Seorang pemuda berjalan gontai menyusuri koridor sekolah menuju perpustakaan, membawa beberapa tumpuk buku yang menutupi dada hingga atas kepalanya, terlalu sulit mungkin untuknya melihat kedepan sampai ia tak melihat segrombol pemuda yang berjalan berlawanan arah dengannya hingga...

brakk brrakk braakkk...

Tumpukan buku yang susah payah ia jaga keseimbangannya terjatuh karna kecerobohanya sendiri, "ahh... yaampun..." pemuda itu memandangi buku yg berceceran dilantai sejenak, lalu memalinggkan pandangannya pada para pemuda yang ditabraknya.

DEG!

Terlihat disana 4 pemuda berdiri angkuh, tanpa mengalihkan pandangan mereka pada sipenabrak. 4 pemuda yang disinyalir adalah siswa terkeren disekolah itu. Konoha High School. Pertama adalah Uciha Sasuke, pemuda tampan dengan gaya rambut nyentrik bak pant- ekhem- melawan gravitasi, berwarna hitam kebiruan, bermanik hitam, sekelam malam yang tak berbintang, dengan kulit putih pucat tanpa noda seputih porcelene, oh jangan lupakan badan tinggi tegapnya yang menambah kesan gagah pada dirinya. Benar-benar lelaki idaman.

Kedua, Nara Shikamaru. Pemuda bermata kuaci, dengan rambutnya diikat keatas seperti buah nanas, pemuda yang selalu menganggap semua hal itu 'merepotkan'.

Ketiga, Hyuga Neji, pemuda bermarga hyuga itu memiliki ciri-ciri rambut coklat panjang bak iklan shamppo yang iya ikat ujungnya, bermata lavender tanpa pupil yang justru menambah kesan tampan untuknya.

Dan yang terakhir Uciha Sai, pemuda dengan rambut eboni hitam klimis berkulit putih pucat melebihi Uciha Sasuke yang merupakan sepupunya, dengan senyum khas yang selalu menghiasi wajahnya. Keempat pemuda idola sekolah yang merupakan senpai sipenabrak.

"ma-maaf senpai.. aku tidak sengaja, buku-buku ini menghalangi penglihatanku" ucapnya gugup

"cih! dobe.. " Uciha Sasuke burucap sombong pada sipenabrak, pemuda yang terkenal dengan sifat dinginya. Tidak salah jika semua orang menjulukinya sebagai 'ice prince'.

"APA KAU BILANG?! DASAR SENPAI TEME, AKU KAN SUDAH MINTA MAAF. SUDAH KU BILANG TADI AKU TIDAK SENGAJA. BUKU BUKU INI MENGHALANGI MATAKU. APA KAU TU-"

huppp! tersadar dari perbuatannya barusan sipenabrak langsung menutup mulut dengan kedua tangannya, karna tersulut emosi dari ejekan senpainya yang mengatak dirinya bodoh, ia yang tidak punya saringan dimulutnya harus merutuki kebodohannya sendiri.

3 pemuda lain memandang takjub pada tingkah si penabrak,membuat mereka meneliti setiap inci bagian tubuhnya,manis... kesan pertama begitu melihatnya, rambut pirang, manik indah sebiru saphyre layakna langit musim panas, berkulit coklat madu, dengan tanda lahir berupa 3 goresan kumis kucing di masing-masing pipinya. Dan jangan lupakan bibir plum sewarna cherry. Pemuda yang bahkan lebih manis dari gadis manapun. satu-satunya orang yang berani membentak si pengeran es.

"ekhemm... maaf senpai aku lepas kendali, tapi sungguh tadi aku tidak sengaja. Kalian tidak tahukan sulitnya membawa sepuluh tumpuk buku tebal sendirian, jadi wajar jika aku tidak fokus pada jalan" ucapya lagi

"hoam...! mondekusai" Shikamaru menimpali

Sipirang memicingkan matanya memperhatikan pemuda yang baru saja berkata dengan setengah ngantuk "terserah kau saja nanas.!" pemuda pirang itu berucap acuh seraya membereskan buku-bukunya, yang lain sweatdrop dengan julukan yang baru saja keluar dari mulit sipirang.

"mari ku bantu..." Sai yang dari tadi hanya memperhatikan interaksi sepupu sekaligus sahabatnya dengan sipirang kini berinisiatif membantu pemuda manis yang terlihat kerepotan.

