Are You A Good Boy?

.

.

YunJae Fanfiction

.

Jung Yunho, Kim Jaejoong

.

YAOI, Boy x Boy, typo (s), Don't Like Don't Read

.

.

Chapter 1

"Hyung~ salah Joongie apa? Kenapa tangan Joongie diikat?"

"…"

"Hyung~ memangnya Joongie salah apa?"

"…"

"Hyung~ kenapa diam saja?"

"…"

BLAM

"Yahh… kenapa Yunnie hyung malah pergi mandi sih." Jaejoong mempoutkan bibirnya karena seseorang yang ia ajak bicara sedari tadi tidak menghiraukannya sedikitpun. Ia semakin heran, bukannya menjawab pertanyaannya Yunho malah berjalan santai menuju kamar mandi.

Jaejoong tahu tempat apa ini. Kamar Yunho. Ya, karena namja cantik satu ini memang seringkali berkunjung kemari, bahkan tidur bersama Yunho disini. Kepalanya menoleh ke arah samping. Sebuah boneka beruang besar berwarna tidak biasa –kepala merah muda tubuh baby blue- terletak manis di kepala ranjang.

Ia ingat, boneka itu adalah hadiah darinya untuk Yunho yang saat itu berulang tahun yang ke-17 tahun. Saat itu Yunho pernah bilang padanya jika saat ulang tahunnya yang ke-17, namja itu ingin hadiah dari Jaejoong yaitu sesuatu yang hangat, yang bisa namja itu peluk malam itu. Maksud Yunho sebenarnya adalah kegiatan intim sepasang manusia yang saling mencintai. Tapi salah Yunho juga yang hanya mengatakan kata-kata ambigu kepada seseorang yang kelewat polos seperti Jaejoong. Maka alhasil malah sebuah kotak besar yang berisi boneka beruang besar berwarna merah muda - biru yang sampai di depan pintu rumahnya sebelum hari ulang tahunnya tiba saat itu. Alasan Jaejoong adalah karena boneka beruang besar berbulu lebat itu mirip dengan Yunho dan akan terasa hangat jika dipeluk. Lalu kenapa harus berwarna tidak biasa begitu? Karena Jaejoong suka warna merah muda dan baby blue, makanya ia membelikan boneka untuk Yunho dengan warna kesukaannya.

Mata doe besar itu kini mengamati seluruh ruangan tempat ia terikat sekarang. Otaknya mulai memikirkan beberapa alasan mengapa Yunnie hyungnya mengikatnya di atas tempat tidur seperti ini. Tapi tidak ada satu alasanpun yang mampir di pikirannya. Ia juga heran, bagaimana bisa ia tertidur begitu nyenyaknya sampai-sampai tidak merasa saat Yunho menggendongnya kemari hingga terikat seperti ini. Kedua namja itu memang pulang sekolah bersama tadi.

CKLEK

Pintu kamar mandi kini terbuka, menampilkan seorang pelajar berumur 18 tahun yang hanya memakai bathrobe. Rambutnya masih terlihat basah, bahkan tetesan-tetesan air itu turun dari rambutnya, menetes pada dadanya yang sedikit tidak tertutupi. Jaejoong tertegun melihatnya. Betapa manly dan sexynya tubuh Yunho, kulit kecoklatan yang terlihat segar dan wangi sabun yang menyapa indera penciumannya, membuatnya salah tingkah sendiri. Apalagi saat Yunho menatapnya begitu intens seperti saat ini, membuat wajah cantiknya dihiasi rona merah yang begitu kentara karena kulitnya yang putih. Yunho berjalan pelan menuju tempat Jaejoong terbaring saat ini dengan mata mausangnya yang masih menatap doe eyes Jaejoong.

"Yunnie hyung~ kok Joongie diikat sih? Salah Joongie apa?"

"Masih belum sadar kesalahanmu hum?"

Yunho kini terduduk di pinggir ranjangnya, menatap si namja cantik yang menggelengkan kepala menjawab pertanyaannya tadi. Yunho hanya tersenyum melihat tingkah imut Jaejoong. Cherry lips itu terlihat sedikit maju dengan tatapan yang polos, membuatnya gemas sendiri. Tangannya terulur mengelus pipi lembut Jaejoong, mengusapnya dengan sayang.

"Mau Yunnie beri tahu?" tanya Yunho dengan berbisik tepat di samping telinga Jaejoong, membuat namja itu sedikit bergidik karena nafas hangat Yunho menerpa bagian sensitifnya. Tangannya yang tadi mengusap pipi Jaejoong sekarang telah berpindah menuju leher jenjang namja itu. Tangannya mengelus perlahan kulit yang terasa begitu lembut. Sebuah lenguhan kecil telah lolos dari mulutnya saat lidah Yunho terjulur menjilat cuping telinganya. Rasanya geli, tapi ada rasa lain yang membuatnya sangat menyukainya.

