya kakak beradik yang saling menyayangi satu sama lain, lihatlah sekarang! Sang kakak sedang berpikir keras untuk membatalkan acara perjodohan itu demi sang adik.
"Kalau begitu, aku ingin istirahat saja, oppa. Kepalaku sakit."
"Iya, jangan dipikirkan. Kau tidur saja dengan nyenyak sekarang." ucap Baekhyun. Seulgi melangkah keluar dari kamar sang kakak.
••••••••••
"Aku tidak mau! Big No! Bisakah kau tidak ikut campur dalam hal pribadiku?!" teriakan serta bantahan menggema pada kediaman Park yang semula tenang.
"Tidak Chanyeol! Sudah banyak wanita yang memanfaatkanmu!" teriak Park Yunho yang menakutkan namun tak membuat Chanyeol menyerah.
"Tidak, mereka tidak memanfaatkanku." elak Chanyeol.
"Oh begitukah? Katakan itu pada wanita yang tempo hari kau berikan mobil lalu wanita yang kau berikan uang dengan nominal di atas seratus juta, Park!" Chanyeol memutar bola matanya malas, ia menghiraukan tutur dari ayahnya. Park Yunho semakin kesal di buatnya sehingga kepalan jari yang menguat membuat buku-kukunya memutih.
"Ck, terserah. Aku tetap tidak mau."
"Chanyeol, dengarkan perkataan Appa-mu. Ini yang terbaik untukmu..." suara lembut keluar dari bibir Park Jaejoong. Chanyeol yang melihat Ibunya langsung menghampiri dan mengeratkan pelukan pada sang ibu.
"Eomma, aku tak mau. Appa selalu memaksaku." adu Chanyeol kepada sang ibu, ia menatap Yunho seolah ia baru mengibarkan bendera perang. Yunho tersenyum menyeringai.
"Dasar anak manja." ejek Yunho.
"Aku hanya manja kepada Eomma, Park!" balas Chanyeol. Jaejoong terkekeh kecil melihat aksi ayah dan anak yang saling beradu pandang mengerikan.
"Eomma, aku tidak ingin bertunangan dengan wanita yang tidak kuketahui asal usulnya. Eomma bisakan membatalkan perjodohan dari si Park itu?" rayu Chanyeol kepada sang ibu.
Yunho menyeringai menatap Chanyeol. "Sayangnya, Eomma tercintamu yang menyetujui pertunangan ini." ucap Yunho tersenyum menang.
"Tidak, ak-,"
"Iya, Eomma yang menyetujui pertunangan ini. Ini yang terbaik buat Chanyeol. Jadi Chanyeol maukan?" semua bantahan yang ingin Chanyeol keluarkan runtuh ketika melihat senyum tulus yang mengambang pada wajah ibunya.
"Tapi Eomma, aku tid-,"
"Kau kalah telak Chanyeol!" remeh Yunho membuat Chanyeol memicingkan matanya.
"Diam k-,"
"Chanyeol, Eomma yakin ini yang terbaik buat Chanyeol. Jadi Chanyeol maukan?"
Dengan berat hati, Chanyeol mengangguk pelan membuat senyum kemenangan nampak sepenuhnya pada sang Ayah. "Bagus, Chanyeol memang anak baik." puji Jaejoong.
"Anak baik? Anak baik mana yang selalu bercumbu dengan wanita berbeda di setiap harinya, Jae?" sindir Yunho tak terima ketika Jaejoong memuji anak semata wayangnya dengan fakta yang begitu terbalik dari aslinya. Chanyeol menatap Yunho dengan tidak terima.
"Iri saja kau, Park." balas Chanyeol.
"Aku tidak iri. Aku bahkan mempunyai Eomma-mu yang lebih menawan dari wanita yang pernah kau cumbu di luar sana." balas Yunho lebih kejam membuat Chanyeol kalah telak dan diam termenung. Chanyeol tak bisa membantah jika sudah berhubungan dengan ibunya.
