Disclaimer : Tite Kubo (Berlaku untuk chapter berikutnya boleh g? Jadinya g usah nulis lagi)

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Langit yang biru terlukis di atas sana dengan gumpalan gumpalan awan putih yang terlihat begitu lembut. Seorang pemuda berjalan sendiri, mengadahkan kepalanya ke arah birunya langit itu. Mata coklat tuanya menerawang dan tidak memperhatikan jalan.

'BRUK'

"A--auch" rintih sebuah suara lembut sesaat setelah pemuda berambut orange yang tak lain dan tak bukan bernama Kurosaki Ichigo.

Pandangan mata kepala jeruk itu berpindah ke arah mahluk yang baru saja di tabraknya itu. Seorang gadis berambut coklat bergelombang duduk dihadapannya.

"Gomen, kau tak apa-apa?" tanya Ichigo sembari mengulurkan tangannya bermaksud membantu wanita itu berdiri.

"MATSUMOTO!!!" suara lantang itu membuat Ichigo mengalihkan pandangannya ke arah belakang. Di sana ia melihat seorang anak perempuan yang kelihatannya berusia 12 tahun. Rambut putih sebahu dengan beberapa jepit rambut warna biru terlihat begitu manis. Ditambah lagi blazer warna hitam dipadu dengan rok mini berwarna hijau yang menampakan keindahan kaki sang pemilik. (Kalau ada yang bingung dia adalah Hitsugaya). Ichigo yang melihat itu langsung memerah seperti kepiting rebus.

"Taichou-chan, aku tidak telat kan?" tanya wanita yang baru saja di tabrak oleh Ichigo itu dengan wajah sepolos mungkin, berharap tidak mendapat semburan pedas dari Hitsugaya yang tiap hari selalu di dapatnya.

"Telat! Kamu itu mau sampai kapan datang terlambat!? Pokoknya hari ini kau dapat hukuman membesihkan halaman!" perintah Hitsugaya lantang. Wajah cemberutnya (dalam pandangan Ichigo) semakin membuatnya semakin manis.

"Tapi Taichou, aku telat karena orang bodoh ini tidak melihat jalan" protes Rangiku kesal. Dikirimnya sebuah death glare ke arah Ichigo yang masih memandang ke arah Hitsugaya dengan wajah merah merona.

"Jangan salahkan orang lain atas ketelatanmu"

"Tapi Taichou..."

"Tidak ada tapi-tapian! Dan kau, apa yang kau lakukan disini?" tanya Hitsugaya ketus. Pandangannya beralih ke arah Ichigo yang masi mematung di tempatnya semula.

"Eh? A--aku? Entahlah, tidak ingat" jawab Ichigo gelagapan. Hitsugaya memandang bingung ke arah pemuda berambut kulit duren warna jeruk itu.

"Kau... hilang ingatan?" tanya Hitsugaya. Suaranya yang tadi ditekan kian melembut. Matsumoto mengangkat alisnya melihat Hitsugaya yang notabene adalah putri dari direktur sekolah sekaligus murid teladan yang selalu memasang wajah masam dapat berbicara dengan nada lembut kepada orang lain yang tidak dikenalnya.

"Begitulah, aku hanya ingat namaku" jawab Ichigo berusaha menunjukkan senyum terbaiknya. Hitsugaya perlahan berjalan ke arah Ichigo dan menepuk pelan pemuda itu.

"Bagaimana kalau kau sekolah di Seireitei gakuen? Sampai ingatan mu kembali" ucap Hitsugaya sambil tersenyum. Wajah Ichigo langsung merah semerah darah. Matsumoto jawdrop melihat pemandangan di depannya. Dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh direktur sekolah alias Ukitake.

"Bagaimana?" ucap Hitsugaya lagi memecah lamunan dua orang lainnya. Ichigo mengangguk perlahan dengan wajah yang masih merah.

"Baguslah, akan kubicarakan pada ayah soal kepindahan mu"

"Ta--taicho! Dia kan mencurigakan. Bagaimana kalau ternyata dia anggota dari Hueco Mundo?" ucap Matsumoto yang baru sadar dari lamunannya.

"Tenang saja..." jawab Hitsugaya singkat.
"Hueco Mundo?"

"Itu nama kelompok yang menyerang kota ini sejak puluhan tahun yang lalu. Pemimpin mereka adalah Aizen" jelas Hitsugaya.

"Maksudmu seperti monster?" tanya Ichigo bingung. Hitsugaya hanya tersenyum dan membuat Matsumoto makin bingung dengan apa yang tengah menduduki pikiran teman sekelasnya hingga berubah seperti itu.

"Tapi, kenapa kau percaya padaku?" tanya Ichigo lagi dengan pandangan bingung.

"Kare--"Kyaaa! Serangan lagi!" suara teriakan itu memotong ucapan Hitsugaya.

"Ap--apa!?"

"Dari arah lapangan" desis Hitsugaya. Ia berlari kebelakang gedung diikuti Matsumoto. Ichigo yang ditinggal sendiri di gerbang tak tahu harus melakukan apa. "Ku ikuti sajalah," ucapnya pada diri sendiri.

