Disclaimer: Bleach Tite Kubo
Last Song Ruise Vein Cort (Yuki Brain)
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
"Ishida..." gadis itu berlari ke arahku. Mata violetnya dan rambut hitamnya terlihat begitu indah dimataku. Betapa manisnya.
"Rukia... ada apa?" tanyaku lembut. Ia tersenyum padaku, senyuman yg begitu indah.
"Hei, hari ini mau bermain denganku?", tanyanya dengan suara yang begitu lembut.
"Ah, boleh saja. Mau bermain apa?" aku memandangnya dengan seksama. Kedua tangannya terulur kearahku, memberikan sebuah harmonika tua berwarna hitam.
"Tolong iringi aku menyanyi ya?" rona merah tersirat di pipinya. Aku mengangguk kecil dan mengambil harmonika itu.
"Akh! Arigatou" ucapnya sambil terus menampakkan rona merah yang semakin terlihat jelas di kedua pipinya.
Ku mainkan harmonika itu dan suara nyanyianpun terdengar keluar dari sela-sela mulut mungilnya. Suara yang begitu lembut dan indah.
Rukia yang ku sukai, gadis yang sangat berharga bagiku... di sudut hatiku aku ingin dia ada disini. Menyanyi diiringin harmonica tua pemberiannya. Di padang bunga tempat kami bertemu.
Itu yang selalu ada di dalam pikiranku, tapi tidak untuk kenyataannya...
"... Rukia ..." bisikku lirih. Di depanku terdapat sebuah nisan yang bertuliskan 'Rukia Kuchiki'. Harusnya ini tidak terjadi kalau hari itu aku tidak mengajaknya. Kakiku terasa begitu berat untuk berdiri. Aku terduduk diatas tanah berdebu, pakaian putih yang ku kenakan kotor oleh debu. Butir-butir air mata jatuh membasahi pipi, menetes di atas tanah kering. Membuat embun di kacamataku.
Dia pergi... pergi bersama dengan hatiku... meninggalkan kenangan yang kini terasa begitu sakit di dada...
Cukup lama aku tenggelam dalam kesedihan atas kepergian dirimu. Senyuman yang dulu membuatku bahagia kini terasa begitu menusuk kalbu.
Tidak lagi ada suara tawamu yang membahana di taman ini, tidak ada lagi suara nyanyianmu yang selalu ku dengar. Aku hanya bisa bisu melihat sisa-sisa kebahagiaan sesaat yang sudah kau berikan.
Hanya ada satu tanya dalam pikirku…
"Harmonika ini… milik siapa?"
Pertanyaan yang aneh kan? Dapat kubayangkan bagaimana reaksimu kalau ku tanyakan hal itu. Tapi aku ingin tahu, dalam harmonica ini terukir nama seseorang 'Ichigo Kurosaki'.
Siapa? Dia siapa? Haha… bodohnya aku… aku memang bodoh…
"Haha… hahaha… ha… iks…" hujan mulai mengguyur bumi yang kering. Memberi kehidupan pada tanaman dan hewan, serta menyembunyikan air mataku…
"Kenapa kau menangis?" sapa seseorang. Ku lihat siapa… seorang pria berambut hitam panjang memayungiku menggunakan payung berwarna merah. Diatersenyum lembut ke arahku. Pria yang mengingatkanku akan senyum milik Rukia.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Ruise: (senyum kalem udara makin turun)
Rey: Ampun deh… Nona Yuki yang buat?
Ruise: Hn? Apa ada yang salah?
Rey: Nggak… tapi tolong jangan bikin cerita model tak jelas alurnya!
Ruise: Hum… liat nanti ya (senyum kalem)
Rey: Au ah! YANG JELAS INI PLOT KAN SAMA KAYAK PUNYAKU SAMA KUU!!!!
Ruise: Udah dibilang kan? Ini idenya dari sana…
Rey: …
Ruise: Udahlah… Ruina… tolong ya…
Ruina: Hum… gomen kalau pendek bangetdan kurang jelas. Ngetiknya lewat HP sih… itupun pake acara di oper ke Note Fb dulu.
Ruise: Huhu…
Ruina: Tapi… maksud dari disclaimer di atas apaan? Itukan nama panjang aku sama kak Rey…
Ruise: Huhu… kugunkana untuk nama panjangku juga
Rey: GW OGAH PUNYA SODARA KAYAK ELU! Mahkluk umur pendek1
Ruina: Kalau gitu aku juga ya?
Rey: Waaa… enggak kok…
Ruise: Baiklah… ini bias berlanjut bias tidak… tergantung pembaca yang menilai… ingin lanjut atau tidak
Ruise + Ruina + Rey: PLEASE REVIEW!
