Summary : Gengsi tinggi, pemalas, dan benci hal merepotkan adalah masalah Shikamaru yang mempersulit dirinya bersama Temari. Akankah ia mengalahkan gengsinya dan bersama Temari? Atau Temari berakhir dengan Sai, si pemuda hangat dan penuh senyum?

Disclaimer : Kepunyaan Masashi Kishimoto (Dipinjem bentar karakternya)

Warning : My 1st Fanfic! Abal, Kecepetan, Tragis!

Mohon Review-nyaaaaaaaa =))

ShikamaruXTemari

SaiXTemari

.

.

.

Shut Up and Stay with Me, Temari

.

.

.

Pagi yang cerah di Konoha, terlihatlah seorang pria berambut cokelat jabrik di kuncir 1 seperti nanas sedang asyik tiduran di atas bukit sambil melihat awan awan putih yang berterbangan di atasnya, hari itu begitu damai baginya karena bisa menikmmati waktu santai yang luang sambil mengerjakan rutinitas kesukaannya yaitu memandangi awan.

"huh, tentramnya hari ini, bebas misi, ayah pergi bersama ibu mengunjungi nenek di kirigakure, aku bebas dari omelan ibu hari ini, tidak ada yang menggangguku karena ino dan choji sedang melaksanakan misi bersama shino dan hinata, dan nona tsunade sedang diundang ke acara sosial di desa iwagakure, pokoknya hari ini dan lusa tidak akan ada hal yang merepotkan dan akan menjadi hari terbaik sepanjang masa hahaha" tawa shikamaru sambil melamun menikmati pagi hari yang cerah itu.

"eh, shikamaru... apa itu kau?" tanya seorang perempuan berkuncir empat, berwarna blonde dan bermata darkgreen yang bernama temari.

"ha? te...temarrii...?" jawab shikamaru terkejut sambil menunjuk kearah temari.

"hah yaa... inilah aku? sedang apa kau disini? boleh aku duduk?" jawab temari sambil langsung duduk di sebelah temari tanpa menunggu jawaban dari shikamaru.

"haaa...dasar wanita merepotkan, kau mengagetkanku saja, sedang apa kau di konoha? mengganggu hariku saja, seharusnya hari ini adalah hari yang tenang tanpa gangguan dari makhluk-makhluk merepotkan sepertimu. hooaaammm..." shikamaru menguap dan melirik temari dengan malas.

"hei kau cerewet sekali sih? aku mendapatkan tugas untuk ikut menjaga konoha sampai nona tsunade kembali ke konoha, bukan untuk mengganggu harimu" temari mengomel dan langsung berbaring di sebelah shikamaru.

"eehh..?" shikamaru blushing, mendapati temari berbaring di sebelahnya.

"ada apa shika? kau menggangguku" jawab temari sambil menutup mata.

"ah, tidak lanjutkan saja, aku akan pulang, selamat datang di konoha temari, aku pulang dulu" shikamaru bangkit dan tiba tiba sebuah tangan menahannya.

"kau sangat benar benar tidak sopan shika!" temari menahan shikamaru.

"mendokusai... mau mu apa hah wanita merepotkan?aku kan sudah menyambutmu tadi? aku sudah sangat cukup sopan, jadi mohon lepaskan tanganku" jawab shikamaru malas sambil menarik lengannya yang ditahan temari.

"kau sangat tidak sopan! aku kan sedang ada di sebelahmu, baru saja duduk, dan kau pergi tanpa mengajakku hah? sungguh kau menyebalkan, meninggalkan aku sendiri yang sangat bosan, karena sejak tadi aku berkeliling konoha tanpa tujuan" jawab temari agak mendesak .

"dasar wanita cerewet, yasudah, ayo cepat" jawab shikamaru sambil berjalan meninggalkan temari yang masih duduk.

"tunggu shika...!" jawab temari sambil berlarilari kecil dan menyamakan langkah dengan shikamaru, lalu ia mengapit lengannya ke lengan shikamaru.

shikamaru kaget mendapati kini dia mengapit tangan temari, pipinya memerah dan ia segera menolehkaan kepalanya agar temari tidak melihat perubahan pada warna pipinya, jantungnya mulai berdebar debar dan ia mulai merasakan keringat dingin mengucur di tubuhnya, tapi yang ia aneh, ia tidak berniat melepaskan tangan temari, dan terus menahan posisinya.

"kita akan kemana shika?" tanya Temari bingung.