"terimakasih senpai..."

"ya.. sama-sama"

"lain kali lebih berhati-hati ya" kini giliran Neji ikut ambil suara

"sekali dobe tetap dobe" mendengar kata itu keluar lagi dari orang yang sama membuat sipirang hanya nenghela nafasnya, mencoba mengacuhkan. Dia tak mau cari masalah dengan salah satu pewaris Uciha's Corp yang merupakan perusahaan terbesar dijepang. Dan juga donatur terbesar di sekolah nya.

"sudahlah sas, dia 'kan sudah minta maaf" ujar Neji bijak.

"cih.."

"kalau begitu, aku permisi dulu senpai..aku harus segera mengembalikan buku-buku ini kepepustakaan"

"tunggu dulu..." baru selangkah sipirang berjalan sudah harus ditunda lagi karna panggilan dari Sai. Sipirang membalikan tubuhnya, buku yang menutupinya ia turunkan agar tak menghalangi wajahnya tanpa mengeluarkan kata-kata, "siapa namamu" lanjut Sai

"Naruto, Uzumaki Naruto" ucapnya lembut, sesaat setelah menyebutkan namanya pemuda bernama Naruto itu membungkukan badannya sejenak, lalu tersenyum. Senyum yang mampu membuat ke4 idola sekolah itu terpaku. Kemudian ia berlalu meninggaklan para senpainya yang masih beregeming.

'manisnya...'

"ekhhemm... dia.. manis sekali"ucap Sai tanpa mengalihkan pandannya dari Naruto.

"manis kau bilang? kau ini buta atau apa, yang seperti itu kau bilang manis? ck! yang benar saja" kata Sasuke OOC.

"wow... sas... itu kalimat terpanjang yang pernah ku dengar dari mulutmu selama sau bulan ini, kau tahu?!" ucap Neji dengan senyum mengejek

"terserah.."

Begitulah awal pertemuan sipirang manis dengan keempat senpainya yang akan membuat hidup yang awalnya berjalan baik-baik saja menjadi entah bagaimana nantinya. Uzumaki Naruto hanya pemuda yang di besarkan dipanti asuhan. Ia sama sekali tidak pernah tahu bagaimana kedua orangtuanya, entah dia punya kakak atu adik? ada dimana mereka, dan kenapa ia bisa berada dipanti asuhan. Dia tidak pernah tahu. Yang dia tahu dari ibu pantinya hanya dia di ditemukan didepan pintu panti asuhan puku 03:00 pagi disebuah keranjang dengan selembar tulisan dikertas, yang merupakan identitasnya. Pemuda itupun dapat bersekolah disekolahnya sekarng karna beasiswa yang ia dapatkan dari belajar mati-matian. Naruto hanya ingin belajar dengan baik, naik tingkat kelas dengan nilai baik, lulus nantinya juga dengan nilai yang baik, dan setelahnya mendapatkan pekerjaan yang baik untuk hidup yang lebih baik. Ahh... author terlalu banyak menggunakan kata 'baik' rupanya.

Naruto memutuskan keluar dari panti asuhan saat ia memasuki jenjang SMA, ia ingin hidup mandiri tanpa merepotkan orang panti lagi, bekerja paruh waktu adalah kegiatan yang ia jalani setiap hari setelah pulang sekolah. Naruto juga hidup sendirian disebuah flat kecil yang ia sewa tapi cukuplah jika hanya untuknya.

*

"kyaaaaa sasuke-kun~ kau tampan sekali hari ini"

"kyaa Neji-senpai... jadikan aku pacarmu"

"kyaaa Shikamaru-senpai aku mau jadi istrimu..."

"kyaaa Sai-kun... aku amu jadi suamimu?" -_-

Seperti itulah rutinitas yang ke4 idola sekolah itu jalani setiap hari, entah saat berangkat sekolah, jam istirahat maupun saat mereka pulang. Rutinitas yang membuat mereka jengah dunia akhirat?.