"Enghhh… i-iya hyung."

"Ingat dengan kaset yang terbungkus kertas berwarna merah muda dalam plastik putih?"

Otak Jaejoong kembali berputar memikirkan sesuatu yang sempat ia lupakan. Kini ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu saat ia di sekolah bersama sepupunya.

Flashback on

"Joongie~ aku ingin cerita sesuatu yang menyenangkan. Kau mau dengar?"

"Cerita yang menyenangkan? Mau~ mau~… Suie mau cerita dongeng ya? Joongie mau dengar dong." mata doe besar itu terlihat berbinar saat sang sepupu yang pagi itu datang ke kelasnya ingin menceritakan sesuatu. Yang ia pikirkan adalah Junsu akan menceritakan dongeng, karena dongeng adalah cerita kesukaannya.

"Kok dongeng sih. Kita kan sudah besar, tidak pantas membaca dongeng lagi."

"Kok begitu? Tapi Joongie masih suka baca dongeng. Bahkan Yunnie hyung kadang membelikan Joongie buku dongeng. Jadi apa Joongie belum besar ya?"

"Iisshh kau ini. Aku kasih tau ya, kau itu sebentar lagi berumur 17 tahun, jadi berhenti membaca buku dongeng dan mulai beralih pada majalah-majalah dewasa. Mintalah pada Yunho hyung, aku yakin dia banyak punya koleksi seperti itu, dia kan sahabat setianya Chunnie."

"Begitu ya? Baiklah nanti Joongie minta pada Yunnie hyung. Jadi Suie mau cerita apa sekarang?"

"Eumm, begini, aku mau cerita tentang malam ulang tahunku semalam." wajah Junsu seketika memerah mengingat kejadian tadi malam. Jaejoong jadi bingung melihat Junsu malah tertunduk, terlihat seperti malu-malu.

"Memangnya kenapa malam ulang tahun Suie? Kok wajahnya Suie merah gitu? Suie sakit ya?"

"E-eh, a-aku tidak sakit kok."

"Terus kenapa? Apa karena ulang tahun Suie semalam?"

"Iya. I-itu, semalam Chunnie me-memasuki-ku." wajah Junsu semakin memerah sekarang, bahkan berucap pun ia jadi tergagap begini. Wajahnya jadi terasa panas.

"Memasuki? Memasuki apa?"

"I-itu, Chunnie memasuki tubuhku."

"Maksudnya?"

"Chunnie memasukkan miliknya ke dalam tubuhku, Joongie."

"Hah? Kok bisa? Maksudnya apa sih Suie? Jangan buat Joongie bingung dong, kalau cerita itu yang jelas biar Joongie bisa ngerti." Jaejoong jadi kesal sendiri karena dari tadi tidak mengerti. Milik Yoochun memasuki tubuh Junsu? Ia kan tidak mengerti yang seperti itu. Memangnya apa yang dimasuki dan memasuki?

"Jadi kau juga belum pernah melakukannya dengan Yunho hyung?"

"Memasuk-masukkan itu? Pernah sih, Yunnie hyung pernah memasukkan jarinya dalam mulut Joongie. Jari Joongie juga pernah masuk dalam mulut Yunnie hyung, hehehe… Jadi apa Suie juga begitu?"

Junsu hanya sanggup menepuk jidatnya. Ingin mengomeli Jaejoong tapi namja cantik satu itu juga tidak bisa disalahkan, namja di hadapannya ini memang terlalu pols sejak dulu. Padahal Jaejoong selalu bersama Yunho yang sifat mesumnya di atas rata-rata, sama seperti kekasihnya. Seringkali ia lihat Yunho membawa majalah-majalah dewasa, ngobrol bersama Yoochun dengan pokok bahasannya adalah hal-hal mesum, bahkan tangan namja itu seringkali menggerayangi bokong Jaejoong, dan Jaejoong dengan polosnya mengatakan bahwa Yunho melakukan itu karena namja itu sayang padanya. Akhirnya sebagai sahabat dan sepupu yang baik, Junsu mulai menjelaskan dengan sabar maksud dari apa yang ia ceritakan.

"Jadi begini Joongie, maksudku itu kejantanan Chunnie masuk ke dalam holeku. Kau paham?"

"Hm, Joongie paham. Tapi kejantanan Yoochun hyung sekecil apa memangnya sampai bisa masuk ke hole Suie?"

"Kejantanan Chunnie sangat besar tahu, bahkan dua kali lebih besar dari milikku, hihihi. Kau masih ingat kan bagaimana ukuran kejantananku?"

"Ne, kejantanan Suie kan imut seperti punya Joongie, hihihi. Tapi kalau sebesar itu bagaimana bisa masuk dalam hole Suie? Apa tidak sakit?"

