Pandora Hearts

Jun Mochizuki

Glases Prince

Risa-Alice Vessalius

Warning (s)

OOC, AU, Gaje, GilXAlice

Chapter 1

Siang yang indah di Pandora Gakuen, namun berbeda dengan pemuda yang satu ini, hari-harinya seperti sebuah neraka untuknya. Yah, kalau siang seperti ini, anggota Pandora Gakuen sudah selesai dari pembelajaran mereka, tapi pemuda ini hanya mengasyikkan dirinya untuk membaca buku di sudut salah satu gedung aula. Dia hanya asyik dengan dunianya sendiri.

"Gill!" seorang pemuda berambut emas mendekatinya, dia yang menyadari kedatangan tamu merepotkan itu, langsung segera beranjak dari tempatnya bersantai. Tapi, pemuda berambut emas yang bernama Oz Vessalius itu, langsung menarik kerah bajunya yang panjang, "Eits, jangan kabur dulu, Gil. Kau itu selalu saja kabur jikalau melihat orang lain." Cegah Oz.

"Apa maumu, Oz!" Tanya pemuda berambut hitam itu dengan sedikit bentakan. Oz hanya bingung melihat sahabatnya yang selalu memilih untuk menyendiri itu. Dengan semangat '45', dia kemudian mengacak-acak rambut orang yang selalu disapanya Gil itu. Gilbert Nightray.

"O –Oz!" omel Gilbert. Segera Gilbert merapikan baju dan rambutnya yang berantakan gara-gara Oz itu, "Ada apa kau kemari, Oz?" Tanya Gilbert dengan nada yang sangat menyerah. Dirapikannya letak kacamatanya dan, segera Gilbert kembali membaca buku yang entah apa judulnya itu.

"Aku mau bersandar sama Gil!" seru Oz semangat. Gilbert yang sangat tertutup itu langsung mengambil jarak dari Oz, tapi lagi-lagi hal itu dicegah oleh Oz, "Gil! Biarkan aku bersandar di punggungmu! Pelit benget, sih!" protes Oz. Oz langsung bersandar di punggung sahabatnya dengan nyaman dan santai.

"Eh, Gil.." Oz angkat bicara, sesaat tadi keheningan menimpa mereka, "Alice.." lanjut Oz, Gilbert langsung mengarahkan mata gold –ennya pada objek yang di katakan oleh Oz. Dan yang Gilbert tangkap adalah sosok anak perempuan yang sedang bermain dengan anak seusianya. Rambut coklatnya melambai-lambai karena tertiup oleh angin musim, serta bola matanya yang bak Kristal indah yang berwarna violet cerah. Sangat menawan di mata Gilbert.

"Hei, Gil, kapan kau katakan perasaanmu ke Alice?" bisik Oz. Gilbert saat itu hanya terus memandang ke objek pandangannya. "Hei, Gil?" lagi-lagi Oz berbisik, tapi kali ini bisikannya memakai volume yang cukup keras. Dan Gilbert saat itu masih terbawa ke alam lamunannya tentang Alice Baskerville.

Oz yang tidak suka kalau dirinya diabaikan segera menarik nafas, dan….

"GILLL! KAPAN KAU KATAKAN PERASAANMU KE ALICEEEEE!" Tanya Oz dengan volume yang mencapai angka tertinggi. Gilbert yang saat itu sedang asyik melamun tentunya dibuat kaget dan panik.

"GYAAAAA! APA! APA YANG TERJADIIII!" bukan jawaban yang Gilbert berikan, tapi Gilbert malahan memberi Oz pertanyaan, "ADA APA DENGAN PERASAANKU!" Tanya Gilbert dengan kepanikan yang melanda dirinya.

"KAU TIDAK DENGAR, GIL! AKU TANYA, KAPAN KAU UNGKAPKAN PERASAANMU KE PADA ALICE BASKERVILLE!" Oz lagi balas bertanya, tentunya dengan suara keras, sehingga terjadilah aksi saling teriak antara sahabat itu.

