Trio Kwek Kwek

.

.

.

Bahasa campursari: semi baku plus gaul Lo/Gue

Alur loncat-loncat kaya kodok beranak (?)

OOC positif

Fic ini penuh dengan 'kebangkean' karakter

Ansatsu belongs to Matsui Yuusei


Kisah ini dimulai ketika-

.

.

.

.

.

"Diem lo 'Kar! Itona nikahin guwe karna dia sayang sama guwe tau! Iya kan say ?" tanya Terasaka memandang sang istri, Itona. Yang dipandang hanya mengerjapkan matanya berkali-kali dan bergumam "mana kutahu" terdengar nada seperti nada paksaan.

Terasaka pundung. Itona anteng nyiram bunga. Karma dan Rio ngakak setan.

"Ngahahahahah, denger noh Ter. Kasian amat Itona nikahin elu gak tahu alesannya apa" Karma ngakak mampus. Terasaka keki. Tiba-tiba Karma melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Rio.

"Nggak kaya kita ya kan say ? Kita nikah memang karna cinta" Karma berujar jijay, menempelkan pipi kanannya pada pipi kiri sang istri. Tangan Rio lalu menyentuh pipi suaminya itu, tersenyum lembut

"Nggak tau deh ya Karma sayang, kayanya aku kena pelet deh sama kamu"

Fuck

Terasaka goleran di halaman ngakak gak ketulungan

"Anuu..pak bu jadi gak beli sayurnya ?" tukang sayur di sebrang sana merasa dikacangin, nyesel lewat depan rumah keluarga super sinting ini. Sebenarnya si tukang sayur sudah hafal betul kalau lewat depan itu rumah dua pasti dia disuguhi adu mulut antara kepala keluarga tersebut. Tapi entah langkah si tukang sayur seperti terseret magnet tak kasat mata dari dua rumah itu. Rio yang tadi menghentikan tukang sayur, eh sekarang dianya sendiri malah asik ribut dengan suaminya

'Sayang! Aku gak pernah melet kamu!'

'Bohong! Terus waktu itu kenapa kamu ke Okuda minta dibikin ramuan yang bikin orang suka sama elo!'

'Sayang! Kamu tahu darimana ?!' -Oh akhirnya dia mengakuinya juga

Pintu terbuka dari masing-masing rumah. Menampilkan sesosok anak lelaki berseragam SMP, yang satu tampangnya rada 'madesu' yang satu tampangnya- TUNGGU! Yang satunya lagi bahkan gak jelas dia punya wajah atau enggak.

"Ayah, berhenti goleran di halaman seperti itu. Kotor tahu" Si anak dengan tampang rada madesu memperingatkan ayahnya, Terasaka.

"Wah-wah siapa ini ? Sugaya-kun ? " Karma mengalihkan praharanya dari Rio dengan menyapa si anak bersurai abu-abu itu. Yang disapa hanya mengangguk sopan "Pagi om"

"Tampangmu masih 'madesu' ya Sugaya? Apa ini efek samping dari melihat ayahmu yang mukanya dibawah rata-rata itu" Karma menyindir, belum sempat Terasaka mengumpat nama-nama hewan di kebun binatang

PLAK

Punggung Karma keburu ditabok keras dari belakang, Karma mengaduh

"AYAH! Jangan seperti itu!" hardik sang anak

"Maafkan ayahku ya Sugaya-kun, Om" Sang anak yang poninya melebihi andhika kang*n band itu membungkuk sopan

"Aish Chiba-kun, itu panggilan akrab ayah sama Sugaya kok. Ya 'kan nak Sugaya ?" yang ditanya cuma pasang tampang lempeng dengan tawa datar 'ha-hah' , dia kesel rupanya dibilang tampang madesu. Ya Iyalah.

Si anak dengan poni kang*n band itu hampir saja men-stun-gun ayahnya sendiri, brutal. Untung si bapak dengan rambut merah strawberry itu terkenal gesit dari orok jadi berhasil menghindari serangan anaknya sendiri. Entah kenapa Chiba ini punya kecenderungan ingin membabak-belurkan ayahnya sendiri. Mungkin di kehidupan masa lalunya ia adalah Tunggul Ametung dan ayahnya itu Ken Arok.

Sang mamah Rio Nakamura di sebrang sana sedang memilah-milah sayur lalu berteriak

"Chiba! Cepat berangkat ! Nanti kesiangan, angkot penuh baru tau rasa!"

Teriakan ibu pirang itu hanya dibalas dengan

"Ya mah, ini juga mau berangkat" Chiba lalu mengajak Sugaya untuk berangkat bareng.

Setelah itu keduanya berpamitan untuk mengejar angkot.

.

.

.