"Sakit sih awalnya, tapi setelah masuk semuanya, terus punya Chunnie bergerak-gerak dalam sana rasanya enak loh, seperti ada sesuatu yang Chunnie sentuh di dalam sana jadi rasanya sangat nikmat. Lalu setelah lama-kelamaan aku seperti mau pipis, tapi yang keluar cairan putih kental. Dan kau tahu, rasanya paling nikmat saat keluar cairan itu, tapi setelah itu aku jadi sangat lemas."

"Karena kelelahan ya?"

"Iya rasanya lelah sekali, bahkan bergerak saja hampir tidak bisa."

"Kalau begitu jangan lakukan lagi, nanti kalau Suie tidak bisa bangun bagaimana dong."

"Lelahnya cuman sebentar kok. Lagipula karena rasanya sangat enak jadi aku minta lagi ke Chunnie dan Chunnie dengan semangat mau melakukannya lagi. Kami terus-terusan melakukannya, sampai-sampai aku saja tidak ingat berapa kali mengeluarkan cairanku." wajah Junsu kembali memerah memikirkannya.

"Eoh? Apa seenak itu ya jadi Suie tidak mau berhenti?"

"Ne, sangat enak loh."

"Kalau begitu Joongie juga mau coba ah. Tapi Joongie tidak mengerti caranya, dan Joongie juga melakukannya dengan siapa?"

"Kata Chunnie kegiatan itu baru boleh dilakukan kalau kedua orang yang melakukannya saling mencintai. Nah Joongie minta ke Yunho hyung saja, minta ajarkan dia sekalian, Yunho hyung pasti mengerti caranya."

"Tapi apa Yunnie hyung mencintai Joongie? Yunnie hyung cuman menganggap Joongie sebagai adiknya, kan kalau orang saling mencintai harusnya berpacaran, sama seperti Suie dan Yoochun hyung, tapi Joongie dan Yunnie hyung tidak begitu. Gimana dong Suie? Kalau begitu Yunnie hyung pasti tidak mau melakukannya dengan Joongie." wajah cantik itu kini terlihat murung. Sebenarnya ia sendiri tidak mengerti yang namanya cinta itu seperti apa, yang ia tahu hanya orang yang saling mencintai pasti berpacaran. Tapi bahkan Yunho tidak pernah mengajaknya berpacaran, yang selama ini namja tampan itu katakan hanya ia menyayangi Jaejoong, menjaga dan menemani Jaejoong kemanapun, dan selama ini Jaejoong pikir karena Yunho yang menganggapnya sebagai adik. Ada perasaan tidak suka saat ia memikirkan hal tersebut.

"Eummm, kita harus menggunakan suatu cara agar Yunho hyung mau memasukkan miliknya ke dalam holemu."

"Ah, bagaimana kalau begini." Junsu membisikkan sesuatu pada telinga Jaejoong. Entah apa yang namja imut itu bisikkan sampai-sampai membuat wajah cantik Jaejoong terlihat seperti orang kebingungan karena lagi-lagi tidak mengerti apa maksud sepupunya itu.

"Kau mengerti?" tanya Junsu antusias, namun hanya gelengan kepala yang menjadi jawabannya. Kembali Junsu menepuk jidatnya karena kepolosan Jaejoong yang sudah overload.

"Haahh… ya sudah, nanti kita langsung praktekkan saja ya. Nanti malam aku ke rumahmu. Aku kembali ke kelas dulu ya."

"Ne, Joongie tunggu di rumah."

Malam harinya di kamar Jaejoong…

"Joongie, bersiaplah. Aku atur kameranya dulu."

"Tapi Joongie harus ngapaian?"

"Lepas bajumu!"

"Eh? Kok bajunya dilepas? Kan Joongie malu kalau direkam gak pakai baju."

"Sudah, ikuti saja apa yang aku katakan. Kan ini agar Yunho hyung mau melakukan itu padamu."

Beberapa saat kemudian…

"Sudah Suie."

Junsu menoleh ke belakang karena namja itu tadi sibuk mengutak-atik kamera yang ia bawa. Di belakangnya kini berdiri Jaejoong yang sudah topless, hanya tinggal memakai celana pendek rumahan.

"Celananya juga dibuka, dalamannya juga. Pokoknya semuanya harus dibuka."

"Mwo? Masa Joongie harus telanjang? Joongie kan malu kalau videonya nanti dilihat Yunnie hyung."

"Kan biar Yunho hyung bernafsu melihatmu begitu, jadi kalau kau meminta Yunho hyung memasukimu dia akan sukarela melakukannya. Sudahlah ikuti saja perintahku."

"N-ne, baiklah." Jaejoong hanya tertunduk malu saat ingin membuka celananya. Junsu kembali sibuk dengan kamera yang ada di hadapannya, membiarkan Jaejoong membuka seluruh pakaiannya. Beberapa saat namja itu terlihat sudah menyelesaikan setting kameranya. Dan kini yang yang tampil di layar kamera itu adalah wajah Junsu yang menghalangi.