Sementara Itu…

"Ada apa, Alice?" seorang gadis berambut peach mendekati Alice yang dari tadi diam dan kebingungan. Gadis itu bernama Sharon Rainsworth. Orang yang sudah Alice anggap seperti kakak kandungnya sendiri.

"Rasanya ada yang menyebut namaku.." ujar Alice cukup tegang, "Sepertinya dari sekitar gedung Aula." Lanjut Alice. Alice yang penasaran segera mengarahkan pandangannya menuju gedung Aula yang menjadi pusat kebingungannya, "Akan aku pastikan, kak Sharon tunggu saja, ya?" dengan kecepatan yang bisa dibilang—err bukan wanita, Alice segera menuju gedung Aula, dan sampai dalam hitungan detik, tapi yang Alice tangkap hanyalah gedung Aula yang kosong tanpa keberadaan satu, 'pun anggota Pandora. Usaha yang sia-sia.

"Apa cuma perasaanku?" Alice menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tapi samar-samar Alice menangkap sebuah suara dari belakang gedung Aula, "Itu, dia!" seru Alice. Segera Alice menuju ke belakang gedung Aula (lagi)

Kita Lihat dua Sahabat yang akur itu…

"HEI, GIL! SAMPAI KAPAN KAU MAU MEMENDAM PERASAANMU SENDIRI! KAU MAU MATI MENDERITA, YA? KALAU ALICE NANTI MENJADI MILIK ORANG LAIN, TIDAK AKAN KUIZINKAN KAU MENDEKATI ADA!" teriak Oz. Posisi Gilbert dan Oz saat itu bisa dibilang tidak baik, karena pose mereka seperti seorang petinju.

"AKU JUGA TIDAK MAU MENDEKATI ADIKMU, TAHU! LAGIAN SIAPA YANG SUKA DENGANNYA, HAH!" Gilbert membalas dengan suara kencang. Saat itu, pakaian Gilbert dan Oz sudah kotor dan berubah warna kecoklatan. Itu dikarenakan oleh mereka sendiri. Mereka bertengkar di lantai yang sedang becek bekas hujan, ditambah dengan licinnya lantai itu.

"SUATU SAAT KAU AKAN SUKA PADANYA! ADA ITU AKRAB DENGANMU! MAKANYA, KACAMATAMU ITU KAU LEPAS SAJA! SUPAYA KAU LEBIH LAKU DI KALANGAN CEWEK!" dapat dilihat juga, wajah Gilbert dan Oz yang mulai kotor.

"SALAH! AKU CUMA SUKANYA DENGAN ALI—"

"Gilbert? Oz?" seseorang menghentikan perkelahian tidak penting mereka. Dan yang muncul dari balik tembok adalah Alice. "Apa yang kalian lakukan?" Tanya Alice sedikit takut-takut, "Kalian tidak bertengkar, 'kan?"

"Tidak apa-apa, kok! Kami cuma bercanda.." Oz tertawa renyah. Oz segera bangkit dari posisinya tadi. Saat dia bertengkar dengan Gilbert, sedangkan Gilbert hanya kembali memasang wajah yang cool dan membaca bukunya. Dia masih terduduk di lantai.

"Gilbert, Oz, kalian kotor sekali—bagaimana kalau kalian ke kamarku dulu? Biar aku bersihkan kotoran di baju kalian.." tawar Alice diiringi tawa, Oz dan Gilbert hanya mengangguk pertanda 'iya'. "Nah, ayo!" seru Alice sambil berlari kecil.

"Gil, ayo cepat katakan!" perintah Oz. Dia memberikan sahabatnya itu semangat dengan sebuah acungan jempol, "Mumpung sepi, nih!" lanjut Oz. Gilbert yang seperti pelayan bagi Oz hanya mengangguk.

"Akan aku coba!" Gilbert mengangkat tubuhnya, tangannya yang menganggur mencoba meraih sosok Alice Baskerville yang berlari kecil, "Alice, tunggu!" seru Gilbert. Gilbert segera mengejar Alice yang sempat menoleh ke padanya, "Ada yang mau kukatakan pada—"

BRUK!