Asal tahu saja, rebutan angkot di pagi hari itu udah kaya rebutan barang diskonan. Apalagi kalau udah mepet-mepet jam 7 gini. Jamnya kesiangan para anak sekolah.

"Angkot ! Angkot ! Jurusan SMP Kunugigaoka!" Lalu entah darimana datangnya segerombolan anak-anak berseragam SMP menyerbu angkot itu. Lalu terjadilah aksi dorong-dorongan macam para demonstran yang tidak puas dengan diberi nasi bungkus. Apa hubungannya. Gak ada sama sekali.

"Eh setan, guwe dulu! guwe udah telat!"

"Emangnya lo doang yang telat hah!"

"Woy ini kaki bisa gak, gak nginjek kaki guwa"

"Nying , ini siapa yang getok kepala guwe pake sempoa"

"Eh woy jangan grepe-grepe guwe dasar kutu loncat"

dan begitulah kericuhan yang sudah biasa dilihat oleh Sugaya dan Chiba kalau mereka telat rebutan angkot. Chiba dan Sugaya saling tatap-tatapan.

"Lo mau naek angkot yang itu Sug?" tanya Chiba

"Ogah, guwe takut di grepe Chib" balas Sugaya dengan tampang horror

"Sama, guwe juga"

Keduanya lalu hening, sama-sama berpikir mampus dah kalau telat. Tapi, Demi Mario Te*uh yang tiba-tiba konser dangdut! Mereka sama-sama ogah naek angkot yang tadi. Haaaaah, keduanya mendesah lelah, belum juga sampe sekolah udah stress begini.

Disaat keduanya dirundung aura gloomy tiba-tiba datanglah..

"Angkot! Angkot! Jurusan SMP Kunugigaoka!" -angkot lainnya datang

Tapi ada yang berbeda disini. Apanya ? Itu- Keneknya, kaya kenal. Batin Chiba dan Sugaya. Pemuda dengan rambut hitam legam dan pucuk diatasnya.

"ISOGAI!" teriak keduanya kompak

Pemuda yang jadi kenek itu menoleh, tersenyum

"Oh- Pagi Chiba-kun! Sugaya-kun! Belum ke sekolah ? Yuk naek angkot ini aja!" Tawar Isogai dengan senyuman pepsodentnya.

"Aman gak ? Guwe sama Chiba gak mau sampe di grepe-grepe dalem angkot lho" Sugaya memastikan

"Oh- tenang, khusus buat kalian aku berikan akses yang spesial!" Isogai terdengar seperti sales promotion, cocok! cocok sekali! Tapi kenapa harus sales promotion angkot?! Entah.

"Akses spesial ?" tanya Chiba ragu

Isogai mengangguk-ngangguk mantap

"Yep. Kalian gak mau di grepe-grepe 'kan" Si poni kangen band dan tampang madesu cuma mengangguk mengiyakan.

Sang kenek yang merangkap sebagai teman keduanya kemudian menepuk-nepuk atap angkot

"Kalian bisa duduk disini"

"WOY ITU ILLEGAL!"

.

.

.

Dan pada akhirnya Chiba-dan Sugaya dapat terbebas dari ancaman grepe-an, dengan duduk di depan di samping mamang supir. Isogai masih setia dispot dekat pintu keluar-masuk, ngumpulin duit dari penumpang yang turun, berperan jadi kenek sejati. Halah.

Sejak hari itu- Mereka jadi sering berangkat bareng. Kalau mau berangkat sekolah, entah Chiba atau Sugaya pasti mengirim pesan singkat pada Isogai saat pagi harinya.

-Sugaya Case-

"Isogai, angkotnya udah sampe mana ? Guwe belum mandi nih"

"Tenang Sug- masih sekitar 15 menitan lagi sampe sana"

atau

-Chiba Case-

"Isogai, bisa jemput langsung depan rumah gak ?"

"Chiba-kun ini bukan kendaraan antar-jemput sekolah. Plis atuhlah :'( " Isogai membubuhi emot sedih di pesannya. Well, aslinya Chiba emang rada 'semaunya' persis kaya orangtuanya

"Heu, yaudah itu tempat depan tolong di booking ya"

"Oke"

.

.

Entah kenapa hubungan ketiganya jadi seperti, Isogai itu pelayan istana dan Chiba maupun Sugaya seperti pangeran dari negri antah berantah yang meminta disiapkan armada untuk perang. Untungnya Isogai polos, jadi gak merasa tersakiti bahwa sebenarnya dia dimanfaatkan oleh keduanya. Dimanfaatkan untuk dapat akses bebas grepe ketika naik angkot. Isogai sendiri ? Tau deh- Happy-happy aja dia mah, katanya 'Alhamdulillah bantu temen,bisa nambah pahala' Isogai so pyua.