"Su-sudah Suie."

Junsu berbalik ke belakang dengan menggeser tubuhnya lebih ke samping. Kini yang ada di depan kamera adalah Jaejoong yang malu-malu dengan tubuh mulusnya yang tidak terhalangi benda apa pun, berdiri tepat di depan tempat tidur dan kamera. Kedua tangannya berusaha menutupi dada dan kejantanan mungilnya yang jelas terekspos. Dia sangat malu jika Yunnie hyungnya melihat videonya yang telanjang seperti ini. Junsu mendatangi Jaejoong dan menarik kedua tangan itu agar tidak menutupi tubuh indahnya. Gemas juga melihat Jaejoong yang malu-malu seperti ini.

"Jangan ditutup Joongie, Yunho hyung akan melihat apa kalau kau tutupi begitu."

"Tapi Joongie malu~" suara Jaejoong jadi terdengar mencicit. Kedua pipinya kini sudah kelawat merah saking malunya.

"Anggap saja Yunho hyung tidak akan melihat ne. Cha, jangan malu lagi. Sekarang kau berbaring di ranjang."

Jaejoong kali ini hanya sanggup menurut agar semua bisa cepat selesai. Kakinya melangkah pelan menuju ranjangnya, duduk disana dengan kepala yang menyandar pada kepala ranjang. Junsu kembali mengutak-atik kameranya dan kini sangat jelas tubuh Jaejoong dari kaki hingga kepala, karena kamera tersebut tepat di hadapan Jaejoong.

"Terus Joongie harus apa sekarang?"

"Eumm… buka kakimu lebar-lebar."

Jaejoong segera melakukan apa yang Junsu perintahkan. Kakinya kini terbuka lebar. Rasa malu itu sudah tidak ia rasakan lagi. Bahkan untuk mempertontonkan kejantanannya yang masih lemas dan hole merah mudanya yang belum pernah tersentuh itu ia hanya memasang wajah polos menghadap Junsu, menunggu perintah selanjutnya dari namja imut itu.

"Lalu sekarang apa lagi?"

"Pasang wajah menggoda lalu sentuh tubuhmu dengan sensual."

"Wajah menggoda itu bagaimana? Sensual itu seperti apa? Joongie gak ngerti caranya yang seperti itu."

"Biar aku contohkan ya." Junsu mulai memasang wajah menggoda yang ia maksud, mata sayu yang memancarkan nafsu dengan bibir bawahnya yang ia gigit. Kedua tangannya bergerak menggerayangi tubuhnya sendiri. Dengan perlahan tangannya mengelus dengan lembut tiap titik-titik sensitif tubuhnya, dari leher, dada, hingga kini sebelah tangannya sudah berada pada selatan tubuhnya, mulai meremas kejantanannya sendiri dengan pelan. Desahannya mulai terdengar karena tanpa sadar ia jadi menikmati service yang ia buat sendiri.

"Su-Suie? Suie kenapa?" tanya Jaejoong takut-takut karena suara desahan Junsu yang makin nyaring terdengar. Namja cantik itu belum pernah mendengar seseorang mengeluarkan suara-suara yang menurutnya aneh seperti tadi. Sontak Junsu segera melepas sentuhan tangan pada tubuhnya dan menebar cengiran polosnya karena malah terbawa suasana.

"Ehehe, mianhae. Sekarang lakukan seperti yang aku lakukan tadi. Setelah kau meremas kejantananmu berbaliklah lalu tunjukkan holemu di depan kamera. Ucapkan kata-kata menggoda yang isinya kau ingin dimasuki Yunho hyung. Mengerti?"

"Ne, Joongie mengerti." ucap Jaejoong dengan lantang. Entah apa ia benar-benar mengerti atau tidak, tapi namja itu terlihat begitu semangat karena ini saatnya ia menggoda Yunho.

Jaejoong terlihat mengerjapkan matanya sebentar, lalu menutup kedua kelopak matanya. Sebelah tangannya mulai terangkat mengelus lembut pipi putihnya yang mulai merona, lalu menuju cherry lipsnya yang sedikit terbuka, mengelusnya dengan sensual. Tanpa sadar lidahnya terulur keluar menjilat beberapa bagian jarinya yang melewati belahan bibir. Tidak puas dengan menjilat, kini jari-jari itu mulai masuk satu per satu dalam mulutnya, mengisap ketiga jarinya dengan perlahan. Sebelah tangannya yang lain ikut bergerak membelai tubuh bagian bawahnya, mengelus-elus paha dalamnya yang terbuka lebar. Namja satu itu terlihat begitu menikmati kegiatan yang baru pertama kali ia lakukan itu.