Tak jauh dari mereka Naruto memakan bekalnya dengan lahap, bekal yang ia buat sendiri diflatnya tadi pagi, sengaja ia lakukan agar dapat menghemat pengeluaran. Tangannya yang sebelah kanan ia gunakan untuk menyendok nasinya, dan sebelanya lagi ia gunakan untuk memegang buku yang ia baca. Tetap acuh pada teriakan fans girl and fans boy idola sekolah yang muali menggila. Ia lirikan matanya sebentar pada keribuatan yang masih satu ruangan dengannya, memutar bola matanya bosan, kemudian mengalihkan pandangannya lagi pada buku yang ia baca. Karna mulai terganngu dengan tingkah orang sekitarnya yang berteriak bak menyaksikan konser grup band dipanggung besar Naruto menyumpal kedua telingaya dengan earphone yang tersambung kesmartphonnya.

"kau lihat sas, hanya dia yang mengacuhkan kita..." Ucap Sai tak habis fikir

"kau benar Sai... disaat semua orang berteriak seperti orang gila, dia malah bersikap masa bodoh" kata Neji sama herannya.

"hn.." Sasuke hanya bergumam yang entah apa artinya

"mondekusai..."

"ck..." Sai bedecak kesal "bisa tidak kau menggunakan kosa kata lain sas, bahasamu bahkan tak ada dalam kamus jepang?, dan kau Shika- berhenti menganggap semua hal merepotkan.."

"hn..."

"hoam.."

TWITCH

"hahh...terserah kalian saja"

"ck seperti kau baru mengenal mereka saja Sai, seharusnya kau sudah hafal 'kan?"

"tapi tetap saja aku tidak mengerti" sejenak suasana diantara mereka menjadi hening. tapi Sai yang pada dasarnya tidak menyukai keheningan mencoba mengutaran apa yang sejak tadi ada dalam pikirannya.
Sai melirik sepupunya sebentar "sas..."

"hn.."

"aku punya tantangan untukmu..."

"hn?"

"ya, bisa tidak kau menaklukannya?"

"hn..?"

"gah! berhentilah ber han hen saja, kau membuat kepalaku serasa ingin pecah"

"katakan apa maumu" ucap Sasuke to the point

"pemuda itu, bisa tidak kau mendapatkan perhatiannya?"

"pemuda? siapa maksudmu?"

"sipirang manis itu~ Na-ru-to"

"aku tidak butuh perhatiannya"

"tidak butuh atau tidak bisa?" kata Neji ikut andil seraya tersenyu remeh.

"ya! apa kau takut tidak bisa menarik perhatian satu-satunya orang uang berani membentakmu selama 2 tahun sekolah disini?"

"terserah! aku tidak tertarik padanya, dan aku tidak butuh perhatian dari pemuda bodoh sepertinya, lagipula aku ini stright bukan gay seperti kalian yang ingin mendapakan perhatian dari pemuda lainya, Sakura sudah lebih dari cukup untukku"

"woooo... kau dengar Neji, bahkan baru sekali saja bertemu denganya dia sudah membuat pangeran es kita berbicara sepanjang ini, Shika.. kau dengar itu?"

"dia memamg menarik..." kata Neji

"hmmm..." Shikamaru hanya bergumam tak jelas

"dan lagipula Sas, pasangan sejenis sudah bukan hal tabu lagi dinegara kita, jadi jangan anggap kami yang meyimpang ini aneh"

"hn..."

"jadi bagaimana?"

"aku. tidak. tertarik"

"ahh ternyata kau memang takut tidak bisa mendapatkanya, dan kau PA-YAH!"

TWITCH perempatan siku-sik mencul disudut dahi Sasuke, meresa diremehkan oleh sahabat-sahabatnya ia jadi terpancing.

"aku ikuti permainanmu" ucap Sasuke datar dan dingin.

Dan seringaipun mengembang di wajah pemuda pucat itu. Tanpa mereka sadarai satu diantara mereka tidak melepaskan pandangannya dari tokoh utama kita, mengamati gerak-gerik pemuda manis itu sejak tadi dari tempat duduknya.