"Kyaaa! Gilbert!

"Gil!" pekik Alice dan Oz begitu Gilbert terjatuh ke lantai. Lantai yang basah dan becek membuat Gilbert terpeleset dan terjatuh dengan entengnya. Cara jatuh Gilbert cukup unik, dengan wajah menghadap ke lantai alias mencium lantai. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Alice dan Oz khawatir. Gilbert yang merasa kehilangan harga diri langsung berdiri dengan sigap.

Gilbert segera menghapus kotoran yang menempel di wajah tampannya itu, dilihat juga wajah penyesalan darinya, 'Kenapa setiap aku mau mengungkapkan perasaanku, pasti yang kudapatkan hanyalah kesialan belaka?' omel Gilbert dalam hati. Iris gold—ennya masih terus memandang Alice yang dari tadi khawatir.

"Ada apa, Gilbert?" Tanya Alice. Alice sadar, bahwa dirinya dari tadi diperhatikan oleh pemuda bemata gold itu.

"Bukan apa-apa. Terima kasih atas pertolonganmu, Alice Baskerville." Gilbert merapatkan letak kacamatanya, namun hal itu membuat Oz ilfil akan kelakuan Gilbert yang cool pada setiap orang.

Selasa, 15 Desember xxxx

Saat ini adalah jam makan siang anggota Pandora Gakuen, namun dapat ditemukan lagi, sosok Gilbert Nightray yang makan menyendiri. Dari kejauhan, iris gold –ennya menusuk pemandangan di sekitarnya. Bola mata kegold –enannya yang berbeda jauh dengan bola mata orang lain itu, terhalang oleh lensa kacamata dan rambutnya yang sedikit acak. Sangat keren di mata author *Dihajar fans Gil*

"Gil~" Oz datang menghampiri Gilbert, "Makan bareng, yuk!" ajak Oz. Selain Oz, memang tidak ada orang lagi yang selalu mengajak Gilbert untuk makan bersama, dan bukan berarti Oz datang karena rasa kasihan, tetapi Oz memang memiliki kewajiban untuk selalu bersama Gilbert. Kewajiban sebagai seorang sahabat.

"Ada apa lagi?" Tanya Gilbert dingin. Tidak sedikit, 'pun Gilbert menyentuh makanannya, mulutnya hanya sibuk mengomel, bukannya mengunyah makanan di hadapannya itu. Jemari-jemarinya hanya terus bermain dengan garpu dan sendok makan.

"Gil? Kau kenapa? Aku punya salah, ya?" Tanya Oz dengan wajah innocent yang dibuatnya sendiri, sedangkan Gilbert yang merasa diberi pertanyaan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Yey, yey! Sesaat ku kira tadi itu semuanya adalah salahku! Tapi kanapa Gil tidak makan?" Tanya Oz (Lagi)

"Cih, wajahku harus kupasang di mana lagi, Oz? Tadi siang itu terlalu memalukan!" omel Gilbert dengan suara pelan. Dapat disimpulkan, Gilbert itu menjaga image –nya yang blak-blakan.

"Oh, iya! Di tambah lagi posisi jatuhmu yang memalukan, bagaimana lagi—um – wajahmu seperti mencium lantai yang becek, tahu! Kha.. kha.. kha.." Oz menembahkan derita Gilbert, dan sukses membuat tiga urat muncul di kening Gilbert.

Gilbert yang mulai kesal mengangkat dirinya dari tempatnya duduk, "Jangan menambahkan deritaku, Oz! Tadi siang itu terlalu memalukan! Bagaiman kalau Alice tidak mau berteman denganku karena hal itu! Bagaimana nasib perasa—"

"Kenapa? Aku masih mau, kok, temanan dengan Gilbert!" seseorang mendekati meja Gilbert, dan hal ini hanya disadari oleh Oz yang peka itu. *Dibantai fans Gil (lagi)*

"Bukan itu maksudku! Kanapa setiap aku mau mendekatinya, aku pasti akan si—" Gilbert membulatkan matanya, bola mata kegold –enannya mencari asal suara yang menurutnya bukan suara Oz itu. "K –kau? Alice Baskerville?" Tanya Gilbert tidak percaya begitu Alice berdiri di dekat mejanya.