Beberapa saat setelahnya mata indah Jaejoong kembali terbuka, namun dengan kilat berbeda dari sebelumnya. Persis seperti apa yang Junsu contohkan tadi, tatapan sayu yang menggoda. Bertepatan dengan itu ketiga jarinya keluar dari mulut Jaejoong dengan lumuran saliva yang begitu banyak, lalu bergerak ke bawah, mengelus leher hingga dadanya, meninggalkan jejak saliva dari ketiga jarinya. Tangan itu terus memutari dadanya yang terbentuk cukup besar jika dibandingkan ukuran dada namja lain, dan tanpa sadar salah satu jarinya menyentuh nipplenya, membuatnya tiba-tiba berhenti karena baru saja merasakan sesuatu yang terasa nikmat. Dan tanpa pikir lagi namja itu memilin nipplenya dengan lembut dengan sebelah tangan lain yang mulai merambat menuju kejantanannya yang mulai menegang. Desahan halus yang tadi terdengar mulai semakin keras dan menggoda saat Jaejoong benar-benar telah menikmati kegiatannya, merangsang dirinya sendiri.

Sebelah tangannya terus bergantian meremas dadanya sambil memilin nipplenya bergantian dari kiri dan kanan, dan sebelahnya lagi terus mengocok kejantanannya yang sudah benar-benar menegang. Kepalanya tiba-tiba terasa pusing saat ada sesuatu yang ingin keluar dari kejantanannya, bahkan lubang analnya terasa berkedut. Ia tidak mengerti, tapi Jaejoong merasa ingin sekali seseorang menyentuh holenya, memasukkan sesuatu ke dalam sana agar holenya berhenti berkedut.

"Psstt… Joongie, berbaliklah jadi tengkurap, lalu menungging."

Junsu berbisik pelan mengingatkan Jaejoong dengan rencana yang sudah ia susun. Dan untungnya Jaejoong masih bisa mendengar bisikan Junsu. Namja itu mulai bergerak dari posisinya, berusaha tengkurap lalu menungging dengan tangan yang masih tidak mau melepaskan pekerjaannya.

Jaejoong malah makin belingsatan dengan posisi seperti ini. Bokongnya yang mengacung bebas ke atas membuat holenya semakin gatal ingin dimasuki. Desahan makin keras terdengar seiring dengan kegiatan kedua tangannya yang makin intens merangsang tubuhnya sendiri.

"Joongie… katakan sesuatu agar Yunho hyung mau memasuki holemu, seperti… ah seperti apa ya? Pikirkan sendiri saja." bisik Junsu tidak jelas. Mau menerangkan tapi pikirannya sudah terlanjur tidak fokus karena sedari tadi memperhatikan apa yang Jaejoong lakukan tanpa berkedip. Bahkan ia yang uke tulen saja jadi bernafsu melihat Jaejoong yang sedang berusaha memuaskan tubuhnya sendiri. Melihat tubuh mulus Jaejoong dengan keringat yang mulai membanjiri dan kedutan dari hole merah muda yang bisa dengan jelas ia lihat itu membuat kejantanannya semakin lama semakin mengeras. Kalau tidak ingat Jaejoong adalah sepupu sekaligus sahabatnya, pasti namja imut itu sudah alih posisi menjadi seme Jaejoong saat ini juga karena benar-benar sudah bernafsu.

Jaejoong kembali mendengarkan apa yang Junsu katakan. Kepalanya menoleh ke arah kamera dengan tangan yang tadi mengerjai dadanya kini beralih meremas bokongnya. Tatapannya makin sayu, sangat menggoda tapi terlihat seperti menginginkan sesuatu. Jaejoong menstabilkan nafasnya terlebih dahulu sebelum mulai berbicara.

"Yunnie hyung~ apa Joongiehh… uuhhh… sudah terlihat menggoda sekarang? Apa Yunnie hyung suka?"

"Tidak tahu kenapa enghh… hole Joongiehh jadi terasa gatal dan berkedut, rasanya seperti ingin aahhh… ingin dimasuki sesuatu. Kata Suie kejantanan Yunniehh hyung akan dimasukkan ke dalam aahhh… sini nanti. Jadi apa aahhh… hahh… apa Yunnie hyung mau memasukkan kesini? Joongie ingin sekali dimasuk—aakkkhhhh…"

"Yunnie hyung, Joongie jadi tidak sengaja pipis. Hikss… bagaimana ini Suie, Joongie bisa dimarahi eomma kalau pipis di kasur, hikss…"

Tiba-tiba namja cantik itu menangis saat setelah mencapai klimaksnya, yang ia pikir adalah pipis. Tubuhnya terbaring lemas dengan air mata yang terus keluar, takut karena akan dimarahi eommanya dan takut kalau videonya dilihat Yunho dan membuat namja tampan itu jadi tidak tertarik padanya karena pipis sembarangan.