*piiupiiupiiupiiupiiupiiupiiu*

Sebenarnya Sasuke malas untuk menanggapi permainan dari pemuda pucat yang merupakan sepupunya itu, tapi karna dia paling anti dibilang pengecut maka beginilah jadinyau sekarang, dia terpaksa, sekali lagi TERPAKSA mengikuti permintaan yang dianggapnya hanya permainan saja. Mungkin jika itu orang lain akan mudah bagi seorang Uciha Sasuke untuk menaklukannya, dan itulah yang ada dipikirannya. Memangnya siapa yang berani menolak pesona seorang Uciha Sasuke? tidak ada! ya. memang belum pernah ada, baik gadis maupun pria. Dan disinilah ia sekarang, terjebak dalam ruang berukuran 10x15m persegi yang disebut perpustakaan. Ya mungkin bukan hal aneh jika Sasuke ada didalam ruangan itu karna sesungguhnyapun dia memang gemar membaca, tapi untuk kali ini.. bukan membacalah sebagi tujuannya, melainkan.. mengintai? sungguh OOC sekali kau Uciha-san.

Ya, saat ini yang Sasuke lakukan adalah memperhatikan diam-diam seorang pemuda pirang yang juga sedang sibuk dengan buku-buku perpustakaan. Karna sekarang, ceritanya sedikit berbeda dari cerita lainnya, tokoh utama kita yang biasanya berperan sebagai pemuda bodoh *digeplak* yang polos nan manis kali ini menyandang predikat murid cerdas penerima beasiswa, sekali lagi BEASISWA! wow .. wow.. wow (pake gaya cocokologi diini Talk Show) dengan eraphone yang juga menyumpal kedua telinganya.

Sesekali, irish onyxya melirik gerak-gerik sipirang, hampir saja ia memutar bola matanya ooc, 'sebenarnya apa yang aku lakukan disini? menjadi stalker huh!' batinnya tak percaya. Jika bukan karna sahabat-sahabatnya dia tak akan mau melakukan hal semenjijikan ini, tak akan pernah!

Sasuke bangun dari tempat duduknya, mencoba mendekati sipirang dengan malas-malasan. 'yosh suke, ini akan sangat mudah. Kau hanya tinggal mendekatinya dan tak akan butuh waktu lama bahkan tak sampai 10 menit dia sudah jatuh dalam pesonamu' pikirnya narsis. Ahh .. sudah berapa kali si Uciha kita ini OOC?

"boleh aku duduk disini?" ucapnya ramah

"hmm..." hanya gumaman yang ia dapat sebagai balasan.

"apa yang kau baca dob- maksudku siapa namamu kemarin?" ucap Sasuke lagi mencoba ramah. Ya ampuuunn ini langka! sungguh.

"Naruto..." Naruto mengalihkan pandangannya pada lawan bicaranya, ia membelalakan irish saphyrenya untuk 1 detik, tapi 1 detik kemudian ia kembali normal, tak percaya jika saat ini seorang Uciha Sasuke sedang mengajaknya bicara "dan aku fikir kau tidak bodoh hanya untuk membaca saja tidak bisa" lanjut sipirang acuh sambil menunjuk cover buku yang ia baca.

'shit! memangnya siapa dia berani mangatai ku bodoh, apa dia tidak tahu otaknya saja tidak ada secuilpun dari kejeniusan seorang Uciha, sialan!' batinya murka

Sasuke menghela nafasnya, mencoba tetap sabar menhgadapi pemuda yang berbeda ini. Apa pesona seorang Uciha Sasuke tidak mempan untuknya? Hah... sepertiya ini tak semudah yang dia fikirkan.
"bo- ..."

"Sasuke-kun~" belum sempat Sasuke menyelesaikankata-katanya seorang gadis bersurai merah jambu menghampirinya "sedang apa kau disini?" tanya gadis itu.

"membaca! kau fikir apa yang dilakukkan orang diperpustakaan Sakura-chan" ucapnya

GREKK. terdengar suara kursi bergeser dari arah depannya,
netra hitam arangnya melirik kepergian Naruto yang tanpa sepatah katapun. Seolah tak ada orang disekitarnya.

TWITCH 'what the hell is that, berani sekali dia mengabaikanku' rasanya kedutan di pelipisnya bertumpuk saking kesalnya dengan tingkah pemuda pirang itu.

TING TONG!

"sudah bel Suke-kun, mari kita kekelas" ucap Sakura, gadis yang sudah setahun ini menjadi kekasih Sasuke

"hn.."

*

"Sas, bagaimana...?" tanya Sai yang duduk dibelakag bangkunya dengan berbisik karna saat ini pelajaran sedang berjalan.

"hn..."

"aku tanya bagaimana, kau tahu? sipirang itu, Naruto" lanjut Sai masih berbisik

"hn..."