.

.

.

Jam Istirahat Kedua

drrt drrt -Hp Chiba bergetar di atas meja kantin. Si Empunya mendelik, menghentikan gerakan tangannya yang hendak menyuapkan sesendok mie ayam. Diambilnya Hp tersebut. Kenapa Chiba gak pake tangan kiri aja buat ngambil Hpnya, sekaligus makan pake tangan kanan ? Begitu-begitu, Chiba merupakan orang yang tahu etika ketika makan dibanding dua teman-sohibnya, Sugaya dan Isogai.

"Swiapa?" tanya Isogai yang mulutnya penuh dengan siomay

"Ayahmu kah?" tanya Sugaya yang sibuk menyumpit lalat terbang, akhir-akhir ini dia keranjingan dan terobsesi film shaolin. Nah-kan, yang paling tahu etika makan itu cuma Chiba.

Chiba menatap kedua teman yang sudah berubah status menjadi sohib itu dengan tampang 'Please, jaga etika makan kalian' Yah, tapi percuma aja. Mau ditatap gimanapun sama Chiba gak bakal keliatan di mata Isogai dan Sugaya.

'POTONG WOI ITU PONIMU CHIBA' teriak keduanya disaat Chiba diam saja memandang lurus ke arah si kenek dan tampang madesu. Masih heran juga kenapa Chiba gak kena razia rambut tiap senin.

Kembali ke layar Hp nya.

Mulutnya datar- berarti raut mukanya juga datar

tapi sedetik kemudian- mulutnya menganga, berarti raut muka Chiba menunjukkan keterkejutan.

Itu yang ada di catatan khusus Sugaya yang telah mengobservasi ekspresi Chiba melalui gerakan mulutnya bertahun-tahun sejak ia bertetangga dengannya. Isogai mengangguk tanda paham membaca notes kecil yang selalu Sugaya bawa kemana-mana, jaga-jaga untuk menjelaskan pada orang baru yang tidak bisa membaca ekspresi Chiba. Oh jadi selama ini Isogai tidak bisa membaca ekspresi Chiba.

Objek yang dibicarakan menghembuskan nafasnya kasar setelahnya

"Kenapa Chib ?" tanya Sugaya yang sudah lelah menyumpit lalat terbang tanpa hasil

"Ayah guwe Sug" Chiba memasukan hp-nya ke kantong celananya

"Ada apa dengan ayahmu Chiba-kun" kali ini Isogai yang bertanya, diam-diam dia menyomot mie ayam milik Chiba. Tak bisa dipungkiri jadi kenek part time tiap jam 3 pagi buat nganterin emak-emak di sekitar kompleknya ke pasar bikin Isogai capek juga.

"Ayahku-"

"Ya?"

"Ngejodohin guwe sama anak tukang jamu" Chiba menutupi parasnya dengan kedua tangannya

sedetik

dua detik

Tawa meledak dari dua sohibnya

"NGOHAHAHAHAHAH" keduanya bagai kerasukan setan, menggebraki meja secara brutal

"Diem lo pada!" wow wow Chiba ngamuk, tapi peduli setan makan beling. Keduanya -Sugaya dan Isogai merasa paru-paru mereka bengek seketika mendengar kabar mengejutkan seperti itu dari si poni kang*n band . Bahkan keduanya iseng memanggil PMR,

"PMR, PMR, guwe butuh inhaler tolong!" anjir.

Diam-diam pangeran pendiam kita tersenyum eh menyeringai

"Ya...ya... tertawalah sepuasnya karena-" Chiba kembali mengeluarkan Hpnya dan memperlihatkan foto seseorang disana.

"Ini yang bakalan dijodohin sama guwe. Cunguk." terdengar nada puas keluar dari mulutnya

Baik Isogai dan Sugaya seketika mingkem. Dilihatnya foto itu lekat-lekat. Bertukar pandang barang sejenak.

"WHA-ANJIR CANTIK BANGET!" Sugaya berteriak heboh

"...Bidadari ?" Isogai bergumam pelan, selanjutnya terdengar gumaman seperti 'kaubidadarijatuhdarisurgadihadapankueak'

Intinya, keduanya terpesona dengan seseorang yang kelak akan dijodohkan dengan si poni itu.

Si surai abu-abu bertanya kemudian,

"Jadi-kapan kau akan dijodohkan Chib ?"

"Besok sore"

"Secepat itu?!" tanya Isogai

"Iya,kata ayahku biar saat wisuda nanti aku tidak kesepian"

"WOY LU BARU MAU WISUDA SMP DOANG LAGA LU KAYA MAU WISUDA KULIAHAN SETAN PONI!" teriak kedua sohibnya keki

"BERISIK CUNGUK!"