Junsu yang merasa namanya dipanggil segera tersadar dari kegiatannya. Memangnya namja imut satu itu sedang melakukan apa? Ternyata karena tidak tahan dengan tubuh Jaejoong yang terlalu menggoda, ditambah kejantanannya yang sudah berdiri tegak, ia memutuskan bermain solo di pojok ruangan, agar suara desahannya tidak mengganggu rekaman Jaejoong, dan agar tidak mendengar desahan sexy dari Jaejoong juga sebenarnya. Bisa-bisa ia kalap kalau terus-terusan mendengar desahan Jaejoong. Junsu merapikan celananya lalu berjalan terburu-buru karena mendengar isakan Jaejoong yang semakin keras. Ia sendiri bingung kenapa sepupunya itu bisa menangis seperti sekarang. Didekatinya tubuh lemas Jaejoong, mengusap kepala namja itu dengan lembut.

"Joongie kenapa? Kenapa jadi menangis? Memangnya ada apa?"

"Hikss… i-itu Suie… Joongie tadi tidak sengaja pipis saat mengucapkan sesuatu ke kamera, soalnya hikss… Joongie sudah tidak tahan mau keluar. Hikss… bagaimana ini Suie? Nanti Yunnie hyung jadi hikss… jadi tidak suka dengan Joongie karena Joongie pipis sembarangan."

Junsu meraih tangan Jaejoong yang tadi bermain dengan kejantanannya. Cairan putih dengan bau khas mengotori telapak tangan Jaejoong. Ia tahu betul cairan apa itu. Hampir ia tertawa karena masih ada orang yang lebih tidak mengerti dengan cairan apa yang Jaejoong keluarkan tadi, bahkan Jaejoong jauh lebih polos karena sampai-sampai menangis seperti ini.

"Joongie… lihatlah tanganmu. Lihat cairannya warna putih, bukannya bening. Ini namanya sperma. Cairan ini keluar kalau kau merangsang tubuhmu seperti tadi. Jadi ini bukan karena kau pipis, tapi karena klimaks." Junsu menjelaskan dengan sabar apa yang barusan sepupunya itu alami. Jaejoong jadi terdiam, berhenti dari tangisnya lalu menatap telapak tangannya yang belepotan spermanya sendiri.

"Jadi Joongie bukan pipis ya tadi?" tanya Jaejoong kembali. Junsu hanya menganggukkan kepala menanggapinya, membuat Jaejoong ikut mengangguk mengerti.

"Tapi Suie, apa tidak apa-apa Joongie keluarnya di kasur? Kan kasurnya jadi kotor."

"Tidak apa-apa. Nanti juga saat kau melakukannya bersama Yunho hyung spermamu akan keluar di mulut Yunho hyung."

"Mwo? Kenapa begitu? Apa tidak kotor?"

"Entahlah. Kata Chunnie rasanya manis, jadi dia akan menelan cairanku kalau aku sudah klimaks, dan aku yakin Yunho hyung akan melakukan yang seperti itu juga. Ja, sekarang bersihkan tubuhmu dulu lalu pakai bajumu lagi, nanti videonya akan aku edit."

"Nde~"

Jaejoong beranjak dari tempatnya berbaring menuju kamar mandi yang ada di kamarnya, membersihkan tangan dan kejantanannya lalu memakai pakaiannya kembali. Sedangkan Junsu kembali mengutak-atik kameranya sebelum memasukkannya dalam tas. Ia bersiap pulang saat ini juga.

"Suie tidak menginap disini saja? Ini sudah terlalu malam. Suie tidur sama Joongie saja ya…" rayu namja cantik itu dengan puppy eyes andalannya. Kasihan juga kalau Junsu pulang selarut ini sendirian. Lagipula mereka berdua sudah lama sekali tidak tidur bersama semenjak Junsu mulai sibuk dengan tugas sekolah dan kekasihnya.

Junsu berpikir sejenak. Sebenarnya ia ingin cepat-cepat pulang dari tadi, ingin menuntaskan hasratnya di rumah saja. Tapi ini sudah terlalu larut dan ia tidak berani jika mengendarai mobil sendirian. Pada akhirnya namja itu hanya pasrah, lagipula nafsunya sudah mulai surut dan kejantanannya juga sudah mulai mengecil lagi.

"Baiklah, aku menginap disini."

Jaejoong segera memeluk sepupu sekaligus sahabatnya sejak kecil itu dengan kuat, senang rasanya tidur bersama Junsu lagi.

"Ayo Suie, kita bersihkan spreinya dulu lalu tidur. Joongie sudah mengantuk."

~####~

3 hari kemudian

"Joongie, ini video yang waktu itu, sudah selesai aku edit."

"Waahh…"

Pagi itu Junsu kembali datang ke kelas Jaejoong membawa kaset berisi video yang malam lalu mereka buat. Wajah Jaejoong terlihat berbinar karena videonya sudah selesai diedit, bertepatan karena 2 hari lagi adalah hari ulangtahun namja cantik itu yang ke-17.