"Sudahlah, kalian ini ayah dan anak, mengapa terlihat seperti musuh?" senyum menghiasi wajah cantik Jaejoong.
"Anak ini yang mulai! / Appa yang mulai!" Chanyeol dan Yunho menyahut bersamaan. Mereka saling beradu pandang tidak suka sedangkan Jaejoong sudah tertawa lepas melihat aksi konyol di depan matanya.
Chanyeol dan Yunho menatap Jaejong hangat lalu tersenyum tulus. Mereka begitu senang melihat senyum indah terlukis pada wajah cantik Jaejoong.
••••••••••
Baekhyun mengehela nafas lemah karena memikirkan untuk membatalkan perjodohan yang akan dialami adiknya. Bagaimanapun juga, ia takut adiknua tertekan. Lagipula, Seulgi dan Jimin sudah menjalin hubungan sejak lama, ia tak rela jika sang adik merelakan kebahagiaannya. Ia juga bisa memaklumi keadaan yang terpaksa karena perusahaan yang ayahnya pegang sedang dalam masa kritis.
"--hyun? Baekhyun?"
"A-ah maaf Kyungsoo-ah, kau mengatakan sesuatu?" Kyungsoo menatap Baekhyun cemas.
"Ada masalah? Kau bisa cerita padaku," Baekhyun menunduk, ia menautkan jemarinya menjadi satu.
"Adikku, dia dijodohkan."
"Baguslah, kau sedih karena Seulgi mendahuluimu?" Baekhyun yakin jika ia sedang dalam kondisi mengunyah makanan, pasti ia akan tersedak. Namun ia sedang beruntung karena ia hanya tersentak kecil.
"Bukan itu, kau selalu mengejekku. Kau sendiri belum ada kekasihkan?" Baekhyun menggerutu kecil, ia memang sudah sering disindir dengan keluarganya perihal kekasih karena orang tuanya bahkan Seulgi tidak pernah mendengar isu bahwa dirinya menjalin hubungan dengan siapapun.
"Ya belum, cuma kau kan sangat tidak suka jika keluargamu membahas tentang kekasih. Aku hanya menebak, Baekkie." tutur Kyungsoo jujur.
"Iya, masalahnya perjodohan itu atas dasar paksaan."
"Jadi, Seulgi akan dijodohkan dengan orang lan?" Baekhyun mengangguk. Kyungsoo melihat tatapan lemah sahabat di depannya ikut prihatin. Ia tahu percis rasa sayang Baekhyun terhadap sang adik. Bahkan ia rela kehujunan demi sang adik padahal tubuhnya sendiri sangat sensitif terhadap udara dingin.
"Kenapa tidak kau saja yang menggantikan Seulgi?" asal ucap Kyungsoo.
"Mwo?! Kau gila?!"
"Apa salahnya Baek?"
"Tunangan Seulgi itu LELAKI! Dan aku juga LELAKI!" tekan Baekhyun pada kata lelaki. Kyungsoo memutar bola matanya malas. Hey ayolah, percintaan sesama jenis bukanlah hal yang tabu lagi bukan?
"Lalu? Apa masalahnya?" tanya balik Kyungsoo santai.
"Itu gila Kyung!" pikir Baekhyun.
"Apa yang gila? Cinta itu buta, Baek. Lagipula kau hanya menjadi kelinci percobaan untuk pertunangan Seulgi lalu memikirkan cara kedepannya untuk membatalkan pertunangan itu agar Seulgi tidak tersiksa memikirkannya." Baekhyun termenung mendengar saran dari Kyungsoo yang cukup menarik dan pintar. Ia akui sahabat di sebelahnya ini mempunyai otak yang cerdas.
"Ide bagus Kyungie! Aku berdoa semoga lelaki yang akan menjadi tunanganku untuk sementara waktu adalah lelaki yang baik! Siapa tau aku bisa jatuh cinta beneran kan~ ckck," Kyungsoo menggelengkan kepalanya berulang kali dengan senyuman tipis terukir indah di wajah yang biasanya datar.