.

.

.

END

.

.

.

Iya, Udah END

.

.

.

.

dengan gantungnya,

dan gak jelasnya

.

.

.

.

.

.

LOL

(tapi bohooong)

.

.

.


Esoknya,

Pukul 16.30 -Kediaman Chiba-

Tersebutlah sembilan orang di sebuah ruangan sambil duduk bersimpuh rapih. Pihak keluarga Chiba dan pihak calon yang dijodohkan posisinya persis seperti mata angin utara-selatan berhadapan satu sama lain dipisahkan oleh karpet beludru yang terhampar di bawahnya dan beberapa jamuan sederhana. Sementara itu- di arah mata angin barat terdapat tertangga tercinta, Terasaka sekeluarga. Dan di sudut timur- ada Isogai.

"Anu..." Karma, kepala keluarga Chiba membuka suara

"Kenapa kau disini Terasaka" nadanya terdengar seperti menggeram, seingatnya dia tidak mengundang tetangganya itu kemari. Dia tidak bisa membuat kata-kata 'kotor' yang selalu ia senandungkan setiap pagi kepada si kepala keluarga tetangga itu seperti 'Eh gorilla ngapain lo kemari' 'Eh cunguk' dan sebangsanya, mengingat ia harus menjaga wibawa didepan Ibu mertua anaknya kelak.

Terasaka juga sebenernya ogah datang kemari, tapi Sugaya, anaknya ngotot maksa bapak dengan otot kekar itu untuk datang. Alasannya ?

"Ayah kau harus datang! Ini sahabatku lho ayah mau dijodohin!"

"Yaudah kau aja yang dateng sendirian Sugaya"

"Nggak bisa ayah! Acara sakral macam itu harus ada saksi ketiga. KE-TI-GAAA!"

Terasaka cuma pasang tampang mimik 'Yaterus?'

"Ayah bisa jadi pengganti pak RT untuk menjadi saksi. Kalau aku datang sendirian, aku cuma dianggap mengganggu"

Oh benar juga-masuk akal

Jadi seperti itulah kenapa keluarga Terasaka ada disana. Pihak yang hendak melakukan prosesi perjodohan mengangguk, pertanda menerima kehadiran Terasaka sekeluarga disana. Tapi, kemudian semua mata tertuju pada Isogai. Satu-satunya pemuda yang teronggok di sudut timur sana. Isogai hanya tertawa santai sembari mengibas-ngibaskan tangannya

"Oh tenang-tenang, aku disini sebagai bagian dokumentasi. TADAAAA" Ia mengakhiri kalimatnya dengan mengacungkan Kamera DSLR nya, entah nyolong punya siapa. Yang lain mengangguk-ngangguk paham pertanda menerima kehadiran si pemuda pucuk itu di acara yang hendak berlangsung.

.

.

.

Acara sebenarnya cukup berjalan lancar, dimulai dari memperkenalkan diri pihak yang bersangkutan. Sampai berlanjut tukar menukar senyum-senyum najong antara Chiba dan Hayami, wanita dengan rambut pirangnya yang indah, calon yang dijodohkan. Tapi mata Isogai nampaknya melihat ada sesuatu yang tidak beres. Saat hendak mengambil salah satu foto sahabatnya itu, entah kenapa fokusnya teralihkan ke arah sesosok ayah berambut merah strawberry. Mukanya terlihat berseri-seri, nampak kebahagiaan yang tak terkira. Tak bergeming, tetap menatap lurus kedepan. Isogai mengikuti arah pandang si ayah setan poni itu.

'Dia liat emak nya Hayami-san ? Tante Nagisa ?' batin Isogai curiga

"Om Karma, kau nampaknya bahagia sekali. Kenapa ?" ini bukan Isogai yang bertanya, melainkan si muka madesu, Sugaya

AH, Pikiran Karma nampaknya terdistraksi oleh pertanyaan bocah tersebut. Menoleh,

"Tentu saja aku bahagia. Kedua calon yang dijodohkan nampaknya mencintai satu sama lain ufufufu"

Chiba dan Hayami blushing, Yang lain tersenyum kecuali Sugaya dan Isogai yang saling menatap mengerutkan dahi pertanda ada yang tidak beres.

.

.

.

.

.

TBC


Haduh maaflah author kopong gak ada ide *sungkemin reader

Sesekali bolehlah ya Chiba-Iso-Suga ditriple comboin jadi Trio Kwek Kwek yang ancur gak jelas :''''))))))))))

*dijotos Chiba-Iso-Suga

Anw, terserah kalian mau nganggep Itona cewek apa cowok. Hemaprodit juga gak apa-apa *hoy

Kitik, Saran

RnR Please