"Ada 2 kaset. Kaset A isinya video asli yang tidak diedit, yang B yang sudah diedit. Jadi kaset yang harus kau berikan pada Yunho hyung yang B ya. Jangan sampai salah, bisa-bisa aku diamuk Yunho hyung karena mengajarimu seperti itu." Junsu menunjukkan 2 keping kaset yang terbungkus dalam kertas berwarna merah muda. Sudah ada tulisannya di setiap keping, A dan B. Setelah merasa Jaejoong sudah mengerti, kedua kaset itu kembali ia bungkus dan memasukkannya ke dalam kresek putih, lalu menyerahkannya kepada Jaejoong.

"Joongie mengerti. Nanti Joongie akan memberikan pada Yunnie hyung besok malam. Gomawo Suie~"

"Ndee. Ingat ya jangan sampai salah."

"Iya, Joongie tidak akan salah kok, Suie tenang saja."

"Baiklah, aku kembali ke kelas ya. Semoga rencananya berhasil Joongie, hihihi…" Junsu dan Jaejoong terkikik sebentar sebelum si namja imut pergi menuju kelasnya.

Jaejoong menyimpan kaset pemberian Junsu ke dalam tasnya, lalu mengeluarkan buku pelajaran, membacanya sebentar sebelum pelajaran dimulai. Walau Jaejoong adalah namja yang terkenal sangat polos, tapi ia tipe namja yang sangat rajin dan otaknya pun cukup cerdas.

~####~

Waktu istirahat makan siang

Kedua namja beda ukuran terlihat sedang asik menghabiskan waktu makan siang mereka di taman belakang sekolah. Yunho, namja yang lebih tinggi, kini sedang membuka mulutnya lebar, bersiap menerima suapan Jaejoong untuk yang kesekian kalinya. Sebelah tangannya merangkul pinggang Jaejoong yang duduk di sampingnya, membuat tubuh keduanya merapat tanpa celah. Sesekali namja cantik itu akan menyuapkan kimchi buatannya kepada Yunho lalu menyuapkan untuk dirinya. Dua namja itu terlihat sangat romantis. Jika ada orang yang melihat, pasti yang terlintas dalam pikiran mereka adalah dua orang itu sedang berpacaran sambil menghabiskan bekal makan siang bersama. Tapi pada kenyataannya sangat jauh. Bahkan keduanya tidak memiliki status yang jelas hingga sekarang.

"Eumm… Yunnie hyung, ingat tidak besok lusa hari apa?" tanya Jaejoong malu-malu. Dalam hatinya begitu tidak sabar mendengar jawaban menyenangkan dari Yunho.

"Uummm… hari apa ya?"

"Yunnie hyung lupa ya? Ayo ingat-ingat lagi."

"Baiklah, aku tahu. Hari minggu kan?" jawab Yunho sok polos. Sebenarnya ia tahu arah pembicaraan Jaejoong kemana, tapi sifat jahilnya entah kenapa tiba-tiba bangkit. Kepalanya menoleh ke samping kanan. Bibir cherry itu telah terpout kesal, membuatnya semakin ingin menjahili Jaejoong.

"Iisshh… bukan itu maksud Joongie, masa hyung tidak ingat sih."

"Memangnya salah ya? Ini kan hari Jumat, jadi lusa hari Minggu. Apanya yang salah?"

"Tapi bukan itu yang Joongie maksud."

"Lalu maksud Joongie apa hum? Beritahu Yunnie!"

"I-itu…" Jaejoong jadi gugup untuk mengatakannya, antara malu dan karena jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Setelah suapan terakhir tadi kedua tangan Yunho langsung melingkari pinggang Jaejoong dari samping, ditambah wajah tampan itu semakin mendekati wajahnya, hingga satu kecupan di pipi ia dapatkan. Sebenarnya sudah beberapa kali Yunho melakukan itu padanya, tapi rasanya selalu seperti ini, jantung yang berdetak cepat dengan pipinya yang menjadi sangat merah.

"Itu apa?"

"I-itu…eummm… itu… Yunnie hyung pikirkan sendiri saja nanti. Tapi saat besok lusa, malam sebelumnya Joongie mau menginap di rumah Yunnie hyung, Joongie mau tidur dengan Yunnie hyung. Boleh kan?"

"Tentu saja boleh." satu kecupan kembali Yunho layangkan pada tempat tadi. Jaejoong hanya tertunduk malu karena hari ini mendapat dua kecupan dari orang yang ia sayangi. Tanpa terasa bel tanda pelajaran kembali dimulai terdengar nyaring. Jaejoong segera melepaskan pelukan Yunho lalu membereskan kotak bekal mereka. Setelahnya kedua namja itu kembali ke kelas masing-masing.

~####~

"Pulpen Joongie kemana ya? Kok tidak ada? Masa hilang lagi sih?"