"YAK! KAU TERSENYUM! INI LANGKA! SEHARUSNYA AKU MEMOTRETMU TADI!" teriak Baekhyun heboh sukses mengundang perhatian seluruh penghuni yang berada di kantin. Kyungsoo langsung membekap mulut heboh Baekhyun.
"Tidak usah heboh, dasar perempuan."
"Koreksi, aku lelaki."
"Lelaki tidak akan berteriak dengan histeris seperti itu ketika melihat sahabatnya tersenyum." Baekhyun mengerucutkan bibirnya kesal karena dibilang 'perempuan' oleh Kyungsoo. Padahal hey! Dirinya itu tampan yang seangkatan dengan artis korea tau!
"Kau menyebalkan Kyun-,"
Brak!!!
"Eh Monyet! Monyet!" latah Baekhyun ketika seseorang menggebrak meja di depannya. Ia memincingkan tatapan tidak suka pada sosok yang membuatnya mengeluarkan latah yang sangat tidak elit.
"Berani sekali kau mengejekku monyet!" sosok tinggi yang menggebrak meja marah karena dikatai monyet.
"Pfftt! Bahkan Baekhyun tahu kau monyet dude!" Jongin menahan tawa di samping Chanyeol, begitu juga dengan Sehun.
Mereka bertiga memang tiga sekawan yang sangat erat persahabatannya. Namun, Chanyeol lah yang paling kejam diantara tiga sekawan itu. Dia akan membully orang yang merusak harinya dengan cara apapun. Jongin hanya mengikuti Chanyeol sedangkan Sehun tidak pernah terlibat dalam hal membully. Terkadang, ia yang membantu para korban bully Chanyeol, sungguh baik hatinya. Pantas saja perempuan maupun lelaki manis tergila - gila dengan Sehun.
"Itu reflek, salah kau sendiri mengganggu ketenanganku." Baekhyun langsung menarik pergelangan lengan Kyungsoo, ia terlalu malas beradu mulut dengan penguasa sekolah ini.
Jika kalian tahu, Park Chanyeol adalah anak tunggal dari Park Yunho yang menjadi donatur terbesar di sekolah ini. Jadi wajar saja para siswa takut dengan sosok monyet itu. Namun Baekhyun adalah satu satunya makhluk hidup yang tidak takut dengan spesies menyebalkan itu. Ia bahkan kuat menghadapi fans gila Chanyeol yang membullynya habis - habisan.
Kyungsoo selalu mengingatkannya untuk tidak mengindahkan perlakuan Chanyeol, namun Baekhyun bersikeras untuk melawan. Ia tidak ingin terlihat lemah pada sosok yang sebenarnya manja itu. Bagaimana Baekhyun bisa mengetahui Chanyeol itu manja? Ia pernah melihat Chanyeol yang kejam di sekolah itu bergelut manja pada ibunya, menggantungkan lengan pada leher sang ibu dengan wajah manja. Ia yang melihat dari kejauhan tertawa terpingkal - pingkal.
"Berani sekali kau berkata seperti itu kepadaku!" Chanyeol menghadang langkahku karena dia dengan cepat berada di depanku.
"Beri saja pelajaran pada Baekhyun. Aku akan memberi pelajaran pada sahabatnya dengan wajah datar itu." Jongin menarik lengan Kyungsoo cepat sehingga genggaman Baekhyun terlepas paksa. Jongin langsung menarik Kyungsoo menjauh dari Baekhyun, ia sangat mencemaskan sahabat datarnya itu. Bagaimana jika Kyungsoo dipukuli oleh Jongin?!
"Tenang saja, temanmu aman dengan Jongin. Lebih baik pikirkan ajal didepanmu ini, boncel." Baekhyun berdecih meremehkan Chanyeol.
"Kau raksasa manja."
"Cih berani sekali kau, bocah dungu. Aku tekankan sekali lagi, jangan pernah ikut campur dengan kegiatanku! Atau kau akan menerima akibatnya!" ancam Chanyeol dengan sedikit berteriak namun tak membuat Baekhyun menyiut sedikitpun. Ia malahsemakin berani.