"ntahlah, aku akan pulang, aku mau tidur" jawab shikamaru cuek.

"ahhhh~ shikamaru, aku lapar. ayo kita makan! sejak tadi aku belum lapar!"

"itu sih salahmu sendiri. pergilah sendiri, aku malas."

"shika, yang benar saja. kau tega sekali seperti ini padaku"

"Jika anak rusa itu malas, aku dengan senang hati akan mengantarmu nona pasir" sai muncul tiba-tiba didepan temari dan shikamaru dengan senyumnya.

"eh, kau siapa? apa aku mengenalmu?" tanya temari kaget.

"tentu kau tidak memngenalku, aku orang baru disini. dan aku akan sangat senang jika bisa berkenalan dengan nona cantik seperti anda, nona temari"

"eh...?" temari blushing seketika.

Shikamaru yang sejak tadi memerhatikan temari dan sai entah kenapa merasa kesal dan jantungnya berdebar-debar. Ingin sekali rasanya ia menghajar si muka palsu sai itu. tingkahnya terlalu dibuatbuat ia benar benar ingin menghajar sai. tapi itu tidak mungkin ia lakukan, ia tak mungkin menghajar sai hanya karena alasan ia menggoda temari. memang dia siapanya temari? lagian temari saja yang digodanya tidak marah, masa ia harus marah? ya, temari tidak kesal, malah ia tersenyum dan pipinya tampak ada semburat merah. Apa? semburat merah?

"emm, apa tidak apa-apa jika aku dengannya?" bisik temari pada shikamaru.

"maksudmu kau mau pergi dengan si muka tanpa ekspresi itu?" jawab shikamaru kaget.

"tentu, mukanya berekspresi shikaa, ia tersenyum, yaa tersenyum emm... manis." jawab temari sambil memandang sai.

Shikamaru merasa jantungnya berhenti saat itu juga. ia tak sanggup berkata-kata. wajahya pucat mendengar jawaban temari tadi.

"Baiklah shika, kau boleh tidur sekarang, sepertinya sai mau mengantarku. sampai bertemu"

Tanpa persetujuan shikamaru, temari pergi dengan sai meninggalkan shikamaru yang masih speechlees dengan perbuatannya. entah mengapa, shikamaru merasa sangat sangat kaget dan ia muak melihat temari pergi dengan sai.

'aku kenapa? mengapa aku kesal melihat temari pergi dengan si sai itu? bukankah itu bagus, aku bisa tidur dengan nyaman tanpa gangguan dari makhluk mendokusai itu?' pikir shikamaru.

Shikamaru pun mengganti bajunya dengan kaus oblong berwarna hijau lumat dan celana pendek sewarna. Ia sudah siap untuk memulai ritual tidur tenangnya. Namun tiba-tiba...

"Sialan! Bagaimana aku akan tidur dengan tenang kalo otak menyebalkan ini memikirkan gadis merepotkan itu?" runtuknya sendiri

Shikamarupun menggagalkan rencana tidurnya. tanpa berniat mengganti bajunya dengan baju jounin, ia langsung melesat pergi keluar berjalan dengan satu tujuan... Temari. Ya, gadis mendokusei itu yang telah membuatnya uring-uringan.

"Heeey Shika! Kau mau kemana hah?" Teriak Kiba yang tak sengaja berpapasan di jalan.

"Kiba! Kau mengagetkanku saja. aku ingin jalan-jalan, bosan juga tidak ada misi" jawab Shikamaru yang sedikit salah tingkah.

"Kau sih berjalan sambil melamun dan cemberut seperti itu. Apa?! Bosan tidak ada misi?! bukannya kau selalu senang kalo libur misi? ah ayolaah shika, kau tak usah berbohong padaku. aku juga tau kau ini kenapa hehe" Goda Kiba.

"Apa maksudmu Kiba? Aku kenapa? Tidak apa-apa!" Bantahnya sambil pergi.

"Aku tau kau pasti sedang kesal kan karena pacarmu sedang jalan denga si sai? oh aku lihat mereka tadi" Oceh kiba yang mengikuti shika berjalan.

"Kau melihatnya?! Dimana?!" Refleks shikamaru.

"HA HA HA! Kau ketahuan cemburu Shika! Hahahhaha"

"Katakan dimana mereka? dan aku tidak cemburu. untuk apa? siapa dia?"