"Siapa yang tidak ingin berteman dengan Gilbert? Gilbert itu, adalah orang yang lucu—ditambah lagi, Gilbert itu bukanlah orang culun dan berkutu buku yang seperti dikatakan orang.." jelas Alice, "Gilbert keren, kok, dengan kacamata, meski aku tidak tahu benar sosok Gilbert yang tanpa menggunakan kacamata.." lanjut Alice dengan penjelasan yang panjang lebar.

Gilbert saat itu tidak mampu menyembunyikan lagi wajahnya yang memerah karena ucapan Alice, dan dengan usaha keras, Gilbert mencoba angkat bicara, "K –kalau begitu, makanlah di meja sini." Ajak Gilbert dengan wajah yang sudah seperti tomat rebus. *PLAK!*

"Baiklah! Aku mau!" balas Alice senang. Alice kemudian menarik kursi yang terbuat dari kayu jati itu. Kursi yang berada di sebelah Gilbert, dan…

"Kh –KYAAAAAA!" Jerit Alice sekeras-kerasnya. Semua orang yang sedang asyik makan, langsung menghampiri Alice dengan penasaran, "U – ULARRRR!" lagi-lagi Alice menjerit dengan keras, dan setelah diperhatikan, ternyata ada seekor ular berukuran besar yang terdapat di kursi itu. Alice yang melihatnya baik-baik langsung jatuh pingsan.

"Oi, Gilbert! Apa tujuanmu menyuruh nona Alice duduk di sini! Kau mau membunuhnya!" bentak Elliot Nightray. Adik Gilbert sendiri. Dengan tanpa basa-basi, Elliot menarik kerah baju Gilbert dan memberi ancaman, "Kuberi tahu Gilbert, jangan pernah kau dekati nona Alice lagi! Camkan itu! Kalau tidak, kau akan dikuluarkan oleh ayah dari sekolah ini!" Elliot kemudian menjatuhkan Gilbert ke lantai dengan keras.

"Kh—" Gilbert hanya mendenguskan nafas, hal itu membuat orang-orang semakin kesal.

"Tu – tunggu Elliot, kau salah paham!" bela Oz, namun kali ini Elliot memasang tatapan dingin terhadap Oz yang juga terduduk di lantai, "Gil juga tidak tahu kalau ada seekor ular di sini."

"Aku tidak butuh pendapat dari keluarga Vessalius!" bentak Elliot. Tidak ada satu, 'pun orang yang bergeming di sana.

Sharon yang dari tadi terus mengkhawatirkan Alice, akhirnya mendekati Gilbert, "Gilbert Nightray, awas kalau kau menyentuh adikku lagi, akan kubunuh kau dengan harisen –ku!" Sharon memasang death glare ke pada Gilbert, seketika orang-orang yang berada di sana bergidik ketakutan.

Begitulah yang Gilbert terima. Puluhan cacian mengarah pada Gilbert yang terpojok saat itu. Ada yang mengatakan 'Culun, tidak tahu malu, atau apalah' yang jelas, Gilbert tidak dapat menyerap semua cacian dari mereka. Ejekan mereka terlalu banyak.

Gilbert menyipitkan matanya, dia kemudian berpikir akan satu hal, "Mungkin aku salah kalau mendekatinya." Pikir Gilbert.

To be continued..

Nya~ Fic gaje kedua dari Pandora Hearts~ *Lompat2*

Dan lagi-lagi multi chapter =="

Oke! Ada pertanyaan dari Risa. Ada gak yang bisa bayangin kalau Gilbert pakai kacamata? O.o

*Author mimisan*

Ok! Ok! Terlalu ganteng menurut Risa ! XD *Ngelap bekas mimisan* dan seperti biasa, Risa ngarapin reviews dari kalian semua .. (_ _) *Nunduk*

R ~ E ~ V ~ I ~ E ~ W ~S ~O.O~