"Lakukan semaumu. Aku tak peduli."
Chanyeol mengambil paksa botol minum di genggaman Sehun lalu ia membuka tutup botolnya.
"Hey Chanyeol, apa yang kau lak-," Ucapan Sehun terputus begitu saja ketika mendengar suara yang membuat suaranya terendam habis.
Byurr...
Air yang seharusnya menjadi pemuas dahaga rahang malah menjadi air yang membasahi sosok mungil itu. Baekhyun menunduk malu ketika merasakan semua mata tertuju padanya. Ia hanya berusaha menahan tangis yang siap meledak kapanpun.
"Lihat dan saksikan sosok menyedihkan yang berpura - pura tegar dihadapanku ini."
Chanyeol berbalik badan hendak untuk melangkahkan kaki namun--
Dukk!!
--Baekhyun menjegal kaki Chanyeol sehingga lelaki tinggi itu tersungkur di atas lantai.
"Ups, kurasa kaki-ku nakal." ucap Baekhyun seolah tak bersalah. Ia begitu puas melihat aksi balas dendamnya yang lancar itu.
"KAU SIALAN!" Chanyeol dengan wajah masamnya angkat kaki dari kantin meninggalkan Sehun yag semula bersamanya.
Baekhyun tersenyum kecil lalu memudar karena dirinya sudah menggigil. Air yang di guyur oleh Chanyeol adalah air dingin bukan air biasa. Baekhyun memeluk dirinya sendiri, mencoba untuk mencari kehangatan.
"Aish, maafkan orang itu Baekhyun-ah. Dia memang tidak punya perasaan." Sehun melepas blazer sekolah miliknya lalu menyuruh Baekhyun untuk melepas blazer-nya. Tak ingin beradu argumen, Baekhyun menurut. Ia melepasnya lalu merasakan sesuatu yang hangat jatuh pada pundaknya.
"Blazerku sangat besar untuk ukuran mungil sepertimu. Jadi apakah itu memberi sensasi hangat?" Baekhyun mengangguk sebagai jawabannya. Lidahnya terlalu kelu dan mati seketika melihat senyuman tampan Sehun.
'Sial, dia tampan sekali. Lidahku menjadi mati ketika melihat senyum tampannya itu~' batin Baekhyun memuji Sehun.
Sehun memegang kedua pundak Baekhyun, merangkulnya kecil. Jantungnya meronta seperti ingin keluar dari dalam tubuh. Ia sangat takut jika Sehun mendengar detak jantung abnormalnya sekarang. Sehun melangkahkan kakinya dan Baekhyun otomatis mengikuti Sehun karena rangkulan pada bahu memaksanya.
"Kita mau kemana, Sehun?" tanya Baekhyun dengan mengerjap mata lucu.
"Ke Uks. Kau sensitif terhadap udara dingin bukan?" Baekhyun menunduk malu. Bagaimana Sehun bisa mengetahuinya?
"I-iya, bagaimana kau tahu?"
"Aku tahu semua tentang Baekkiee~"
"YAK! Itu menggelikan Oh Sehun dan jangan menggodaku!" Baekhyun menyubit pinggang Sehun kecil.
"Aww, sakit Baekkie~"
"Ck, dasar Albino aneh."
"Terima kasih, Baekhyun yang imut~"
"Aku tampan." koreksi Baekhyun dengan pedenya.
"Tampan? Nenek - nenek katarak saja tahu kalau kau itu imut," tutur Sehun yang sebenarnya.
"Yak! Oh Sehun!" Baekhyun memukul tipis dada bidang Sehun yang membuat si pemilik tubuh terkikik.
Tak terasa, mereka sudah berada di depan UKS. Keduanya segera masuk lalu Sehun memerintahkan si mungil untuk berbaring, tanpa sepatah kata, Baekhyun langsung menuruti perintah si albino.