"yakkks! katakan dengan jelas!"

"aku belum mendapatkannya"
ucap Sasuke datar

"hah? benarkah...? sudah ku bilang dia itu berbeda, ini tak akan semudah yang kau fikirkan. Kau dengar itu Neji? Shika? yaakk.. kenapa kerjaanmu hanya tidur Shikaaaa..."

BLETAK. Penghapus seukuran handphon nokia jaman dulu melayang tepat sasaran mengenai dahi Sai "ittai..."

"jangan berteriak didalam kelasku Sai " kata Sharuthobi-sensei yang sedang mengajar dikelas itu.

"ma-maaf sensei..."

"hm/mondekusai..." ucap Neji dan Shikamaru bersamaan.

*piiupiiupiiupiiupiiupiiupiiu*

"sialan! kenapa mereka itu selalu berisik, aku jadi tidak bisa makan dikantin" umpat Naruto kesal, mulai jengah dengan kelakuan penghuni sekolah yng selalu hiteris saat para idola itu ada didekat mereka.

"eh.. ada orang ya? siapa?"

"..." tak ada jawaban

"eh! bukannya kau..."

"apa yang kau lakukan disini..?" seorang pemuda dengan mata kuacinya menatap tajam kearah Naruto

"a- aku hanya ingin memakan beklalku dengan damai, makanya aku mencari tempat sepi. Dan taraaaaa... disinilah aku sekarang, taman belakang sekolah. Aku fikir tak aka ada orang" ucap Naruto panjang lebar sok akrab.

"ck! mondekusai.."

"eumm ano senpai... boleh kan aku makan disini?"

"ini taman sekolah, tempat umum. sipapun boleh kesini, aku tidak berhak melarangmu" katanya sambil menyesap rasa mint dari rokok yang sedari tadi terselip diantara telunjuk dan jari tengahnya, lalu dihembuskannya kembali asap rokok itu. Heran, kenapa mereka yang merokok menghirup asapnya jika akan dihembuskan lagi. That's Freak! ya, perokok memang aneh.

"senpai... bukaknkah tidak boleh merokok diarea sekolah? lagipula merokok tidak baik untuk kesehatan" kata Naruto seraya menyuapkan bekalnya kemulut.

"aku sudah kecanduan rokok dari aku SMP, tidak mudah untukku lepas dari benda ini"

"ahh begitukah...? ya itu hakmu, aku hanya mengemukkakan pendapat... heee.., ngomong-ngomong senpai... siapa namamu? bukaknkan kau salah satu dari mereka yang membuat sekolah ini menjadi berisik.

Pemuda berambut nanas itu mendengus, menjentikan abu diujung rokoknya.
"Shikamaru, panggil aku Shikamaru. Hanya Shikamaru, tanpa embel-embel senpai atau apapun" titahnya

"ummmm baiklah.." ucapnya, mengapit sendok diujung mulutnya lalu tersenyum 'manis' batin Shikamaru.

"eh... boleh aku panggil Shika saja?" katanya lagi

"hmm..."

"ahh... Shika aku fikir kita bisa jadi teman baik" Naruto tersenyum, sesaat netra birunya memaku " uwaaaa... aku tidak menyangka ada bunga seindah ini tumbuh ditaman sekolah" kata Naruto seraya berlari menuju sekumpulan lily putih dengan binar dimatanya.

"lily putih, kau suka?"

"sangat, aku sangat menyukai lily, apapun warnanya... mereka ... indah"

'seperti dirimu...'

"eh? kau mengatakan sesuatu Shika?" Shikamaru menggelengken kepelanya, Neruto mengedikkan bahunya acuh"ummm bolehkah aku memetiknya satu?" pinta Naruto

"hm..." Shikamaru bergumam tak jelas tapi sudah cukup untuk menjelaskan makdunya.

"arigato..." Naruto tersenyum sangat manis.

'sepertinya aku jatuh cinta' batin seseorang.

TBC or END?

Hallooo minna... saya author baru disini, amat sangat belum ahli dalam membuat ff-_- tapi saya hanya ingin menyalurkan imajinasi dari otak saya... saya harap ada yag berkenan mau memberikan kritik dan sarannya atas ff abal yang saya buat . Jadi...

MIND TO REVIEW?