- - - - -

"Uagh!" Hitsugaya terlontar kebelakang dan mdmbentur dinding. Beberapa tetes darah keluar dari mulutnya yang mungil.

"Taichou-chan!" pekik Matsumoto penuh khawatir.

"Yerwe oz faura," desis sesosok mahluk yang memakai topeng mirip tengkorak. Terdengar nada mengejek dari ucapanya.

Ichigo yang baru saja sampai di lokasi terkejut dengan apa yang ada di hadapanya.

"Na--nani desu ka?"

"Kau! Cepat lari!" teriak Matsumoto. Tanpa pikir panjang Ichigo berlari ke arah Hitsugaya dan membawanya dengan tangan kanan. Setelah itu giliran Matsumoto yang dibawanya dengan tangan kiri.

"E, ei! Apa-apaan sih?" tanya Hitsugaya bingung, pandanganya masi sedikit kabur karena kejadian barusan.

"Dua bunga dalam dekapan lengan yang kekar."

"Matsumoto!"

"Ayolah Taichou-chan. Kau juga merasakan kehangatan ini kan?"

"Kh!"

"Udahlah, jangan banyak bicara. Kita harus pergi," ucap Ichigo memotong pembicaraan dua gadis dalam dekapan tangannya. Perlahan tubuh kedua gadis itu mulai bercahaya. Ichigo berhenti berlari dan memandang kebingungan.

Cahaya itu semakin kuat dan membutakan mata Ichigo maupun monster yang sedari tadi mengejar ketiganya.

Saat cahaya itu mulai memudar terbayang sosok dua orang di depan Ichigo.

- Di tempat dan waktu berbeda –

"PFT! HUAHAHAHAHAHA!" terdengar suara tawa dari dalam kantor divisi 1. Semua taichou dan fuku-taichou berkumpul disana. Ditambah dengan kehadiran seorang gadis berambut hitam panjang dan seosang pemuda berambut putih yang ujungnya hijau.

"Udah ah! Jangan ketawa." perintah Hitsugaya yang memalingkan wajahnya. Berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah merona.

"Ayolah taicho-chan. Kita nonton lagi yuk." ajak Matsumoto berusaha mengambil remote tv untuk menyalakan kotak kecil yang tadi menampilkan sosok Hitsugaya dalam wujud wanita.

Yap! Saat itu rapat para taichou diganti menjadi acara nonton bersama sebuah film yang belum lama selesai di garap. Film yang dibintangi oleh para shinigami dan di sutradarai oleh gadis bernama Mir yang memiliki asisten bernama Ayatane.

"Pokoknya aku nggak mau liat lagi!" pekik Hitsugaya dengan wajah yang mirip kepiting rebus.

"Padahal kan setelah ini bagian mu tampil sebagai heroine, Hi-tsu-chan." ucap gadis berambut hitam yang tak lain dan tak bukan adalah sang sutradara.

"Pokoknya jangan di liat!"

"Ayolah Hitsugaya-han..." rayu seekor rubah berambut perak. Dibelakangnya duduk Aizen yang menutup wajahnya dengan sebuah majalah remaja, berusaha menahan tawa.

"POKOKNYA ENGGAK!!!" teriak Hitsugaya frustasi. Dalam hitungan detik suhu ruangan turun.

"Hah, mau di nyalakan lagi atau tidak aku kan tidak lihat," keluh T"Permisi, kami bawa banyak makanan nih," ucap Tousen di sela-sela keributan untuk mengambil remote yang disita oleh Hitsugaya karena tidak ingin melihat lagi.

Ichigo dan Rukia yang baru saja memasuki ruangan sambil membawa berbagai macam cemilan. Melihat pintu yang terbuka Hitsugaya tanpa pikir panjang langsung berlari keluar membawa benda berharga.

"Tangkap Hitsugaya!" perintah Yamamoto. Dan langsung dipatuhi. Ichigo dan Rukia hanya memandang bingung di depan pintu.

"Kenapa sih?"

"Au ah! Siapin cemilan trus liat yuk Rukia." ucap Ichigo sembari menekan tombol on yang ada di tv. Mir hanya cekikikan sambil melirik ke arah dimana para shinigami tengah hilang mengejar Hitsugaya dan remotenya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Ruise : Arrend mulai lagi… kamu kan disuruh buat yang Child and Dead!!!
Ar : Gpp kan kak? Ar anak manis udah selesain kok yang disuruh kak Yuki (puppy eyes)
Yuki : Was yea ra chs hymmnoss mea… ween kappa… folten forlinder… um…
Princess : Gw masih g mudeng tuh bahasa
Ruise : Bagian emotion sound susah nyatuin biar nyambung antara lv. 1, lv.2 sama lv.3. Kodenya nyusahin…
Yuki : Hymmnos oz faura

Arrend: Senpai-senpai ada yang bias ngajarin Hymmnos language?
Ruise : Was yea erra… REVIEW GUYS!!!!