Baekhyun memperhatikan wajah Sehun yang baginya begitu sempurna. Pahatan di wajah Sehun tidak ada yang cacat sama sekali. Seolah melihat malaikat jika melihat Sehun. Kepribadian serta sifatnya yang baik mendungkung wajahnya, jadi wajar saja ia mempunyai banyak penggemar. Namun Baekhyun heran, Fans Chanyeol lebih banyak dari pada Sehun. Hey ayolah! Semua orang tahu bahwa Chanyeol itu mirip iblis, IBLIS! Mengapa masih ada yang mengagumi sosok itu?
"Baekhyun?" panggilan serta tepukan di dapat pada Bahu Baekhyun membuatnya tersadar atas pikirannya sendiri.
"A-ah, iya Sehun?"
"Jangan melamun, kudengar disini banyak hantunya." bohong Sehun, ia tak ingin melihat Baekhyun yang seperti itu.
Baekhyun mengerucutkan bibirnya, "Ini masih siang Tuan Oh. Aku tak percaya dengan hal semacam itu." Baekhyun memutar bola matanya malas, Sehun tidak akan bisa membohonginya.
"Jika beneran, gimana Baek?"
"Aku akan menghadapi hantu itu, tentu saja. Aku ini manly," ujar Baekhyun dengan kepercayaan diri yang tinggi membuat Sehun terkekeh kecil.
"Manly? Haha, itu lelucon yang sangat bagus, Baek." Baekhyun mendengar kesal seolah Sehun merendahkan martabatnya sebagai lelaki, hey padahal ia tak kalah tampannya dengan Sehun... bukan?
"Itu fakta Sehun, aku rasa tanganku ingin merobek wajah seseorang," ucap Baekhyun menyindir Sehun yang tak kunjung menghentikan tawanya.
"Ingin aku buktikan bahwa dirimu tidak Manly?"
"Silahkan, kalau kau mampu, haha," tawa renyah Baekhyun membuat Sehun mengulas senyum tipisnya.
Sehun duduk di ranjang, disamping Baekhyun yang tengah terbaring. Ia menekan kasur dengan lengan kekar di antara leher mulus Baekhyun namun masih ada jarak yang tersisa.
Baekhyun menelan ludah yang sudah bersarang di rongga mulutnya ketika melihat perlakuan Sehun yang terlihat tiba - tiba. Sekarang, mata Baekhyun dan Sehun tengah beradu pandang, Sehun dengan kaki yang masih terduduk menatap Baekhyun hangat, senyuman tulus terukir di wajah tampannya itu.
"Se-Sehun?" gugup Baekhyun. Ia benar - benar mati kutu. "M-mau a-apa kau?"
"Membuktikan kepadamu." seolah terhipnotis dengan pandangan di hadapannya, Baekhyun sama sekali tak mendorong dada bidang Sehun. Ia terhanyut atas prilaku lelaki tampan itu.
Sehun semakin memajukan wajahnya dan Baekhyun semakin menekan kepalanya kedalam bantal. Sehun melihat Baekhyun yang tengah merona padam, ia yang awalnya ingin menggoda Baekhyun malah terpukau atas wajah cantik di hadapannya.
Brak!!!
"Wahh wahh, ada gay di hadapanku,"
Sehun reflek terlonjak, menjauhkan wajahnya dan kembali duduk dengan tenang. Baekhyun masih menegang akibat Sehun, jantungnya menggila sedari tadi.
"Apa yang kau lakukan disini, Chanyeol?" tanya Sehun dengan suara dingin. Melihat perubahan reaksi yang begitu mendadak, Baekyun memiringkan kepalanya bingung.
Sehun melihat Baekhyun dan ia bersabar untuk tidak menyerang Baekhyun. Ck, tidakkah dia tahu bahwa dirinya itu imut?
Siapapun, tolong beritahu Baekhyun imut dan cantik.
"Ah, maaf menganggu acara kalian. Bagaimana Baekhyun? Tidak enak-kan jika seseorang menganggu aktivitas menyenangkan mu?" Baekhyun duduk di samping Sehun, ia hendak mencabik wajah iblis Chanyeol namun Sehun menarik lengannya dan membuatnya terpaksa duduk manis di sebelah Sehun.