Jaejoong terus mencari-cari pulpen yang ia maksud dalam kotak pensilnya. Namun sudah dari tadi ia cari tapi tidak juga ia temukan. Pulpen itu adalah pulpen satu-satunya yang ia punya saat ini, ia lupa membelinya lagi. Dan sekarang saat ingin mengerjakan tugas dari seonsaengnim ia kehilangan pulpennya. Karena tidak menemukan di kotak pensil, laci meja, dan kolong meja dan kursinya juga tidak ada, sekarang namja cantik itu membongkar isi tasnya, mungkin saja terselip dalam tasnya. Semua buku ia keluarkan dengan tergesa, takut tugasnya nanti tidak selesai jika terlalu lama.

"Ah, ini dia. Untung tidak hilang." kata Jaejoong setelah berhasil menemukan pulpennya yang memang terselip dalam tas. Buku-buku yang tadi ia keluarkan kembali cepat-cepat ia masukan dengan sembarangan. Tangannya segera bergerak menuliskan soal-soal beserta jawabannya di atas buku tugas. Tidak sadar jika benda penting dan paling rahasia baginya terjatuh saat ia memasukkan kembali bukunya dalam tas.

~####~

"Joongie?"

Yunho baru saja kembali dari ruang guru setelah membantu Lee seonsaengnim membawakan buku-buku tugas teman-teman sekelasnya. Ia segera menuju kelas Jaejoong, takut jika namja yang sebenarnya sangat ia cintai itu menunggunya terlalu lama. Namun saat ia sampai di tempat tujuan, kelas itu sudah kosong, tidak ada lagi siapa pun disana. Biasanya jika Yunho terlambat datang, Jaejoong akan menunggunya di kelas. Tapi nyatanya meja dan kursi tempat selama ini Jaejoong duduk telah bersih dari benda apapun. Kening Yunho jadi berkerut bingung. Kemana Joongienya? Kenapa tidak menunggunya di kelas seperti biasa? Namun keheranannya tiba-tiba buyar setelah mendapat pesan singkat yang masuk ke ponselnya.

From: My Beauty Joongie

Yunnie hyung, maaf Joongie pulang duluan dan baru mengabari sekarang. Joongie pulang bersama Suie, ada pelajaran yang Joongie tidak mengerti dan Joongie meminta Suie mengajarkan Joongie di rumah Suie. Yunnie hyung pulang duluan saja yaa… ^^

Yunho hanya menghela nafas membaca pesan masuk dari Jaejoong. Meminta ajarkan Junsu pelajaran yang tidak ia mengerti? Bahkan Jaejoong lebih cerdas dari sepupunya itu, kenapa malah meminta ajari kepada Junsu. Padahal juga jika Jaejoong tidak mengerti pasti namja cantik itu meminta ajarkan pada Yunho, tidak pernah dengan orang lain, apalagi Junsu. Haahh… ketahuan sekali jika Jaejoong sedang berbohong dan merencanakan sesuatu bersama Junsu. Apa untuk ulangtahun Jaejoong? Entahlah, ia juga tidak mengerti jalan pikiran uke-uke macam Jaejoong dan Junsu. Yunho baru akan pergi dari kelas kosong itu saat matanya tidak sengaja menangkap sebuah benda berbungkus kresek putih yang tergeletak di bawah meja Jaejoong.

'Benda apa itu? Apa milik Joongie?'

Yunho berjalan ke arah meja Jaejoong lalu memungut benda yang membuatnya penasaran. Matanya menelusuri benda gepeng yang terbungkus kertas merah muda dalam kresek itu. Di sudut kertas tertulis nama Kim Jaejoong, dan ia tahu itu tulisan Jaejoong. Dalam pikirannya mungkin saja benda itu memang milik Jaejoong yang tertinggal, jadi akhirnya ia membawa benda itu dan akan memberikannya pada Jaejoong besok di sekolah. Setelah memasukkanya dalam tas, Yunho berjalan keluar kelas, menuju parkiran lalu pulang sekarang juga. Otak dan tubuhnya benar-benar lelah saat ini, ia ingin istirahat sekarang juga.

Jadi apa sebenarnya yang Yunho ambil tadi? Dan apa yang akan Yunho setelah melihat 'isi' dari benda yang ia ambil? Silahkan tunggu di chapter berikutnya…

~TBC~

Aku kembali dengan ff yang isinya desahan~ #plakk XD

Setelah sekian lama tidak menulis desahan, ternyata masih cukup lancar juga menulisnya :3

Untuk ff ini aku ga buat terlalu panjang, cukup 2 chapter, jadi chapter depan sudah tamat :D ff ini aku persembahkan untuk reader SMYL yang merasa kurang dengan moment YunJea, tapi sepertinya ga ada nyambungnya sama sekali sama ff itu, eheheh :D

Cha, cukup sampai disini. Kita bertemu lagi di chapter selanjutnya 'o')/