"Haahahaa... Aku bertemu mereka tadi di taman, kulihat sai sedang melukis Temari. Ku lihat dia sangat senang. Ayolah shika, aku tau kau memang cemburu. Anak bayi pun tau."

"Untuk sekali lagi aku tidak cemburu! dan aku tidak akan menyusulnya. biarkan saja, aku mau pulang dan tidur. Kau, pergilah" jawab Shikamaru kesal.

"Haah, baiklah, terserah apakatamu dan apamaumu shika, tapi jika kau memang mencintainya, kurasa kau harus menyusul mereka. Atau, Kau akan terlambat. Sai sudah jelas tertarik dengan Temari, dan Temari sepertinya bahagia dengan Sai. Baiklah aku pergi dulu shika" Kata kiba bersungguh sungguh lalu menghilang dengan bunshinya.

Shikamaru termenung di persimpangan jalan menuju rumahnya dan menuju taman yang disebutkan kiba. Ia bingung untuk kemana. Hati kecilnya berbicara untuk pergi ke taman dan menjemput Temari, tapi gengsinya bicara untuk pulang. Namun, kata-kata kiba yang terakhir tadi terngiang terus diotaknya. Tanpa pikir panjang ia langsung berbelok ke arah taman.

'Aku tidak tau ada apa denganku. Bodoh! Bagaimana bisa aku membiarkan sai bersama temari' runtukknya.

Shikamaru tau, sebenarnya ia memang menyukai wanita merepotkan itu. Segalanya diluar fikir otak jeniusnya. dia sadar, tapi tak pernah mau mengungkapkannya karena terlalu gengsi dan malas memikirkannya. Tapi, ia sadar, sekarang ia terancam. Ia harus membuang gengsinya jauh-jauh sebelum segalanya terlambat. sebelum temari jatuh hati pada sai. Dan jika itu terjadi, ia tidak tau Sapa ia akan sanggup hidup?

Sesampainya di taman, ia mendapati Temari yang sedang duduk sambil tersenyum lebar memandangi secarik kertas yang ditunjukkan Sai. Belum pernah ia melihat temari tersenyum selebar itu saat bersamanya dan Shikamarupun mulai geram. Ia mengepalkan tangannya erat lalu menuju Temari.

"Shika? Kau sedang apa kemari?" Tanya Temari kaget yang melihat tiba-tiba shikamaru datang dengan aura membunuh disekitarnya.

"Ah shika, bukannya kau ingin tidur? Nona Temari sedang bersenang-senang denganku" Kata Sai dengan senyum palsunya.

"Temari, ayo ikut aku!" Kata shikamaru tegas. Ia melirik geram pada sai lalu menarik tangan Temari.

"Ah... Shika! Apa-apaan kau ini? jangan tarik tanganku! Kita mau kemana? Aku tidak mau ikut! Shika, Lepaskan!" Temari berontak dalam genggaman kuat shikamaru.

"Tuan Nara, lepaskan Nona Temari." Kata Sai menahan kepergian mereka.

"Kau, minggir!" Datar, rendah, dingin, suara shikamaru. Matanya berkilat penuh amarah memandangi sai. Sai pun enggan lalu menyingkir.

Shikamaru membawa Temari ke bukit favorite-nya dimana ia bertemu Temari tadi pagi. Tangan temari masih ia cengkram, dan Temari masih berontak dalam cengkramnya sambil melimpahkan sejuta runtukkan untuknya. Oh Kami-sama! Kenapa ia begitu nekat? Pikirnya. Dan kenapa Temari tidak mengerti juga bahwa ia sebenarnya er... cemburu. sangat! akhirnya shikamaru mengakui walau didalam hati.

"Kita sampai." Kata shikamaru dingin, sambil melepaskan cengkraman Temari.

"Nanas, kau tau tanganku sakit, apa sih yang kau ma..." Ucap temari terhenti.

"Kau jangan pernah bersama laki-laki itu lagi, aku tidak sudi kau bersama dia Temari. Aku mencintaimu. Jangan lagi." kata shikamaru terlontar saja tiba-tiba dari mulutnya.

Hening... Temari masih berpikir dengan keras atas pernyataan Shikamaru tadi. Ia diam, matanya mengerjap-ngerjap, mulutnya membuka-tutup tanpa ada kata yang keluar. Ia bingung, juga kaget...

#Bersambung

Haha terimakasih udah dibaca, semoga yang baca senang biar saya senang juga hihihi. Mohon Reviewnya minna san!