"Sudah Chanyeol, apa maumu?" tanya Sehun tanpa basa - basi, Baekhyun menundukkan wajahnya malu. Sehun peduli padanya, ckck.
"Santai dude! Aku kemari karena wanitaku terjatuh dari tangga lalu bibirnya terbentur hingga berdarah."
"Bilang saja kalian berciuman dengan ganas lalu kau sengaja mengigit bibir wanitamu hingga menimbulkan bekas namun kau tak sadar jika kau mengigitnya secara berlebihan hingga beradah," sindir Baekhyun seolah sudah pernah merasakan apa itu ciuman. Padahal mah, jangankan ciuman, pacar aja gak ada.
"Wow, apa kau mengintip lagi? Aku tak tahu kau punya berapa mata, Byun." jawab Chanyeol.
"Untuk apa aku kurang kerjaan mengintip kalian seperti itu,"
"Lucunya kau mengatakan itu seolah tidak pernah mengintipku melakukan adegan itu." sindir Chanyeol. Jika tidak ada Sehun yang masih menggenggam pergelangannya, ia yakin sudah merobek wajah sialan itu.
"Sehun, kita keluar. Aku tak betah jika harus satu ruangan dengan iblis mesum tak punya hati," celetuk Baekhyun asal namun Sehun malah menganggap Baekhyun semakin manis ketika mengejek Chanyeol.
"Ganti bajumu dulu, kau ingin masuk angin apa?" Baekhyun mengangguk, ia juga tak ingin sakit. Menyusahkan saja, cih.
"Yeollie?"
Semua mata makhluk yang berada di UKS langsung menatap seorang perempuan yang muncul separuh di pintu UKS. Itu adalah kekasih Chanyeol yang --baru? Ya mungkin, sudah tak terhitung berapa banyak Chanyeol berpacaran lalu para perempuan iblis memanfaatkan kekayaannya, mengenaskan sekali bukan?
"Krystal? Ah kau disini, duduk disana, aku akan mengobati lukamu," Krystal tersenyum lalu duduk pada ranjang di sebelah Baekhyun dan Sehun berada.
Baekhyun benar - benar tak tahu cara berpikir iblis di hadapannya. Bertingkah manis agar mendapat jatah? Ckck, malangnya para wanitanya itu.
"Baek, tunggu disini sebentar ya? Aku akan kembali, tidak akan lama kok," Baekhyun mengangguk menyetujuinya.
"Tidak kembali, nyawa melayang." ancam Baekhyun mengerikan namun Sehun malah tertawa.
"Baiklah,"
Sehun melesat keluar dari Uks menyisakan tiga makhluk hidup di dalam sana.
"Cih, menjijikan." ejek Chanyeol. Dia duduk di samping Krystal.
"Aku tidak menerima pendapatmu," ketus Baekhyun, Chanyeol mengabaikan Baekhyun lalu fokus pada pengobatan Krystal pada bibirnya.
Chanyeol menuangkan sedikit cairan yang tidak diketahui Baekhyun pada kapas. Dengan perlahan, ia mengusap luka pada bibir Krystal dengan kapas. Sesekali Krystal meringis karena perih menjalar di bagian bibirnya.
"Sakit Yeol~" Suara mendayu khas perempuan membuat Baekhyun mual. Ingatkan pada mereka bahwa Baekhyun masih berada di sini.
"Akan ku coba lebih pelan, tahan dulu,"
"Yeol~ Perih sekali, Yeoll ada darah,"
Baekhyun mengernyit bingung.
Seperti ada yang salah dengan ucapan mereka?
"Ah maaf, aku sudah berusaha lembut, tahan dulu sayang,"
"I-iya, mhh perih Yeol, awh ah Sakit!"
"Hei hentikan, itu terdengar ambigu sekali." protes Baekhyun.
"Apa?" tanya Chanyeol tak bersalah yah walaupun dia tak bersalah tapi Baekhyun benar - benar tak nyaman dengan perkataan ambigu mereka!
"Perkataan kalian bisa membuat orang salah paham tau!"
"Apa pedulimu." Chanyeol acuh tak acuh lalu melanjutkan aktivitas pengobatan yang ia terapkan pada wanitanya.
Sehun datang dan ia langsung duduk di samping Baekhyun yang terdiam sambil menaut-lepaskan jemari mungil dan lentiknya. Sehun merasa, Baekhyun menjadi berlipat - lipat kecantikannya.
"Baek, buka bajumu."
Tunggu...
Bukankah itu terdengar ambigu sekali?
Ayolah Baek! Bisakah kau menepis pemikiran kotormu?!
"Baek? Jangan berpikiran yang tidak - tidak, ah sepertinya kau benar benar ingin ku gerayangi," ucap Sehun. Baekhyun tergagap malu, tercetak rona merah di pipi tembamnya.
"A-aku tidak berpikir yang tidak - tidak, Sehun. Dasar kau mesum!" bohong Baekhyun. Jelas ia berbohong, jika ia jujur berarti ia tak punya malu.
"Mencoba berbohong, hm?"
"Tidak." Baekhyun memalingkan wajahnya, lantai lebih menarik dari pada melihat wajah Sehun saat ini.
"Ckck, ya sudah cepetan. Dan ini bajunya," Baekhyun mengernyit bingung ketika Sehun memberi baju seragam putih baru.
"Dari mana ini, Sehun?"
"Aku membelinya tadi, cepat pakai! Jangan banyak tanya,"
Baekhyun membukanya kancing bajunya satu persatu, lalu ia melepas bajunya yang sudah basah kuyup itu.
Baik Sehun dan Chanyeol tertegun dengan kulit putih nan mulus Baekhyun. Seolah ia malaikat murni yang di utus ke bumi, oh okey itu berlebihan. Tapi itu memang benar!
Dengan cepat, Baekhyun memakai baju seragam yang diberikan oleh Sehun karena merasa terus menerus diperhatikan, jadi ia cari aman.
"Apa lihat - lihat? Mau kucongkel mata kalian itu hah?" ancam Baekhyun membuat dua lelaki tersadar dari pikirannya masing - masing.
"Yeol, apa yang kau lihat dari lelaki itu? Bahkan dadanya seperti triplek!" ejek Krystal walaupun ya memang benar. Tentu saja Baekhyun tak punya dada yang besar karena dia lelaki.
"Aku tak melihatnya sayang, aku memikirkan dirimu tadi. Lagipula siapa juga yang nafsu dengan tubuh triplek seperti itu dan juga ia lelaki," jujur, Baekhyun mual mendengar suara Chanyeol lembut - lembut tipu. Dia begitu bagus dalam berakting.
"Menggelikan. Sehun, kita keluar saja," Sehun menganggukan kepalanya, mereka beranjak dari ranjang Uks, meninggalkan dua pasangan lebay di dalam sana.
Untuk kali ini, Baekhyun membebaskan Chanyeol untuk berbuat mesum dengan wanitanya, karena otaknya terus menerus berpikir perihal pertunangan adik perempuannya.
••••••••••
Disinilah Baekhyun, duduk termenung di dalam mobil menunggu sang adik yang tengah makan malam dengan calon tunangannya. Ayah dan ibu mereka ikut menunggu di dalam mobil, membiarkan anak perempuan mereka mengenal calon tunangannya agar tidak canggung. Baekhyun melihat lampu jalan terang benderang di di depan Restoran tempat adiknya memijak sekarang. Ia terus melihat dan menajamkan matanya ke Restoran itu, berjaga - jaga kalau sang adik keluar.
"Minho, tidakkah ini terlalu berat bagi Seulgi? Maksudku, Seulgi sudah punya pacar..." lirih sang ibu. Bagaimanapun juga, ia tak rela putri kesayangannya mengorbankan kebahagiaannya, bertunangan dengan lelaki yang tidak dicintai itu sangat menyakitkan.
"Maafkan aku, tapi ini satu - satunya cara menyelamatkan perusahaan kita..." ucap Minho hampir tak dengar karena pelannya suara.
Baekhyun menundukkan wajahnya sedih. Dia merasa tidak berguna sekarang. Adiknya rela melepas kebahagiaannya sedangkan dirinya duduk manis menanti sang adik. Ia benar - benar gagal menjadi seorang kakak yang baik untuk Seulgi.
Tok.
Tok.
Tok.
Baekhyun terperanjat kaget melihat keadaan adik perempuannya dengan gaun bagian bawah yang suah sedikit koyak dan kotor. Rambut indah adiknya yang terurai tadi jadi berantakan, bahkan agak sedikit basah. Melihat keadaan adiknya yang sangat tidak baik, ia membuka mobil dan Seulgi melesat masuk ke dalam mobil. Seulgi memeluknya dengan gemetaran tak lupa wajahnya yang cantik sudah dihiasi dengan air mata yang membuat matanya sedikit sembab.
"Oppa A-aku hiks.. tak mau tunangan dengan lelaki gila itu, dia gila Oppa," jelas Seulgi. Baekhyun dan kedua orang hanya termenung dan hanya mampu mendengar penjelasan selanjutnya dari Seulgi.
"Lelaki gila?" tanya Baekhyun lembut, ia mengelus pucuk rambut Seulgi. Kusut dan lengket. Ada bau teh diatas kepala adiknya itu. Entah mengapa Baekhyun berpikir ini adalah ulah calon tunangan sialan Seulgi.
"I-iya, dia datang dengan temannya dan beberapa wanita. Pertama, saat aku hendak duduk, wanita itu menarik bangku sehingga aku terjatuh keras. Kedua, lelaki gila itu sengaja menumpahkan tehnya di gaunku. Aku pamit, bermaksud ingin ke toilet untuk membersihkan diriku, namun teman lelakinya menjegal langkahku sehingga aku terjatuh lagi. Aku menangis dalam diam lalu aku merasakan basah pada pucuk rambutku. Aku melihat, Dia, lelaki itu sengaja menumpahkan tehnya di kepalaku dan mengatakan 'Kau tidak pantas denganku, jalang,' Aku hendak memukulnya namun wanita lain melindunginya dan malah menamparku... hiks..." jelas Seulgi dengan panjang lebar. Baekhyun mengepalkan jemarinya, siapa lelaki gila itu?! Beraninya dia dengan Perempuan! Minho menatap Seulgi dengan bersalah.
"A-appa, maafkan aku lirih Seulgi lemah.
"Maafkan Appa Seulgi, Appa tidak tahu kalau lelaki itu kejam. Pasalnya, orang tuanya dengan ayah adalah sahabat baik..." sesak Minho merasa seperti ayah yang sangat buruk. Taemin yang entah kapan sudah berada di samping Seulgi, memeluk dengan penuh kasih sayang dan rasa penyesalan.
"Appa akan membatalkan pertu-,"
"Tak usah Appa. Biar aku yang menggantikan Seulgi." ucap Baekhyun tanpa keraguan sedikitpun.
"Mwo?!" Seulgi dan kedua orang tuanya terkejut setengah mati mendengar ucapan Baekhyun yang tiba - tiba.
"Iya. Tak peduli aku akan diejek gay atau apapun. Appa, bolehkan?" Baekhyun mengeluarkan Aegyonya. Keadaan yang tadinya bersedih terganti dengan kebingungan. Ya mereka bertiga bingung dengan tingkah laku Baekhyun.
"Appa tanyakan kepada orang tuanya dulu,"
"Gomawo, Appa," senyum Baekhyun tipis.
Baekhyun membatin bahwa ia akan membalaskan dendam pada lelaki gila yang membuat adiknya Shock.
Tunggu saja pembalasan Baekhyun.
.
.
.
.
.
.
Hai!
Ini fanfic pertama aku di CHANBAEK.
Semoga ga mengecewakan.
Jangan lupa review ya(:
